Sunday, December 1, 2019

Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi Pada Wanita

Sistem Reproduksi pada Wanita - Sistem reproduksi perempuan terdiri atas beberapa organ dan proses yang menyertainya. Proses-proses yang terjadi dalam sistem reproduksi wanita, contohnya oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, gestasi (kehamilan), dan persalinan. (Baca juga : Sistem Reproduksi pada Manusia)

2. Proses Pembentukan Sel Telur (Oogenesis)

Ovarium menghasilkan ovum. Proses pembentukan ovum di dalam ovarium disebut oogenesis. Pada ovarium yang ada di dalam tubuh embrio atau fetus terdapat sekitar 600.000 buah sel induk telur atau disebut oogonium. Pada ketika umur fetus (embrio) lima bulan, oogonium memperbanyak diri secara mitosis, membentuk kurang lebih 7 juta oosit primer.
Sistem reproduksi perempuan terdiri atas beberapa organ dan proses Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Wanita
Gambar 1. Oogenesis terjadi di dalam ovarium yang akan menghasilkan ovum.
Pada ketika embrio (fetus) umur 6 bulan, oosit primer dalam tahap meiosis (profase I). Setelah itu, terjadi pengurangan jumlah oosit primer hingga lahir. Pada ketika lahir dua ovarium mengandung 2 juta oosit primer. Selanjutnya, oosit primer yang sedang tahap membelah tersebut istirahat hingga masa pubertas. Pada waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya susut lagi menjadi sekitar 300.000 - 400.000 oosit primer.

Setelah masuk masa pubertas, perempuan akan mengalami menstruasi atau haid. Saat itu kelenjar hipofisis bisa menghasilkan FSH, dan oosit primer yang terbentuk melanjutkan pembelahan meiosis menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel yang berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang berukuran kecil disebut tubuh polar pertama. Penyelesaian tahap meiosis I sekitar menjelang ovulasi.

Oosit sekunder melanjutkan tahapan meiosis II dan berhenti pada metafase II. Jadi, pada ketika ovulasi, yang dikeluarkan bukan ovum melainkan oosit sekunder pada metafase II. Jika tidak terjadi penetrasi oleh sprma, oosit sekunder mati. Jika terjadi penetrasi sprma, oosit sekunder akan melengkapi tahapan meiosis II. Hasilnya yaitu satu sel yang besar disebut ootid dan satu sel yang kecil disebut tubuh polar kedua. Sedangkan, tubuh polar I menghasilkan 2 tubuh polar. Pada ketika menjelang terjadinya peleburan inti sel telur dengan inti sprma, ootid berkembang menjadi ovum (telur).

Ketiga tubuh polar yang melekat pada ovum tidak berfungsi dan mengalami degenerasi. Dengan demikian, hasil oogenesis yaitu sel ovum yang besar dan tiga sel tubuh polar yang melekat di ovum.

Seperti halnya spermatogenesis, proses oogenesis juga dipengaruhi oleh banyak sekali jenis hormon. Hormon-hormon tersebut sanggup dihasilkan oleh hipofisa, dan ovarium.
Sistem reproduksi perempuan terdiri atas beberapa organ dan proses Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Wanita
Gambar 2. Oogenesis terjadi di ovarium.

Pada siklus ovulasi, sel telur yang tidak dibuahi harus dikeluarkan dari dalam tubuh bersamaan dengan pendukung implantasi bayi di dinding rahim, yaitu endometrium. Proses peluruhan dinding rahim dan dibuangnya sel telur yang tidak dibuahi ini, disebut menstruasi. Secara hormonal, proses ini diawali dengan diproduksinya hormon gonadotropin (gonadotropin releasing hormone) yang akan memerintahkan pituitari untuk menghasilkan hormon FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone). FSH dan LH ini akan menginisiasi (merangsang) pembentukan folikel daerah pematangan sel telur di dalam ovarium. Folikel yang berkembang akan menghasilkan hormon estrogen.

FSH, LH, dan hormon estrogen akan besar lengan berkuasa terhadap pematangan sel telur selama lebih kurang dua ahad hingga datang waktu ovulasi. Estrogen yang dihasilkan akan besar lengan berkuasa pada perkembangan folikel, merangsang pembentukan endometrium, serta merangsang diproduksinya FSH dan LH lebih banyak. Hormon FSH dan LH yang melimpah di hari ke-12 siklus menstruasi akan memengaruhi masa meiosis II hingga terjadi ovulasi. Ovulasi terjadi di hari ke-14 dan pada waktu ini seorang perempuan dikatakan berada dalam keadaan subur. Masa subur tersebut berlangsung selama lebih kurang 24 jam saja.

Folikel yang telah ditinggalkan oleh sel telur disebut tubuh kuning atau corpus luteum yang menghasilkan hormon estrogen serta progesteron. Kedua hormon ini bekerja menghambat sintesis FSH dan LH sehingga jumlahnya menjadi lebih sedikit. Selain itu, menjadikan penghambatan pematangan folikel lain di ovarium.

Estrogen dan progesteron tolong-menolong mempersiapkan kehamilan dengan mempertebal dinding endometrium hingga mencapai ketebalan 5 mm. Jika tidak terjadi kehamilan atau fertilisasi, corpus luteum akan berdegenerasi sehingga produksi estrogen dan progesteron menurun. Jika kedua hormon ini menurun, tidak ada lagi yang mempertahankan keberadaan endometrium sehingga endometrium mengalami degenerasi. Proses ini terjadi di hari ke-27 atau 28 dan terjadilah menstruasi.
Sistem reproduksi perempuan terdiri atas beberapa organ dan proses Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Wanita
Gambar 3. Siklus menstruasi. Siklus ini dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
Dengan hilangnya estrogen dan progesteron, hormon gonadotropin dengan leluasa sanggup memerintahkan pituitari hipofisis untuk kembali memproduksi FSH dan LH dan memulai siklus menstruasi kembali.

5. Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan) dan Persalinan

Fertilisasi terjadi bila sel telur bertemu dengan sel sprma. Pada manusia, proses tersebut didahului dengan proses s*nggama. P*nis harus berada dalam keadaan tegak (ereksi), biar sanggup mengantarkan sprma ke dalam v*gina. P*nis ereksi disebabkan oleh melebarnya arteri dan menutupnya pembuluh vena di p*nis. Dengan demikian ada banyak aliran darah yang masuk dan sedikit darah yang dikeluarkan (ditahan dalam pembuluh darah p*nis).

Pembuluh darah juga akan memenuhi jaringan di dalam p*nis sehingga p*nis mengalami pemanjangan dan berkembang menjadi lebih keras. Jika p*nis sudah ereksi, proses s*nggama sanggup dilakukan. Pada ketika p*nis memasuki v*gina, reseptor di p*nis akan mendapatkan rangsangan sentuhan yang mengakibatkan dikeluarkannya semen yang berisi jutaan sel sp*rma. Proses keluarnya semen tersebut dinamakan ej*kulasi.

Pada lelaki normal, dalam satu kali ej*kulasi akan dikeluarkan 300 juta – 400 juta sel sprma. Pergerakan sel sprma di dalam v*gina dibantu oleh semen dan cairan pelicin yang dihasilkan oleh cervix. Cairan pelicin tersebut akan disekresikan oleh kelenjar di cervix bila seorang perempuan telah siap melaksanakan sengg*ma atau menerima rangsangan seksual. Sel sprma akan berenang menuju oviduk atau tuba Fallopi daerah sel telur berada sesudah masa ovulasi. Oviduk atau tuba Fallopi merupakan daerah fertilisasi pada manusia.
Sistem reproduksi perempuan terdiri atas beberapa organ dan proses Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Wanita
Gambar 4. Sel telur dalam keadaan siap dibuahi.
Pergerakan sel sprma didukung oleh ekor sprma yang banyak mengandung mitokondria penghasil ATP. Sel telur yang diovulasikan umumnya masih berada pada tahap meiosis II dan belum sepenuhnya menjadi oosit. Dengan adanya peleburan sel sprma, proses meiosis II sanggup dipercepat. Sel telur yang telah siap dibuahi akan membentuk zona pelindung yang dinamakan corona radiata di pecahan luar serta sebuah cairan bening di dalamnya yang disebut zona pelusida.

Sel sprma yang telah mencapai sel telur akan berlomba untuk sanggup memasuki zona pelusida (Gambar 4). Zona pelusida mempunyai reseptor yang bersifat "spesies spesifik", yaitu hanya sanggup dilalui oleh sel sprma dari satu species. Akrosom sprma mempunyai enzim litik yang bisa menembus corona radiata dan zona pelusida.

Pada ketika sel sprma menembus corona radiata, akrosom sprma akan meluluh. Sel telur kemudian akan segera menuntaskan tahap meiosis II menghasilkan inti fungsional yang haploid. Bagian inti sel sprma ini kemudian bersatu dengan membran sel telur untuk melaksanakan fusi materi genetik. Gerakan ini menyerupai dengan prosedur endositosis pada sel. Setelah terjadi peleburan atau fertilisasi ini, corona radiata akan menebal sehingga tidak ada lagi sel sprma lain yang sanggup masuk. Pada ketika ini sel tersebut sudah dibuahi dan berkembang menjadi zigot. Zigot akan membelah secara mitosis menjadi morula.
Sistem reproduksi perempuan terdiri atas beberapa organ dan proses Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Wanita
Gambar 5. Sel telur yang dikelilingi oleh sprma. (Photograph: Rich Frishman/Getty)
Zigot ini kemudian melaksanakan pembelahan sel selama perjalanannya di oviduk menuju rahim. Pergerakan zigot menuju rahim (uterus) tersebut memakan waktu 4 hari. Dalam waktu 1 minggu, zigot telah berbentuk menyerupai bola yang dinamakan blastula. Blastula mempunyai rongga yang disebut blastosol. Masa sel di pecahan dalam blastosol, akan menjadi bakal embrio.

Bagian lengket dari blastosol tersebut kemudian akan melekat di endometrium. Proses tersebut dinamakan implantasi. Blastula selanjutnya berkembang membentuk tiga lapisan, yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Tahap ini disebut gastrulasi yang terjadi sekitar ahad ketiga.

Selanjutnya, ektoderm akan membentuk sistem saraf, kulit, mata, dan hidung. Mesoderm membentuk otot, tulang, jantung, pembuluh darah, ginjal, limfa, dan organ reproduksi. Sementara itu, endoderm akan membentuk organ-organ serta kelenjar yang berafiliasi dengan sistem pernapasan. Peristiwa ini disebut dengan organogenesis. Organogenesis dimulai dari ahad keempat hingga ahad kedelapan dan penyempurnaan pada ahad kesembilan (Gambar 6).
Sistem reproduksi perempuan terdiri atas beberapa organ dan proses Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Wanita
Gambar 6. Perkembangan zigot hingga menjadi janin yang dimulai dari umur (a) 2 minggu, (b) 5 minggu, (c) 9 minggu, dan (d) 20 minggu.
Embrio akan melepaskan hormon corionic gonadotropin (hormon yang menyerupai dengan LH) yang akan dibawa ke ovarium untuk mencegah luluhnya corpus luteum. Dengan demikian, estrogen dan progesteron tetap dihasilkan sehingga sanggup mempertahankan persiapan kehamilan di rahim dengan mempertahankan ketebalan endometrium. Dari manakah embrio memperoleh suplai makanan?

Kehamilan terjadi mulai dari fertilisasi hingga kelahiran. Pada manusia, rata-rata kehamilan terjadi selama 266 hari (38 minggu) dari fertilisasi atau 40 ahad dari siklus menstruasi terakhir hari pertama. Kelahiran bayi terjadi melalui serangkaian kontraksi uterus yang beraturan. Beberapa hormon, menyerupai estrogen, oksitosin, dan prostaglandin berperan dalam proses ini. Secara umum, proses kelahiran terjadi melalui tahap pembukaan cervix, tahap pengeluaran bayi, dan tahap pelepasan plasenta.

Catatan Biologi :


Masyarakat umumnya beropini bahwa plasenta sanggup mencegah zat-zat berbahaya dari ibu memasuki tubuh janin yang dikandungnya. Namun, para ilmuwan mengetahui bahwa plasenta tidak berfungsi sebagai pelindung. Apapun yang terdapat dalam darah ibu sanggup memasuki janin. Virus, obat-obatan, dan alkohol termasuk zat yang sanggup memengaruhi janin. (Sumber: Heath Biology 1985)



Semenjak bayi dilahirkan, ia tidak lagi diberi nutrisi melalui plasenta. Namun, sang ibu masih sanggup memberi makan bayi dengan memproduksi dan menyekresikan susu dari payudaranya. Di dalam payudara, terkandung kelenjar mamae. Kelenjar mamae (kelenjar susu) berada di lapisan kulit dan menyekresikan adonan lemak, protein, dan karbohidrat yang dikenal dengan air susu.
Sistem reproduksi perempuan terdiri atas beberapa organ dan proses Pintar Pelajaran Sistem Reproduksi pada Wanita
Gambar 7. Persentase kandungan ASI.
Berikut tabel kandungan nutrien dalam ASI.

Tabel 1. Beberapa Zat yang Dikandung Kolostrum dan ASI

No.
Kandungan
Manfaat
1.
Kolostrum


Immunoglobulin A
Zat kekebalan untuk melindungi bayi dan banyak sekali penyakit terutama diare.

Protein, vitamin A,
karbohidrat, dan lemak
Sesuai kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
2.
ASI


Taurin
Asam amino, berfungsi sebagai neurotransmiter dan proses pematangan otak

Decosahexanoic Acid (DHA)
dan Arachidonic Acid (AA)

Asam lemak tak jenuh rantai panjang untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Dapat dibuat oleh tubuh dari substansi pembentuknya (precursor), yaitu masing-masing dari omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).

Immunoglobulin A (Ig.A)

Ig.A tidak diserap, tetapi sanggup melumpuhkan basil patogen E.coli dan banyak sekali virus pencernaan.

Laktoferin

Sejenis protein komponen zat kekebalan tubuh

Lisozim

Enzim yang melindungi bayi terhadap basil E.coli dan Salmonella serta virus.

Sel darah putih

Pada ASI 2 ahad pertama terdapat lebih dari 4000 sel/mL.
Terdiri atas 3 macam, yaitu Bronchus Asociated Lympocyte Tissue (BALT)/antibodi pernapasan; Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT)/antibodi terusan pernapasan; dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT)/antibodi jaringan payudara ibu.

Faktor bifidus

Menunjang pertumbuhan basil Lactobacillus bifidus yang menjaga tanaman usus bayi.

Kelenjar mamae mengalami pematangan pada perempuan sewaktu mengalami pubertas. Namun, hanya sesudah perempuan melahirkan saja kelenjar mamae mengalami perkembangan dan pematangan final menjadi kelenjar yang menyekresikan air susu. Sekresi kelenjar mamae ini merupakan respons terhadap hormon progesteron dan estrogen.

Pada bulan ke tiga atau ke empat kehamilan, kelenjar mamae mulai menyintesis dan menyimpan cairan kuning yang disebut kolostrum, dalam jumlah yang sedikit. Kolostrum akan menjadi kuliner pertama bagi bayi.

Kolostrum mengandung banyak antibodi ibu yang akan membantu bayi dari infeksi. Selain itu, mengandung banyak protein yang sanggup mencegah diare. Beberapa hari sesudah dilahirkan, bayi akan mulai disusui. Proses menyusui bila dikombinasikan dengan hormon prolaktin dari kelenjar hipofisis akan menstimulasi sintesis ASI.

Sewaktu plasenta dipisahkan antara bayi dan ibunya, progesteron dan estrogen dari plasenta tidak sanggup lagi menghambat pengeluaran prolaktin. Setelah produksi susu dimulai, hubungan fisiologi dan psikologi antara ibu dan anak terjadi. Bayi secara insting mengisap puting payudara, mengakibatkan terjadinya pengiriman impuls kepada otak ibu untuk menghasilkan prolaktin dan oksitosin dari kelenjar hipofisis. Prolaktin merangsang produksi ASI lebih banyak, sedangkan oksitosin merangsang sekresi ASI.

Pemberian ASI saja atau yang dikenal dengan ASI eksklusif, selama 6 bulan pertama dianjurkan oleh tubuh kesehatan dunia (WHO). Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah perihal manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. Pemberian ASI langsung selama 6 bulan pertama tidak memerlukan penambahan cairan atau kuliner lain. Rata-rata kebutuhan cairan bayi sehat sehari berkisar 800–100 mL/kg berat tubuh dalam ahad pertama usianya. Pada usia 3–6 bulan, sekitar 140–160 mL/kg berat badan. Jumlah ini sanggup dipenuhi cukup dari ASI langsung dan tidak dibatasi (sesuai 'permintaan' bayi, siang dan malam). Selain itu, pemberian ASI langsung selama 6 bulan sanggup menghemat pengeluaran rumah tangga.

ASI mempunyai glukosa, albumin dan kandungan air lebih tinggi dibandingkan air susu yang lain. Glukosa sangat dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan menghasilkan energi. Albumin yaitu protein untuk mencerdaskan bayi dan sangat baik untuk pertumbuhannya. ASI mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
  1. Saat gres berguru menyusui, hisapan bayi merangsang keluarnya air susu. Sehingga, bayi tidak mengalami kesulitan menyusui.
  2. ASI steril sehingga gampang dicerna oleh bayi dan mengandung antibodi.
  3. Memberi ASI memerlukan kalori sehingga mempercepat pengurangan bobot tubuh ibu sesudah melahirkan.
  4. Menambah ikatan emosi antara ibu dan anak.
  5. Sebagai salah satu pencegah kehamilan, bila ibu memberi ASI langsung (tanpa kuliner embel-embel apapun).
  6. Untuk menghemat pengeluaran.
ASI merupakan susu dengan komposisi tepat yang tidak bisa digantikan oleh susu formula. Tetapi, lantaran kondisi tertentu ibu tidak bisa memberi ASI. Beberapa kondisi yang mengakibatkan ibu tidak sanggup menyusui, antara lain:

1. Hambatan Psikis

Hambatan psikis ini disebabkan lantaran kurangnya pinjaman dari suami atau keluarga sehingga sang ibu tidak merasa nyaman untuk menyusui. Selain itu, lantaran ibu mengalami depresi pasca kelahiran atau ibu merasa jera lantaran rasa sakit ketika awal menyusui.

2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik ini disebabkan lantaran beberapa hal, antara lain kesehatan ibu tidak memungkinkan untuk menyusui, air susu tidak keluar, atau lantaran ibu mengkonsumsi obat-obatan tertentu sehingga tidak diperbolehkan memberi ASI pada bayi.

7. Pemeriksaan Sebelum Kehamilan: Faktor Rh

Pemeriksaan kondisi pasangan sebelum menikah sangat baik dilakukan untuk mengurangi risiko yang akan timbul pada bayi. Salah satu investigasi yang umum dilakukan yaitu investigasi golongan rhesus (Rh) darah calon ibu dan anak. Walaupun mustahil untuk menggagalkan ijab kabul yang akan dilaksanakan, tetapi dengan investigasi ini diharapkan calon orangtua sanggup melaksanakan perencanaan yang matang terhadap keluarga yang akan dibentuknya kelak.

Terdapat 85% insan mempunyai protein tertentu dalam darahnya yang memilih sifat Rh darahnya (positif atau negatif). Rh nyata bersifat mayoritas terhadap Rh negatif sehingga apabila seorang perempuan mempunyai Rh negatif dan suaminya mempunyai Rh positif, anaknya akan mempunyai Rh positif. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya penolakan bayi oleh tubuh ibu. Hal ini telah Anda pelajari dalam Bab Sistem Peredaran Darah.

Pada kehamilan pertama, penolakan tubuh ibu tidak terlalu tampak. Rh nyata yang dikandung oleh anak pada kehamilan pertama belum direspons secara maksimal oleh sistem imun tubuh ibu. Namun, telah dipersiapkan bila terjadi serangan Rh nyata yang kedua. Oleh lantaran itu, pada kehamilan kedua, bayi akan diserang oleh sistem imunitas tubuh ibu lantaran dianggap Rh nyata yaitu protein absurd yang harus dilawan. Antibodi tubuh ibu ini akan menciptakan darah bayi menggumpal sehingga sanggup menjadikan ajal pada bayi. Kasus ajal bayi akhir ketidakcocokan Rh ini disebut eritroblastosis fetalis.

Anda kini sudah mengetahui Sistem Reproduksi pada Wanita. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Fiktor Ferdinand P. dan Moekti Ariwibowo. 2009. Mudah Belajar Biologi 2 : untuk kelas 12 Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 250.

Rachmawati, F. N. Urifah, dan A. Wijayati. 2009. Biologi : untuk SMA/ MA Kelas XI Program IPA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 193.

Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

No comments:

Post a Comment