Friday, November 22, 2019

Pintar Pelajaran Sejarah Organisasi Sarekat Islam (Tahun 1911), Pendiri, Latar Belakang, Tujuan, Tokoh, Pergerakan Nasional

Artikel dan Makalah perihal Sejarah Organisasi Sarekat Islam (Tahun 1911), Pendiri, Latar Belakang, Tujuan, Tokoh, Pergerakan Nasional - Monopoli pedagang Cina dalam penjualan materi baku dirasakan oleh pengusah batik Indonesia di Solo sangat merugikan. Pedagang Cina seringkali mempermainkan harga, yaitu dengan menjual materi tersebut sedikit demi sedikit. Keadaan itu mendorong H. Samanhudi di Solo, mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) yang bersifat kooperatif pada tahun 1911. (Baca juga : Organisasi Sosial Di Indonesia Pada Masa Pergerakan Nasional)

Karena sifatnya yang merakyat dan pertumbuhannya yang pesat, pada 1912 atas undangan Haji Oemar Said Cokroaminoto, namanya diubah menjadi Sarekat Islam. Tujuannya pun diperluas lagi, antara lain:
  1. memajukan semangat dagang bangsa;
  2. memajukan kecerdasan dan kehidupan rakyat berdasarkan perintah agama Islam;
  3. menghilangkan paham-paham yang keliru perihal agama Islam;
  4. mempertebal rasa persaudaraan dan saling tolong menolong.
Pada 26 Januari 1913 diadakan kongres Sarekat Islam yang pertama di Surabaya, yang dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto. Dalam kongres ini ditegaskan: SI bukan partai politik dan tidak bereaksi melawan Belanda. Kongres kedua diselenggarakan di Solo. Dalam kongres ini ditegaskan lagi bahwa SI terbuka hanya untuk bangsa Indonesia rakyat biasa, sementara pegawai pangreh praja (yang bekerja pada instansi pemerintah kolonial) dihentikan masuk.

Pada tahun 1915 di Surabaya didirikan Central Sarekat Islam (CSI). Tujuannya untuk membantu SI daerah. Pada tanggal 17-24 juni 1916 diadakan kongres SI ketiga di Bandung, yang diberi nama Kongres Nasional pertama. Dalam kongres itu, 80 cabang SI tempat mengirimkan utusan yang mewakili 360.000 anggota. Sedangkan jumlah anggota seluruhnya 800.000 orang dan terus meningkat sampai pada tahun 1919 anggotanya telah mencapai 2.250.000 orang.

Namun, alasannya ialah perbedaan ideologi dan seni administrasi yang dianut, dalam perkembangannya berikutnya SI pecah menjadi dua kelompok, yakni:
  1. SI Putih, yang berlandaskan pada asas usaha yang semula, yaitu Islam; dipimpin H. O. S. Cokroaminoto;
  2. SI Merah, yaitu kelompok anggota SI yang berhaluan sosialis kiri yamg ingin bergerak secara radikal dan revolusione; dipimpin oleh Darsono dan Semaun yang berasal dari kader ISDV.
ISDV ialah abreviasi dari Indische Sociaal Democratische Vereniging, organisasi berhaluan Marxisme yang didirikan oleh sekelompok sosialis Belanda. Pada tahun 1923 SI meninggalkan perilaku kooperatif, menjadi nonkooperatif dengan mengubah namanya menjadi Partai Sarikat Islam (PSI), lalu pada tahun 1930 diubah menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII).

Anda kini sudah mengetahui Sarekat Islam. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.

No comments:

Post a Comment