NASA Mendeteksi Helium Di Atmosfer Bulan - Para ilmuwan memakai spektrometer Lyman Alpha Mapping Project (LAMP) yang ada di Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) milik NASA untuk melaksanakan pengamatan spektroskopi pertama kali dari gas helium murni yang ada di atmosfer bulan.
Pengamatan penginderaan jauh ini melengkapi data pengukuran in situ yang diambil pada tahun 1972 oleh Atmosphere Composition Experiment (LACE) yang diluncurkan melalui Apollo 17.
Meskipun dirancang untuk memetakan permukaan bulan, tim pemeriksaan LAMP memperluas penelitiannya untuk menguji emisi ultraviolet yang pada atmosfer tipis di atas permukaan bulan. Mereka mendeteksi helium selama lebih dari 50 orbit bulan. Karena helium juga ada di latar belakang antarplanet, beberapa teknik diterapkan untuk menghilangkan bantuan sinyal dari helium yang berada di latar belakang tersebut, sehingga sanggup memilih jumlah orisinil helium yang ada di Bulan. Penelitian ini dipublikasikan pada tahun 2012 di Geophysical Research Letters.
“Pertanyaannya kini adalah, apakah helium berasal dari dalam Bulan? Apakah helium tersebut berasal dari peluruhan radioaktif pada kerikil yang ada di bulan, atau dari sumber luar, ibarat angin matahari?” kata Dr Alan Stern, peneliti utama LAMP dan associate vice president dari Space Science and Engineering Division di Southwest Research Institute, Boulder, Colorado.
Ilustrasi pengamatan yang dilakukan oleh pesawat ruang angkasa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). (Credit: NASA Goddard Space Flight Center) |
“Apabila kami menemukan bahwa angin matahari yang bertanggung jawab, maka hal tersebut sanggup mengajarkan kita banyak hal wacana bagaimana proses yang sama bekerja pada objek tanpa udara lainnya,” kata Stern.
Jika pengamatan pesawat ruang angkasa tidak mengatakan korelasi tersebut, maka peluruhan radioaktif atau proses internal bulanlah yang menghasilkan helium yang berdifusi dari bab interior bulan ataupun helium yang dilepaskan selama terjadi gempa di bulan.
“Dengan pandangan global yang dimiliki LAMP ketika bergerak melintasi Bulan, di masa yang akan tiba kita akan berada di posisi yang lebih elok untuk memilih sumber mayoritas dari helium yang ada di bulan,” kata Stern.
Hal lain yang perlu diperhatikan untuk penelitian di masa depan yaitu mengenai kelimpahan helium tersebut. Pengukuran yang dilakukan LACE dari tahun 1970-an mengatakan peningkatan kelimpahan helium pada ketika malam berlangsung. Hal tersebut kemungkinan terjadi alasannya yaitu pendinginan atmosfer, dimana atom akan terkonsentrasi di dataran rendah bulan. Lebih lanjut, LAMP akan melaksanakan pengukuran tersebut dengan menilik bagaimana variasi kelimpahan helium bekerjasama dengan ketinggian permukaan bulan.
Selama masa pengamatan, LACE juga mendeteksi gas argon murni di permukaan bulan. Meskipun tidak begitu terlihat terang pada spektograf, LAMP juga akan berusaha mencari argon dan gas lainnya selama pengamatan selanjutnya.
“Pengukuran yang luar biasa ini sanggup terjadi alasannya yaitu operasi fleksibel dari LRO yang mempunyai misi sains, sehingga kita kini sanggup memahami Bulan dengan cara yang tidak dibutuhkan sebelumnya,” kata Richard Vondrak, peneliti pada proyek LRO di NASA Goddard Space Flight Center, Greenbelt, Md
NASA Goddard membuatkan dan mengelola misi LRO. Misi Sains yang ketika ini sedang dilakukan oleh LRO diimplementasikan untuk Science Mission Directorate, NASA. Exploration Systems Mission Directorate mendanai proyek LRO pada satu tahun pertama misi eksplorasi pada September 2010.
Referensi Jurnal :
S. A. Stern, K. D. Retherford, C. C. C. Tsang, P. D. Feldman, W. Pryor, G. R. Gladstone. Lunar atmospheric helium detections by the LAMP UV spectrograph on the Lunar Reconnaissance Orbiter. Geophysical Research Letters, 2012; 39 (12) DOI: 10.1029/2012GL051797.
Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang menurut bahan yang disediakan oleh NASA/Goddard Space Flight Center via Science Daily (15 Agustus 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment