Thursday, September 12, 2019

Pintar Pelajaran Teori Asam Basa Bronsted-Lowry, Kelebihan Dan Kelemahan, Keunggulan, Kekurangan, Kimia

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry, Kelebihan dan Kelemahan, Keunggulan, Kekurangan, KimiaTeori asam dan basa Arrhenius menyatakan bahwa senyawa HCl bersifat asam alasannya yakni dalam larutannya menghasilkan ion H+, sedangkan NaOH bersifat basa alasannya yakni dalam larutannya melepaskan ion OH. Teori asam basa Arrhenius ini berlaku bila dalam keadaan berikut.
  1. Senyawa yang terlibat dalam reaksi harus dalam bentuk larutan.
  2. Suatu senyawa dikatakan bersifat asam bila dalam larutannya menghasilkan ion H+, sedangkan suatu senyawa dikatakan bersifat basa bila dalam larutannya melepaskan ion OH.
Tetapi dalam kenyataan di alam ternyata ada fakta yang tidak mematuhi hukum Arrhenius tersebut, antara lain:

1. Gas HCl dan gas NH3 dapat pribadi bereaksi membentuk NH4Cl.

HCl(g) + NH3(g) → NH4Cl(s) Mengapa?

2. Larutan Na2CO3 jika dites dengan indikator mengatakan sifat basa padahal dalam senyawa tersebut tidak mengandung ion OH. Mengapa ?

Perhatikan juga fenomena di bawah ini. [1]

Kalian telah mengetahui pengertian asam dan basa berdasarkan Arrhenius bukan? Jika dilarutkan dalam air, asam akan menghasilkan ion H3O+, sedangkan basa dalam air akan menghasilkan ion OH. Apabila amonia pekat dan HCl pekat ditempatkan pada botol yang terbuka, maka di atas botol-botol tersebut terbentuklah kristal-kristal halus dari ammonium klorida (NH4Cl).

Kristal NH4Cl yang terjadi merupakan reaksi antara HCl dan gas NH3. HCl lolos dari dalam larutan pekat asam klorida dan NH3 lolos dari larutan amonia dalam air. Reaksi yang terjadi yakni sebagai berikut.

HCl(g) + NH3(g) → NH4Cl(s)

Hasil reaksi ini akan sama bila kita mencampur larutan amonium hidoksida dengan larutan HCl. Berikut reaksi yang terjadi.

NH4OH(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq) + H2O(aq)

Karena hasil reaksi antara HCl dengan NH3 sama, baik dalam bentuk gas maupun larutan, maka sanggup dikatakan bahwa kedua reaksi ini yakni reaksi asam basa. Apabila menengok definisi asam basa Arrhenius, maka sifat asam dan basa larutan dicirikan dengan dihasilkankannya ion H+ dan OH- dalam air. Namun, pada kenyataannya ada reaksi dalam bentuk gas yang tidak menghasilkan ion H+ atau ion OH- tetapi tergolong reaksi asam basa. 

Berdasarkan fakta di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa teori asam-basa Arrhenius belum bisa menjelaskan semua fenomena reaksi kimia. Oleh alasannya yakni itu perlu ada teori asam-basa yang gres yang lebih bisa menjelaskan fenomena reaksi kimia.

Menanggapi kekurangan teori asam-basa Arrhenius tersebut, pada tahun 1923, spesialis dari Denmark berjulukan Johanes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry dari Inggris yang bekerja sendiri-sendiri, tetapi dalam waktu yang bersamaan berbagi konsep asam-basa berdasarkan serah-terima proton (H+). Konsep asam-basa berdasarkan serah-terima proton ini dikenal dengan konsep asam-basa Bronsted-Lowry.

Menurut Bronsted dan Lowry, asam yakni spesi yang memberi proton, sedangkan basa yakni spesi yang mendapatkan proton pada suatu reaksi pemindahan proton.

Asam Bronsted-Lowry = donor proton (H+)
Basa Bronsted-Lowry = penerima proton (H+)

Berdasarkan definisi ini, maka reaksi antara gas NH3 dan HCl sanggup ditulis menggunakan struktur Lewis ibarat pada Gambar 1. [1]
 menyatakan bahwa senyawa HCl bersifat asam alasannya yakni dalam larutannya menghasilkan ion Pintar Pelajaran Teori Asam Basa Bronsted-Lowry, Kelebihan dan Kelemahan, Keunggulan, Kekurangan, Kimia
Dari Gambar 1. terlihat bahwa HCl bersifat asam alasannya yakni donor proton, sedangkan NH3 adalah basanya alasannya yakni mendapatkan proton. Jadi, berdasarkan Bronsted-Lowry, setiap ada reaksi yang di dalamnya terjadi suatu perpindahan proton dari partikel satu ke partikel yang lain, disebut reaksi asam basa meskipun tidak mengikutsertakan ion H+ atau ion OH- dan bereaksi tanpa ada suatu pelarut.

Perhatikan teladan berikut.

NH4+(aq)
+
H2O(l)
NH3(aq)
+
H3O+(aq)
asam

basa







H2O(l)
+
NH3(aq)
NH4 +(aq)
+
OH(aq)
asam

basa





Pada teladan di atas terlihat bahwa air sanggup bersifat sebagai asam (donor proton) dan sebagai basa (akseptor proton). Zat ibarat itu bersifat amfiprotik (amfoter).

Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius alasannya yakni hal-hal berikut.
  1. Konsep asam basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
  2. Teori Asam basa Bronsted Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga sanggup berupa kation atau anion. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry sanggup menjelaskan sifat asam dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam yakni ion NH4 + karena dalam air sanggup melepas proton.
Anda kini sudah mengetahui Teori Asam Basa Bronsted-Lowry. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Utami, B. A. Nugroho C. Saputro, L. Mahardiani, S. Yamtinah, dan B. Mulyani. 2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 274.

Referensi Lainnya :

[1] Premono, S. A. Wardani, dan N. Hidayati. 2009. Kimia : SMA/ MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

No comments:

Post a Comment