Artikel dan Makalah wacana Majas Depersonifikasi, Pengertian, Contoh, Macam-macam / Jenis, Perbandingan - Depersonifikasi ialah majas yang menampilkan insan sebagai binatang, benda-benda alam, atau benda lainnya. Jadi, sebetulnya depersonifikasi ialah lawan dari personifikasi, namun proses pembentukan kedua majas ini sama.
Contoh : "Aku heran melihat Tono, mematung."
Unsur yang dibandingkan: badan insan (Tono) dengan patung. Komponen makna penyama: ‘sesuatu yang diam, tidak bergerak’.Komponen makna pembeda untuk Tono ialah ‘manusia’ ‘mempunyai badan dan jiwa’, sedangkan patung (mematung) ialah ‘benda’, ‘hasil karya manusia’ ‘terbuat dari batu, kayu atau semen’. Yang muncul kata mematung, sedangkan “tubuh” bersifat implisit. Acuan bukan lagi benda melainkan manusia.
Contoh lain:
a. Penonton program “Dangdut dengan bor Inul sangat populer, penonton tampak menyemut”
Unsur yang dibandingkan ialah penonton (manusia) dan semut. Komponen makna penyama adalah: ‘jumlah’,‘banyak sekali’. Komponen makna pembeda ialah ‘manusia’ dan ‘binatang’. Yang muncul dalam teks ialah menyemut, sedangkan insan bersifat implisit
b. Hari, tokoh partai X tidak disukai lantaran ia sering menjadi bunglon.
Unsur yang dibandingkan ialah insan dengan hewan (bunglon). Komponen makna penyama ialah ‘mudah berubah-ubah’. Komponen makna pembeda untuk insan adalah, ‘pikiran berubah-ubah’ (ideologi)’, sedang pada hewan ialah ‘warna kulitnya’. Yang muncul dalam teks ialah bunglon, sedangkan insan bersifat implisit. Di sini juga terjadi penyimpangan makna yang menimbulkan ketidaksesuaian kolokasi: Tono (manusia) tidak berkolokasi dengan mematung, penonton (manusia) tidak berkolokasi dengan menyemut, tokoh partai tidak berkolokasi dengan menjadi bunglon.
Apabila diperhatikan, tidak semua metafora sanggup dikelompokkan dalam personifikasi atau depersonifikasi.
Contoh : “Kalau sudah menduduki dingklik empuk, anggota dewan perwakilan rakyat lupa rakyatnya”.
Kursi empuk dibandingkan dengan kedudukan anggota DPR, jadi tidak termasuk personifikasi maupun depersonifikasi. Itulah sebabnya perlu menciptakan subklasifikasi menurut pengelompokkan lain. Di bawah ini akan dikemukakan suatu perjuangan pembuatan subklasifikasi menurut konkrit atau abstraknya unsur yang dibandingkan.
Referensi :
Zaimar, O. K. S. 2002. Majas dan Pembentuknya. Makara. Sosial Humaniora, 6 (2) : pp. 45-57.
Referensi :
Zaimar, O. K. S. 2002. Majas dan Pembentuknya. Makara. Sosial Humaniora, 6 (2) : pp. 45-57.
No comments:
Post a Comment