Sunday, November 17, 2019

Pintar Pelajaran Sarang Lebah Madu, “Obat Alami” Kanker Prostat

Sarang Lebah Madu, “Obat Alami” Kanker Prostat - Obat  alami yang berasal dari sarang lebah madu sarang bisa menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dan tumor pada tikus, berdasarkan laporan terbaru dari para peneliti di University of Chicago Medicine. Asam caffeic phenethyl ester, atau CAPE, yaitu senyawa yang diisolasi dari propolis (resin yang dipakai oleh lebah untuk menambal lubang dalam sarang) sarang lebah madu. Propolis telah dipakai selama berabad-abad sebagai obat alami untuk penyakit ibarat sakit tenggorokan, alergi, luka bakar dan kanker. Akan tetapi senyawa tersebut belum sanggup diterima secara klinis alasannya masih ada perdebatan mengenai  efeknya terhadap sel.

Pada sebuah makalah yang diterbitkan dalam Cancer Prevention Research, para peneliti menggabungkan metode penelitian kanker tradisional dengan metode proteomic (studi skala besar protein, khususnya mengenai struktur dan fungsinya) yang canggih untuk mengambarkan bahwa CAPE bisa menghambat stadium awal kanker prostat dengan cara menutup sistem sel tumor semoga tidak bisa mendeteksi sumber nutrisi.
alami yang berasal dari sarang lebah madu sarang bisa menghambat pertumbuhan sel kanker p Pintar Pelajaran Sarang Lebah Madu, “Obat Alami” Kanker Prostat
Propolis sarang lebah madu (Foto: Image courtesy of North Carolina State University)
“Jika anda memberi makan CAPE kepada tikus setiap hari, tumor mereka akan berhenti tumbuh. Setelah beberapa minggu, jikalau Anda menghentikan sumbangan CAPE, tumor akan mulai tumbuh lagi pada kecepatan aslinya,” kata Richard B. Jones, PhD, seorang ajun profesor di Ben May Department for Cancer Research and Institute for Genomics and Systems Biology dan penulis senior pada penelitian ini. ”Jadi CAPE tidak membunuh kanker, tapi intinya akan menghentikan proliferasi (pertumbuhan untuk menghasilkan jaringan baru, bagian, sel, atau keturunan) kanker prostat.”

Senyawa alami yang diisolasi dari tumbuhan dan produk hewani sering dipasarkan sebagai obat untuk aneka macam penyakit, biasanya didasarkan pada sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang belum benar-benar teruji. Zat-zat dari ginseng dan teh hijau pernah beberapa kali diuji di laboratorium untuk sifat obat mereka, dan secara ilmiah ternyata senyawa pada dua tumbuhan tersebut kurang bisa memperlihatkan imbas biologis ibarat apa yang telah dikatakan sebelumnya

“Akhir-akhir ini orang telah memulai meneliti prosedur beberapa obat herbal bekerja,” kata Jones. ”Pengetahuan kita mengenai prosedur yang bahu-membahu belum begitu jelas. Pada akhirnya, banyak dongeng yang tidak lengkap mengenai apa yang bahu-membahu sanggup dilakukan oleh obat tersebut dan apakah mereka akan mempunyai kegunaan untuk mengobati penyakit. ”

Untuk mempelajari sifat anti-kanker yang diklaim sebagai CAPE, penulis pertama, Chih-Pin Chuu (sekarang bekerja di National Health Research Institutes,Taiwan) menguji senyawa tersebut pada serangkaian jalur sel kanker. Bahkan pada konsentrasi rendah sehabis sumbangan secara oral, CAPE berhasil memperlambat proliferasi (pertumbuhan untuk menghasilkan jaringan baru, bagian, sel, atau keturunan) sel kultur yang diisolasi dari tumor prostat manusia.

CAPE juga efektif dalam memperlambat pertumbuhan tumor prostat pada insan yang dicangkokkan ke tikus. Setelah enam ahad pengobatan dengan senyawa dari CAPE  volume pertumbuhan tumor mengalami penurunan sampai setengahnya, tetapi dikala pengobatan CAPE dihentikan, pertumbuhan tumor kembali meningkat ibarat sebelumnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa CAPE lebih bersifat menghentikan pembelahan sel kanker daripada membunuh sel kanker.
alami yang berasal dari sarang lebah madu sarang bisa menghambat pertumbuhan sel kanker p Pintar Pelajaran Sarang Lebah Madu, “Obat Alami” Kanker Prostat
Sarang lebah madu (Foto: © darios44 / Fotolia)
Untuk memilih perubahan sel yang diakibatkan oleh imbas ini, para peneliti lalu memakai teknik proteomik inovatif yang ditemukan oleh Jones dan rekannya teknik itu disebut “micro-western array.” Western blot yaitu alat laboratorium yang umum dipakai untuk mengukur perubahan tingkat dan kegiatan protein dalam kondisi yang berbeda. Namun, sementara ini hanya satu atau beberapa protein yang bisa  dipantau dengan Western blots  dalam satu kali pengujian, sedangkan metode “micro-western array” memungkinkan peneliti untuk mensurvei ratusan protein sekaligus dari banyak sampel.

Chuu, Jones dan rekan mereka memakai micro-western arrays untuk menilai dampak pengobatan CAPE pada protein yang terlibat dalam pertumbuhan sel. Percobaan yamg mereka lakukan akan menjadi sangat mahal tanpa teknik gres ini.

“Teknik ini memungkinkan kami untuk mendeteksi sekitar seratus protein yang berbeda pada spektrum dari aneka macam macam  jalur sinyal (signaling pathway) yang berkaitan dengan aneka macam macam hasil yang berbeda. Anda sanggup mengambil semua jalur (pathway) yang terpengaruh dan mendapat pemandangan lanskap yang menyeluruh. Hal tersebut mustahil dilakukansebelumnya, “kata Jones, ”karena akan membutuhkan ratusan western blot, ratusan teknisi, dan uang yang sangat banyak untuk menghasilkan antibodi.”

Hasil dari Micro-western array memungkinkan peneliti secara cepat membangun model gres imbas seluler (efek terhadap sel) dari CAPE, yang secara signifikan memperlihatkan ilham dari pekerjaan sebelumnya yang mempelajari prosedur kompleks tersebut. Pengobatan dengan CAPE menghambat pertumbuhan sel kanker dengan menekan kegiatan protein dalam jalur (pathway) p70S6 dan Akt, yang merupakan sensor penting untuk mendapat nutrisi yang cukup sehingga sanggup memicu proliferasi sel.

“Pada dasarnya  CAPE menghentikan kemampuan sel kanker prostat untuk mendeteksi adanya nutrisi yang tersedia,” kata Jones. ”CAPE menghentikan semua tanda tanda molekuler yang akan memperlihatkan bahwa nutrisi ada, sehingga sel-sel tidak lagi mempunyai respon proliferasi terhadap nutrisi.”

Kemampuan  CAPE  untuk menghentikan proliferasi sel kanker sanggup menjadi terapi embel-embel yang  menjanjikan bersamaan  dengan kemoterapi yang dimaksudkan untuk membunuh sel tumor. Jones memperingatkan bahwa uji klinis akan diharapkan sebelum CAPE sanggup dibuktikan efektif dan kondusif untuk diberikan pada manusia.

“Sebuah duduk kasus khas yang biasa terjadi dalam membawa beberapa obat herbal ke dalam klinik yaitu tidak ada yang tahu bagaimana obat herbal tersebut bekerja dan tidak ada yang tahu mekanismenya. Oleh alasannya itu peneliti biasanya sangat ragu-ragu untuk menambahkannya ke dalam setiap seni administrasi pengobatan farmasi,” kata Jones. ”Sekarang kita benar-benar akan sanggup secara sistematis memperlihatkan bagian-bagian fisiologi sel yang dipengaruhi oleh senyawa ini.”

Referensi jurnal :

C.-P. Chuu, H.-P. Lin, M. F. Ciaccio, J. M. Kokontis, R. J. Hause, R. A. Hiipakka, S. Liao, R. B. Jones. Caffeic Acid Phenethyl Ester Suppresses the Proliferation of Human Prostate Cancer Cells through Inhibition of p70S6K and Akt Signaling Networks. Cancer Prevention Research, 2012; 5 (5): 788 DOI: 10.1158/1940-6207.CAPR-12-0004-T

Artikel ini merupakan terjemahan dari goresan pena ulang berdasarkan materi yang disediakan oleh University of Chicago Medical Center via Science Daily. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment