Thursday, November 28, 2019

Pintar Pelajaran Fakta Mental Dan Sosial Dalam Sejarah : Pengertian, Contoh, Fungsi, Kegunaan

Artikel dan Makalah wacana Fakta Mental dan Sosial dalam Sejarah : Pengertian, Contoh, Fungsi, Kegunaan - Berikut ini yaitu bahan lengkapnya :


Apa yang disebut dengan fakta mental? Dalam penelitian sejarah, selain dibutuhkan fakta atau bukti yang bersifat material, dengan arti sanggup dipegang, dilihat, dibaca, dibutuhkan juga fakta atau bukti yang bersifat nonmateri atau non fisik. Fakta yang bersifat nonfisik inilah yang disebut fakta mental. Fakta mental ini behubungan dengan problem kejiwaan, rohaniah, dan tabiat manusia. Dari fakta mental ini kita sanggup lebih memahami suatu peristiwa, dari latar belakangnya. Jalannya insiden sampai final peristiwa. Misalnya, mental orang Aceh yang keras dan tak gampang menyerah, mengakibatkan pihak Belanda kewalahan dalam menghadapi perlawanannya.

Contoh lain yaitu fakta mental bahwa sebagian orang Indonesia sanggup gampang dipecah-belah oleh politik adu-domba bangsa aneh yang menjajahnya. Oleh lantaran itu, mental sebuah suku atau bangsa sangat memengaruhi perjalanan sejarah bangsa atau suku yang bersangkutan. Fakta mental lainnya yaitu rasa trauma dan takut akan insiden yang pernah dialaminya. Seorang mantan tahanan politik yang pernah dipenjara di Pulau Buru oleh pemerintahan Soeharto lantaran dicurigai sebagai simpatisan PKI yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965, akan cenderung membenci segala sesuatu yang bekerjasama pemerintah Orde Baru.

Begitu pula, orang Irak yang saudara atau kerabatnya meninggal pada masa atau sehabis aksi Amerika Serikat tahun 2003 atas Irak, akan mengalami guncagan batin sebagai akibatnya. Mereka akan selalu mengingat betapa mengerikannya akhir yang ditimbulkan oleh peperangan. Selanjutnya, Amerika akan terus dicap sebagai bangsa penjajah oleh orang-orang Irak, meski tak semua warga negara Amerika ikut perang dan menyetujui perang tersebut. Di samping kebencian terhadap Amerika, kekacauan yang makin parah, dengan banyaknya bom bunuh diri, menggoncangkan secara psikologis rakyat Irak.


Masalah sosial dalam masyarakat sanggup memengaruhi insiden sejarah. Bahkan tak jarang, sebuah insiden sejarah sanggup terjadi lantaran suatu problem sosial yang sebelumnya dianggap sepele. Banyak fenomena sosial yang pada akhirnya mengakibatkan insiden sejarah yang gemilang.

Munculnya pemberontakan rakyat etnis Cina terhadap Belanda pada tahun 1740 di Batavia, misalnya, disebabkan oleh problem sosial. Ketika itu masyarakat keturunan Cina di tempat Jakarta dan sekitarnya berhasil dalam bisnis dagangnya sehingga menciptakan khawatir pihak Belanda. Belanda takut bahwa perekomomian di Batavia akan dikuasai bangsa Cina. Maka dari itu, untuk membendung perkembangan ini banyak orang Cina yang dihabisi oleh tentara Belanda. Dan untuk selanjutnya, meletuslah beberapa pemberontakan rakyat etnis Cina (dan beberapa pribumi yang bergabung) terhadap Belanda, meski dalam skala yang kecil.

Masalah sosial pun sering muncul ke permukaan sehabis insiden berlangsung. Peristiwa-peristiwa besar acap kali mengakibatkan masalah-masalah sosial yang rumit. Peperangan, misalnya, selalu saja meninggalkan problem yang tak sedikit, ibarat banyaknya anak yang yatim, wanita yang menjanda, bangunan fisik (gedung, sekolah) yang rusak, terbengkalainya pendidikan dan tatanan ekonomi, dan masalah-masalah yang lainnya.

Contoh lain dari fakta sosial dalam sejarah, misalnya, bangunan berarsitektur Eropa di kota-kota di Indonesia. Ini membuktikan bahwa di kota bersangkutan pernah ditempati oleh orang-orang asal Eropa yang membangun rumah atau gedung dengan gaya arsitektur yang tak jauh beda dengan di negara asalnya.

Anda kini sudah mengetahui Fakta Mental dan Sosial dalam Sejarah. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Hendrayana. 2009. Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1 Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 202.

No comments:

Post a Comment