Fungsi Bakteri Yang Terdapat Di Kulit - Sebuah tim peneliti di National Institutes of Health telah menemukan bahwa kuman yang biasanya hidup di kulit sanggup membantu melindungi badan dari infeksi. Sebagai organ terbesar dari tubuh, kulit merupakan organ utama yang banyak berinteraksi dengan mikroba di lingkungan. Sel-sel kekebalan di kulit melindungi terhadap organisme berbahaya, akan tetapi hingga kini belum diketahui apakah jutaan kuman alami di kulit juga mempunyai tugas yang menguntungkan yang sama.
Dengan memakai tikus percobaan, tim dari NIH mengamati bahwa kuman pada kulit berkontribusi terhadap kekebalan protektif dengan cara berinteraksi dengan sel-sel kekebalan yang ada di kulit. Temuan mereka dipublikasikan secara online pada tanggal 26 Juli di jurnal Science.
Para peneliti menanamkan kuman menguntungkan Staphylococcus epidermidis yang ada pada kulit insan pada tikus percobaan yang bebas kuman (tikus yang dibiakkan tanpa mikroba alami dalam usus atau kulit). Peneliti mengamati bahwa koloni tikus yang mempunyai kuman baik tersebut memungkinkan sel kekebalan pada kulit tikus menghasilkan sebuah molekul pensinyal sel yang dibutuhkan untuk melindungi kulit terhadap mikroba berbahaya. Para peneliti kemudian menginfeksi tikus yang mempunyai kuman Staphylococcus epidermidis dan tikus yang tidak mempunyai kuman tersebut dengan parasit. Tikus yang tidak mempunyai kuman Staphylococcus epidermidis pada kulit tidak menghasilkan respon imun yang efektif terhadap parasit, sedangkan tikus yang mempunyai kuman tersebut menghasilkan respon imun yang baik.
Staphylococcus epidermidis bacteria, SEM. (Credit: DAVID SCHARF/SCIENCE PHOTO LIBRARY) |
Dalam percobaan yang terpisah, tim berusaha untuk memilih apakah ada atau tidaknya kuman menguntungkan dalam usus berperan dalam kekebalan kulit. Mereka mengamati bahwa menambahkan atau menghilangkan kuman menguntungkan dalam usus tidak mensugesti respon imun pada kulit.Temuan ini memperlihatkan bahwa mikrobiota yang ditemukan dalam jaringan yang berbeda (kulit, usus, paru-paru) mempunyai tugas yang unik pada setiap organ. Kesehatan pada tiap-tiap organ atau jaringan tersebut memerlukan keberadaan kuman menguntungkan tertentu.
Studi ini memperlihatkan wawasan gres terhadap tugas pelindung kuman yang ada di kulit dan memperlihatkan bahwa kesehatan kulit bergantung pada interaksi kuman dan sel kekebalan tubuh.Menurut para peneliti, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memilih apakah gangguan kulit menyerupai eksim dan psoriasis (penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik yang berlapis berwarna keperakan, disertai dengan penebalan warna kemerahan dan rasa gatal atau perih) mungkin disebabkan atau diperburuk oleh ketidakseimbangan kuman menguntungkan pada kulit dan mikroba berbahaya yang mensugesti kulit dan sel-sel kekebalan tubuh.
Penelitian ini dipimpin oleh peneliti di laboratorium Yasmine Belkaid, Ph.D., di National Institute of Allergy and Infectious Diseases, bekerja sama dengan Julie Segre, Ph.D., di National Human Genome Research Institute, dan Giorgio Trinchieri , MD, dan Heidi Kong, MD, di National Cancer Institute. Ketiga Institut tersebut merupakan komponen dari NIH.
Terima kasih atas kunjungan anda, agar artikel ini bermanfaat. Mohon berikan pertolongan kepada kami dengan cara like, follow dan share melalui facebook, twitter, atau google +.
Referensi Jurnal :
S Naik et al. Compartmentalized control of skin immunity by resident commensals. Science, 2012 DOI: 10.1126/science.1225152
Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang menurut bahan yang disediakan oleh NIH/National Institute of Allergy and Infectious Diseases via Science Daily. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
No comments:
Post a Comment