Macam / Jenis Teknologi Reproduksi pada Manusia - Teknologi reproduksi meliputi semua penggunaan teknologi dalam reproduksi insan maupun hewan, termasuk di dalamnya yakni teknologi reproduksi buatan (assisted reproductive technology), kontrasepsi dan lain-lain.
1. Teknologi Reproduksi Buatan [1]
Teknologi reproduksi buatan / Assisted reproductive technology (ART) yakni penggunaan teknologi reproduksi untuk mengobati infertilitas (kemndulan). Kemndulan sanggup disebabkan oleh tersumbatnya saluran fallopii oleh suatu penyakit atau hal lain sehingga menghambat proses pembuahan. [2] Ini yakni satu-satunya aplikasi teknologi reproduksi untuk meningkatkan reproduksi yang dipakai secara rutin pada ketika ini. Contohnya termasuk fertilisasi in vitro dan perluasan yang mungkin sanggup dilakukan.
Beberapa teladan dari ART yakni :
1.1. Inseminasi buatan [3]
Inseminasi buatan / Artificial Insemination (AI) yakni pengenalan secara sengaja semen (sp*rma) ke dalam v*gina perempuan atau saluran telur untuk tujuan mencapai kehamilan melalui fertilisasi dengan cara selain sanggama. Teknik yakni alternatif medis untuk kekerabatan seksual, atau inseminasi buatan.
Inseminasi buatan merupakan teknik terapi kesuburan bagi manusia, dan merupakan praktik umum pada peternakan sapi perah dan babi. Inseminasi buatan sanggup memakai teknologi reproduksi terbantu, donor sp*rma dan teknik pemeliharaan ternak.
1.2. Reproduksi buatan [2]
Reproduksi buatan yakni penciptaan kehidupan gres selain dengan cara alami yang tersedia pada organisme. Contohnya adalah: inseminasi buatan, fertilisasi in vitro, kloning dan pembelahan embrio.
1.3. Kloning pada Manusia [1]
Dalam biologi, kloning yakni proses memproduksi populasi yang sama dari individu yang identik secara genetik, yang terjadi di alam ketika organisme menyerupai bakteri, serangga atau tumbuhan bereproduksi secara aseksual. Kloning dalam bioteknologi mengacu pada proses yang dipakai untuk menciptakan salinan fragmen DNA (kloning molekuler), sel-sel (sel kloning), atau organisme.
Kloning insan yakni penciptaan salinan genetik yang identik dari manusia. Hal ini tidak mengacu pada kelahiran monozigot kembar atau reproduksi insan / sel binatang atau jaringan. Etika kloning yakni gosip yang sangat kontroversial. Istilah ini umumnya dipakai untuk merujuk ke kloning insan buatan; klon insan dalam bentuk kembar identik yakni sesuatu yang biasa, dimana kloning ini terjadi selama proses reproduksi alami.
Ada dua jenis umum pada kloning manusia, yaitu : kloning terapeutik dan kloning reproduksi. Kloning terapeutik melibatkan sel kloning dari orang cukup umur untuk dipakai dalam obat-obatan dan transplantasi, dan merupakan bidang penelitian yang sangat aktif. Kloning reproduksi akan melibatkan pembuatan kloning, untuk pasangan yang ingin mempunyai anak, akan tetapi tidak bisa secara alami.
1.4. Kriopreservasi dari sp*rma, oosit, embrio [1]
Kriopreservasi atau cryoconservation yakni proses di mana sel-sel, seluruh jaringan, atau zat lain yang rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh reaktivitas kimia atau waktu diawetkan dengan pendinginan pada suhu dibawah 0°C. Pada suhu yang cukup rendah, setiap enzimatik atau acara kimia yang sanggup mengakibatkan kerusakan pada materi yang bersangkutan secara efektif akan terhenti. Metode kriopreservasi berusaha untuk mencapai suhu rendah tanpa mengakibatkan kerusakan pelengkap yang disebabkan oleh pembentukan es selama proses pembekuan. Kriopreservasi tradisional telah bergantung pada lapisan pembungkus material yang akan dibekukan, molekul pembungkus tersebut disebut dengan krioprotektan. Metode gres diteliti secara terus-menerus, lantaran banyak jenis krioprotektan bersifat toksik.
1.5. Transfer Embrio [1]
Transfer embrio mengacu pada langkah dalam proses reproduksi buatan, di mana embrio ditempatkan ke dalam rahim perempuan dengan maksud untuk menghasilkan kehamilan. Teknik ini (yang sering dipakai dalam kaitannya dengan fertilisasi in vitro / in vitro fertilization (IVF)), sanggup dipakai pada insan atau hewan, di mana situasi dan tujuannya sanggup bervariasi.
1.6. Obat Kesuburan [1]
Obat kesuburan yakni obat yang meningkatkan tingkat kesuburan reproduksi. Bagi wanita, obat kesuburan yang dipakai mempunyai kegunaan untuk merangsang perkembangan folikel ovarium. Saat ini ada sangat sedikit pilihan pengobatan kesuburan yang tersedia untuk laki-laki.
Agen yang meningkatkan acara ovarium sanggup diklasifikasikan sebagai gonadotropin releasing hormone, Estrogen antagonis atau Gonadotropin.
1.7. Terapi Hormon [1]
Terapi hormon atau terapi hormonal yakni penggunaan hormon dalam perawatan medis. Pengobatan dengan memakai hormon antagonis juga sanggup disebut sebagai terapi hormonal.
1.8. Fertilisasi in vitro / In vitro fertilisation (IVF) [1]
Fertilisasi in vitro (IVF) yakni suatu proses dimana sel telur dibuahi oleh sp*rma di luar tubuh: in vitro. IVF yakni pengobatan utama untuk infertilitas ketika metode lain dari teknologi reproduksi buatan telah gagal. Proses ini melibatkan pemantauan dan merangsang proses ovulasi wanita, menghilangkan sel telur atau ovum (sel telur) dari indung telur perempuan dan membiarkan sp*rma membuahinya dalam suatu media cairan di laboratorium. Telur yang sudah dibuahi (zigot) yang dibudidayakan selama 2-6 hari dalam media pertumbuhan kemudian ditransfer ke rahim ibunya dengan maksud untuk menghasilkan kehamilan. Kelahiran pertama yang sukses dari "bayi tabung", dialami oleh Louise Brown, terjadi pada tahun 1978. Louise Brown lahir sebagai hasil dari siklus alami IVF di mana tidak ada rangsangan yang dibuat. Robert G. Edwards, jago fisiologi yang menyebarkan teknik ini, dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2010.
Teknik bayi tabung yang lebih dikenal dengan ”in vitro fertilization”, memerlukan 3 tahap yaitu sebagai berikut. [2]
1.9. Injeksi Sp*rma Intrasitoplasmik [1]
Injeksi sp*rma intrasitoplasmik / Intracytoplasmic sp*rm injection (ICSI) merupakan mekanisme fertilisasi in vitro di mana satu sp*rma disuntikkan pribadi ke dalam telur.
1.10. Diagnosis Genetik Praimplantasi [1]
Diagnosis genetik praimplantasi / Pre-implantation genetic diagnosis (PGD atau PIGD) mengacu pada profiling genetik embrio sebelum implantasi (dalam bentuk embrio profiling), dan adakala bahkan berupa oosit sebelum terjadinya pembuahan. PGD dianggap mempunyai cara yang sama dengan diagnosis prenatal. Pada ketika teknik ini dipakai untuk skrining penyakit genetik tertentu, keunggulan utamanya yakni sanggup menghindari terminasi kehamilan selektif, dimana metode ini sangat mungkin menciptakan bayi yang lahir akan bebas dari penyakit bawaan. PGD merupakan pelengkap untuk teknologi reproduksi buatan, dan membutuhkan fertilisasi in vitro (IVF) untuk mendapat oosit atau embrio yang akan digunakan. Istilah skrining genetik praimplantasi / preimplantation genetic screening ( PGS ) dipakai untuk memperlihatkan mekanisme yang tidak mencari penyakit tertentu, tetapi memakai teknik PGD untuk mengidentifikasi embrio yang beresiko .
Prosedur ini juga sanggup disebut profil genetik praimplantasi, istilah ini dipakai untuk menyesuaikan diri dengan fakta bahwa teknik ini adakala dipakai pada oosit atau embrio sebelum implantasi untuk alasan lain selain diagnosis atau skrining.
Prosedur yang dilakukan pada sel-sel seksual sebelum pembuahan kemungkinan sanggup disebut sebagai metode seleksi oosit atau seleksi sp*rma, meskipun metode dan tujuannya sebagian tumpang tindih dengan PGD .
1.11. Prognostik [1]
Teknologi reproduksi juga meliputi metode untuk memperlihatkan prognosis suatu individu wacana kemungkinan kehamilan di masa depan dan memfasilitasi pilihan informasi keluarga berencana. Pada wanita, metode tersebut meliputi pemetaan cadangan ovarium seorang wanita, dinamika folikel dan biomarker yang terkait. Pada laki-laki, hal ini termasuk analisis semen (sp*rma).
1.12. Kontrasepsi [4]
Pengendalian kelahiran yang juga dikenal sebagai kontrasepsi dan kontrol kesuburan, yakni metode atau alat yang dipakai untuk mencegah kehamilan. Perencanaan, penyediaan dan penggunaan kontrol kelahiran disebut keluarga berencana. Seks yang aman, menyerupai penggunaan k*ndom pada laki-laki atau wanita, juga sanggup membantu mencegah nanah menular seksual. Metode pengendalian kelahiran telah dipakai semenjak zaman kuno, tetapi metode yang efektif dan kondusif hanya tersedia di era ke-20. Beberapa budaya sengaja membatasi susukan untuk kontrol kelahiran lantaran mereka menganggap hal itu tidak sesuai secara moral atau politik.
Metode yang paling efektif dari pengendalian kelahiran yakni sterilisasi dengan cara vasektomi pada laki-laki dan ligasi tuba (tubektomi) pada wanita, intrauterine device (IUD) dan implan kontrasepsi. Hal ini diikuti oleh sejumlah kontrasepsi hormonal, termasuk pil 0ral, patch, cincin v*gina, dan suntikan. Metode yang kurang efektif contohnya yakni dengan memakai pelindung menyerupai k*ndom, diafragma, spons kontrasepsi dan metode kesadaran kesuburan. Metode paling efektif yakni sp*rmisida dan penarikan alat jantan oleh laki-laki sebelum keluar. Sterilisasi walaupun sangat efektif, biasanya tidak reversibel, sedangkan semua metode lain bersifat reversibel dimana proses kehamilan sanggup terjadi sehabis penghentian penggunaan. Kontrasepsi darurat sanggup mencegah kehamilan dalam beberapa hari sehabis kekerabatan seks tanpa k*ndom. Beberapa menganggap untuk tidak melaksanakan kekerabatan seksual sebagai kontrol kelahiran, tapi larangan berupa pendidikan seks ini sanggup meningkatkan kehamilan remaja ketika dilakukan tanpa adanya pendidikan mengenai kontrasepsi.
Secara umum menurut sifat kerjanya kontrasepsi dibedakan menjadi dua macam, yaitu kontrasepsi permanen dan kontrasepsi temporer. [2]
1.13. Teknik reproduksi buatan lainnya [1]
Teknik-teknik berikut, berbeda dengan ART, belum rutin digunakan. Bahkan, sebagian dari mereka bahkan pada tahap perkembangan:
a. rahim buatan
b. teknologi pilihan germinal
c. in vitro partenogenesis
d. reprogenetik
1. Teknologi Reproduksi Buatan [1]
Teknologi reproduksi buatan / Assisted reproductive technology (ART) yakni penggunaan teknologi reproduksi untuk mengobati infertilitas (kemndulan). Kemndulan sanggup disebabkan oleh tersumbatnya saluran fallopii oleh suatu penyakit atau hal lain sehingga menghambat proses pembuahan. [2] Ini yakni satu-satunya aplikasi teknologi reproduksi untuk meningkatkan reproduksi yang dipakai secara rutin pada ketika ini. Contohnya termasuk fertilisasi in vitro dan perluasan yang mungkin sanggup dilakukan.
Beberapa teladan dari ART yakni :
1.1. Inseminasi buatan [3]
Inseminasi buatan / Artificial Insemination (AI) yakni pengenalan secara sengaja semen (sp*rma) ke dalam v*gina perempuan atau saluran telur untuk tujuan mencapai kehamilan melalui fertilisasi dengan cara selain sanggama. Teknik yakni alternatif medis untuk kekerabatan seksual, atau inseminasi buatan.
Inseminasi buatan merupakan teknik terapi kesuburan bagi manusia, dan merupakan praktik umum pada peternakan sapi perah dan babi. Inseminasi buatan sanggup memakai teknologi reproduksi terbantu, donor sp*rma dan teknik pemeliharaan ternak.
1.2. Reproduksi buatan [2]
Reproduksi buatan yakni penciptaan kehidupan gres selain dengan cara alami yang tersedia pada organisme. Contohnya adalah: inseminasi buatan, fertilisasi in vitro, kloning dan pembelahan embrio.
1.3. Kloning pada Manusia [1]
Dalam biologi, kloning yakni proses memproduksi populasi yang sama dari individu yang identik secara genetik, yang terjadi di alam ketika organisme menyerupai bakteri, serangga atau tumbuhan bereproduksi secara aseksual. Kloning dalam bioteknologi mengacu pada proses yang dipakai untuk menciptakan salinan fragmen DNA (kloning molekuler), sel-sel (sel kloning), atau organisme.
Kloning insan yakni penciptaan salinan genetik yang identik dari manusia. Hal ini tidak mengacu pada kelahiran monozigot kembar atau reproduksi insan / sel binatang atau jaringan. Etika kloning yakni gosip yang sangat kontroversial. Istilah ini umumnya dipakai untuk merujuk ke kloning insan buatan; klon insan dalam bentuk kembar identik yakni sesuatu yang biasa, dimana kloning ini terjadi selama proses reproduksi alami.
Ada dua jenis umum pada kloning manusia, yaitu : kloning terapeutik dan kloning reproduksi. Kloning terapeutik melibatkan sel kloning dari orang cukup umur untuk dipakai dalam obat-obatan dan transplantasi, dan merupakan bidang penelitian yang sangat aktif. Kloning reproduksi akan melibatkan pembuatan kloning, untuk pasangan yang ingin mempunyai anak, akan tetapi tidak bisa secara alami.
1.4. Kriopreservasi dari sp*rma, oosit, embrio [1]
Kriopreservasi atau cryoconservation yakni proses di mana sel-sel, seluruh jaringan, atau zat lain yang rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh reaktivitas kimia atau waktu diawetkan dengan pendinginan pada suhu dibawah 0°C. Pada suhu yang cukup rendah, setiap enzimatik atau acara kimia yang sanggup mengakibatkan kerusakan pada materi yang bersangkutan secara efektif akan terhenti. Metode kriopreservasi berusaha untuk mencapai suhu rendah tanpa mengakibatkan kerusakan pelengkap yang disebabkan oleh pembentukan es selama proses pembekuan. Kriopreservasi tradisional telah bergantung pada lapisan pembungkus material yang akan dibekukan, molekul pembungkus tersebut disebut dengan krioprotektan. Metode gres diteliti secara terus-menerus, lantaran banyak jenis krioprotektan bersifat toksik.
1.5. Transfer Embrio [1]
Transfer embrio mengacu pada langkah dalam proses reproduksi buatan, di mana embrio ditempatkan ke dalam rahim perempuan dengan maksud untuk menghasilkan kehamilan. Teknik ini (yang sering dipakai dalam kaitannya dengan fertilisasi in vitro / in vitro fertilization (IVF)), sanggup dipakai pada insan atau hewan, di mana situasi dan tujuannya sanggup bervariasi.
1.6. Obat Kesuburan [1]
Obat kesuburan yakni obat yang meningkatkan tingkat kesuburan reproduksi. Bagi wanita, obat kesuburan yang dipakai mempunyai kegunaan untuk merangsang perkembangan folikel ovarium. Saat ini ada sangat sedikit pilihan pengobatan kesuburan yang tersedia untuk laki-laki.
Agen yang meningkatkan acara ovarium sanggup diklasifikasikan sebagai gonadotropin releasing hormone, Estrogen antagonis atau Gonadotropin.
1.7. Terapi Hormon [1]
Terapi hormon atau terapi hormonal yakni penggunaan hormon dalam perawatan medis. Pengobatan dengan memakai hormon antagonis juga sanggup disebut sebagai terapi hormonal.
1.8. Fertilisasi in vitro / In vitro fertilisation (IVF) [1]
Fertilisasi in vitro (IVF) yakni suatu proses dimana sel telur dibuahi oleh sp*rma di luar tubuh: in vitro. IVF yakni pengobatan utama untuk infertilitas ketika metode lain dari teknologi reproduksi buatan telah gagal. Proses ini melibatkan pemantauan dan merangsang proses ovulasi wanita, menghilangkan sel telur atau ovum (sel telur) dari indung telur perempuan dan membiarkan sp*rma membuahinya dalam suatu media cairan di laboratorium. Telur yang sudah dibuahi (zigot) yang dibudidayakan selama 2-6 hari dalam media pertumbuhan kemudian ditransfer ke rahim ibunya dengan maksud untuk menghasilkan kehamilan. Kelahiran pertama yang sukses dari "bayi tabung", dialami oleh Louise Brown, terjadi pada tahun 1978. Louise Brown lahir sebagai hasil dari siklus alami IVF di mana tidak ada rangsangan yang dibuat. Robert G. Edwards, jago fisiologi yang menyebarkan teknik ini, dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2010.
Teknik bayi tabung yang lebih dikenal dengan ”in vitro fertilization”, memerlukan 3 tahap yaitu sebagai berikut. [2]
- Pengambilan ovum yang sudah matang dari seorang wanita.
- Menyediakan media kultur sebagai daerah pembuahan in vitro. Media ini harus mempunyai kandungan kimia sesuai dengan cairan yang ada di saluran fallopii.
- Pengambilan sp*rma dari seorang pria.
Setelah itu, sp*rma diinjeksikan ke dalam ovum dengan harapan akan terjadi pembuahan dan pembentukan embrio. Calon bayi inilah yang akan ditransfer ke dalam rahim si calon ibu. Akan tetapi, jika memungkinkan, embrio akan terus dikembangkan di media kultur hingga hari ke enam dan berkembang menjadi blastosis. Setelah itu, gres diimplantasikan ke rahim ibu.
1.9. Injeksi Sp*rma Intrasitoplasmik [1]
Injeksi sp*rma intrasitoplasmik / Intracytoplasmic sp*rm injection (ICSI) merupakan mekanisme fertilisasi in vitro di mana satu sp*rma disuntikkan pribadi ke dalam telur.
1.10. Diagnosis Genetik Praimplantasi [1]
Diagnosis genetik praimplantasi / Pre-implantation genetic diagnosis (PGD atau PIGD) mengacu pada profiling genetik embrio sebelum implantasi (dalam bentuk embrio profiling), dan adakala bahkan berupa oosit sebelum terjadinya pembuahan. PGD dianggap mempunyai cara yang sama dengan diagnosis prenatal. Pada ketika teknik ini dipakai untuk skrining penyakit genetik tertentu, keunggulan utamanya yakni sanggup menghindari terminasi kehamilan selektif, dimana metode ini sangat mungkin menciptakan bayi yang lahir akan bebas dari penyakit bawaan. PGD merupakan pelengkap untuk teknologi reproduksi buatan, dan membutuhkan fertilisasi in vitro (IVF) untuk mendapat oosit atau embrio yang akan digunakan. Istilah skrining genetik praimplantasi / preimplantation genetic screening ( PGS ) dipakai untuk memperlihatkan mekanisme yang tidak mencari penyakit tertentu, tetapi memakai teknik PGD untuk mengidentifikasi embrio yang beresiko .
Prosedur ini juga sanggup disebut profil genetik praimplantasi, istilah ini dipakai untuk menyesuaikan diri dengan fakta bahwa teknik ini adakala dipakai pada oosit atau embrio sebelum implantasi untuk alasan lain selain diagnosis atau skrining.
Prosedur yang dilakukan pada sel-sel seksual sebelum pembuahan kemungkinan sanggup disebut sebagai metode seleksi oosit atau seleksi sp*rma, meskipun metode dan tujuannya sebagian tumpang tindih dengan PGD .
1.11. Prognostik [1]
Teknologi reproduksi juga meliputi metode untuk memperlihatkan prognosis suatu individu wacana kemungkinan kehamilan di masa depan dan memfasilitasi pilihan informasi keluarga berencana. Pada wanita, metode tersebut meliputi pemetaan cadangan ovarium seorang wanita, dinamika folikel dan biomarker yang terkait. Pada laki-laki, hal ini termasuk analisis semen (sp*rma).
1.12. Kontrasepsi [4]
Pengendalian kelahiran yang juga dikenal sebagai kontrasepsi dan kontrol kesuburan, yakni metode atau alat yang dipakai untuk mencegah kehamilan. Perencanaan, penyediaan dan penggunaan kontrol kelahiran disebut keluarga berencana. Seks yang aman, menyerupai penggunaan k*ndom pada laki-laki atau wanita, juga sanggup membantu mencegah nanah menular seksual. Metode pengendalian kelahiran telah dipakai semenjak zaman kuno, tetapi metode yang efektif dan kondusif hanya tersedia di era ke-20. Beberapa budaya sengaja membatasi susukan untuk kontrol kelahiran lantaran mereka menganggap hal itu tidak sesuai secara moral atau politik.
Metode yang paling efektif dari pengendalian kelahiran yakni sterilisasi dengan cara vasektomi pada laki-laki dan ligasi tuba (tubektomi) pada wanita, intrauterine device (IUD) dan implan kontrasepsi. Hal ini diikuti oleh sejumlah kontrasepsi hormonal, termasuk pil 0ral, patch, cincin v*gina, dan suntikan. Metode yang kurang efektif contohnya yakni dengan memakai pelindung menyerupai k*ndom, diafragma, spons kontrasepsi dan metode kesadaran kesuburan. Metode paling efektif yakni sp*rmisida dan penarikan alat jantan oleh laki-laki sebelum keluar. Sterilisasi walaupun sangat efektif, biasanya tidak reversibel, sedangkan semua metode lain bersifat reversibel dimana proses kehamilan sanggup terjadi sehabis penghentian penggunaan. Kontrasepsi darurat sanggup mencegah kehamilan dalam beberapa hari sehabis kekerabatan seks tanpa k*ndom. Beberapa menganggap untuk tidak melaksanakan kekerabatan seksual sebagai kontrol kelahiran, tapi larangan berupa pendidikan seks ini sanggup meningkatkan kehamilan remaja ketika dilakukan tanpa adanya pendidikan mengenai kontrasepsi.
Secara umum menurut sifat kerjanya kontrasepsi dibedakan menjadi dua macam, yaitu kontrasepsi permanen dan kontrasepsi temporer. [2]
Kontrasepsi permanen disebut juga kontrasepsi mantap. Kontrasepsi dengan cara ini bertujuan menghilangkan kemampuan untuk sanggup hamil. Kontrasepsi jenis ini dilakukan dengan cara operasi, baik pada perempuan (tubektomi) maupun laki-laki (vasektomi). Vasektomi dilakukan dengan mengikat dan memotong saluran vas deferens. Vasektomi mengakibatkan sp*rma tidak sampai ke uretra sehingga sp*rma tidak sanggup dikeluarkan.
Namun, seorang laki-laki yang melaksanakan vasektomi masih mampu mengeluarkan air mani ketika ejak*lasi walaupun mani tidak mengandung sp*rma. Hal ini lantaran cairan mani berasal dari glandula prostat.
Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat dan memotong oviduk. Cara ini menciptakan ovum yang sudah diovulasikan tidak dapat melewati saluran oviduk sehingga ovum tidak dapat bertemu dengan sp*rma. Perhatikan Gambar 1.
Gambar 1. Sterilisasi pada laki-laki dan perempuan (Vasektomi dan Tubekt0mi) |
Kontrasepsi temporer dikenal juga sebagai kontrasepsi tidak tetap lantaran kemampuan hamil sanggup dikembalikan. Kontrasepsi jenis ini sanggup dilakukan dengan tanpa alat bantu dan dengan alat bantu.
Kontrasepsi tanpa alat bantu dilakukan dengan menghindari hubungan seksual pada ketika perempuan mengalami masa subur. Masa subur terjadi pada ketika perempuan mengalami ovulasi. Masa subur ini sanggup diperkirakan dengan menghitung siklus menstruasi pada setiap bulannya, yaitu 11–18 hari semenjak hari pertama menstruasi. Cara menyerupai ini dikenal dengan metode kalender. Perhatikan Gambar 2.
Sebagai teladan amati metode kalender berikut.
Gambar 2. Metode kalender untuk menghitung masa subur |
Selain metode kalender, kontrasepsi tanpa alat bantu juga sanggup menurut suhu tubuh. Suhu badan ini dapat diukur dengan termometer. Perhatikan Gambar 2.
Suhu tubuh perempuan sehabis masa ovulasi meningkat 0,2–0,4°C. Jadi, untuk menghindari terjadinya kehamilan, hubungan seksual sanggup dilakukan 4 hari sehabis terjadi peningkatan suhu tubuh.
Gambar 3. Termometer ovulasi |
Kontrasepsi tanpa alat bantu juga sanggup berdasarkan jumlah lendir pada rahim. Apabila seorang perempuan sedang mengalami masa ovulasi, maka rahim akan menghasilkan banyak lendir. Untuk menghindari terjadinya kehamilan, maka hubungan seksual dilakukan 4 hari sehabis keadaan ini. Kontrasepsi memakai alat bantu banyak ragamnya. Alat bantu tersebut sanggup bersifat mekanik, kimia, dan hormonal. Alat bantu kontrasepsi secara mekanik dapat menggunakan k*ndom, diafragma, dan Intra Uterine Device (IUD).
K*ndom terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi sangat kuat. Perhatikan Gambar 4.
Gambar 4. K*ndom |
K*ndom ini dikenakan oleh pria ketika akan berafiliasi seksual dan mencegah bertemunya sp*rma dengan ovum. K*ndom mempunyai daya efektivitas sekitar 90% untuk menghindari terjadinya pembuahan. Diafragma terbuat dari karet yang sangat tipis. Perhatikan Gambar 5.
Gambar 5. Diafragma |
Diafragma ini menutup uterus dan tuba fallopii untuk mencegah semoga sp*rma tidak memasuki uterus. Diafragma mempunyai efektivitas sekitar 90% untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Selain k*ndom dan diafragma, alat kontrasepsi yang bersifat mekanik lainnya yakni IUD yang dipasang di uterus untuk mencegah implantasi zigot dan mencegah terjadinya pembuahan. Perhatikan Gambar 6.
Gambar 6. IUD sanggup mencegah terjadinya pembuahan |
Tidak menyerupai k*ndom dan diafragma, alat ini mempunyai efektivitas sekitar 98% untuk mencegah terjadinya pembuahan. Sp*rmisid merupakan alat kontrasepsi yang bersifat kimia. Sp*rmisid ini ada yang berbentuk jeli, busa, atau tissue. Perhatikan Gambar 7.
Gambar 7. Alat kontrasepsi |
Sp*rmisid dikenakan pada v*gina sebelum melakukan hubungan seksual. Sp*rmisid mampu mematikan sp*rma dalam jumlah banyak. Cara ini mempunyai efektivitas 70% untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Alat kontrasepsi yang bersifat hormonal di antaranya menggunakan pil dan suntikan. Perhatikan Gambar 7. Pil dan suntikan sanggup mencegah terjadinya ovulasi. Pil ini dikonsumsi secara 0ral setiap hari selama 21 hari di antara masa menstruasi, sedangkan suntikan dilakukan setiap 3 bulan sekali, kontrasepsi cara ini mempunyai efektivitas sebesar 99%.
1.13. Teknik reproduksi buatan lainnya [1]
Teknik-teknik berikut, berbeda dengan ART, belum rutin digunakan. Bahkan, sebagian dari mereka bahkan pada tahap perkembangan:
a. rahim buatan
b. teknologi pilihan germinal
c. in vitro partenogenesis
d. reprogenetik
Anda kini sudah mengetahui Teknologi Reproduksi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Reproductive_technology
[2] Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Artificial_insemination
[4] http://en.wikipedia.org/wiki/Contraception
Referensi :
[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Reproductive_technology
[2] Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Artificial_insemination
[4] http://en.wikipedia.org/wiki/Contraception
No comments:
Post a Comment