Partikel Penyusun Atom Yang Bermuatan Positif, Negatif dan Netral - Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, penelitian mengenai atom menunjukkan perkembangan yang lebih maju dan terarah. Hasil penelitian terbaru menyatakan bahwa suatu atom ternyata tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil, yaitu proton, neutron, dan elektron. Apakah perbedaan antara proton, neutron, dan elektron?
Elektron mengelilingi inti atom. Inti atom terdiri atas neutron dan proton. |
a. Elektron
Penemuan elektron berawal dari pembuatan tabung sinar katode oleh J. Plucker. Tabung sinar katode menjadi lebih berarti sesudah J.J. Thomson mempelajari sinar katode yang dihasilkan tabung. Thomson melaporkan data penelitiannya sebagai berikut.
- Sinar katode merambat dalam suatu garis lurus, kecuali kalau dikenai gaya dari luar.
- Sinar katode tertarik ke arah lempeng bermuatan positif.
- Sinar ini terdiri atas partikel-partikel dengan massa tertentu.
- Sifat sinar katode ialah sama, tidak bergantung pada materi dan zat yang ada dalam tabung.
Berdasarkan data-data tersebut, Thomson menyimpulkan hal-hal berikut.
- Sinar katode bermuatan negatif.
- Angka banding muatan terhadap massa (e : m) untuk sinar katode yaitu 1,7588 × 108 C/g.
- Partikel sinar katode ialah partikel dasar yang ada dalam setiap materi.
Partikel sinar katode itu diberi nama elektron. Elektron merupakan salah satu partikel dasar penyusun atom. Pada 1913, spesialis fisika Amerika Robert A. Millikan melaksanakan percobaan semoga sanggup mengetahui muatan elektron. Ia meneliti naik turunnya butir-butir minyak di dalam medan listrik sehingga karenanya sanggup memilih muatan mutlak untuk elekton (e) yaitu sebesar 1,6022 × 10–19 coulomb. Untuk lebih memudahkan, muatan listrik untuk elektron diberi nilai relatif negatif satu (–1). Dengan ditemukannya muatan mutlak untuk elektron maka massa elektron sanggup dihitung yaitu sebesar 9,1096 × 10–28 g.
b. Proton
Pada 1886, Eugen Goldstein mempelajari arah sinar pada sebuah tabung sinar katode. Goldstein melubangi katode dalam tabung sinar katode, kemudian mengamati sinar yang terdeteksi di balik katode tersebut. Ternyata, kalau elektron berkecepatan tinggi bergerak dari katode ke anode, elektron akan menumbuk partikel gas dalam tabung membentuk partikel positif yang bergerak ke katode. Bahkan, sebagian keluar melalui lubang katode. Berdasarkan hal ini, ia menyimpulkan perbedaan antara angka banding
(e : m) untuk partikel positif dan elektron. Menurut Goldstein, angka banding
(e : m) untuk partikel positif berbeda kalau gas dalam tabung berbeda,
sedangkan untuk elektron tetap tidak bergantung pada jenis gas dalam tabung. Kemudian, nilai angka banding (e : m) partikel positif jauh lebih kecil daripada elektron. Dengan demikian, sanggup disimpulkan bahwa massa ion positif jauh lebih besar daripada massa elektron.
Ion hidrogen merupakan partikel positif yang paling ringan. Harga e : m ion hidrogen sebesar 9,5791 × 104 C/g. Partikel ion hidrogen ini dinyatakan sebagai partikel dasar atom yang besar muatannya sama dengan muatan elektron tetapi berlawanan tanda. Dengan demikian, massa ion hidrogen sanggup dihitung sebesar 1,6726 × 10–24 g atau sekitar 1.837 kali massa elektron. Ion hidrogen ini disebut proton.
c. Neutron
Pada 1932, J. Chadwick menemukan partikel dasar ketiga yang terletak dalam inti dan tidak bermuatan, partikel tersebut dikenal dengan nama neutron. Dengan ditemukannya partikel neutron, terdapat tiga partikel dasar atom, yakni elektron, proton, dan neutron. Proton dan neutron terletak di dalam inti, sedangkan elektron beredar mengelilingi inti.
Tabel 1. Partikel Dasar Penyusun Atom [1]
Tabel 1. Partikel Dasar Penyusun Atom [1]
Partikel | Lambang | Penemu | Massa (sma) | Massa (gram) | Muatan eksak (Coloumb) | Muatan relatif (sme) |
Elektron | e | J.J. Thomson | 0,00055 | 9,1100 × 10–28 | –1,6 × 10-19 | –1 |
Proton | p | Goldstein | 1,00728 | 1,6726 + 10–24 | +1,6 × 10-19 | +1 |
Neutron | n | Chadwick | 1,00866 | 1,6750 × 10–24 | 0 | 0 |
Anda kini sudah mengetahui Partikel Atom. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Rahayu, I. 2009. Mudah Belajar Kimia, Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p 210.
Referensi Lainnya :
[1] Permana, I. 2009. Memahami Kimia 1 : SMA/MA untuk Kelas Semester 1 dan 2. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 175.
Referensi Lainnya :
[1] Permana, I. 2009. Memahami Kimia 1 : SMA/MA untuk Kelas Semester 1 dan 2. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 175.
No comments:
Post a Comment