Thursday, September 12, 2019

Pintar Pelajaran Ilmu Geografi : Pengertian Konsep Pendekatan Prinsip Aspek Sejarah

Dalam materi pembelajaran Bab 1 mengenai Hakikat Keilmuan Geografi ini, Anda akan mempelajari pengertian geografi, sejarah perkembangan geografi, beserta tokoh-tokoh yang mempengaruhi dari awal pembentukannya. Selain itu, Anda akan mempelajari pula objek studi geografi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada belahan selanjutnya, Anda akan dibawa lebih dalam untuk memahami geografi melalui aneka macam pendekatan dalam Geografi yaitu pendekatan spasial (keruangan), pendekatan ekologi (lingkungan), dan pendekatan regional (kewilayahan). Dilanjutkan dengan bahasan tentang prinsip-prinsip dan aspek dalam Geografi. Tahapan-tahapan keilmuan tersebut akan memperlihatkan wawasan kepada Anda bahwa Geografi merupakan ilmu yang komprehensif, menilai sebuah fenomena dari berbagai sudut keilmuan dan kepentingan. Materi ini sangatlah penting Anda pahami sebagai dasar mempelajari geografi secara utuh. Konsep-konsep Geografi sampaumur ini dipergunakan oleh aneka macam kalangan untuk memilih kebijakan dalam menata ruang kehidupan manusia. Oleh lantaran itu, pelajari dengan sebaik-baiknya.

A. Konsep Geografi

Pengetahuan insan mengenai Bumi, bahu-membahu telah lama mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini disebabkan, planet Bumi merupakan ruang tempat hidup insan yang senantiasa berinteraksi dalam memanfaatkan potensi Bumi dari lingkungan sekitarnya. Contohnya, sewaktu kita menghirup udara (O2) dalam proses pernapasan. Disadari atau tidak, kita telah melakukan interaksi dengan lingkungan begitu pula sebaliknya. Oksigen yang dikeluarkan oleh tanaman setiap hari kita hirup dan karbon dioksida yang kita keluarkan akan diserap oleh tanaman sebagai sumber tenaga dalam pengolahan kuliner bagi tumbuhan.

Selain itu, dalam kehidupan keseharian sangatlah mudah ditemukan aneka macam ketampakan dan tanda-tanda di muka Bumi yang tanpa disadari mengajak setiap individu untuk merenung dan berpikir. Misalnya mengapa permukaan Bumi ini tidak rata dan bervariasi, tetapi ada belahan yang tinggi ibarat dataran tinggi, bukit, gunung, atau pegunungan serta ada pula bagian-bagian yang rendah seperti lembah, palung, atau ngarai sehingga terdapat aneka macam kawasan muka Bumi yang berbeda karakteristiknya? Bagaimana fenomena alam tersebut sanggup terjadi? Mengapa suhu udara di wilayah pantai sangat panas sedangkan di pegunungan dingin? Mengapa daerah A mempunyai curah hujan tinggi sehingga ber bagai jenis tumbuhan dapat tumbuh dengan subur, sedangkan daerah B kondisinya sangat gersang? Apa yang menimbulkan daerah dataran rendah sangat sesuai untuk ditanami kelapa atau padi sawah, sedangkan di dataran tinggi sesuai untuk sayur-mayur?

Pada hakikatnya pertanyaan-pertanyaan tersebut telah menuntun Anda ke arah pemahaman akan konsep-konsep geografi.

1. Pengertian Geografi

Dalam kepustakaan, diketahui geografi termasuk pengetahuan yang sudah tua. Akan tetapi struktur kelimuannya selalu dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Di Indonesia, penyebutan geografi sebagai sebuah bidang kajian ilmu dikenal dengan aneka macam istilah.Dalam bahasa Belanda dikenal dengan Ardrijkskunde dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Geography. Dalam bahasa Indonesia sendiri dulu dikenal dengan istilah Ilmu Bumi

Pemakaian istilah Ilmu Bumi di Indonesia ternyata dinilai kurang begitu cocok, lantaran dikhawatir kan akan mengaburkan dua bidang ilmu berbeda yaitu antara Geografi dan Geologi. Secara etimologis kedua bidang ilmu tersebut berkaitan dengan pengetahuan ihwal Bumi. Apabila dilihat dari objek sudut pandang keilmuannya akan terlihat per bedaan yang sangat mencolok. Apabila dilihat dari akar katanya, istilah Geografi berasal dari dua kata yaitu geos artinya Bumi atau Earth dan Graphein yang artinya to describe atau pencitraan. Penggabungan dua kata tersebut menghasilkan pengertian dari geografi itu sendiri, yaitu ilmu yang
mencitrakan atau menggambarkan keadaan Bumi. Definisi mengenai geografi banyak dikemukakan oleh berbagai ahli, antara lain sebagai berikut.

Prof. Bintarto memperlihatkan batasan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, mengambarkan sifat-sifat Bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur Bumi dalam ruang dan waktu. Sementara itu, Prof. Soetanto mendefinisikan geografi sebagai geosfer yang merupakan substansi geografi juga dipelajari oleh bidang ilmu lain. Oleh lantaran itu, geosfer tidak mencirikan ilmu yang disebut geografi. Kajian geografi lebih dicirikan oleh sudut pandang atau cara penjelasannya di dalam mengkaji geosfer tersebut. Dengan demikian, ada beda jenis antara beberapa ilmu lain dengan geografi, meskipun kajiannya sama dan serupa.

Dari hasil seminar dan Lokakarya Geografi di Semarang pada 1988, telah dirumuskan suatu definisi geografi yang ditujukan untuk penyeragaman definisi geografi di Indonesia yaitu geografi ialah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan tanda-tanda geosfer dengan sudut pandang lingkungan dan ke wilayahan dalam konteks keruangan.

Geografika

Di Jerman ada sebutan Lander kunde (pengetahuan ihwal negeri-negeri) dalam arti geografi ihwal berbagai negara dan penduduknya sebelum perang dunia. Ketika di sekolah lanjutan Hindia Belanda, geografi sosial isinya Land-envolken kunde, yaitu pengetahuan ihwal negeri dan bangsa-bangsa. Sekaligus dibahas di dalamnya etnologi atau ilmu bangsabangsa secara sederhana. (Sumber: Pokok-Pokok Geografi Manusia, 1998)

Prof. Bintarto memperlihatkan batasan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan, mengambarkan sifat-sifat Bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur Bumi dalam ruang dan waktu. Sementara itu, Prof. Soetanto mendefinisikan geografi sebagai geosfer yang merupakan substansi geografi juga dipelajari oleh bidang ilmu lain. Oleh lantaran itu, geosfer tidak mencirikan ilmu yang disebut geografi. Kajian geografi lebih dicirikan oleh sudut pandang atau cara penjelasannya di dalam mengkaji geosfer tersebut. Dengan demikian, ada beda jenis antara beberapa ilmu lain dengan geografi, meskipun kajiannya sama dan serupa.

Dari hasil seminar dan Lokakarya Geografi di Semarang pada 1988, telah dirumuskan suatu definisi geografi yang ditujukan untuk penyeragaman definisi geografi di Indonesia yaitu geografi ialah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan tanda-tanda geosfer dengan sudut pandang lingkungan dan ke wilayahan dalam konteks keruangan.

Definisi Geografi dari Beberapa Ahli

Karl Ritter (1779–1859) : Geografi ialah suatu studi atau telaah mengenai Bumi sebagai tempat hidup manusia. Bidang kajian geografi ialah semua tanda-tanda di permukaan Bumi kajian baik alam organik maupun anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

Ferdinand Von Richtoffen (1838–1905) : Geografi adalah suatu studi ihwal tanda-tanda dan sifat-sifat permukaan Bumi dan penduduknya yang disusun menurut letaknya, serta mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antargejala dan sifat-sifat tersebut.

Paul Vidal de La Blache (1845–1919) : Geografi adalah ilmu pengetahuan ihwal aneka macam tempat atau wilayah yang berhubungan dengan kualitas dan potensialitas wilayah-wilayah tersebut.

Elsworth Huntington (1876–1947) : Geografi adalah suatu studi ihwal alam dan persebarannya, melalui relasi antara lingkungan dengan kegiatan atau kualitas manusia.

Richard Hartshorne (1939) : Geografi merupakan ilmu ihwal tempat-tempat yang berafiliasi dengan kualitas dan potensialitas dari suatu daerah. Sifat khas daerah tersebut dinyatakan dari totalitas (keseluruhan) sifat daerah yang bersangkutan. Keragaman sosialnya berasosiasi dengan keragaman tempat.

Dari aneka macam pendapat tersebut, sanggup ditarik kesimpulan bahwa geografi ialah ilmu yang mempelajari keragaman ruang permukaan Bumi sebagai tempat hidup insan dengan aspek-aspek alamiah dan sosialnya, serta interrelasi di antara aspek-aspek tersebut.

2. Sejarah Perkembangan Geografi

Istilah geografi kali pertama diperkenalkan spesialis filsafat dan astronomi populer yang berjulukan Eratosthenes (276–194 SM). Menurutnya, geografi berasal dari kata Geographika yang berarti tulisan atau deskripsi ihwal Bumi. Pada masa itu, ilmu geografi pada umumnya menceritakan berbagai tempat di permukaan Bumi sebagai hasil penjelajahan ke berbagai penjuru dunia yang dikenal dengan aliran Logografi. Selain memperkenalkan istilah Geographika, Eratosthenes juga merupakan orang pertama yang berhasil menghitung keliling Bumi secara matematis. Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan panjang busur dua kota di Mesir, yaitu Alexandria (Iskandariyah) dan Seyne (Aswan) dengan panjang keliling Bumi secara keseluruhan. 

Adapun dari hasil pengamatannya, Eratosthenes memperkirakan panjang keliling Bumi ialah 252.000 stadia (1 stadia = 157 meter). Hasil pengukuran Eratosthenes ini pada akhirnya menjadi dasar dalam pembuatan globe pertama yang dikembangkan Crates (150 SM). Bentuk globe pertama buatan Crates tentunya masih sangat sederhana.

Pengertian geografi ini terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan kemajuan pemikiran, pemahaman, dan penelaahan manusia. Seorang andal astronomi dan matematika bernama Claudius Ptolemaeus (87–150 M) dalam bukunya yang berjudul Geograpike Unphegesis mengemukakan bahwa geografi merupakan suatu penyajian melalui peta dari sebagian wilayah permukaan Bumi yang memperlihatkan ketampakan secara umum.

Menurut Ptolemaeus geografi berbeda dengan Chorografi, karena chorografi lebih mengutamakan ketampakan orisinil dari suatu wilayah bukan terletak pada ukurannya (bersifat kualitatif), sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sumbangan Ptolemaeus yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu geografi yaitu dalam bidang pemetaan (kartografi). Selain itu Ptoleumaeus dianggap sebagai peletak dasar ilmu geografi.
 Anda akan mempelajari pengertian geografi Pintar Pelajaran Ilmu Geografi : Pengertian Konsep Pendekatan Prinsip Aspek Sejarah
Gambar 1. Pengukuran Eratosthenes, Pengukuran yang dilakukan Eratosthenes untuk memperlihatkan bahwa Bumi bulat. Sumber : Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi, 2001
Keterangan :

O = Tugu kerikil di Alexandria
W = Sumur di Syene
AB = Sinar matahari di Alexandria
SC = Sinar matahari di Syene
U = Sudut pertemuan

Jarak OW ditandai oleh sudut OCS sama dengan 1/50 dari keliling lingkaran.

 Anda akan mempelajari pengertian geografi Pintar Pelajaran Ilmu Geografi : Pengertian Konsep Pendekatan Prinsip Aspek Sejarah
Gambar 2. Peta Dunia Ptolemaeus, Peta dunia yang dicetak pada 1482 merupakan belahan dari buku kartografi yang ditulis oleh Ptolemaeus.
Tokoh lain yang sangat dalam pengembangan kajian ilmu geografi ialah Bernhardus Varenius (1622–1650). Dalam bukunya yang berjudul Geographia Generalis, Varenius mengemukakan pendapat bahwa intinya bidang kajian geografi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.

a. Geografi Umum
  1. Bagian terestrial, yaitu pengetahuan ihwal Bumi sebagaikeseluruhan bentuk dan ukurannya.
  2. Bagian falakiah, yaitu belahan yang menelaah hubungan Bumi dengan planet serta bintang-bintang di jagat raya.
  3. Bidang komparatif, yaitu deskripsi mengenai Bumi secara lengkap. Dalam hal ini mencakup letak relatif dari aneka macam tempat di permukaan Bumi serta prinsip-prinsip pelayaran samudra.
b. Geografi Khusus
  1. Aspek langit, yaitu aspek yang secara khusus mempelajari keadaan iklim.
  2. Aspek permukaan Bumi, (litosfer) yaitu aspek yang mem pelajari mengenai relief atau bentuk muka bumi, tanaman serta fauna di berbagai wilayah di permukaan Bumi.
  3. Aspek manusia, yaitu aspek yang mempelajari aspek penduduk, perdagangan, dan pemerintahan di aneka macam wilayah.
Geografi khusus ini kemudian menjelma geografi regional yang membahas aneka macam wilayah di permukaan Bumi. Perkembangan ilmu geografi juga dipengaruhi oleh adanya pemikiran yang beraliran fisis determinis. Kelompok ini berpendapat bahwa keadaan alam suatu wilayah sangat memilih sifat, karakter, dan pola hidup penduduk yang menempati daerah tersebut.

Beberapa andal geografi yang beraliran fisis determinis antara lain Karl Ritter, Friederich Ratzel, dan Elsworth Huntington. Faham determinis banyak dipengaruhi oleh pemikiran Darwin dengan teori evolusi biologi dalam perkembangan makhluk hidup. Sebagai contoh, Ratzel (Jerman) menganggap negara sebagai organisasi hidup (makhluk hidup) yang dalam perkembangannya memerlukan makanan, minuman, dan ruang bagi kehidupan. Untuk memenuhi kebutuhan, suatu negara pada umumnya akan mencari dan menguasai wilayah-wilayah lain di sekitarnya, terutama wilayah yang lemah.

Huntington (USA) beropini bahwa kondisi iklim suatu wilayah sangat memilih tingkat kemajuan sosial budaya penduduknya. Faham fisis determinis ini banyak ditentang oleh kelompok yang beraliran Posibilisme. Menurut kelompok posibilisme, yang sangat menentukan kemajuan suatu wilayah ialah tingkat kemampuan penduduk, sedangkan alam hanya memperlihatkan kemungkinankemungkinan untuk diolah dan dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. Tokoh utama aliran ini ialah Paul Vidal de La Blache (Prancis).

Biografi :
Karl Ritter (1779-1859)

 Anda akan mempelajari pengertian geografi Pintar Pelajaran Ilmu Geografi : Pengertian Konsep Pendekatan Prinsip Aspek Sejarah

Seorang tokoh geografi Jerman. Pendiri dan pengembang geografi manusia modern dari penelitiannya. Dia menulis buku Die Erdk unde im Verhaltnis zur Natur und zur Geschicte. (Sumber: Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi, 2000)

3. Objek Studi Geografi

Seperti halnya ilmu-ilmu pengetahuan lain, geografi memiliki objek studi dan ruang lingkup kajian tersendiri yang berbeda dari disiplin ilmu lainnya. Objek studi tersebut sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. Beberapa disiplin ilmu dapat mempunyai objek material yang sama dalam bidang kajiannya, tetapi akan berbeda dalam hal objek formalnya. Contoh objek material antara ilmu geografi, geologi, dan geofisika ialah sama, yaitu planet Bumi tetapi berbeda dalam kajian formal ketiga cabang ilmu kebumian tersebut.

Dari klarifikasi tersebut terang bahwa objek kajian geografi terdiri atas dua objek, yaitu sebagai berikut.

a. Objek Material

Objek material geografi ialah fenomena geosfer (permukaan Bumi) yang mencakup atmosfer (lapisan udara), litosfer dan pedosfer (lapisan batuan dan tanah), hidrosfer (bentang perairan), biosfer (dunia tumbuhan dan hewan), dan antroposfer (manusia). Biosfer tersebut membentuk lingkungan geografi yang terdiri atas komponen abiotik seperti udara, tanah, air, barang tambang, dan sebagainya. Kompenen biotik mencakup manusia, hewan, dan tumbuhan. Dengan demikian, apabila sebuah fenomena ditinjau dari sudut pandang geografi akan selalu diintegrasikan dengan ilmu-ilmu yang lainnya.

b. Objek Formal

Objek formal dalam geografi merupakan suatu cara pandang keruangan yang dituangkan dalam konsep-konsep geografi. Jadi, yang menjadi objek bukan benda atau material tetapi fenomena keruangan.

Di dalam menelaah fenomena muka Bumi, studi geografi senan tiasa menganalisis lokasi, persebarannya di permukaan Bumi, dan saling keterkaitan (interrelasi dan interaksi) antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Sebagai pola ketika meneliti duduk kasus kemiskinan, beberapa hal yang sanggup dikaji, yaitu sebagai berikut.
  1. Di mana lokasi kemiskinan tersebut. Apakah di wilayah perkotaan atau perdesaan? Apakah di daerah industri, per tambangan, atau wilayah pertanian? Apakah terjadi di negara berkembang atau negara maju?
  2. Bagaimana pola persebarannya? Apakah tersebar di seluruh wilayah atau hanya di daerah-daerah tertentu saja?
  3. Bagaimana hubungan atau keterkaitan antara duduk kasus kemiskinan dengan aspek-aspek alamiah dan sosial lainnya di wilayah tersebut? Misalnya, ketersediaan sumber daya alam, kualitas penduduk ibarat tingkat pendidikan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kesehatan, akhlak istiadat setempat, prasarana dan sarana transportasi yang menghubung kan dengan wilayah lain di sekitarnya.
Rhoad Murphey dalam bukunya berjudul The Scope of Geography mengemukakan tiga pokok ruang lingkup studi geografi, yaitu sebagai berikut.
  1. Persebaran dan keterkaitan penduduk di muka bumi dengan sejumlah aspek-aspek keruangan dan bagaimana manusia memanfaatkannya.
  2. Interaksi antara insan dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu belahan dari keragaman wilayah.
  3. Kerangka kerja regional dan analisis terhadap region-region khusus.
Untuk lebih memahami ruang lingkup kajian geografi, Anda diskusikan dengan teman-teman dan guru Bagan 1 berikut ini.

 Anda akan mempelajari pengertian geografi Pintar Pelajaran Ilmu Geografi : Pengertian Konsep Pendekatan Prinsip Aspek Sejarah
Gambar 3. Ruang Lingkup Kajian Geografi dalam Kehidupan Manusia
Seperti yang telah Anda pahami sebelumnya, bahwa objek formal studi geografi ialah cara pandang keruangan yang dituangkan dalam konsep-konsep geografi. Konsep geografi sangat banyak dan beragam, salah satunya dikemukakan oleh Henry J. Warman.

Henry J. Warman mengemukakan 15 konsep dasar dalam geografi, yaitu sebagai berikut.

a. Konsep Regional (Kewilayahan)

Konsep regional didasarkan atas pengertian region yaitu suatu wilayah di muka Bumi yang mempunyai karakteristik khas atau khusus, sehingga dengan terang sanggup dibedakan dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Kekhususan dari sebuah region sanggup berupa keadaan alam maupun kondisi sosial. Beberapa pola region dengan kekhususan berupa kondisi alamiah antara lain region kutub, gurun, hutan hujan tropis, daerah pantai, dataran rendah, dan pegunungan. Adapun pola region dengan kekhasan keadaan sosial-budaya antara lain wilayah perkotaan, pedesaan, daerah pertanian lahan basah, hortikultur, wilayah Amerika Latin, ASEAN, dan Timur Tengah.

Konsep region merupakan kajian yang bersifat komprehensif (menyeluruh) di dalam studi geografi. Melalui konsep ini, Anda akan menganalisis permasalahan atau tanda-tanda di muka Bumi dengan memperhatikan komponen keruangan (analisis spasial) dan menelaah hubungan timbal balik di antara komponen-komponen tersebut (analisis lingkungan) sebagai salah satu kajian dalam disiplin ilmu geografi.

b. Konsep Batas Kehidupan

Konsep batas kehidupan mempunyai pengertian bahwa per mukaan Bumi sebagai ruang yang diperuntukkan bagi insan dan makhlukmakhluk lain pada kenyataannya tidak seluruhnya sanggup dihuni dan dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Hal tersebut sangat berafiliasi dengan persyaratan hidup, ketersediaan sumber daya, dan kemampuan insan dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Sebagai pola daerah kutub yang senantiasa tertutup salju tebal dan bongkahan es dengan rata-rata suhu udara sangat rendah. Karena kondisi tantangan alam yang sangat keras, insan sulit untuk sanggup memanfaatkan lahan kutub sebagai ruang hidup dan aktivitas sosial sehari-hari. Demikian pula binatang dan tanaman yang mampu bertahan hidup sangat sedikit jumlahnya. Kondisi kutub yang demikian ini menjadi pembatas kehidupan bagi makhluk hidup. Artinya, insan dan makhluk hidup mempunyai batas-batas tertentu untuk bisa bertahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Contoh lainnya ialah gurun. Wilayah ini sangat gersang, karena cadangan air tanah dan permukaan gurun sangat minim akibat intensitas curah hujan yang sangat sedikit. Selain itu amplitudo rata-rata suhu harian sangat mencolok. Pada siang hari suhu udara sangat tinggi, sedangkan pada malam hari suhu udara turun bahkan dapat mencapai kondisi di bawah titik beku. Kondisi alam gurun yang keras ini juga merupakan pembatas bagi kehidupan makhluk hidup di muka Bumi ini.
 Anda akan mempelajari pengertian geografi Pintar Pelajaran Ilmu Geografi : Pengertian Konsep Pendekatan Prinsip Aspek Sejarah
Gambar 4. Gurun (wikimedia Commons)
c. Konsep Manusia sebagai Pemberi Pengaruh yang Dominan terhadap Lingkungan

Inti dari konsep insan sebagai pemberi dampak yang dominan terhadap lingkungan ialah bahwa insan sebagai makhluk Tuhan dianugerahi logika pikiran untuk men ciptakan sesuatu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya. Melalui akalnya, insan bisa mengubah Bumi sebagai lingkungan hidup. Pengertian mengubah lingkungan hidup ini tentunya memiliki makna ganda, yaitu meningkatkan kualitas atau bahkan merusak lingkungan.

Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan penduduk, pemerintah melaksanakan perubahan daerah hutan hujan tropis di Kalimantan menjadi lahan permukiman dan pertanian yang diperuntukkan bagi para transmigran. Selain itu, penduduk yang tidak bertanggung jawab secara serampangan menebangi hutan untuk diambil kayunya lantaran mempunyai nilai hemat yang tinggi.

Di satu pihak, insan diuntungkan dengan kegiatan perubahan fungsi lingkungan tersebut, tetapi di lain pihak kerusakan hutan tropis telah menimbulkan munculnya degradasi lingkungan hidup seperti kondisi suhu Bumi yang semakin panas dan pencemaran udara akhir pembakaran hutan.

Geografika :

Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa insan sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya insan juga menjadi pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi. (Sumber: Info Bisnis, Februari 2003).

d. Konsep Globalisme

Konsep globalisme mengandung pengertian bahwa seluruh wilayah intinya merupakan suatu kesatuan global. Apabila terjadi perubahan dalam satu belahan wilayah, akan besar lengan berkuasa terhadap keseluruhan wilayah.

Pada ketika ini konsep globalisme digunakan terutama dalam per sebaran informasi. Informasi sanggup tersebar ke seluruh dunia dengan cepat tanpa terhalang oleh batas wilayah, batas negara, bahkan beberapa batas alam. Contohnya, kita bisa menonton peristiwa dunia dengan cepat, bisa mengirim isu melalui telepon ke seluruh penjuru dunia.

e. Konsep Interaksi Keruangan

Konsep interaksi keruangan memperlihatkan gambaran mengenai adanya kondisi saling mempengaruhi dan ketergantungan antarkomponen ruang muka Bumi, baik antara faktor alami, faktor alam dengan manusia, alam dengan kondisi sosial-budaya, maupun antarfaktor sosial.

Sebagai contoh, dalam menganalisis fenomena tragedi banjir di suatu wilayah, fokus utama analisanya ialah bagaimana manusia memperlakukan alam lingkungannya. Dalam masalah ini, manusia memberikan agresi kepada alam berupa penggundulan hutan di daerah resapan air dan tangkapan hujan (catchment area), perubahan fungsi lahan, pengerasan, dan penurunan daya resap tanah dalam bentuk pengaspalan serta pembetonan jalan. Sebagai akibatnya, kemampuan tanah untuk menyerap air (kapasitas infiltrasi) menjadi sangat rendah. Sebagai reaksinya, air tidak sanggup meresap seluruhnya ke dalam lapisan-lapisan tanah, melainkan bergerak sebagai air larian permukaan (surface run off) yang sanggup menimbulkan banjir bandang di suatu daerah pada ketika terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.

f. Konsep Hubungan Timbal Balik Antarwilayah

Konsep hubungan timbal balik antarwilayah memberikan gambaran mengenai jalinan hubungan timbal balik antarwilayah (areal relationship) yang disebabkan oleh faktor alam dan manusia. Sebagai contoh, terdapat dua wilayah A dan B. Wilayah A merupakan kawasan pertanian, sedangkan B merupakan daerah industri. Penduduk kedua daerah tersebut tentunya saling memerlukan, di satu pihak mereka memerlukan produk pertanian sebagai bahan pangan dan di lain pihak juga memerlukan produk-produk industri. Akibatnya timbul kebutuhan di antara kedua wilayah tersebut.

g. Konsep Kesamaan Wilayah

Ada kalanya dua wilayah atau lebih di muka Bumi ini memiliki persamaan tanda-tanda atau karakteristik alamiah maupun sosial. Misalnya saja di antara negara Indonesia, Zaire, Kongo, dan Brasil yang samasama memiliki tipe iklim tropis, tentunya karakteristik hutan tropis pada keempat negara ini banyak mempunyai kesamaan. Contoh lain adalah bahasa yang digunakan penduduk Indonesia dan Malaysia banyak mempunyai kesamaan, lantaran sebagian besar penduduknya berasal dari ras dan rumpun yang sama, yaitu Melayu. Inilah inti dari konsep kesamaan wilayah.

h. Konsep Perbedaan Wilayah

Kebalikan dari konsep yang ketujuh ialah perbedaan wilayah di muka Bumi. Sebagai contoh, Anda amati dan perhatikan wilayah pantai dan dataran tinggi. Kedua wilayah tersebut sangat berbeda kondisi alamnya. Misalnya, suhu udara di pantai relatif lebih panas dibandingkan dengan di dataran tinggi atau pegunungan yang relatif sejuk hingga dingin. Kondisi tanah dan topografinya pun berbeda. Perbedaan sifat alami ini menimbulkan perbedaan pola pemanfaatan lahan oleh masing-masing penduduk yang tinggal di kedua daerah tersebut. Di daerah dataran pantai pada umumnya dibudidayakan jenis pertanian sawah, tebu, atau kelapa, sedangkan di wilayah dataran tinggi dibudidayakan jenis pertanian hortikultur dan palawija.

i. Konsep Keunikan Wilayah

Konsep keunikan wilayah didasari pengertian region yang memandang suatu daerah dengan kekhasan atau keunikan tersendiri dibandingkan dengan wilayah lain di sekitarnya. Akibat dari adanya konsep region ini, timbullah wilayah-wilayah yang sangat unik. Misalnya masyarakat Batak dan Deli sama-sama tinggal di Sumatra Utara, tetapi bahasa yang digunakan sehari-hari untuk berkomunikasi sangat jauh berbeda. Contoh lain misalnya, sebagian besar pen duduk Afrika ialah ras kulit gelap (negroid), tetapi penduduk yang lebih dominan tinggal di Afrika Utara ibarat Mesir, Libya, dan Aljazair adalah komunitas bangsa Arab.

Geografika :

Ras hitam (negroid) tersebar di sekeliling Sahara (Afrika) kemudian, tercecer di Jazirah Arab (Hadramani), di Anak Benua India (suku-suku Dravida), serta di Indonesia (suku-suku terasing, sejenis Negrito yang ada di Filipina). Sebagai kelanjutannya mengisi Papua dan Malanesia dan Benua Australia. Dengan begitu, ras hitam ini menempati kawasan-kawasan Samudra Hindia. (Sumber: Pokok-Pokok Geografi Manusia, 1987)

j. Konsep Persebaran Wilayah

Konsep persebaran wilayah menjelaskan bahwa keberadaan fakta, gejala, dan fenomena geografi tersebar secara tidak merata di muka Bumi. Sebagai contoh, daerah tambang minyak Bumi Indonesia tersebar di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai utara Jawa, pantai timur Kalimantan, dan sekitar wilayah utara Papua, sedangkan cebakan (galian barang tambang) timah putih tersebar di wilayah Pulau Bangka, Belitung, dan Singkep.

k. Konsep Lokasi Relatif

Lokasi relatif menggambarkan posisi suatu tempat di muka Bumi ditinjau dari sudut pandang daerah-daerah di sekitarnya. Misalnya posisi relatif Indonesia ialah antara dua benua (Asia di sebelah utara dan Australia di selatan) dan dua samudra (Hindia di sebelah barat dan Pasifik di sebelah timur). Contoh lain ialah Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara Jawa. Lokasi relatif suatu wilayah dapat berubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, kondisi sosial-ekonomi, atau situasi politik.

l. Konsep Transformasi Bentuk Bumi yang Bulat ke dalam Bidang Datar

Konsep ini sangat berafiliasi dengan peta. Pada dasarnya, peta merupakan hasil upaya insan dalam mentransformasikan bentuk Bumi bundar dengan semua fenomena yang ada ke dalam bidang datar atau bidang yang sanggup didatarkan. Untuk dapat mentransformasi bidang lengkung ke bidang datar diharapkan sistem proyeksi. Dalam kartografi (ilmu perpetaan), dikenal tiga bidang proyeksi peta, yaitu silinder, kerucut, dan azimutal.

 Anda akan mempelajari pengertian geografi Pintar Pelajaran Ilmu Geografi : Pengertian Konsep Pendekatan Prinsip Aspek Sejarah
Gambar 5. Tiga Bidang Proyeksi Peta, Dalam kartografi dikenal tiga bidang proyeksi peta, yaitu: (a) silinder; (b) azimutal; dan (c) kerucut. 
m. Konsep Eksploitasi dan Optimalisasi Sumber Daya dibatasi oleh Perkembangan Budaya

Konsep ini memperlihatkan gambaran mengenai tingkat optimalisasi pengolahan dan pemanfaatan sumber daya yang berbeda pada setiap wilayah. Perbedaan ini sangat bergantung pada akhlak istiadat, budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki penduduk setempat. Setiap tempat membuatkan metode berbeda yang sesuai dengan kondisi daerahnya untuk mengeksploitasi sumber daya alam.

n. Konsep Keuntungan Secara Komparatif

Konsep laba secara komparatif ialah membandingkan berbagai wilayah di muka Bumi dengan komponen-komponennya baik unsur alamiah maupun sosial. Melalui konsep tersebut dapat diketahui kelebihan dan kekurangan masing-masing wilayah. Dengan demikian kita sanggup memilih kebijakan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah.

o. Konsep Transformasi Berkesinambungan

Konsep transformasi berkesinambungan menjelaskan bahwa unsur-unsur geografi pada suatu wilayah senantiasa berkembang dan mengalami proses transformasi secara terus menerus dan berkesinambungan sejalan dengan dimensi ruang dan waktu dalam kehidupan.

B. Pendekatan Geografi

Di dalam pengkajian geografi secara terintegrasi, terdapat tiga pendekatan utama dalam kajian ilmu geografi, yaitu sebagai berikut.

1. Pendekatan Spasial (Keruangan)

Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi lantaran merupakan studi ihwal keragaman ruang muka Bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka Bumi mencakup faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, spesialis geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interrelasi, serta interaksinya. Salah satu pola pendekatan keruangan ialah sebagai berikut. Sebidang tanah harganya mahal lantaran tanahnya subur. Sebidang tanah harganya mahal lantaran letaknya di pinggir jalan. Pada pola tersebut, yang pertama ialah menilai tanah berdasarkan produktifitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah menurut nilai ruangnya yaitu letaknya yang strategis.

2. Pendekatan Ekologi (Lingkungan)

Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interrelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan, geografi menelaah tanda-tanda interaksi dan interrelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial).

Pendekatan ekologi melaksanakan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan binatang pemakan rumput akan menimbulkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.

3. Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)

Analisis kompleks wilayah membandingkan aneka macam kawasan di muka Bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.

C. Prinsip-Prinsip Geografi

Di dalam studi geografi dikenal empat prinsip utama, yaitu prinsip persebaran, interrelasi, deskripsi, dan korologi. Keempat prinsip tersebut merupakan dasar dalam uraian, pengkajian, dan pengungkapan gejala, variabel, faktor, dan duduk kasus geografi.

1. Prinsip Persebaran

Artinya bahwa gejala, ketampakan, dan duduk kasus yang terdapat di ruang muka bumi persebarannya sangat bervariasi. Ada yang tersebar secara merata, bergerombol di wilayah-wilayah ter tentu, ataupun sama sekali tidak merata.

 Anda akan mempelajari pengertian geografi Pintar Pelajaran Ilmu Geografi : Pengertian Konsep Pendekatan Prinsip Aspek Sejarah
Gambar 10. Panda raksasa bisa ditemukan pada daerah pegunungan Cina belahan barat dan dataran tinggi Tibet HImalaya, di mana banyak terdapat hutan bambu.
2. Prinsip Interrelasi

Artinya bahwa antara komponen atau aspek-aspek lingkungan geografi senantiasa terdapat hubungan timbal balik atau saling keterkaitan dengan yang lainnya.

3. Prinsip Deskripsi

Cara pemaparan hasil penelaahan studi geografi terhadap gejala, fenomena, atau duduk kasus yang ada. Penjelasan atau deskripsi hasil penelaah tersebut sanggup berupa uraian, peta, diagram, tabel, grafik, citra, atau media lainnya.

4. Prinsip Korologi

Gabungan atau perpaduan dari ketiga prinsip tersebut. Dalam prinsip ini tanda-tanda dan permasalahan geografi dianalisis persebaran, interaksi, dan interrelasinya dari aneka macam aspek yang mempengaruhinya.

Geografika :

Geograf Prancis, Jean Brunches membatasi ruang lingkup geografi manusia pada gejala-gejala yang tampak positif di permukaan Bumi sebagai kegiatan manusia. Dengan dasar bahwa faktor alam yang melatarbelakangi semua tanda-tanda sosial merupakan aspek manusiawi dari geografi yang terdiri atas tiga bagian.
  1. Penempatan yang tidak produktif ibarat perumahan. permukiman,dan jaringan jalan.
  2. Penguasaan tetumbuhan dan hewan ibarat tanah pertanian dan pemeliharaan hewan.
  3. Perekonomian destruktif seperti pembukaan barang tambang mineral dan pemusnahan tetumbuhan dan hewan.
(Sumber: Pokok-Pokok Geografi Manusia, 1987)

D. Aspek-Aspek Geografi

Komponen lingkungan geografi terdiri atas lingkungan fisikal dan nonfisik. Komponen yang termasuk ke dalam lingkungan fisikal antara lain aspek topologi, abiotik (nonbiotik), dan biotik. Adapun lingkungan nonfisik antara lain aspek sosial, ekonomi, budaya, dan politik.
  1. Aspek Ekonomi, mencakup unsur pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi, dan pasar.
  2. Aspek Topologi, mencakup unsur letak, batas, luas, dan bentuk (morfologi) wilayah.
  3. Aspek Nonbiotik, mencakup unsur kondisi tanah, hidrologi (tata air), dan kondisi iklim.
  4. Aspek Biotik, mencakup unsur vegetasi (tetumbuhan), hewan, dan penduduk.
  5. Aspek Sosial, mencakup unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat, dan lembaga-lembaga sosial.
  6. Aspek Budaya, mencakup unsur pendidikan, agama, bahasa, dan kesenian.
  7. Aspek Politik, mencakup unsur pemerintahan dan kepartaian.
Komponen lingkungan geografi baik yang termasuk ke dalam lingkungan fisikal maupun nonfisik mempengaruhi kehidupan manusia di permukaan Bumi. Bumi mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan hidup manusia. Namun, diharapkan langkah yang bijaksana dalam mengolah alam sesuai dengan pendekatan dan konsep dalam kajian disiplin ilmu geografi dalam konteks keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan.

Rangkuman :

1. Geografi ialah ilmu yang mempelajari keragaman ruang permukaan Bumi sebagai tempat hidup manusia dengan aspek-aspek alamiah dan sosialnya, serta interrelasi di antara aspek-aspek tersebut.

2. Erasthosthenes, Claudius Ptolemaeus, Bernhardus Varenius, Karl Ritter, Friedrich Ratzel, Elsworth Huntington, dan Paul Vidal de la Blache adalah tokoh-tokoh penting yang memperlihatkan sumbangan pemikiran dalam perkembangan geografi sebagai sebuah disiplin ilmu.

3. Objek kajian geografi terdiri atas objek material berupa geosfer (atmosfer, litosfer, pedosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer) dan objek formal berupa cara pandang kewilayahan.

4. Henry J. Warman mengemukakan 15 konsep dasar dalam geografi, yaitu konsep regional, batas kehidupan, insan sebagai pemberi pengaruh yang lebih banyak didominasi terhadap lingkungan, globalisme, interaksi keruangan, hubungan timbal balik antarwilayah, kesamaan wilayah, perbedaan wilayah, keunikan wilayah, persebaran wilayah, lokasi relatif, transformasi Bumi yang bundar ke bidang datar, eksploitasi dan optimalisasi sumber daya dibatasi oleh perkembangan budaya, kemiringan secara komparatif, dan transformasi berkesinambungan.

5. Pendekatan geografi terdiri atas:

a. pendekatan spasial (keruangan);
b. pendekatan ekologi (lingkungan);
c. pendekatan regional (kompleks wilayah).

6.  Prinsip dasar geografi terdiri atas:

a.. prinsip persebaran;
b. prinsip interrelasi;
c. prinsip deskripsi;
d. prinsip korologi.

7. Pembahasan lingkungan geografi mencakup aspekaspek:

a. fisik, terdiri atas aspek topologi, nonbiotik, dan biotik;
b. nonfisik, terdiri atas aspek sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

Anda kini sudah mengetahui Geografi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Utoyo, B. 2009. Geografi 1 Membuka Cakrawala Dunia : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 154.

No comments:

Post a Comment