Serigala Membutuhkan Salju Untuk Mengawetkan Makanan - Serigala hidup dalam kondisi lingkungan yang keras (ekstrim). Mereka hidup pada tempat yang luas yaitu di pegunungan bersuhu cuek dengan habitat yang mempunyai produktivitas rendah dan tertutup salju persisten (terus-menerus). Artikel ini menjelaskan bahwa serigala mengambil laba dari celah-celah dan batu-batu di tempat pegunungan, serta tutupan salju untuk menyembunyikan dan “mendinginkan” sumber kuliner menyerupai bangkai rusa, karibu, rusa dan kambing gunung, bajing tanah dan kuliner lainnya yang dikumpulkan selama beberapa kali dalam setahun.
Kondisi ruang penyimpanan yang cuek dan terstruktur memperlihatkan proteksi terhadap pasokan kuliner dari bahaya binatang pemakan bangkai, serangga dan bakteri. Selain itu, ruang penyimpanan yang cuek sanggup meningkatkan prediktabilitas ketersediaan sumber makanan, mengurangi energi yang dihabiskan oleh serigala betina untuk mencari kuliner pada dikala mereka berada pada fase menyusui anaknya, dan mengurangi waktu berpisah antara induk dan anaknya.
Artikel ini diterbitkan pada edisi terbaru Jurnal Mammalogy dan ditulis oleh Robert M. Inman dari WCS, Audrey J. Magoun dari Wildlife Research and Management, Jens Persson dari Swedish University of Agricultural Sciences, dan Jenny Mattisson dari Norwegian Institute for Nature Research.
“Biasanya, kebanyakan orang tidak akan berpikir bahwa serangga dan mikroba merupakan kompetitor atau pesaing bagi serigala dalam hal makanan,” kata pemimpin penulis Robert Inman dari Wildlife Conservation Society Program Amerika Utara. ”Namun pada kenyataannya, basil akan memakan sumber kuliner yang tidak terlindungi.” Tambahnya.
Melalui kajian literatur yang luas, para penulis mencatat bahwa reproduksi serigala terjadi pada periode yang singkat di setiap tahun, dan fase menyusui pada betina (Februari sampai April) bersamaan dengan periode rendahnya ketersediaan sumber daya makanan. Serigala, yang merupakan pemburu oportunistik, telah menyesuaikan diri dengan cara mengumpulkan persediaan kuliner selama demam isu cuek sebelumnya yaitu ketika kuliner lebih gampang untuk didapatkan. Tanpa melaksanakan penimbunan terhadap persediaan kuliner atau mendapat keberuntungan tak terduga, maka insiden yang jelek akan lebih awal menimpa mereka.
Inman mengatakan, “Memahami mengapa dan bagaimana serigala tetap bertahan hidup dengan aneka macam macam cara pembiasaan yang terus berevolusi untuk menambah makanannya, akan memperlihatkan gosip mengenai taktik pengelolaan populasi dan konservasi spesies tersebut.”
Para peneliti menyampaikan bahwa perubahan iklim akan memainkan peranan penting dalam perencanaan pengelolaan untuk konservasi serigala.
Dalam studi yang dipublikasikan pada tahun 2010, hebat biologi serigala memperlihatkan korelasi antara tempat di mana serigala berada (distribusi mereka) dengan tutupan salju yang persisten.
Teori ini menjelaskan bahwa serigala harus mempunyai salju tebal yang tersedia di demam isu semi sehingga mereka sanggup melahirkan anaknya di sarang yang hangat dan aman.
Studi yang gres diterbitkan ini memperlihatkan bahwa ada faktor lain yang berkaitan dengan iklim dan tumpukan salju, menyerupai kompetitor / pesaing untuk makanan, yang juga mungkin terlibat dalam menjelaskan batas-batas distribusi / penyebaran serigala.
Karena ketergantungan mereka pada tumpukan salju, baru-baru ini, serigala terdaftar sebagai binatang yang dilindungi. Mereka berada dalam proteksi Endangered Species Act (Aksi untuk Spesies Terancam Punah, yaitu salah satu isi Undang-undang Lingkungan Amerika Serikat) alasannya sebagian besar bahaya yang akan sanggup mengurangi konektivitas distribusi dan habitatnya yaitu perubahan iklim. Para peneliti menyampaikan bahwa pemahaman yang lebih mendalam wacana bagaimana dan mengapa serigala memakai tumpukan salju sebagai cara yang mereka lakukan untuk bertahan hidup yaitu hal penting untuk memahami bagaimana perubahan iklim akan berdampak terhadap kelangsungan hidup dan tingkat reproduksinya.”Keterangan yang terang pada prosedur spesifik mengenai bagaimana iklim akan menghipnotis serigala merupakan hal penting untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membantu mereka supaya sanggup terus bertahan hidup,” kata Jodi Hilty, Direktur Program WCS Amerika Utara, Jodi Hilty.
Terima kasih atas kunjungan anda, agar artikel ini bermanfaat. Mohon berikan pinjaman kepada kami dengan cara like, follow dan share melalui facebook, twitter, atau google +.
Referensi Jurnal :
Robert M. Inman, Audrey J. Magoun, Jens Persson, Jenny Mattisson. The wolverine’s niche: linking reproductive chronology, caching, competition, and climate. Journal of Mammalogy, 2012; 93 (3): 634 DOI: 10.1644/11-MAMM-A-319.1
Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang menurut materi yang disediakan oleh Wildlife Conservation Society, via Newswise dan Science Daily (13 Juni 2012). Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment