Sunday, November 10, 2019

Pintar Pelajaran Partikel Plastik Mempunyai Dampak Jelek Bagi Organisme Laut

Partikel Plastik Memiliki Efek Buruk Bagi Organisme Laut - Nanopartikel plastik dalam air maritim sanggup mempunyai imbas jelek pada organisme laut. Partikel berukuran sekitar sepersejuta tiga puluh millimeter itu tak terlihat dengan mata telanjang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dan mahasiswa di Wageningen University dan IMARES, kerang yang telah terkena partikel tersebut makan lebih sedikit, sehingga mengalami pertumbuhan yang kurang baik. Penelitian mereka terbit dalam edisi terbaru jurnal Environmental Toxicology and Chemistry.

Keberadaan ‘sup plastik’ di lautan dianggap sebagai duduk perkara besar. Partikel plastik kecil memasuki maritim dikala sampah plastik terurai. Partikel tersebut kemungkinan berasal dari produk kosmetik dan dari pakaian yang di cuci, lalu memasuki sistem pembuangan limbah dan air permukaan yang pada balasannya mencapai laut.

Uni Eropa dan pemerintah Belanda telah menyadari duduk perkara tersebut dan perlu adanya tindakan untuk memantau keberadaan plastik di maritim untuk mempelajari lebih lanjut wacana konsentrasinya dan imbas dari plastik mikro dan nanopartikel pada lingkungan maritim di masa yang akan datang. Sangat sedikit yang diketahui wacana imbas nanopartikel plastik terhadap kehidupan laut. Efek yang telah diketahui kini belum menerangkan bahwa plastik di Laut Utara merupakan duduk perkara yang besar, tetapi penelitian lebih lanjut sangatlaah penting, berdasarkan para peneliti.
Partikel Plastik Memiliki Efek Buruk Bagi Organisme Laut Pintar Pelajaran Partikel Plastik Memiliki Efek Buruk Bagi Organisme Laut
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dan mahasiswa di Wageningen University dan IMARES, kerang yang telah terkena partikel tersebut makan lebih sedikit, sehingga mengalami pertumbuhan yang kurang baik. (Credit: NOAA Okeanos Explorer Program)
Tim peneliti yang dikepalai Professor Bart Koelmans dari Wageningen University dan IMARES, memperlihatkan perlakuan pada kerang dengan banyak sekali konsentrasi nanoplastik dengan tujuan untuk mengetahui pada jumlah konsentrasi berapakah nanoplastik sanggup memperlihatkan imbas pada kerang. Tim juga memvariasikan  konsentrasi alga yang merupakan salah satu sumber masakan bagi kerang. Para peneliti memilih konsentrasi partikel yang sanggup memperlihatkan imbas pada kerang memperlihatkan warna pada nanopartikel plastik dan mengukurnya dengan memakai hamburan cahaya dinamis.

Para peneliti menjelaskan dalam publikasi mereka bahwa sejauh mana nanopartikel-nanopartikel plastik  dapat “berkumpul” kembali juga sangat penting untuk memahami perembesan partikel dan pengaruhnya terhadap organisme laut. “Pengaruh-pengaruh tersebut tidak gampang diprediksi alasannya keberadaan biologis dari partikel tersebut pada suatu organisme maritim belum tentu sama dengan organisme yang lain. Selain itu variasi pada kualitas air juga turut berperan,” kata Prof Koelmans.

Publikasi penelitian ini merupakan yang pertama dari empat penelitian serupa yang dilakukan oleh para peneliti dari Wageningen University dan IMARES mengenai imbas plastik di Laut Utara. Penelitian-penelitian lainnya akan diterbitkan dalam waktu dekat. Penelitian yang pertama ialah mengenai imbas plastik pada lugworms (Arenicola marina), yang turun berat badannya alasannya menyerap partikel plastik. Cacing-cacing tersebut menyerap zat-zat beracun menyerupai polychlorinated biphenyls (PCBs) yang terikat pada plastik.

Para peneliti percaya, hal tersebut memperlihatkan perlunya ada penelitian yang baik mengenai zat beracun lainnya yang terikat pada plastik. Untuk menganalisis interaksi antara plastik dan zat beracun lainnya dalam jaring makanan, kelompok Koelmans telah menciptakan model komputer yang rinci. Model  jenis ini sangat penting untuk memperkirakan besarnya imbas plastik yang ada di laut.

Bagian terakhir dari penelitian ini ialah mengenai sampah plastik yang masuk ke dalam perut ikan. Sebuah analisis dari ratusan ikan telah memperlihatkan bahwa 12% dari mereka mempunyai bagian benda-benda abnormal di perut mereka. Sekitar setengah dari benda-benda abnormal tersebut ialah plastik.

Referensi Jurnal :

A. Wegner, E. Besseling, E.M. Foekema, P. Kamermans, A.A. Koelmans. Effects of nanopolystyrene on the feeding behavior of the blue mussel (Mytilus edulis L.).Environmental Toxicology and Chemistry, 2012; DOI: 10.1002/etc.1984

Artikel ini merupakan terjemahan dari bahan yang disediakan oleh Wageningen University and Research Centre via Science Daily (19 September 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment