Bagaimana dengan pelajaran potongan sebelumnya mengenai peta dan penginderaan jauh? Apakah Anda sudah memahaminya? Dapatkah Anda menciptakan peta hasil pengukuran pribadi di lapangan dan hasil interpretasi gambaran penginderaan jauh (peta manual)? Dalam pembahasan potongan berikut, Anda akan berguru mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG) yang di dalamnya terdapat cara-cara pembuatan peta dengan memakai komputer (peta digital). SIG sanggup bermanfaat dalam banyak sekali bidang kehidupan, ibarat dalam bidang industri SIG bermanfaat dalam memilih lokasi industri atau pabrik yang strategis. Lokasi industri atau pabrik yang strategis sanggup dianalisis melalui data-data bereferensi geografis, ibarat jaringan transportasi, sumber materi baku, sumber tenaga kerja, daerah pemasaran, dan data-data lainnya. Bagaimana manfaat SIG dalam bidang yang lain? Data-data apa saja yang diperlukan? Bagaimana cara kerja SIG? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut sanggup Anda temukan pada pembahasan potongan berikut.
A. Perkembangan dan Pengertian SIG
1. Perkembangan SIG
Kelahiran SIG pada hakikatnya tidak sanggup dilepaskan dari perkembangan komputer dengan segala macam perangkat keras dan lunak. Perkembangan teknologi komputer yang semakin cepat dalam beberapa dekade ini, sangat memungkinkan untuk berkembangnya banyak sekali penemuan aplikasi software (perangkat lunak) sebagai wahana penyimpanan, analisis, dan penayangan data geosfer. SIG dianggap sebagai suatu sistem lantaran merupakan produk yang melibatkan banyak komponen yang saling terkait.
Awal kemunculan SIG secara komputerisasi pada 1964 yang ditujukan untuk menganalisis pengumpulan data lahan yang berkaitan dengan pengembangan lahan pertanian. Dari pertengahan 1960 hingga 1970, pengembangan SIG berlangsung di laboratorium Universitas Harvard. Pada 1964, Howard T. Fisher mendirikan laboratorium komputer grafik Harvard. Laboratorium Harvard menghasilkan angka-angka pada aplikasi kerja SIG termasuk SYMAP (Synagraphic Mapping System), CALFORM, SYMVU, GRID, POLYVRT, and ODYSSEY. ODYSSEY merupakan vektor SIG modern dan kebanyakan dari bentuk-bentuknya akan membentuk dasar untuk aplikasi komersial di masa depan.
Sistem pemetaan otomatis mulai dikembangkan oleh biro intelijen Amerika Serikat (CIA) pada simpulan 1960-an. Proyek ini merupakan bayangan dari bank data dunia CIA, kumpulan dari garis pantai, sungai, dan batas politik, serta kumpulan software CAM yang menghasilkan peta-peta dengan skala yang berbeda. Hasil pengembangannya merupakan database peta secara sistematik yang pertama.
Pada 1969, Jack Dangermond yang berguru di labolatorium komputer grafik Harvard menemukan jadwal Environmental Systems Research Institute (ESRI). ESRI telah bisa menghasilkan software ArcInfo dan ArcView. Penggunaan SIG berawal pada 1970 dan dilakukan oleh Roger Tomlinson dan Duane Marble. Pada 1980 dan 1990, aplikasi SIG untuk banyak sekali kepentingan mulai merambah ke banyak negara. Model-model software yang gres mulai bermunculan. Beberapa jenis aplikasi komersial dipublikasikan selama periode ini, ibarat ArcInfo, ArcView, MapInfo, SPANS GIS, PAMAP GIS, INTERGRAPH, dan SMALLWORLD.
Tokoh :
Howard. T Fisher
Howard. T Fisher ialah jago geografi dan kartografi matematik, ia mendirikan laboratorium komputer grafis dan analisis spasial di Universitas Harvard.
Geografika :
MapInfo ialah perangkat lunak yang dirancang oleh pembuatnya untuk menangani pemetaan secara digital (desktop mapping software) dan menawarkan tampilan untuk sanggup melaksanakan analisis geografis. (Sumber: Pengoperasian Program Mapinfo dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2000)
2. Pengertian SIG
Dalam istilah asing, SIG dikenal juga dengan nama Geographycal Information System (GIS) yang diartikan sebagai suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis, menghasilkan, dan mempublikasikan data bereferensi geografis atau data geospatial untuk mendukung pengambilan keputusan. SIG sanggup diperguna kan untuk kepentingan perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, transportasi, kemudahan kota, dan pelayanan umum lainnya. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya menjadi lebih mempunyai kegunaan untuk banyak sekali kalangan dalam menjelaskan kejadian, merencana kan strategi, dan memprediksi, serta memberi solusi dari problem yang terjadi.
Secara khusus, keunggulan SIG antara lain sebagai berikut.
a. Memetakan Letak
Berbagai fenomena di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa lapisan (layer) dengan setiap lapisannya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan. Sebagai contoh, dari data dasar gambaran satelit suatu negara sanggup dibentuk layer-layer (tema), ibarat layer negara bagian, jaringan transportasi, dan persebaran kota. Layer-layer ini kemudian disatukan dan diadaptasi dengan urutannya.
Geografika :
MapInfo ialah perangkat lunak yang dirancang oleh pembuatnya untuk menangani pemetaan secara digital (desktop mapping software) dan menawarkan tampilan untuk sanggup melaksanakan analisis geografis. (Sumber: Pengoperasian Program Mapinfo dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2000)
2. Pengertian SIG
Dalam istilah asing, SIG dikenal juga dengan nama Geographycal Information System (GIS) yang diartikan sebagai suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis, menghasilkan, dan mempublikasikan data bereferensi geografis atau data geospatial untuk mendukung pengambilan keputusan. SIG sanggup diperguna kan untuk kepentingan perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, transportasi, kemudahan kota, dan pelayanan umum lainnya. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya menjadi lebih mempunyai kegunaan untuk banyak sekali kalangan dalam menjelaskan kejadian, merencana kan strategi, dan memprediksi, serta memberi solusi dari problem yang terjadi.
Secara khusus, keunggulan SIG antara lain sebagai berikut.
a. Memetakan Letak
Berbagai fenomena di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa lapisan (layer) dengan setiap lapisannya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan. Sebagai contoh, dari data dasar gambaran satelit suatu negara sanggup dibentuk layer-layer (tema), ibarat layer negara bagian, jaringan transportasi, dan persebaran kota. Layer-layer ini kemudian disatukan dan diadaptasi dengan urutannya.
Gambar 1. Layer Peta. Dari data gambaran satelit negara Amerika Serikat sanggup dibentuk menjadi beberapa layer. |
Setiap data pada setiap layer sanggup dicari untuk kemudian dilihat posisinya dalam keseluruhan peta. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari di mana letak suatu daerah, benda, atau fenomena lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini sanggup digunakan, ibarat untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, dan mencari tempat-tempat lainnya yang ada di peta. Orang sanggup menganalisis kecenderungan pola-pola yang mungkin akan muncul dengan melihat penyebaran letak-letak gejala, ibarat sekolah, rumah sakit, pasar, daerah kumuh, dan gejala-gejala lainnya.
Geografika :
Layer ialah tampilan tabel pada layar monitor yang menjadi unsur pembentuk suatu jendela peta. (Sumber: Pengoperasian Program Mapinfo dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2000)
b. Memetakan Kuantitas
Memetakan kuantitas bekerjasama dengan jumlah dan penyebarannya. Penyebaran kuantitas tersebut sanggup menjadi petunjuk untuk mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari asosiasi dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding dengan database biasa. Sebagai contoh, sebuah perusahaan pakaian seragam anak SD (SD) yang akan membuatkan brosurnya akan terbantu dengan mengetahui daerah-daerah mana yang mempunyai banyak keluarga dengan anak usia sekolah dan mempunyai pendapatan yang tinggi.
c. Memetakan Kerapatan
Data kerapatan atau kepadatan suatu fenomena di permukaan bumi perlu dipetakan. Hal tersebut dimaksudkan semoga para pengguna lebih cepat dan lebih gampang memahaminya. Peta kepadatan sanggup mengubah bentuk konsentrasi ke dalam unit-unit yang lebih sederhana untuk dipahami, ibarat membagi dalam kotak-kotak selebar 5 km2 dengan memakai perbedaan warna atau simbol tertentu untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan.
Pemetaan kerapatan sangat mempunyai kegunaan untuk data yang berjumlah besar, ibarat sensus atau hasil survei massal di suatu daerah. Melalui cara ibarat ini, orang akan lebih gampang melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan daerah mana yang kepadatan penduduknya rendah.
d. Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG sanggup dibentuk untuk peta sejarah. Peta sejarah ini sanggup digunakan untuk memperkirakan kondisi yang akan tiba dan sanggup pula digunakan untuk penilaian suatu kecerdikan tertentu. Misalnya, pemetaan jalur yang dilalui peristiwa angin ribut sanggup digunakan untuk memprediksi ke mana nantinya arah angin ribut tersebut dan bagaimana perubahan lahan akhir angin ribut tersebut. Contoh yang lain, seorang manajer pemasaran barang tertentu sanggup melihat perbandingan peta penjualan sebelum dan setelah dilakukannya tindakan promosi untuk melihat efektivitas hasil promosinya.
e. Memetakan Rasio yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area
SIG digunakan juga untuk memonitor proses yang terjadi dan keputusan apa yang sempurna diambil dengan memerhatikan peta penyebaran fenomena yang ada di suatu area dan apa yang ada di luar area. Misalnya, SIG sanggup dimanfaatkan dalam perencanaan lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Penentuan lokasi tersebut harus memerhatikan jarak antara PLTN dan sekolah (di luar area), serta jalan dan sirene (di dalam area) dalam radius tertentu. Peta ini digunakan sebagai dasar planning apabila terjadi keadaan darurat.
B. Komponen SIG
Pada dasarnya SIG merupakan aktivitas insan dengan basis komputer dalam mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menayangkan data keruangan banyak sekali wilayah di muka bumi. Dalam praktiknya, aktivitas SIG berupaya memanfaatkan perangkat lunak atau software kartografi komputer dengan sistem pengelolaan data dasar. Oleh lantaran itu, secara umum SIG terdiri atas tiga subsistem utama, yaitu sebagai berikut.
Geografika :
Layer ialah tampilan tabel pada layar monitor yang menjadi unsur pembentuk suatu jendela peta. (Sumber: Pengoperasian Program Mapinfo dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2000)
b. Memetakan Kuantitas
Memetakan kuantitas bekerjasama dengan jumlah dan penyebarannya. Penyebaran kuantitas tersebut sanggup menjadi petunjuk untuk mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari asosiasi dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding dengan database biasa. Sebagai contoh, sebuah perusahaan pakaian seragam anak SD (SD) yang akan membuatkan brosurnya akan terbantu dengan mengetahui daerah-daerah mana yang mempunyai banyak keluarga dengan anak usia sekolah dan mempunyai pendapatan yang tinggi.
c. Memetakan Kerapatan
Data kerapatan atau kepadatan suatu fenomena di permukaan bumi perlu dipetakan. Hal tersebut dimaksudkan semoga para pengguna lebih cepat dan lebih gampang memahaminya. Peta kepadatan sanggup mengubah bentuk konsentrasi ke dalam unit-unit yang lebih sederhana untuk dipahami, ibarat membagi dalam kotak-kotak selebar 5 km2 dengan memakai perbedaan warna atau simbol tertentu untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan.
Pemetaan kerapatan sangat mempunyai kegunaan untuk data yang berjumlah besar, ibarat sensus atau hasil survei massal di suatu daerah. Melalui cara ibarat ini, orang akan lebih gampang melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan daerah mana yang kepadatan penduduknya rendah.
d. Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG sanggup dibentuk untuk peta sejarah. Peta sejarah ini sanggup digunakan untuk memperkirakan kondisi yang akan tiba dan sanggup pula digunakan untuk penilaian suatu kecerdikan tertentu. Misalnya, pemetaan jalur yang dilalui peristiwa angin ribut sanggup digunakan untuk memprediksi ke mana nantinya arah angin ribut tersebut dan bagaimana perubahan lahan akhir angin ribut tersebut. Contoh yang lain, seorang manajer pemasaran barang tertentu sanggup melihat perbandingan peta penjualan sebelum dan setelah dilakukannya tindakan promosi untuk melihat efektivitas hasil promosinya.
e. Memetakan Rasio yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area
SIG digunakan juga untuk memonitor proses yang terjadi dan keputusan apa yang sempurna diambil dengan memerhatikan peta penyebaran fenomena yang ada di suatu area dan apa yang ada di luar area. Misalnya, SIG sanggup dimanfaatkan dalam perencanaan lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Penentuan lokasi tersebut harus memerhatikan jarak antara PLTN dan sekolah (di luar area), serta jalan dan sirene (di dalam area) dalam radius tertentu. Peta ini digunakan sebagai dasar planning apabila terjadi keadaan darurat.
B. Komponen SIG
Pada dasarnya SIG merupakan aktivitas insan dengan basis komputer dalam mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menayangkan data keruangan banyak sekali wilayah di muka bumi. Dalam praktiknya, aktivitas SIG berupaya memanfaatkan perangkat lunak atau software kartografi komputer dengan sistem pengelolaan data dasar. Oleh lantaran itu, secara umum SIG terdiri atas tiga subsistem utama, yaitu sebagai berikut.
- Sistem masukan, memungkinkan untuk pengumpulan data sehingga sanggup digunakan dan dianalisis untuk banyak sekali kepentingan.
- Sistem software dan hardware komputer, sebagai penyimpan data, dialokasikan untuk manajemen dan analisis data, serta sanggup digunakan untuk menyajikan manipulasi data pada monitor komputer.
- Sumber-sumber data geospatial, ibarat peta digital, foto udara, gambaran satelit, tabel data statistik, dan dokumen lain yang relevan.
Gambar 2. Peta digital yang digambar dengan jadwal ArcInfo termasuk sumber data geospatial. |
Adapun komponen-komponen utama yang terdapat dalam SIG mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan kemampuan intelegensi manusia.
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras pada SIG sanggup berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya). Data atau informasi yang terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras sanggup dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Alat masukan (input), sebagai sarana untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer. Misalnya, scanner, digitizer, dan CD-ROM.
b. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis, dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan. Misalnya, Central Processing Unit (CPU), tape drive, dan disk drive.
c. Alat keluaran (output), berfungsi menayangkan informasi geografis sebagai data dalam proses SIG. Misalnya, VDU (Visual Display Unit), plotter, dan printer.
Data yang telah masuk akan diolah melalui CPU yang di hubungkan dengan :
a. unit penyimpanan (disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam disket atau CD;
b. unit keluaran (printer dan plotter) untuk dicetak menjadi data dalam bentuk peta;
c. VDU (layar monitor) untuk ditayangkan semoga sanggup dikontrol oleh para pemakai dan programer (pembuat program);
d. scanner, yaitu alat untuk membaca goresan pena pada sebuah kertas atau gambar;
e. CD-ROM, yaitu alat untuk menyimpan program;
f. digitizer, yaitu alat pengubah data orisinil (gambar) menjadi data digital (angka);
g. plotter, yaitu alat yang mencetak peta dalam ukuran relatif besar;
h. printer, yaitu alat yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil;
j. VDU, yaitu layar monitor untuk menayangkan hasil pemrosesan;
k. disk drive, yaitu potongan CPU untuk menghidupkan program;
l. tape drive, yaitu potongan CPU untuk menyimpan program.
2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak merupakan sistem yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data yang di perlukan. Perangkat lunak mencakup proses komputerisasi yang bekerjasama dengan masukan data, data tambahan, data dasar geografi, transformasi, dan penayangan serta pelaporan data. Beberapa jenis software berupa jadwal komputer yang biasa dimanfaatkan antara lain jadwal AutoCad, ArcInfo, ArcView, dan jadwal lainnya.
Geografia :
Proses digitasi dalam SIG mencakup tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
3. Kemampuan Manusia (Brainware)
Brainware merupakan kemampuan insan dalam pengelolaan dan pemanfaatan SIG secara efektif dan efisien. Secanggih apapun teknologi yang digunakan, insan merupakan subjek (pelaku) yang sangat penting dalam mengendalikan seluruh sistem. Artinya, insan tetap memegang kiprah yang sentral dalam SIG. Koordinasi dalam pengelolaan SIG sangat diharapkan semoga informasi yang diperoleh tidak simpang siur, tetapi sempurna dan akurat. Berikut ini disajikan denah dari komponen-komponen dalam SIG.
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras pada SIG sanggup berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya). Data atau informasi yang terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras sanggup dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Alat masukan (input), sebagai sarana untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer. Misalnya, scanner, digitizer, dan CD-ROM.
b. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis, dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan. Misalnya, Central Processing Unit (CPU), tape drive, dan disk drive.
c. Alat keluaran (output), berfungsi menayangkan informasi geografis sebagai data dalam proses SIG. Misalnya, VDU (Visual Display Unit), plotter, dan printer.
Data yang telah masuk akan diolah melalui CPU yang di hubungkan dengan :
a. unit penyimpanan (disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam disket atau CD;
b. unit keluaran (printer dan plotter) untuk dicetak menjadi data dalam bentuk peta;
c. VDU (layar monitor) untuk ditayangkan semoga sanggup dikontrol oleh para pemakai dan programer (pembuat program);
d. scanner, yaitu alat untuk membaca goresan pena pada sebuah kertas atau gambar;
e. CD-ROM, yaitu alat untuk menyimpan program;
f. digitizer, yaitu alat pengubah data orisinil (gambar) menjadi data digital (angka);
g. plotter, yaitu alat yang mencetak peta dalam ukuran relatif besar;
h. printer, yaitu alat yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil;
j. VDU, yaitu layar monitor untuk menayangkan hasil pemrosesan;
k. disk drive, yaitu potongan CPU untuk menghidupkan program;
l. tape drive, yaitu potongan CPU untuk menyimpan program.
2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak merupakan sistem yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data yang di perlukan. Perangkat lunak mencakup proses komputerisasi yang bekerjasama dengan masukan data, data tambahan, data dasar geografi, transformasi, dan penayangan serta pelaporan data. Beberapa jenis software berupa jadwal komputer yang biasa dimanfaatkan antara lain jadwal AutoCad, ArcInfo, ArcView, dan jadwal lainnya.
Geografia :
Proses digitasi dalam SIG mencakup tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
- Digitasi objek region.
- Digitasi objek garis.
- Digitasi objek titik.
3. Kemampuan Manusia (Brainware)
Brainware merupakan kemampuan insan dalam pengelolaan dan pemanfaatan SIG secara efektif dan efisien. Secanggih apapun teknologi yang digunakan, insan merupakan subjek (pelaku) yang sangat penting dalam mengendalikan seluruh sistem. Artinya, insan tetap memegang kiprah yang sentral dalam SIG. Koordinasi dalam pengelolaan SIG sangat diharapkan semoga informasi yang diperoleh tidak simpang siur, tetapi sempurna dan akurat. Berikut ini disajikan denah dari komponen-komponen dalam SIG.
Gambar 3. Bagan Komponen-Komponen dalam SIG. |
C. Pengelolaan SIG
1. Sumber Informasi Geografis
Sumber informasi geografi bersifat fleksibel dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan tanda-tanda alam dan tanda-tanda sosial. Dalam geografi, informasi yang diharapkan harus mempunyai ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain, yaitu:
a. merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman;
b. tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang berurut dan teratur;
c. logis, artinya masuk logika dan memperlihatkan korelasi alasannya akibat;
d. objektif, artinya berlaku umum dan mempunyai sasaran yang terperinci dan teruji.
Selain mempunyai keempat ciri tersebut, geografi juga harus menunjuk kan ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan karakteristik khas geografi yang menjadi pembeda dengan ilmu-ilmu lain. Mengingat geografi merupakan studi mengenai tanda-tanda alam dan sosial dari sudut pandang spasial dan regional, informasi geografi bersumber dari objek material geografi itu sendiri (geosfer).
a. Gejala-Gejala Litosfer
Litosfer mencakup gejala-gejala relief dan topografi, jenis tanah dan batuan, serta sistem pelapisan batuan.
b. Gejala-Gejala Hidrosfer
Gejala-gejala ini berkaitan dengan dinamika tempat perairan, baik wilayah perairan darat maupun perairan bahari yang menyangkut bentuk, pola, sifat, serta fenomena lainnya wacana perairan. Contoh informasi geografis yang menyajikan tanda-tanda hidrosfer sanggup dilihat pada Peta di bawah ini.
1. Sumber Informasi Geografis
Sumber informasi geografi bersifat fleksibel dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan tanda-tanda alam dan tanda-tanda sosial. Dalam geografi, informasi yang diharapkan harus mempunyai ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain, yaitu:
a. merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman;
b. tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang berurut dan teratur;
c. logis, artinya masuk logika dan memperlihatkan korelasi alasannya akibat;
d. objektif, artinya berlaku umum dan mempunyai sasaran yang terperinci dan teruji.
Selain mempunyai keempat ciri tersebut, geografi juga harus menunjuk kan ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan karakteristik khas geografi yang menjadi pembeda dengan ilmu-ilmu lain. Mengingat geografi merupakan studi mengenai tanda-tanda alam dan sosial dari sudut pandang spasial dan regional, informasi geografi bersumber dari objek material geografi itu sendiri (geosfer).
a. Gejala-Gejala Litosfer
Litosfer mencakup gejala-gejala relief dan topografi, jenis tanah dan batuan, serta sistem pelapisan batuan.
b. Gejala-Gejala Hidrosfer
Gejala-gejala ini berkaitan dengan dinamika tempat perairan, baik wilayah perairan darat maupun perairan bahari yang menyangkut bentuk, pola, sifat, serta fenomena lainnya wacana perairan. Contoh informasi geografis yang menyajikan tanda-tanda hidrosfer sanggup dilihat pada Peta di bawah ini.
Gambar 4. Peta Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul termasuk informasi geografis yang menyajikan tanda-tanda hidrosfer. |
c. Gejala-Gejala Atmosfer
Gejala ini berkaitan dengan dinamika atmosfer baik dalam waktu singkat maupun waktu yang lama. Dinamika atmosfer terdiri atas kondisi cuaca dan iklim, unsur-unsurnya, serta faktor yang memengaruhinya, ibarat suhu, kelembapan, tekanan udara, gerakan angin, curah hujan, dan perubahan musim. Contoh informasi geografis yang menyajikan tanda-tanda atmosfer sanggup dilihat pada Peta di bawah ini.
Gejala ini berkaitan dengan dinamika atmosfer baik dalam waktu singkat maupun waktu yang lama. Dinamika atmosfer terdiri atas kondisi cuaca dan iklim, unsur-unsurnya, serta faktor yang memengaruhinya, ibarat suhu, kelembapan, tekanan udara, gerakan angin, curah hujan, dan perubahan musim. Contoh informasi geografis yang menyajikan tanda-tanda atmosfer sanggup dilihat pada Peta di bawah ini.
Gambar 5. Peta Pola iklim Amerika Serikat termasuk informasi geografis yang menyajikan tanda-tanda atmosfer. |
d. Gejala-Gejala Biosfer
Gejala biosfer berkaitan dengan makhluk hidup dan habitatnya. Makhluk hidup di permukaan bumi yang menjadi kajian geografi mencakup tumbuhan, hewan, dan insan yang keberadaanya tidak sanggup dilepaskan dari unsur-unsur litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Sebagai contoh, persebaran dan kepadatan penduduk.
Gejala biosfer berkaitan dengan makhluk hidup dan habitatnya. Makhluk hidup di permukaan bumi yang menjadi kajian geografi mencakup tumbuhan, hewan, dan insan yang keberadaanya tidak sanggup dilepaskan dari unsur-unsur litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Sebagai contoh, persebaran dan kepadatan penduduk.
Gambar 6. Peta Rumpun Bahasa di Benua Eropa termasuk informasi geografis yang menyajikan tanda-tanda sosial budaya. |
e. Gejala-Gejala Sosial Budaya
Gejala sosial budaya berkaitan dengan aktifitas dan produk hasil rekayasa manusia. Beberapa contoh tanda-tanda sosial budaya buatan insan antara lain bangunan, persebaran daerah wisata non alamiah, persebaran rumpun bahasa yang digunakan penduduk, dan jaringan transportasi.
Gejala-gejala sosial budaya merupakan fenomena di permukaan bumi sebagai produk buatan manusia. Untuk mendapat informasi, dilakukan penelitian pribadi maupun tidak langsung. Penelitian pribadi maksudnya dilakukan secara primer di lapangan dan tidak pribadi dengan cara memanfaatkan data hasil penelitian pihak lain.
2. Cara Mengelola Informasi Geografis
Secara umum proses SIG terdiri atas tiga potongan (subsistem), yaitu subsistem masukan data (input data), manipulasi dan analisis data, serta menyajikan data (output data).
a. Subsistem Masukan Data
Subsistem ini berperan untuk memasukkan data dan mengubah data orisinil ke bentuk yang sanggup diterima dan digunakan dalam SIG. Semua data dasar geografi diubah dulu menjadi data digital sebelum dimasukkan ke komputer. Data digital mempunyai kelebihan dibandingkan dengan peta (garis atau area) lantaran jumlah data yang disimpan lebih banyak dan pengambilan kembali lebih cepat. Ada dua macam data dasar geografi, yaitu data spasial dan data atribut.
Contoh Soal 1 :
Wujud data vektor ialah ....
a. deskripsi keadaan suatu wilayah berwujud peta
b. data berbentuk pixel
c. data manual
d. data garis atau poligon
e. data yang berasal dari survei lapangan
Kunci Jawaban :
Wujud data vektor ialah data garis atau poligon. Jawab: d
Data dalam bentuk poligon (area), mencakup daerah administrasi, geologi, geomorfologi, jenis tanah, dan penggunaan tanah. Data dalam bentuk pixel (grid), mencakup gambaran satelit dan foto udara. Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan (terestris), data peta, dan data penginderaan jauh.
1) Data Lapangan (Terestris)
Data terestris ialah data yang diperoleh secara pribadi melalui hasil pengamatan di lapangan lantaran data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas administrasi, kepadatan penduduk, curah hujan, jenis tanah, dan kemiringan lereng.
2) Data Peta
Data peta ialah data yang digunakan sebagai masukan dalam SIG yang diperoleh dari peta, kemudian diubah ke dalam bentuk digital.
3) Data Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh merupakan data dalam bentuk gambaran satelit dan foto udara (pesawat udara). Citra yang diperoleh dari satelit sanggup pribadi digunakan lantaran sudah dalam bentuk digital.
Adapun foto udara sebelum diubah ke dalam bentuk digital harus dilakukan interpretasi terlebih dahulu.
b. Subsistem Manipulasi dan Analisis Data
Subsistem ini berfungsi menyimpan, menimbun, menarik kembali data dasar, dan menganalisis data yang telah tersimpan dalam komputer. Ada beberapa macam analisis data, antara lain sebagai berikut.
Subsistem ini berfungsi menyajikan atau menampilkan hasil simpulan dari proses SIG. Hasil simpulan tersebut sanggup berupa peta, tabel, grafik, dan laporan. Keluaran data hasil SIG sangat bermanfaat dalam banyak sekali bidang untuk perencanaan, analisis, dan peng ambilan keputusan suatu kebijakan tertentu.
D. Aplikasi SIG
Dalam aplikasi SIG, terdapat beberapa sarana petunjuk yang sanggup dijadikan standar untuk memaknai peta yang tampil di layar monitor, yaitu sebagai berikut.
1. Legenda
Legenda ialah keterangan wacana objek-objek yang ada di peta, ibarat warna hijau ialah hutan, garis merah ialah jalan, segitiga ialah gunung, dan keterangan-keterangan lainnya.
2. Skala
Skala ialah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran bantu-membantu di lapangan.
3. Zoom In/Zoom Out
Peta di layar sanggup diperbesar dengan zoom in dan diperkecil dengan zoom out.
4. Pan
Dengan kemudahan pan, peta sanggup digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki para pengguna sesuai dengan prioritas.
5. Searching
Sarana ini digunakan untuk mencari letak suatu fenomena.
6. Pengukuran
Fasilitas ini dimaksudkan untuk mengukur jarak antartitik, jarak rute, atau luas suatu wilayah secara interaktif.
7. Informasi
Setiap fenomena yang digambarkan, dilengkapi dengan informasi yang sanggup dilihat kalau fenomena tersebut di-klik. Misalnya, pada software SIG, jaringan jalan kalau di-klik pada suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang bekerjasama dengan jalan yang bersangkutan.
8. Link
Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula menghubung kan data fenomena pada peta dengan data dalam bentuk lain, ibarat gambar, video, ataupun web. Tampilan SIG sanggup menampilkan fenomena dua dimensi ataupun tiga dimensi.
Berikut ini akan diuraikan aplikasi SIG dalam manajemen tata guna lahan, inventarisasi sumber daya alam, dan bidang sosial.
a. Manajemen Tata Guna Lahan
Lahan merupakan komponen penting dalam perkembangan budaya manusia. Pendayagunaan lahan yang dimiliki oleh pemerintah daerah maupun masyarakat perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari banyak sekali segi. Keberadaan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah permukiman, industri, perdagangan, perkantoran, hiburan, olah raga, dan kemudahan umum lainnya. SIG harus sanggup membantu pembuatan perencanaan setiap wilayah tersebut dan kesannya sanggup digunakan sebagai contoh untuk pembangunan yang diperlukan.
Lokasi yang akan dibangun di daerah perkotaan perlu dipertimbangkan semoga efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketimpangan ekosistem. Misalnya, pembangunan tempat pembuangan sampah. Kriteria-kriteria yang sanggup dijadikan parameter antara lain di luar area permukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 15 meter dari jalan raya, dan adanya kemudahan jalan raya yang memadai. Dengan kemampu an SIG yang sanggup memetakan fenomena yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteria ini nanti akan digabungkan sehingga me muncul kan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat layak dengan seluruh kriteria. Jadi, analisis SIG ini juga sanggup dijadikan arena studi kelayakan bagi planning pembangunan.
Begitu juga untuk kepentingan perencanaan pembangunan kemudahan lainnya, SIG sanggup dijadikan sebagai salah satu contoh yang perlu dipertimbangkan semoga proses pembangunan itu sendiri bersinergi dengan unsur-unsur lainnya.
Di daerah perdesaan, manajemen tata guna lahan lebih banyak berorientasi pada sektor pertanian. Ababila unsur-unsur fisik telah terpetakan dengan baik akan membantu penentuan lokasi tanaman, jenis tumbuhan yang cocok, jenis pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Begitu juga halnya dengan pembangunan irigasi sanggup dibantu dengan analisis SIG, ibarat berupa peta sawah dan ladang, peta permukiman penduduk, ketinggian setiap tempat, dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian pun sanggup terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran konsumen, dan peta jaringan transportasi.
Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk membantu pengambilan keputusan, kiprah dari pemerintah daerah terlebih dahulu ialah memasukkan informasi sebanyak-banyaknya wacana kondisi dan potensi daerahnya. Data yang perlu disiapkan antara lain peta dan data statistik daerah. Untuk peta sanggup memakai data yang sudah ada yang disediakan oleh Bakosurtanal atau forum lain yang terkait. Data statistik sanggup diperoleh dari hasil sensus yang biasanya terdapat di Badan Pusat Statistik (BPS) atau data-data lainnya yang berasal dari departemen atau forum lain.
b. Inventarisasi Sumber Daya Alam
Pembangunan di Indonesia harus terus ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya budaya. Perkembangan tersebut mendorong perlunya informasi yang rinci, cepat, dan nyata wacana sumber daya yang dimiliki oleh setiap wilayah. Berbagai data sumber daya hasil penelitian sanggup dijadikan sebagai materi baku untuk perencanaan pembangunan.
Manfaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam antara lain sebagai berikut.
1) Untuk pengawasan daerah peristiwa alam, seperti:
a) memantau luas wilayah peristiwa alam;
b) memetakan wilayah rawan bencana;
c) pencegahan terjadinya musibah di masa datang;
d) menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana.
2) Untuk mengetahui distribusi tempat lahan, seperti:
a) tempat lahan potensial dan lahan kritis;
b) tempat hutan yang masih baik dan hutan rusak;
c) tempat lahan pertanian dan perkebunan;
d) pemanfaatan perubahan penggunaan lahan.
3) Untuk mengetahui persebaran banyak sekali sumber daya alam, ibarat minyak bumi, watu bara, emas, besi, perak, dan barang tambang lainnya.
c. Bidang Sosial
Modal pembangunan tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam, tetapi juga sumber daya insan dan sumber daya sosial. SIG juga sanggup dimanfaatkan dalam bidang sosial. Khusus dalam bidang sosial, SIG sanggup dimanfaatkan pada hal-hal berikut:
Komputer pada dikala ini telah menjadi alat bantu yang makin banyak digunakan. Mengapa demikian? Alasannya ialah lantaran penyajian data geosfer secara manual memerlukan waktu dan proses yang relatif lama. Di samping itu, informasi yang di gambarkan melalui komputer dan SIG akan lebih teliti, lebih banyak, dan aktual. Mengapa geografi memerlukan SIG? Sebab objek material geografi ialah geosfer. Agar data geosfer itu cepat dan gampang diperoleh maka SIG menjadi sarana yang sangat penting.
Untuk mendapat informasi yang cepat, tepat, dan akurat diharapkan alat bantu untuk menganalisis data yang diperlukan. Alat bantu tersebut merupakan suatu sistem yang bisa menangani data geografi secara cepat, tepat, dan akurat, yaitu sistem komputer. Selain diperoleh informasi secara cepat, tepat, dan akurat, laba SIG dengan memakai alat bantu komputer antara lain sebagai berikut.
a. Praktis dalam pengolahan data.
b. Pengumpulan data dan penyimpanannya irit tempat dan ringkas (berupa disket, compact disk, dan flash disk).
c. Praktis diulang dan dilihat kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan.
d. Praktis diubah dan direvisi apabila sewaktu-waktu ada perubahan.
e. Praktis dibawa, dikirim, dan ditransformasikan (dipindahkan).
f. Aman, lantaran sanggup dikunci dengan isyarat atau manual.
g. Relatif lebih murah dibandingkan dengan survei lapangan.
h. Data yang sulit ditampilkan secara manual sanggup diperbesar bahkan sanggup ditampilkan dengan gambar tiga dimensi dengan variasi warna yang sesuai.
i. Berdasarkan data SIG sanggup dilakukan pengambilan keputusan dengan sempurna dan cepat.
Rangkuman :
a. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographychal Information System (GIS) ialah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, menghasilkan, dan mempublikasikan data bereferensi geografis atau data geospatial untuk mendukung pengambilan keputusan.
b. Keunggulan SIG secara khusus antara lain sebagai berikut.
sumber-sumber data geospatial.
d. Komponen-komponen utama yang terdapat dalam SIG mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan kemampuan intelegensi manusia.
e. Informasi geografi bersumber dari objek material geografi yaitu geosfer yang mencakup gejala-gejala litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan gejala-gejala sosial budaya.
f. Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan, data peta, dan data penginderaan jauh.
g. Sistem Informasi Geografis sanggup diaplikasikan dalam banyak sekali bidang, antara lain sebagai berikut.
Referensi :
Utoyo, B. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, p. 202.
Gejala sosial budaya berkaitan dengan aktifitas dan produk hasil rekayasa manusia. Beberapa contoh tanda-tanda sosial budaya buatan insan antara lain bangunan, persebaran daerah wisata non alamiah, persebaran rumpun bahasa yang digunakan penduduk, dan jaringan transportasi.
Gejala-gejala sosial budaya merupakan fenomena di permukaan bumi sebagai produk buatan manusia. Untuk mendapat informasi, dilakukan penelitian pribadi maupun tidak langsung. Penelitian pribadi maksudnya dilakukan secara primer di lapangan dan tidak pribadi dengan cara memanfaatkan data hasil penelitian pihak lain.
2. Cara Mengelola Informasi Geografis
Secara umum proses SIG terdiri atas tiga potongan (subsistem), yaitu subsistem masukan data (input data), manipulasi dan analisis data, serta menyajikan data (output data).
a. Subsistem Masukan Data
Subsistem ini berperan untuk memasukkan data dan mengubah data orisinil ke bentuk yang sanggup diterima dan digunakan dalam SIG. Semua data dasar geografi diubah dulu menjadi data digital sebelum dimasukkan ke komputer. Data digital mempunyai kelebihan dibandingkan dengan peta (garis atau area) lantaran jumlah data yang disimpan lebih banyak dan pengambilan kembali lebih cepat. Ada dua macam data dasar geografi, yaitu data spasial dan data atribut.
- Data spasial (keruangan), ialah data yang memperlihatkan ruang, lokasi, atau tempat-tempat di permukaan bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto udara, dan penginderaan jauh dalam bentuk cetak kertas.
- Data atribut (deskripsi), ialah data yang terdapat pada ruang atau tempat yang menunjukan suatu informasi. Data atribut diperoleh dari statistik, sensus, catatan lapangan, dan tabular (data yang disimpan dalam bentuk tabel) lainnya. Data atribut sanggup dilihat dari segi kualitas, ibarat kekuatan pohon, dan sanggup dilihat dari segi kuantitas, ibarat jumlah pohon.
Contoh Soal 1 :
Wujud data vektor ialah ....
a. deskripsi keadaan suatu wilayah berwujud peta
b. data berbentuk pixel
c. data manual
d. data garis atau poligon
e. data yang berasal dari survei lapangan
Kunci Jawaban :
Wujud data vektor ialah data garis atau poligon. Jawab: d
Data dalam bentuk poligon (area), mencakup daerah administrasi, geologi, geomorfologi, jenis tanah, dan penggunaan tanah. Data dalam bentuk pixel (grid), mencakup gambaran satelit dan foto udara. Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan (terestris), data peta, dan data penginderaan jauh.
1) Data Lapangan (Terestris)
Data terestris ialah data yang diperoleh secara pribadi melalui hasil pengamatan di lapangan lantaran data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas administrasi, kepadatan penduduk, curah hujan, jenis tanah, dan kemiringan lereng.
2) Data Peta
Data peta ialah data yang digunakan sebagai masukan dalam SIG yang diperoleh dari peta, kemudian diubah ke dalam bentuk digital.
3) Data Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh merupakan data dalam bentuk gambaran satelit dan foto udara (pesawat udara). Citra yang diperoleh dari satelit sanggup pribadi digunakan lantaran sudah dalam bentuk digital.
Adapun foto udara sebelum diubah ke dalam bentuk digital harus dilakukan interpretasi terlebih dahulu.
b. Subsistem Manipulasi dan Analisis Data
Subsistem ini berfungsi menyimpan, menimbun, menarik kembali data dasar, dan menganalisis data yang telah tersimpan dalam komputer. Ada beberapa macam analisis data, antara lain sebagai berikut.
- Analisis lebar, ialah analisis yang sanggup menghasilkan gambaran daerah tepian sungai dengan lebar tertentu. Kegunaannya antara lain untuk perencanaan pembangunan bendungan sebagai penanggulangan banjir.
- Analisis penjumlahan aritmatika, ialah analisis yang digunakan untuk menangani peta dengan klasifikasi, kesannya memperlihatkan peta dengan pembagian terstruktur mengenai baru.
- Analisis garis dan bidang, ialah analisis yang sanggup digunakan untuk memilih wilayah dalam radius tertentu. Misalnya, daerah rawan banjir, daerah rawan gempa, dan daerah rawan peristiwa lainnya.
Subsistem ini berfungsi menyajikan atau menampilkan hasil simpulan dari proses SIG. Hasil simpulan tersebut sanggup berupa peta, tabel, grafik, dan laporan. Keluaran data hasil SIG sangat bermanfaat dalam banyak sekali bidang untuk perencanaan, analisis, dan peng ambilan keputusan suatu kebijakan tertentu.
D. Aplikasi SIG
Dalam aplikasi SIG, terdapat beberapa sarana petunjuk yang sanggup dijadikan standar untuk memaknai peta yang tampil di layar monitor, yaitu sebagai berikut.
1. Legenda
Legenda ialah keterangan wacana objek-objek yang ada di peta, ibarat warna hijau ialah hutan, garis merah ialah jalan, segitiga ialah gunung, dan keterangan-keterangan lainnya.
2. Skala
Skala ialah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran bantu-membantu di lapangan.
3. Zoom In/Zoom Out
Peta di layar sanggup diperbesar dengan zoom in dan diperkecil dengan zoom out.
4. Pan
Dengan kemudahan pan, peta sanggup digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki para pengguna sesuai dengan prioritas.
5. Searching
Sarana ini digunakan untuk mencari letak suatu fenomena.
6. Pengukuran
Fasilitas ini dimaksudkan untuk mengukur jarak antartitik, jarak rute, atau luas suatu wilayah secara interaktif.
7. Informasi
Setiap fenomena yang digambarkan, dilengkapi dengan informasi yang sanggup dilihat kalau fenomena tersebut di-klik. Misalnya, pada software SIG, jaringan jalan kalau di-klik pada suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang bekerjasama dengan jalan yang bersangkutan.
8. Link
Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula menghubung kan data fenomena pada peta dengan data dalam bentuk lain, ibarat gambar, video, ataupun web. Tampilan SIG sanggup menampilkan fenomena dua dimensi ataupun tiga dimensi.
Berikut ini akan diuraikan aplikasi SIG dalam manajemen tata guna lahan, inventarisasi sumber daya alam, dan bidang sosial.
a. Manajemen Tata Guna Lahan
Lahan merupakan komponen penting dalam perkembangan budaya manusia. Pendayagunaan lahan yang dimiliki oleh pemerintah daerah maupun masyarakat perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari banyak sekali segi. Keberadaan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah permukiman, industri, perdagangan, perkantoran, hiburan, olah raga, dan kemudahan umum lainnya. SIG harus sanggup membantu pembuatan perencanaan setiap wilayah tersebut dan kesannya sanggup digunakan sebagai contoh untuk pembangunan yang diperlukan.
Lokasi yang akan dibangun di daerah perkotaan perlu dipertimbangkan semoga efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketimpangan ekosistem. Misalnya, pembangunan tempat pembuangan sampah. Kriteria-kriteria yang sanggup dijadikan parameter antara lain di luar area permukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 15 meter dari jalan raya, dan adanya kemudahan jalan raya yang memadai. Dengan kemampu an SIG yang sanggup memetakan fenomena yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteria ini nanti akan digabungkan sehingga me muncul kan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat layak dengan seluruh kriteria. Jadi, analisis SIG ini juga sanggup dijadikan arena studi kelayakan bagi planning pembangunan.
Begitu juga untuk kepentingan perencanaan pembangunan kemudahan lainnya, SIG sanggup dijadikan sebagai salah satu contoh yang perlu dipertimbangkan semoga proses pembangunan itu sendiri bersinergi dengan unsur-unsur lainnya.
Di daerah perdesaan, manajemen tata guna lahan lebih banyak berorientasi pada sektor pertanian. Ababila unsur-unsur fisik telah terpetakan dengan baik akan membantu penentuan lokasi tanaman, jenis tumbuhan yang cocok, jenis pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Begitu juga halnya dengan pembangunan irigasi sanggup dibantu dengan analisis SIG, ibarat berupa peta sawah dan ladang, peta permukiman penduduk, ketinggian setiap tempat, dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian pun sanggup terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran konsumen, dan peta jaringan transportasi.
Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk membantu pengambilan keputusan, kiprah dari pemerintah daerah terlebih dahulu ialah memasukkan informasi sebanyak-banyaknya wacana kondisi dan potensi daerahnya. Data yang perlu disiapkan antara lain peta dan data statistik daerah. Untuk peta sanggup memakai data yang sudah ada yang disediakan oleh Bakosurtanal atau forum lain yang terkait. Data statistik sanggup diperoleh dari hasil sensus yang biasanya terdapat di Badan Pusat Statistik (BPS) atau data-data lainnya yang berasal dari departemen atau forum lain.
b. Inventarisasi Sumber Daya Alam
Pembangunan di Indonesia harus terus ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya budaya. Perkembangan tersebut mendorong perlunya informasi yang rinci, cepat, dan nyata wacana sumber daya yang dimiliki oleh setiap wilayah. Berbagai data sumber daya hasil penelitian sanggup dijadikan sebagai materi baku untuk perencanaan pembangunan.
Manfaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam antara lain sebagai berikut.
1) Untuk pengawasan daerah peristiwa alam, seperti:
a) memantau luas wilayah peristiwa alam;
b) memetakan wilayah rawan bencana;
c) pencegahan terjadinya musibah di masa datang;
d) menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana.
2) Untuk mengetahui distribusi tempat lahan, seperti:
a) tempat lahan potensial dan lahan kritis;
b) tempat hutan yang masih baik dan hutan rusak;
c) tempat lahan pertanian dan perkebunan;
d) pemanfaatan perubahan penggunaan lahan.
3) Untuk mengetahui persebaran banyak sekali sumber daya alam, ibarat minyak bumi, watu bara, emas, besi, perak, dan barang tambang lainnya.
c. Bidang Sosial
Modal pembangunan tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam, tetapi juga sumber daya insan dan sumber daya sosial. SIG juga sanggup dimanfaatkan dalam bidang sosial. Khusus dalam bidang sosial, SIG sanggup dimanfaatkan pada hal-hal berikut:
- untuk pendataan dan kemungkinan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;
- mengetahui luas dan persebaran, serta kualitas lahan pertanian dan kemungkinan pola drainasenya;
- untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, tempat industri, pendidikan, rumah sakit, perkantoran, sarana hiburan dan rekreasi, serta pembuatan jalur hijau;
- mengetahui potensi dan persebaran penduduk;
- untuk pendataan dan pengembangan jaringan sarana transportasi dan komunikasi.
Komputer pada dikala ini telah menjadi alat bantu yang makin banyak digunakan. Mengapa demikian? Alasannya ialah lantaran penyajian data geosfer secara manual memerlukan waktu dan proses yang relatif lama. Di samping itu, informasi yang di gambarkan melalui komputer dan SIG akan lebih teliti, lebih banyak, dan aktual. Mengapa geografi memerlukan SIG? Sebab objek material geografi ialah geosfer. Agar data geosfer itu cepat dan gampang diperoleh maka SIG menjadi sarana yang sangat penting.
Untuk mendapat informasi yang cepat, tepat, dan akurat diharapkan alat bantu untuk menganalisis data yang diperlukan. Alat bantu tersebut merupakan suatu sistem yang bisa menangani data geografi secara cepat, tepat, dan akurat, yaitu sistem komputer. Selain diperoleh informasi secara cepat, tepat, dan akurat, laba SIG dengan memakai alat bantu komputer antara lain sebagai berikut.
a. Praktis dalam pengolahan data.
b. Pengumpulan data dan penyimpanannya irit tempat dan ringkas (berupa disket, compact disk, dan flash disk).
c. Praktis diulang dan dilihat kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan.
d. Praktis diubah dan direvisi apabila sewaktu-waktu ada perubahan.
e. Praktis dibawa, dikirim, dan ditransformasikan (dipindahkan).
f. Aman, lantaran sanggup dikunci dengan isyarat atau manual.
g. Relatif lebih murah dibandingkan dengan survei lapangan.
h. Data yang sulit ditampilkan secara manual sanggup diperbesar bahkan sanggup ditampilkan dengan gambar tiga dimensi dengan variasi warna yang sesuai.
i. Berdasarkan data SIG sanggup dilakukan pengambilan keputusan dengan sempurna dan cepat.
Rangkuman :
a. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographychal Information System (GIS) ialah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, menghasilkan, dan mempublikasikan data bereferensi geografis atau data geospatial untuk mendukung pengambilan keputusan.
b. Keunggulan SIG secara khusus antara lain sebagai berikut.
- Memetakan letak.
- Memetakan kuantitas.
- Memetakan kerapatan.
- Memetakan perubahan.
- Memetakan rasio yang ada di dalam dan di luar suatu area.
sumber-sumber data geospatial.
d. Komponen-komponen utama yang terdapat dalam SIG mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan kemampuan intelegensi manusia.
e. Informasi geografi bersumber dari objek material geografi yaitu geosfer yang mencakup gejala-gejala litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan gejala-gejala sosial budaya.
f. Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan, data peta, dan data penginderaan jauh.
g. Sistem Informasi Geografis sanggup diaplikasikan dalam banyak sekali bidang, antara lain sebagai berikut.
- Manajemen tata guna lahan.
- Inventarisasi sumber daya alam.
- Bidang sosial.
Referensi :
Utoyo, B. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, p. 202.
No comments:
Post a Comment