Friday, November 22, 2019

Pintar Pelajaran Sejarah Paham / Ideologi Nasionalisme, Pengertian, Arti, Tokoh, Contoh, Gerakan

Artikel dan Makalah perihal Sejarah Paham / Ideologi Nasionalisme, Pengertian, Arti, Tokoh, Contoh, Gerakan- Paham nasionalisme berkembang dan menyebar dari Eropa ke seluruh dunia pada kurun 19 dan 20. Pada pada dasarnya nasionalisme menitikberatkan kecintaan pada bangsa dan negara. Menurut Otto Bouer, nasionalisme muncul lantaran adanya persamaan perilaku dan tingkah laris dalam memperjuangkan nasib yang sama, sedangkan Hans Kohn beropini bahwa nasionalisme yaitu suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu kepada negara dan bangsa. Sementara itu, Ernest Renant menyatakan, nasionalisme ada saat muncul impian untuk bersatu. (Baca juga : Perkembangan Ideologi / Paham Baru dan Pengaruhnya Terhadap Kesadaran dan Pergerakan Nasionalisme di Indonesia)

Prinsip-prinsip nasionalisme juga dianut oleh kaum pergerakan nasional Indonesia sesudah diubahsuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang heterogen. Berdasarkan pertimbangan heterogenitas itu, Indische Partiij (1992), membuatkan paham nasionalisme Hindia. Pengembangan paham itu bertujuan mempersatukan penduduk bumiputera, Arab, Cina, dan keturunan Belanda.

Nasionalisme timbul menjadi kekuataan penggerak di Eropa Barat dan Amerika Utara pada kurun ke-18, selanjutnya paham itu tumbuh dan berkembang ke seluruh Eropa pada kurun ke-19, sampai awal kurun ke-20. Pada kurun ke-20, nasionalisme menjalar dan berkembang ke wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Atas dasar itu kurun ke-19 sanggup disebut zaman pertumbuhan dan usaha nasionalisme modern Asia, Afrika, dan Amerika Latin, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya telah melahirkan banyak negara merdeka di dunia. Tumbuh dan berkembangnya nasionalisme modern, pada dasarnya disebabkan lantaran struktur sosial tradisional dengan sistem korelasi yang didasarkan pada persamaan–persamaan yang bersifat primordialistik itu dipandang tidak cocok lagi dengan perkembangan keadaan alam dan zaman lantaran basis dasarnya dinilai terlalu konservatif dan sanggup menyebabkan hal-hal yang bersifat chauvinistik atau nasionalisme yang berlebihan, antagonistik, serta ketertutupan negara terhadap efek negara lain.

Selain itu, lantaran lain lahirnya nasionalisme yaitu penaklukan negara bangsa lain oleh negara tertentu yang menjadikan kesengsaraan bagi masyarakat negara bangsa yang ditaklukan. Oleh lantaran itu, nasionalisme sering diasosiasikan sebagai ekspansinisme, imperialisme, dan peperangan.

Tumbuh dan berkembangnya aliran nasionalisme modern itu tidaklah dipelopori oleh kalangan politikus atau negarawan, tetapi oleh para mahir ilmu pengetahuan dan budayawan menyerupai penggagas dan pemikir nasionalisme modern di Eropa Barat antara lain John Locke, J.J. Rousseau, John Gottfried Herder, dan lain-lain.

Anda kini sudah mengetahui Sejarah Nasionalisme. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.

No comments:

Post a Comment