Tuesday, November 26, 2019

Pintar Pelajaran Para Ilmuwan Berhasil Menghilangkan Kemampuan Kulit Untuk Mencicipi Dingin


Ahli saraf dari USC telah berhasil memahami terjadinya sensasi masbodoh pada tingkat sel. Mereka mengidentifikasi jaringan neuron sensorik di kulit yang mengatur sensasi dingin. David McKemy, profesor neurobiologi di USC Dornsife College of Letters, Arts and Sciences dan timnya berhasil mematikan secara selektif kemampuan untuk mencicipi masbodoh pada tikus, namun tikus tersebut masih sanggup mencicipi panas dan sentuhan.

Pada penelitian sebelumnya, McKemy menemukan korelasi antara rasa masbodoh dan protein yang dikenal sebagai TRPM8, yang merupakan sensor suhu masbodoh di neuron kulit, serta reseptor untuk rasa mentol. Sekarang, pada makalah yang muncul di Journal of Neuroscience pada tanggal 13 Februari, McKemy dan rekan-rekan penelitinya telah berhasil mengisolasi neuron yang mengekspresikan TRPM8, sehingga fungsinya secara khusus sanggup diuji.
 Ahli saraf dari USC telah berhasil memahami terjadinya sensasi masbodoh pada tingkat sel Pintar Pelajaran Para Ilmuwan Berhasil Menghilangkan Kemampuan Kulit Untuk Merasakan Dingin
Goose bumps atau tonjolan kecil pada kulit akhir merinding sehingga menciptakan rambut pada pori-pori kulit berdiri. Hal ini menyebabkan lapisan lemak persis di bawah kulit sebagai membentuk lapisan insulasi untuk mencegah kehilangan panas. (Credit: © Oleksii Sergieiev / Fotolia)
Dengan memakai agenda mouse-tracking yang dikembangkan oleh salah satu mahasiswa McKemy, para peneliti menguji tikus kontrol dan tikus tanpa neuron TRPM8 pada permukaan yang sanggup diatur suhunya. Suhu permukaan berkisar antara 0 derajat hingga 50 derajat Celsius (32 hingga 122 derajat Fahrenheit).

Para peneliti menemukan bahwa tikus yang kehilangan TRPM8 tidak bisa mencicipi dingin, tapi masih bisa menanggapi panas. Tikus kontrol cenderung berada pada tempat dengan suhu sekitar 30 derajat Celcius (86 derajat Fahrenheit) dan menghindari kedua tempat masbodoh dan panas. Tapi, tikus tanpa TRPM8 hanya menghindari permukaan yang panas.

Pada tes kekuatan genggaman tangan, respon terhadap sentuhan, atau gerakan terkoordinasi, menyerupai menyeimbangkan tubuh diatas tongkat yang berputar, tidak ada perbedaan antara tikus kontrol dan tikus tanpa TRPM8.

Dengan lebih memahami cara-cara tertentu di mana kita mencicipi sensasi, para ilmuwan berharap suatu hari sanggup menyebarkan pengobatan yang bisa mengurangi rasa nyeri, namun tidak menghilangkan semua kemampuan pasien untuk melaksanakan respon sensorik.

"Masalah dengan obat anti nyeri kini adalah, obat tersebut biasanya hanya mengurangi peradangan, yang merupakan salah satu penyebab utama nyeri, atau obat tersebut justru menghilangkan semua kemampuan pasien untuk melaksanakan respon sensorik dan tidak bisa hanya menghilangkan secara sementara terhadap respon sensorik yang ditarget" kata McKemy. "Salah satu tujuan kami yaitu untuk membuka pengembangan bagi obat-obat yang sanggup mengatasi rasa sakit secara langsung, akan tetapi tidak menyebabkan pasien benar-benar mati rasa."

Artikel ini merupakan terjemahan dari bahan yang disediakan oleh University of Southern California via Science Daily (12 Februari 2013). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment