Perkembangan penginderaan jauh dalam empat dasawarsa terakhir ini sudah sangat berkembang pesat. Dalam kehidupan sehari-hari seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi perkembangannya mencakup aspek sensor, wahana, jenis citra, liputan objek, ketersediaan data, alat, analisis data, dan jumlah penggunaannya. Hampir semua sektor dengan aneka macam kepentingan sudah mengaplikasikan data gambaran penginderaan jauh, tentunya dengan alasan penghematan waktu, biaya, dan tenaga yang harus dikeluarkan. Tidak ketinggalan pula, dalam dunia pendidikan pun data gambaran penginderaan jauh begitu banyak digunakan.
A. Konsep Dasar Penginderaan Jauh
1. Pengertian Penginderaan Jauh
Istilah penginderaan jauh ketika ini bukan lagi merupakan hal asing. Jika Anda sering memerhatikan isu baik dari televisi maupun media cetak, kata penginderaan jauh sering muncul. Di negara Indonesia sering disingkat dengan PJ dan Indraja. Di beberapa negara lain dikenal dengan sebutan Remote Sensing (Inggris), Teledetection (Prancis), Fernerkundung (Jerman), Sensoriamento Remota (Portugis), Distansionaya (Rusia), dan Perception Remota (Spanyol).
Pada awal perkembangannya, penginderaan jauh hanya berfungsi sebagai teknik atau cara untuk mendapat data dari permukaan bumi yang dilakukan tanpa harus kontak dengan permukaan bumi. Dalam perkembangan selanjutnya, penginderaan jauh sering diposisikan sebagai suatu ilmu.
Everett dan Simonett menawarkan batasan bahwa penginderaan jauh ialah suatu ilmu lantaran di dalamnya terdapat suatu sistematika tertentu untuk sanggup menganalisis informasi dari permukaan bumi. Ilmu ini harus sanggup dipadukan dengan beberapa ilmu lain, ibarat geologi, geo morfologi, geodesi, meteorologi, tanah, dan perkotaan. Lillesand dan Kiefer (1994) mengemukakan bahwa penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk mendapat informasi wacana suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak pribadi dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
Alat yang dimaksud tidak bekerjasama pribadi dengan objek, yaitu alat yang pada waktu perekaman objek tidak ada di permukaan bumi, tetapi berada di angkasa maupun luar angkasa. Oleh lantaran itu, dalam proses perekaman memakai wahana atau media pembantu ibarat satelit, pesawat udara, dan balon udara. Data hasil penginderaan jauh sering dinamakan citra.
Usia pengetahuan mengenai penginderaan jauh gotong royong masih relatif muda. Namun, pemakaian penginderaan jauh cukup pesat. Pemakaian penginderaan jauh itu antara lain untuk men dapatkan data atau informasi yang tepat, singkat, dan akurat dari seluruh pelosok Indonesia. Data dari gambaran sangat penting untuk pembangunan, ibarat mendeteksi dan menginventarisasi sumber daya alam, tempat banjir, kebakaran hutan, sebaran permukiman, dan landuse.
Geografika :
Di Indonesia pernah dipakai dua istilah, yaitu penginderaan jauh dan teledeteksi. Keunggulan teledeteksi terletak pada ringkasnya dan serupa dengan istilah lain yang telah banyak dipakai orang, ibarat telegram, telepon, dan televisi. Kelemahannya terletak pada arti kata deteksi yang sering dipakai dengan lingkup lebih sempit kalau dibandingkan dengan arti penginderaan. (Sumber: Penginderaan Jauh Jilid 1, 1998)
a. Citra
Citra sanggup diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Citra taman di halaman rumah yang berhasil dibentuk merupakan gambaran taman tersebut. Proses pembuatan gambaran dengan cara memotret objek sanggup dilakukan dengan arah horisontal maupun vertikal dari udara (tampak atas). Hasil gambaran secara horisontal tampak sangat berbeda kalau dibandingkan dengan hasil pemotretan dari atas atau udara. Gambar yang dicitra dengan arah horisontal menghasilkan gambaran tampak samping, sedangkan dengan arah vertikal menghasilkan gambaran tampak atas baik tegak maupun miring (obliq).
Menurut Hornby, gambaran ialah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat sensor lain. Adapun berdasarkan Simonet dkk, gambaran ialah gambar rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaran pada citra) yang diperoleh melalui cara optik, elektro-optik, optikmekanik, atau elektronika -mekanik. (Baca juga : Alat Optik)
b. Wahana
Wahana diartikan sebagai kendaraan yang membawa alat pemantau. Wahana sering pula dinamakan mediator.
Berdasarkan ketinggian peredarannya, posisi wahana sanggup diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
- Pesawat terbang rendah hingga medium (low to medium altitude aircraft) ketinggian antara 1.000–9.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkannya ialah gambaran foto (foto udara).
- Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkannya ialah gambaran udara dan multispectral scanner data.
- Satelit dengan ketinggian antara 400–900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah gambaran satelit.
2. Sistem Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh sering dinamakan sebagai suatu sistem lantaran melibatkan banyak komponen. Gambaran objek permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara tenaga dan objek yang direkam. Tenaga yang dimaksud ialah radiasi matahari, tetapi kalau perekaman tersebut dilakukan pada malam hari dibentuk tenaga buatan yang dikenal sebagai tenaga pulsar. Penginderaan jauh yang hanya memakai sumber tenaga matahari sering pula dinamakan sistem penginderaan jauh pasif.
a. Sumber Tenaga untuk Penginderaan Jauh
Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan memakai sensor buatan. Oleh lantaran itu, diharapkan tenaga penghubung yang membawa data objek ke sensor. Data tersebut di kumpulkan dan direkam melalui tiga cara dengan variasi sebagai berikut.
- Distribusi daya (force), misalnya Gravitometer mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya tarik bumi.
- Distribusi gelombang bunyi, misalnya Sonar dipakai untuk mengumpulkan data gelombang bunyi dalam air.
- Distribusi gelombang elektromagnetik, misalnya kamera untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.
Gambar 1. Gelombang sonar banyak dipergunakan untuk membantu memetakan bentuk dasar laut. |
Penginderaan jauh yang memakai tenaga buatan disebut sistem penginderaan jauh aktif. Hal ini didasarkan bahwa perekaman objek pada malam hari diharapkan pertolongan tenaga di luar matahari. Proses perekaman objek tersebut melalui pancaran tenaga buatan yang disebut tenaga pulsar yang berkecepatan tinggi lantaran pada ketika pesawat bergerak tenaga pulsar yang dipantulkan oleh objek direkam. Oleh lantaran tenaga pulsar memantul, pantulan yang tegak lurus memantulkan tenaga yang banyak sehingga rona yang terbentuk akan berwarna gelap. Adapun tenaga pantulan pulsa radar kecil, rona yang terbentuk akan cerah. Sensor yang tegak lurus dengan objek membentuk objek gelap disebut near range, sedangkan yang membentuk sudut jauh dari sentra perekaman disebut far range.
Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga yaitu matahari yang merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik alami. Penginderaan jauh dengan memanfaatkan tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem pasif.
Geografia :
Komponen dasar suatu sistem penginderaan jauh yang ideal mencakup :
- sumber tenaga seragam;
- atmosfer yang tidak mengganggu;
- adanya interaksi antara tenaga dan benda di muka bumi;
- sensor sempurna;
- sistem pengolahan data tepatwaktu;
- berbagai penggunaan data.
(Sumber: Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra,1998)
Radiasi matahari yang terpancar ke segala arah akan terurai menjadi aneka macam panjang gelombang (λ), mulai panjang gelombang dengan unit terkecil (pikometer) hingga dengan unit terbesar (kilometer).
Tabel 1. Ukuran Panjang Gelombang (λ) yang Dipancarkan
Unit | Simbol | Ekuivalen (meter) | Keterangan |
Kilometer | km | 1.000 m = 103 m | Ukuran dasar |
Meter | m | 1 m = 103 m | Ukuran dasar |
Ukuran | cm | 0,01 m = 10-2 m | Ukuran dasar |
Milimeter | mm | 0,001 m = 10-3 m | Ukuran dasar |
Mikrometer | μm | 0,0000001 m = 10-6 m | Mikron (μ) |
Nanometer | nm | 10-9 m | Ukuran yang umum sinar-x |
Angstrom | A | 10-10 m | |
Pikometer | pm | 10-12 m | |
Sumber: Penginderaan Jauh Jilid 1,1998 |
Radiasi matahari yang terpancar kemudian bersentuhan dengan objek di permukaan bumi, kemudian dipantulkan ke sensor. Radiasi matahari juga sanggup berupa tenaga dari objek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapai bumi (radiasi) di pengaruhi oleh waktu, lokasi, dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak kalau dibandingkan dengan jumlahnya pada pagi atau sore hari, bahkan malam hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan trend dan peredaran semu tahunan matahari.
Gambar 2. Radiasi Matahari Terhadap Objek. |
b. Atmosfer
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang sehingga hanya sebagian kecil tenaga elektromagnetik yang sanggup mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang bisa melalui atmosfer dan sanggup mencapai permukaan bumi disebut jendela atmosfer. Jendela atmosfer yang paling dikenal orang dan dipakai dalam penginderaan jauh hingga kini spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 m hingga 0,7 m.
Gambar 3. Spektrum Elektromagnetik dan Saluran yang Digunakan dalam Penginderaan Jauh.. |
Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak seluruhnya sanggup mencapai permukaan bumi secara utuh lantaran sebagian terhalang oleh atmosfer. Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer, ibarat debu, uap air, dan aneka macam macam gas. Proses penghambatannya sanggup terjadi dalam bentuk serapan, pantulan, dan hamburan.
Gambar 4. Jendela Atmosfer Hingga Panjang Gelombang 14 μm. |
c. Alat Pengindera
Alat pengindera disebut juga sensor. Sensor ialah alat yang dipakai untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam tempat jangkauan tertentu. Setiap sensor mempunyai kepekaan tersendiri terhadap pecahan spektrum elektromagnetik.
Tabel 2. Spektrum Elektromagnetik dan Bagian-bagiannya
Spektrum Saluran | Panjang Gelombang | Keterangan |
(1) | (2) | (3) |
Gamma | 0,03 nm | Diserap oleh atmosfer, tetapi benda radioaktif sanggup diindra dari pesawat yang terbang rendah |
X | 0,03–3 nm | Diserap oleh atmosfer, sinar buatan dipakai dalam kedokteran |
Ultraviolet (UV) | 3 nm–0,4 μm | Diserap oleh atmosfer, sinar buatan dipakai dalam kedokteran |
UV fotografik | 0,3–0,4 μm | Hamburan atmosfer berat sekali, diharapkan lensa kuarsa dalam kamera |
Tampak | 0,4–0,7 μm | |
Biru | 0,4–0,5 μm | |
Hijau | 0,5–0,6 μm | |
Merah | 0,6–0,7 μm | |
Inframerah (IM) | 0,7–1,000 μm | |
IM Pantulan | 0,7–3 μm | Jendela atmosfer terpisah oleh saluran absorpsi |
IM Fotografik | 0,7–0,9 μm | Film khusus sanggup merekam hingga panjang gelombang hampir 1,2 μm |
IM termal | 3–5 μm | Jendela-jendela atmosfer dalam spektrum ini |
Gelombang mikro | 0,3–300 cm | Gelombang panjang yang mampu menembus awan, gambaran sanggup dibuat dengan cara pasif dan aktif |
Radar | 0,3–300 cm | Penginderaan jauh sistem aktif |
Ka | 0,8–1,1 cm | yang paling banyak digunakan |
K | 1,1–1,7 cm | yang paling banyak digunakan |
Ku | 1,7–2,4 cm | |
X | 2,4–3,8 cm | |
C | 3,8–7,5 cm | |
S | 7,5–15 cm | |
L | 15–30 cm | |
P | 30–100 cm | |
Radio | Tidak dipakai dalam penginderaan jauh |
Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil objek yang sanggup direkam oleh suatu sensor, semakin baik kualitas sensor tersebut dan semakin baik pula resolusi spasial dari citra.
Jika memerhatikan proses perekamannya, sensor sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Sensor Fotografi
Pada sensor fotografi proses perekamannya berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang kalau diproses akan menghasilkan citra. Jika pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau wahana lainnya, citranya disebut foto udara. Jika pemotretannya dilakukan melalui antariksa, citranya disebut citra orbital atau foto satelit.
2) Sensor Elektrik
Sensor elektrik memakai tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik. Alat akseptor dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya. Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik, kemudian diproses menjadi data visual maupun menjadi data digital yang siap diolah dengan memakai komputer.
Proses perubahan data digital menjadi gambaran sanggup dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
a) Memotret data yang direkam dengan pita magnetik yang diwujudkan secara visual pada layar monitor.
b) Menggunakan film perekam khusus, hasil akhirnya dinamakan gambaran penginderaan jauh.
Geografia :
Kecepatan radiasi elektromagnetik bersifat tetap, yaitu sebesar 3 × 108 m/detik kalau di ruang hampa. Apabila radiasi elektromagnetik ini melalui benda kecepatannya akan berubah. Kecepatan radiasinya bergantung pada sifat benda dan frekuensi gelombangnya. Frekuensi gelombang tidak berubah pada ketika memasuki benda, panjang gelombang berubah lantaran kecepatannya berubah. (Sumber: Penginderaan Jauh Jilid 1, 1998)
Kepekaan sensor tidak sama. Sensor fotografik hanya peka terhadap spektrum tampak (0,4 m–0,7 m) dan perluasannya, yaitu spektrum ultraviolet erat (0,3 m–0,7 m) dan spektrum inframerah erat (0,4 m–0,7 m). Sensor elektronik lebih besar kepekaannya, yakni mencakup spektrum tampak dan perluasannya, spektrum inframerah termal, dan spektrum gelombang mikro. (Sumber: Penginderaan Jauh Jilid 1, 1998)
Tabel 3. Wahana, Sensor, dan Detektor
No. | Sistem Penginderaan Jauh | Wahana | Sensor | Detektor |
1. | Fotografik | Balon udara | Kamera | Film |
2. | Thermal | Pesawat udara | Scanner | Pita magnetik |
3. | Gelombang Mikro | Pesawat udara | Scanner | Pita magnetik |
4. | Radar | Pesawat udara | Scanner | Pita magnetik |
5. | Satelit | Satelit |
d. Perolehan Data
Perolehan data sanggup dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan interpretasi secara visual dan sanggup pula dengan cara digital, yaitu dengan memakai alat bantu komputer. Citra udara pada umumnya ditafsirkan secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik sanggup ditafsirkan secara manual maupun secara digital.
e. Pengguna Data
Pengguna (user) merupakan komponen penting dalam penginderaan jauh lantaran pengguna data ini sanggup memilih diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh tersebut. Data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh merupakan data yang sangat penting bahkan mungkin termasuk dalam kategori sangat belakang layar untuk kepentingan orang banyak. Di negara-negara maju, data hasil penginderaan jauh dijadikan sebagai belakang layar negara sehingga tidak sembarang pengguna yang sanggup mengakses dan menggunakannya.
3. Penentuan Skala Citra Udara
Jumlah gambaran yang sanggup disajikan pada suatu foto udara salah satu faktornya bergantung pada skala foto. Skala sanggup dinyatakan sebagai padanan jarak, pecahan representatif, atau perbandingan. Sebagai contoh, kalau jarak gambaran udara 1 mm mewakili 50 meter di lapangan, skala gambaran udara sanggup ditulis 1 mm = 50 m (padanan unit) atau 1/50.000 (pecahan representatif) atau 1:50.000 (perbandingan).
Sama halnya dengan skala pada peta, penyebutan skala pada foto juga dikenal adanya skala besar dan skala kecil. Foto yang berskala besar ialah foto yang mempunyai skala 1:10.000 Karena foto ini memperlihatkan ketampakan medan yang ukurannya lebih besar dan relatif sanggup diperinci. Bandingkan dengan foto udara berskala 1:50.000 menampilkan isi seluruh kota akan memperlihatkan ketampakan yang ukurannya lebih kecil dan kurang rinci.
Cara yang paling gampang untuk memilih apakah sebuah foto udara termasuk ke dalam skala besar atau skala kecil ialah Anda harus mengingat bahwa objek yang sama tampak lebih kecil pada foto udara yang skalanya lebih kecil dibandingkan foto yang skalanya lebih besar.
Metode yang cepat untuk memilih skala foto ialah mengukur jarak di foto dan di lapangan antara dua titik yang dikenal. Syaratnya dua titik tersebut harus sanggup diidentifikasi di dalam foto dan pada peta. Skala (S) dihitung sebagai perbandingan jarak di gambaran (d) dan jarak di lapangan (D).
Contoh Soal 1 :
Dua perpotongan sungai yang tampak pada foto udara sanggup diidentifikasi pada peta topografi skala 1:50.000. Diketahui bahwa jarak antara dua titik perpotongan sungai = 30 mm pada peta dan jarak 76 mm pada peta. Tentukan :
a) berapakah skala gambaran udara tersebut?
b) berapakah panjang dari sebuah bantaran sungai yang jaraknya 23,9 mm pada gambaran udara?
Kunci Jawaban :
a) Jarak di lapangan antara dua perpotongan sungai ditentukan dari skala peta yaitu:
dengan perbandingan langsung, skala gambaran udara ialah :
b) Panjang bantaran sungai di lapangan ialah :
Skala ialah fungsi dari panjang fokus kamera (f) yang dipakai untuk mendapat foto dan tinggi terbang di atas objek (H’). Skala gambaran udara sanggup dihitung melalui rumus sebagai berikut.
Gambar 5. Skala Foto Udara Tegak di Daerah Datar. |
Contoh Soal 2 :
Perekaman suatu objek dilakukan dengan memakai kamera yang mempunyai panjang fokus 30 mm (f). Tinggi terbang pesawat 3.000 meter di atas permukaan maritim (H) dan ketinggian objek 300 meter di atas permukaan maritim (h). Berapakah skala gambaran udara tersebut?
Kunci Jawaban :
= 1 : 90.000
Jadi, skala gambaran udara tersebut ialah 1 : 90.000.
Perhitungan skala dilakukan dengan membandingkan panjang fokus dengan ketinggian terbang, tetapi kalau pada gambaran udara tidak dicantumkan ketinggian terbang, perhitungan skala sanggup ditentukan dengan membandingkan jarak pada gambaran udara dengan jarak datar di lapangan.
Perhitungannya sanggup memakai rumus sebagai berikut.
Keterangan :
S = skala gambaran udara
jf = jarak di citra
jl = jarak datar di lapangan
Contoh Soal 3 :
Jarak antara dua titik pada gambaran udara = 10 cm, sedangkan jarak datar di lapangan = 500 meter. Berarti, skalanya ialah 10 cm : 500 m = 10 cm : 50.000 cm = 1:5.000.
4. Jenis Foto
Foto sanggup dibedakan atas gambaran foto (photographyc image) atau gambaran udara dan gambaran nonfoto (nonphotograpyc image).
a. Citra Foto
Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan memakai sensor kamera. Citra foto sanggup dibedakan atas beberapa dasar pertimbangan, yaitu sebagai berikut.
1) Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, gambaran foto sanggup dibedakan atas menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Foto ultraviolet, ialah foto yang dibentuk dengan memakai spektrum ultraviolet erat dengan panjang gelombang 0,29 mikro meter. Cirinya tidak banyak informasi yang sanggup diperoleh, tetapi untuk beberapa objek dari gambaran ini gampang pengenalannya lantaran daya kontrasnya yang besar. Foto ini sangat baik untuk men deteksi beberapa fenomena, ibarat tumpahan minyak di air laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, dan jaringan jalan aspal.
b) Foto ortokromatik, adalah foto yang dibentuk meng gunakan spektrum tampak, mulai warna biru hingga sebagian hijau (0,4–0,56 mikrometer). Objek akan tampak lebih terperinci sehingga gambaran ini berkhasiat untuk studi pantai mengingat filmnya peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.
c) Foto pankromatik, adalah foto yang memakai seluruh spektrum tampak mata mulai warna merah hingga ungu. Daya peka film hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Foto ini sesuai untuk mendeteksi fenomena pencemaran air, banjir, dan penyebaran potensi air tanah.
d) Foto inframerah orisinil (true infrared photo), adalah foto yang dibentuk dengan memakai spektrum inframerah erat (0,9–1,2 mikrometer) yang dibentuk secara khusus. Karak teristik gambaran ini ialah sanggup mencapai pecahan dalam daun sehingga rona pada gambaran inframerah tidak ditentukan warna daun tetapi oleh sifat jaringannya. Foto ini sesuai untuk mendeteksi ber bagai jenis tumbuhan dengan segala macam kondisinya.
e) Foto inframerah modifikasi, adalah foto yang dibentuk dengan infra merah erat dan sebagian spektrum tampak pada warna merah dan sebagian warna hijau. Dalam foto ini, objek tidak segelap dengan memakai film inframerah gotong royong sehingga sanggup dibedakan dengan air. Foto ini cocok untuk survei vegetasi lantaran daun hijau tergambar dengan kontras.
Contoh Soal 4 :
Dalam bidang hidrologi, Penginderaan Jauh bermanfaat untuk pengamatan ....
a. gerakan air laut
b. wilayah pencemaran sungai
c. pola aliran sungai
d. abrasi
e. sifat-sifat air laut
Kunci Jawaban :
Hidrologi ialah ilmu yang mempelajari air yang mengalir di permukaan bumi (sungai) dan air yang terdapat di dalam bumi (air tanah dan air artesis). Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari air di samudra (laut). Jadi, dalam bidang hidrologi penginderaan jauh bermanfaat untuk pengamatan wilayah pencemaran sungai. Jawab: b.
2) Sumbu Kamera
Sumbu kamera sanggup dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu sebagai berikut.
a) Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), ialah foto yang dibentuk dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
b) Foto condong atau foto miring (oblique photograph), adalah foto yang dibentuk dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 100 atau lebih besar. Namun, kalau sudut kemiringannya masih berkisar antara 1–40, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai gambaran tegak.
Citra condong sanggup dibedakan lagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
- Foto agak condong (low oblique photograph), ialah kalau cakra wala tidak tergambar pada citra.
- Foto sangat condong (high oblique photograph), ialah kalau pada foto tampak cakrawalanya.
3) Sudut Liputan Kamera
Berdasarkan sudut liputan kameranya, gambaran foto dibedakan atas empat jenis. Perhatikan Tabel 4. berikut ini.
Tabel 4. Jenis Foto Berdasarkan Sudut Liputan Kamera
Jenis Kamera | Panjang Fokus | Sudut Liputan | Jenis Foto |
Sudut kecil (Narrow Angle) | 304,8 | <60° | Sudut kecil |
Sudut normal (Normal Angle) | 209,5 | 60–70° | Sudut normal/ sudut standar |
Sudut Lebar (Wide Angle) | 152,4 | 75–100° | Sudut lebar |
Sudut sangat Lebar (Super Wide Angle) | 88,8 | > 100° | Sudut sangat lebar |
Berdasarkan jenis kamera yang digunakannya, gambaran udara sanggup dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Foto tunggal, ialah foto yang dibentuk dengan kamera tunggal. Tiap tempat liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar citra.
Gambar 6. Komponen Utama Kamera Berlensa Tunggal. |
b) Foto jamak, ialah beberapa foto yang dibentuk pada ketika yang sama dan menggambarkan tempat liputan yang sama. Proses pembuatannya sanggup dilakukan melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.
- Multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu sasaran.
- Kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa.
- Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna.
Foto jamak masih dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
- Foto multispektral, ialah beberapa gambaran untuk tempat yang sama dengan beberapa kamera, atau satu kamera dengan beberapa lensa, setiap lensa memakai saluran (band) yang berbeda, yaitu biru, hijau, merah, serta infra merah pantulan.
- Foto dengan kamera ganda, adalahpemotretan di suatu tempat dengan memakai beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda. Misalnya, pankromatik dan infra merah.
4) Warna yang Digunakan
Berdasarkan warna yang digunakannya, gambaran udara sanggup dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Foto berwarna semu (false colour) atau foto infra merah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna objek tidak sama dengan warna citra. Misalnya, vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak merah pada foto.
b) Foto warna orisinil (true color), ialah foto pankromatik berwarna.
5) Sistem Wahana
Berdasarkan jenis wahana atau media yang digunakannya, gambaran udara sanggup dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Foto udara, yaitu foto yang dibentuk dengan cara memakai media pesawat atau balon udara.
b) Foto satelit atau foto orbital, yaitu gambaran yang dibentuk dengan memakai media atau wahana satelit.
b. Citra Non foto
Citra non foto ialah gambaran objek yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra nonfoto dibedakan atas spektrum elektromagnetik yang digunakan, sensor yang digunakan, dan berdasarkan wahana yang digunakan.
1) Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang dipakai dalam proses penginderaan jauh, gambaran nonfoto sanggup dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Citra inframerah termal, ialah gambaran yang dibentuk dengan spektrum inframerah termal. Penginderaan pada spektrum ini didasarkan atas perbedaan suhu objek dan daya pancarnya pada suatu gambaran yang tercermin dari perbedaan rona atau warnanya.
b) Citra radar dan gambaran gelombang mikro, ialah gambaran yang dibentuk dengan memakai spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif, yaitu dengan sumber di luar tenaga matahari (buatan). Adapun gambaran gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif, yaitu dengan memakai sumber tenaga alamiah (matahari).
Geografika :
Rangkaian foto udara, umumnya dilengkapi dengan peta indeks. Peta indeks ialah peta yang memperlihatkan lokasi tiap jalur foto beserta nomernya. (Sumber: Penginderaan Jauh Jilid 1, 1998)
2) Sensor yang Digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakannya, gambaran nonfoto sanggup dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Citra tunggal, ialah gambaran yang dibentuk dengan sensor tunggal yang salurannya lebar.
b) Citra multispektral, ialah gambaran yang dibentuk dengan sensor jamak, tetapi salurannya sempit. Citra multispektral masih dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
(1) Citra RBV (Return Beam Vidicon), ialah gambaran yang memakai sensor kamera dan hasilnya tidak dalam bentuk gambaran lantaran detektornya bukan film dan prosesnya noncitragrafik.
(2) Citra MSS (Multi Spektral Scanner), ialah gambaran yang memakai sensornya sanggup berupa spektrum tampak maupun spektrum inframerah termal. Citra ini sanggup dibentuk dari pesawat udara.
3) Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakannya, gambaran nonfoto dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a) Citra Dirgantara (Airbone Image), adalah citra yang dibentuk dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh gambaran inframerah termal, gambaran radar, dan gambaran MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.
b) Citra Satelit (Satellite Image), adalah citra yang dibentuk dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi berdasarkan penggunaannya, yaitu sebagai berikut.
(1) Citra satelit untuk penginderaan planet. Misalnya, gambaran satelit Viking (Amerika Serikat) dan Citra Satelit Venera (Rusia).
(2) Citra Satelit untuk penginderaan cuaca. Misalnya, NOAA (Amerika Serikat), dan Citra Meteor (Rusia).
(3) Citra Satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Misalnya, Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT (Prancis).
d) Citra Satelit untuk penginderaan laut. Misalnya, Citra Seasat (AS) dan Citra MOS (Jepang).
B. Pola dan Ciri Kenampakan Alam dari Hasil Pemetaan dan Interpretasi Foto Udara
1. Alat Dasar Interpretasi Citra Udara
Ketika Anda melihat gambaran udara, Anda akan melihat aneka macam objek yang ukuran dan bentuknya berbeda-beda. Objek-objek yang terdapat dalam gambaran udara tersebut mungkin sanggup dengan gampang Anda kenali secara langsung, tetapi mungkin pula Anda akan mengalami kesulitan dalam mengenal objek tersebut. Apabila Anda sanggup mengenali objek yang terdapat dalam gambaran udara dan menyampaikannya pada teman Anda, berarti Anda sedang berlatih interpretasi gambaran udara. Citra udara tersebut hanya berisi data gambaran grafik mentah. Kemudian, data tersebut diproses oleh insan menjadi sebuah informasi.
Interpretasi gambaran udara merupakan acara mengkaji gambaran udara atau gambaran dengan maksud untuk mengidentifikasi dan memaknai objek. Secara sederhana interpretasi sering pula diartikan penafsiran. Orang yang melaksanakan interpretasi dinamakan interpreter. Proses interpretasi foto udara secara khusus mencakup pengamatan stereoskopik untuk menampilkan pandangan tiga dimensi dari suatu medan. Efek pengamatan ini timbul lantaran dua mata secara terus menerus memerhatikan ketampakan permukaan bumi dari dua arah pandangan. Apabila terdapat dua buah objek yang berbeda jaraknya, mata kita akan mengamati objek tersebut dengan cara yang berbeda.
Perbedaaan pandangan tersebut, kemudian disatukan oleh otak sehingga menghasilkan kesan kedalaman dan menawarkan kesan tiga dimensi. Gambar 7. sanggup Anda pergunakan untuk melatih pengamatan stereoskopik Anda. Pergunakan Tabel 5. sebagai alat penilaian kemampuan pengamatan stereoskopik.
Geografika :
Perlengkapan interpretasi foto udara biasanya bertindak satu di antara tiga tujuan pokok, yaitu pengamatan foto, pengukuran ketampakan pada foto, dan memindahkan hasil interpretasi ke dalam peta dasar. (Sumber: Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, 1998)
Gambar 7. Uji Pengamatan Stereoskopik. |
Tabel 5. Uji Ketampakan Stereoskopik Sesuai Gambar 7.
Tabel 6. Jawaban Uji Ketampakan Stereoskopik
Orang yang mempunyai penglihatan yang lemah pada salah satu matanya, mungkin tidak akan sanggup melihat dalam suatu keadaan stereo. Bagi Anda yang kurang bisa menafsirkan sebuah bentuk ke dalam bentuk tiga dimensi terutama foto udara, Anda akan memerlukan sebuah alat pembantu yang disebut stereoskop.
a. Stereoskop
Stereoskop yang ada dan sering dipergunakan untuk interpretasi foto udara memakai lensa atau paduan lensa, cermin, dan prisma.
1) Stereoskop Lensa
Stereoskop lensa relatif gampang dibawa dan harganya pun tidaklah mahal. Sebagian besar instrumen dalam stereoskop cermin bentuknya kecil dan kaki-kaki penyangganya pun sanggup dilipat. Jarak lensa biasanya sanggup diadaptasi dengan kebutuhan interpreter antara 45–75 mm. Stereoskop mempunyai pembesaran 2x tetapi pembesarannya sanggup diperbesar 2–4x dengan memakai stereoskop. Keterbatasan stereoskop lensa yang kecil ini ialah foto udara yang diamati harus diletakkan tepat di bawah lensa yang saling menutupi di bawah stereoskop.
2) Stereoskop Cermin
Stereoskop cermin ialah perpaduan antara lensa prisma dan lensa cermin untuk memisahkan garis penglihatan dari setiap mata pengamat. Stereoskop mempunyai jarak antara dua sayap cermin yang jauh lebih besar daripada jarak pengamatan. Untuk menghasilkan pembesaran 2–4x, sanggup dipakai binokuler pada lensa pengamatan. Akan tetapi, cakupan tempat yang sanggup diamati menjadi berkurang. Stereoskop cermin penyiam sanggup dipakai dengan pembesaran 1,5 atau 4,5 kali dan dibentuk sedemikian rupa. Stereoskop ini sanggup digerakkan di seluruh tempat tampilan gambaran udara stereo tanpa memindahkan gambaran udara atau stereoskop yang dipergunakan.
3) Stereoskop Zoom
Stereoskop zoom bisa memperbesar objek antara 2,5–10x secara berkesinambungan atau 5–20x dengan memakai lensa pembesar lain. Gambaran yang tampak dalam lensa pengamat secara optik sanggup diputar 3600 dan sanggup diadaptasi dengan pasangannya. Stereoskop zoom merupakan instrumen pengamat yang sangat mahal lantaran mempunyai ketelitian yang tinggi dan memakai resolusi sangat tinggi.
b. Transparansi Film
Kertas atau transparansi film biasanya dipakai untuk menginterpretasi gambaran udara. Kedua media ini sanggup diamati dengan stereoskop. Cetak kertas sanggup dengan gampang ditulisi dan dibawa ke lapangan, sedangkan transparansi film lebih gampang dipakai dan warna yang ditampilkan lebih ibarat dengan warna aslinya. Interpreter biasanya memakai stereoskop lensa sederhana dan stereoskop cermin untuk menginterpretasi cetak kertas. Adapun stereoskop zoom dipergunakan untuk menginterpretasi transparansi film berwarna atau inframerah berwarna.
c. Meja Sinar
Meja sinar dipergunakan sebagai media pembantu untuk mentransfer hasil interpretasi yang telah dilakukan dalam film transparansi. Meja sinar sangat diharapkan untuk mentransfer data hasil pengamatan lantaran sumber cahaya harus tiba dari belakang transparansi film. Meja sinar secara khusus mempunyai bola lampu dengan suhu warna (color temperature) sekitar 3.5000K.
d. Alat Ukur
Pengukuran jarak dari sebuah gambaran udara sanggup dilakukan dengan memakai salah satu dari beberapa jenis alat ukur yang ada. Alat ukur tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh harga, ketelitian, dan ketersediannnya. Bagi Anda yang memerlukan pengukuran dengan ketelitian rendah, Anda sanggup memakai penggaris segitiga atau skala metrik. Akan tetapi, apabila Anda memerlukan ketelitian yang tinggi dengan tetap memakai penggaris segitiga tersebut, hasil per hitungannya dikoreksi dengan menghitung nilai rata-rata dari beberapa pengukuran. Pengukuran yang Anda lakukan akan semakin teliti apabila dibantu dengan lensa pembesar. Penggaris sederhana sanggup dipakai untuk mengukur luas ketampakan dengan bentuk objek yang teratur, ibarat bentuk lahan pertanian.
Di samping pengukuran jarak, Anda juga sanggup mengetahui luas sebuah objek pada gambaran udara. Alat yang biasa dipakai untuk mengukur luas ini ialah stereoplotter atau ortofotoskop.
e. Pengamat Warna Aditif (Color Additive Viewer)
Pengamat warna aditif memakai isyarat warna dan menumpang susunkan tiga gambaran multispektral untuk menghasilkan paduan warna yang lebih gampang diinterpretasikan. Pengamat warna aditif dan Zoom Transfer Scope (ZTS) sanggup dipakai secara terpadu sehingga interpretasi gambaran udara yang dilakukan pada layar pengamat warna aditif sanggup pribadi dipindahkan pada peta dasar yang berbeda skalanya. ZTS secara optik sanggup melaksanakan rotasi gambaran hingga 3600 untuk mempermudah orientasi antara foto dan peta. ZTS mempunyai sistem lensa khusus (anomorphic) yang bisa memperbesar gambaran hingga 2x hanya pada satu arah.
f. Penganalisis Citra Elektronik (Electronic Image Analyzer)
Pada dasarnya, alat ini merupakan sistem TV aliran tertutup (Closed Circuit TV/CCTV). Citra tembus pandang (biasanya gambaran hitam putih) disinari pada meja sinar dan diamati dengan kamera TV yang mempunyai resolusi tinggi. Sinyal video tersebut disalurkan ke dalam unit pengolahan dan kemudian ditampilkan dalam layar TV sesudah sebelumnya diproses.
2. Unsur dan Teknik Interpretasi Foto Udara
a. Unsur Interpretasi Foto Udara
Pengenalan objek merupakan unsur terpenting dalam interpretasi foto udara. Tanpa pengenalan objek, sangat mustahil dilakukan analisis sebagai salah satu perjuangan untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Prinsip dasar pengenalan objek pada foto ialah didasarkan atas penentuan karakteristik atau atributnya dalam foto. Karaktersitik objek yang tergambar pada gambaran dan dipakai untuk mengenali objek disebut unsur interpretasi citra.
Unsur interpretasi gambaran udara terdiri atas sembilan butir, yaitu rona atau warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, tinggi, bayangan, situs, dan asosiasi. Kesembilan unsur interpretasi gambaran ini disusun secara hierarki ibarat yang tampak pada Bagan berikut.
Gambar 8. Susunan Hierarki Unsur Interpretasi Citra. |
1) Rona dan Warna
Rona (tone/color tone/grey tone) ialah tingkat kegelapan atau kecerahan suatu objek pada foto. Rona pada foto pankromatik merupakan jenis atribut bagi objek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang disebut sinar putih, yaitu spektrum dengan panjang gelombang (0,4–0,7 μm). Di dalam penginderaan jauh, spektrum ini disebut spektrum lebar. Apabila kita mengacu pada pengertian ini, rona sanggup ditafsirkan tingkatan dari hitam ke putih maupun sebaliknya.
Warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan memakai spektrum sempit bahkan lebih sempit daripada spektrum tampak. Warna memperlihatkan tingkat kegelapan yang lebih beragam.
Rona pada gambaran dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu sebagai berikut.
(1) Karakteristik objek (permukaan bergairah atau halus).
Karakteristik objek yang memengaruhi rona ialah sebagai berikut.
(a) Permukaan bergairah cenderung menimbulkan rona gelap pada foto lantaran sinar yang tiba mengalami hamburan hingga mengurangi sinar yang dipantulkan.
(b) Warna objek yang gelap cenderung menghasilkan rona gelap.
(c) Objek yang berair atau lembap cenderung menimbulkan rona gelap.
(d) Pantulan objek, ibarat air akan tampak gelap.
Tabel 7. Nilai Albedo Tanah, Air, dan Vegetasi
Objek | Albedo (%) |
(1) | (2) |
Tanah | |
Pasir halus Tanah hitam, kering Tanah hitam, lembab Tanah cerah Endapan lava Granit Batuan kapur Pasir putih | 37 14 8 25–30 16 31 36 35–40 |
AIR | |
Salju kering, jernih, padat, gres Salju usang Es laut Lembaran es, tertutup air Ladang pepohonan tertutup salju Air dengan elevasi matahari: - 90° - 60° - 30° - 20° - 10° - 5° - 3° | 86–95 47–70 36 26 33–40 2 2,2 6 13,4 35,8 60 90 |
VEGETASI | |
Belukar gurun pasir Hutan trend Hutan pinus Padang rumput Rawa | 20–29 16–23 14 12–13 10–14 |
(2) Bahan yang dipakai (jenis film yang digunakan).
Jenis film yang dipakai juga sangat memilih rona pada foto, lantaran setiap jenis film mempunyai kepekaan yang berbeda.
(3) Pemrosesan emulsi (diproses dengan hasil redup, setengah redup, dan gelap).
Emulsi sanggup diproses dengan hasil redup (mat), setengah redup (semi mat), dan kilap (glossy). Cetakan kilap lebih menguntungkan lantaran ketampakan rona pada foto udara cerah tetapi sulit diberi gambar. Cetakan redup bersifat sebaliknya. Cetakan setengah redup mempunyai sifat antara, yaitu ronanya cukup cerah dan masih agak gampang diberi gambar.
(4) Keadaan cuaca.
Rona gambaran udara sangat bergantung kepada jumlah sinar yang sanggup mencapai sensor.
(5) Letak objek dan waktu pemotretan.
Letak sanggup diartikan letak lintang dan letak bujur, ketinggian tempat, dan letak terhadap objek lainnya. Letak lintang sangat kuat terhadap ketampakan rona pada foto. Selain itu, letak lintang juga memilih sudut tiba sinar matahari. Ketinggian tempat juga memengaruhi rona pada foto bagi objek yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh sering timbulnya kabut tipis pada pagi hari di tempat tinggi. Apabila pemotretan dilakukan pada pagi hari ketika kabut tipis belum hilang, rona objek di tempat yang rendah lebih cerah.
Selain kedua pengertian tersebut, letak juga sanggup diartikan sebagai letak terhadap objek lain yang berada di dekatnya. Apabila objek lain di dekatnya lebih tinggi dan menghalangi objek utama, objek tersebut akan tidak tampak pada foto.
Tokoh :
Sir Charles Wheatstone (1802-1875) ialah seorang ilmuwan Inggris dan penemu aneka macam ilmu yang menonjol pada kurun Viktoria, termasuk Inggris konsertina (instrumen musik Inggris) dan stereoskop (alat untuk menyajikan gambar tiga dimensi).
2) Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada foto. Tekstur biasa dinyatakan melalui ukuran kasar, sedang, dan halus. Misalnya, hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, dan semak bertekstur halus. Secara seder hana tekstur diartikan tingkat kekasaran atau kehalusan suatu objek.
3) Bentuk
Bentuk ialah gambar yang gampang dikenali. Misalnya, gedung sekolah pada umumnya berbentuk karakter I, L dan U atau persegi panjang, serta gunungapi berbentuk kerucut atau segitiga.
4) Ukuran
Ukuran ialah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan volume. Ukuran objek pada gambaran berupa skala. Misalnya, lapangan sepak bola dicirikan oleh bentuk (segiempat) dan ukuran yang tetap, yaitu sekitar (80–100 m).
5) Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai objek buatan insan dan beberapa objek alamiah. Contoh pola aliran sungai menandai struktur geomorfologis. Pola aliran trellis menandai struktur lipatan.
Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah yang jaraknya dan luas bangunan yang seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa sawit, dan kebun kopi gampang dibedakan dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari keteraturan pola serta jarak tanamnya.
6) Situs
Situs ialah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Contoh permukiman pada umumnya teratur dan memanjang mengikuti alur jalan. Persawahan banyak terdapat di tempat dataran rendah dan sebagainya.
7) Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di tempat gelap. Bayangan juga sanggup merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa objek. Ada objek-objek tertentu yang tampak lebih terperinci ketika ada bayangan. Contoh lereng terjal tampak lebih terperinci dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara tampak lebih terperinci dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas.
8) Asosiasi
Asosiasi ialah keterkaitan antara objek yang satu dan objek lainnya. Misalnya, stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu dan terminal bus berasosiasi dengan beberapa jalan.
9) Konvergensi Bukti
Di dalam mengenali objek yang terdapat dalam gambaran udara, sangat dianjurkan tidak hanya memakai satu unsur interpretasi. Akan tetapi, sebaiknya dipakai unsur interpretasi sebanyak mungkin. Semakin banyak unsur interpretasi yang dipertimbangkan, hasil yang didapatkan akan semakin akurat. Konsep inilah yang dimaksud dengan konvergensi bukti (convergence of evidence).
2. Teknik Interpretasi Foto Udara
Pada dasarnya interpretasi foto terdiri atas dua acara utama, yaitu perekaman data dari foto dan penggunaan data tersebut untuk tujuan tertentu. Perekaman data dari gambaran berupa pengenalan objek dan unsur yang tergambar pada citra, serta penyajiannya ke dalam bentuk tabel, grafik atau peta tematik dan hasil-hasil perhitungan.
a. Data Acuan
Pada bagian-bagian sebelumnya, Anda sudah mengetahui bahwa gambaran udara berisi bermacam-macam informasi dan gambaran lengkap mengenai wujud dan letak sebuah objek ibarat dengan bentuk dan letak aslinya. Kemiripan wujud dan letak ini akan sangat membantu interpreter untuk merumuskan penggunaannya untuk aneka macam keperluan.
Data yang dihasilkan dari sebuah interpretasi gambaran udara tidak semata-mata pribadi digunakan, tetapi masih memerlukan dukungan data lain yang tidak didapatkan pada foto udara. Data inilah yang dinamakan data acuan. Jenis data ini sanggup berupa hasil tulisan, hasil pengukuran, analisis laboratorium, peta, kerja lapangan, atau gambaran udara. Penggunaan data contoh yang ada akan meningkatkan ketelitian hasil interpretasi yang tentunya sanggup memperjelas persoalan dan tujuan sehubungan dengan penggunaan gambaran udara tersebut.
Uji medan (field check) ialah tahap lanjutan dari interpretasi gambaran udara. Uji medan ini diharapkan untuk menguji kebenaran hasil interpretasi kita pada gambaran udara dan mengurangi tingkat kesalahan interpretasi. Pelaksanaannya pun sanggup mengambil objek-objek yang gampang dicapai yang bisa mewakili wujud ketampakan objek keseluruhan. Oleh lantaran itu, uji medan ini tidak akan terlalu banyak menambah waktu, tenaga, dan biaya yang terlalu besar. Hasil dari uji medan ini akan semakin meyakinkan akan kekuatan validitas hasil interpretasi yang dilakukan. Jumlah pekerjaan uji medan inipun akan berbeda dan sangat bergantung kepada:
- kualitas gambaran yang mencakup skala, resolusi, dan informasi yang harus diinterpretasi;
- jenis analisis atau interpretasinya;
- tingkat ketelitian yang diharapkan, menyangkut penentuan garis batas atau klasifikasinya;
- pengalaman interpreter dan pengetahuannya mengenai jenis sensor, daerah, dan objek yang harus diinterpretasi;
- kondisi medan dan aksesibilitas mencapai tempat uji;
- ketersediaan data acuan.
b. Kunci Interpretasi
Proses interpretasi gambaran udara sering dipermudah dengan memakai kunci interpretasi gambaran udara. Kunci interpretasi ini membantu interpreter menilai aneka macam informasi yang disajikan pada gambaran udara dengan lebih terorganisir. Secara ideal, kunci interpretasi gambaran udara terdiri atas dua pecahan utama, yaitu sebagai berikut.
- Sekumpulan stereogram ilustratif wacana kenampakan atau kondisi yang harus diidentifikasi dari suatu kenampakan yang dikenali.
- Grafik atau deskripsi verbal yang dikemukakan secara sistematik wacana karakteristik pengenalan gambaran bagi kenampakan atau kondisi tersebut.
Berdasarkan lingkupnya, kunci interpretasi gambaran dibedakan ke dalam empat jenis, yaitu sebagai berikut.
- Kunci Individual (Item Key), ialah kunci interpretasi gambaran yang dipakai untuk objek tertentu. Contoh, kunci interpretasi untuk tumbuhan tebu.
- Kunci Subjek (Subject Key), adalah kumpulan kunci individual yang dipakai untuk mengidentifikasi objek-objek penting dalam kategori tertentu. Contoh, kunci interpretasi untuk tumbuhan pertanian.
- Kunci Regional (Regional Key), adalah himpunan kunci individual atau kunci subjek untuk mengidentifikasi objek-objek suatu wilayah tertentu. Contoh, wilayah tempat aliran sungai.
- Kunci Analog (Analogues key), adalah kunci subjek atau kunci regional untuk yang terjangkau secara wilayah, tetapi diper siapkan untuk tempat lain yang tidak terjangkau secara wilayah.
Berdasarkan karakter intrinsiknya, kunci interpretasi dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
- Kunci Langsung (Direct Key), ialah kunci interpretasi yang dipersiapkan untuk objek yang tampak pribadi dalam citra. Contoh, bentuk lahan dan pola aliran sungai.
- Kunci Asosiatif (Associative Key), ialah kunci interpretasi gambaran terutama dipakai untuk informasi yang tidak tampak pribadi pada citra. Contohnya kepadatan penduduk.
c. Penanganan Data (Data Handling)
Cara sederhana untuk mengatur gambaran dengan baik ialah sebagai berikut.
- Menyusun gambaran tiap satuan perekaman atau pemotretan secara alfabetis dan menghadap ke atas.
- Mengurutkan tumpukan gambaran sesuai dengan urutan interpretasi yang akan dilaksanakan.
- Meletakkan tumpukan gambaran sedemikian rupa sehingga jalur terbang membentang dari kiri ke kanan.
- Meletakkan gambaran yang akan dipakai bersebelahan dengan gambaran pembanding.
- Pada ketika gambaran dikaji, tumpukan menghadap ke bawah dalam urutannya.
d. Pengamatan Stereoskopik
Pengamatan stereoskopik pada pasangan gambaran yang ber tampalan akan menimbulkan gambaran tiga dimensi. Citra yang telah usang dikembangkan untuk pengamatan stereoskopik ialah foto udara. Foto udara sanggup dipakai untuk mengukur beda tinggi dan tinggi objek apabila diketahui tinggi salah satu titik yang tergambar dalam foto. Selain itu, sanggup pula diukur kemiringan lereng objek pada foto.
Perwujudan tiga dimensi memungkinkan penggunaan foto untuk menciptakan peta kontur. Syarat pengamatan stereoskopik antara lain adanya tempat yang bertampalan dan adanya paralaks pada tempat yang bertampalan. Paralaks ialah perubahan letak objek pada gambaran terhadap titik pengamatan.
Gambar 9. Pertampalan Depan (ABCD) dan Pertampalan Samping (ECFG) Dilihat dari titik 1 dan 2, titik P tampak di P1 dan di P2.P1P2= paralaks titik P. |
e. Metode Pengkajian
Interpretasi gambaran diawali dari pengkajian terhadap semua objek yang sesuai dengan tujuannya. Pada dasarnya, terdapat dua metode pengkajian secara umum, yaitu sebagai berikut.
- Fishing Expedition. Citra menyajikan gambaran lengkap objek di permukaan bumi. Bagi interpreter gambaran yang kurang berpengalaman, sering mengambil data lebih dari yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan interpreter mengamati data gambaran secara keseluruhan.
- Logical Search. Interpreter secara selektif mengambil data yang diharapkan untuk tujuan interpretasinya.
f. Konsep Multi
Konsep multi ialah cara perolehan data dan analisis data penginderaan jauh yang mencakup enam jenis, yaitu multispektral, multitingkat, multitemporal, multiarah, multipolarisasi, dan multidisiplin.
3. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh
Dewasa ini gambaran penginderaan jauh sudah banyak dipergunakan untuk aneka macam kepentingan mulai dari kepentingan bidang ekonomi, pertahanan, hingga dengan acara penelitian. Citra penginderaan jauh sangat memungkinkan penggunanya untuk merencanakan aneka macam acara secara terorganisir dengan melaksanakan penghematan waktu, biaya, dan tenaga.
Berikut ialah beberapa contoh pemanfaatan gambaran yang sudah mulai banyak dipergunakan di Indonesia.
a. Foto Ultraviolet
Salah satu keunggulan foto ultraviolet ialah bisa mendeteksi lapisan minyak pada air. Pada foto ultraviolet, objek yang berupa atap logam yang tidak dicat dan objek berupa permukaan aspal akan tampak lebih kontras dibandingkan dengan objek lainnya. Keunggulan inilah yang memungkinkan foto ultraviolet diperuntukkan untuk menyadap data kekotaan terutama untuk penentuan jaringan jalan. Selain itu, foto ultraviolet sanggup juga dipakai di dalam bidang ilmu geologi khususnya untuk mendeteksi batuan kapur. Foto ultraviolet juga sanggup dipakai di bidang hidrologi untuk mendeteksi dan memantau sumber daya air.
b. Foto Ortokromatik
Terdapat dua manfaat foto ortokromatik, yaitu untuk studi pantai dan survei vegetasi. Foto ortokromatik baik untuk studi pantai lantaran jenis filmnya sangat peka terhadap objek yang berada di bawah permukaan air hingga kedalaman tertentu. Foto ortokromatik sanggup dipergunakan untuk me motret dasar pantai atau perairan maritim dangkal.
Foto ortokromatik juga baik untuk studi vegetasi lantaran vegetasi berdaun hijau tergambar dengan cukup kontras. Foto ortokromatik sangat peka terhadap saluran hijau dan sangat memungkinkan untuk identifikasi rinci vegetasi.
c. Foto Pankromatik Hitam Putih
Film pankromatik peka terhadap panjang gelombang 0,36 m–0,72 m. Kepekaannya hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Colwell and Lo menyatakan terdapat empat keunggulan foto pankromatik hitam putih, yaitu sebagai berikut.
- Kesan rona objek serupa dengan kesan mata yang memandang objek aslinya lantaran kepekaan film sama dengan kepekaan mata manusia.
- Resolusi spasialnya halus.
- Resolusi yang halus memungkinkan pengenalan objek yang berukuran kecil.
- Stabilitas dimensional tinggi sehingga banyak dipakai dalam bidang fotogrametri.
Menurut Lilesand and Kiefer, penggunaan foto pankromatik sangat luas, antara lain pemetaan geologi, pemetaan tanah, pemetaan epilog dan penggunaan lahan, bidang pertanian, kehutanan, sumber daya air, perencanaan kota dan wilayah, ekologi binatang liar, penilaian dampak lingkungan, dan sistem informasi lahan.
d. Foto Pankromatik Berwarna
Mata insan hanya bisa membedakan 200 tingkat kegelapan atau rona pada objek. Untuk mengamati objek maupun gambaran berwarna, mata sanggup membedakan 20.000 warna. Jadi, perbandingannya 1:100. Sebagai akibatnya, informasi yang disadap dari foto berwarna juga lebih banyak kalau dibandingkan dengan informasi yang didapat dari foto pankromatik hitam putih.
Foto pankromatik berwarna penggunaannya terutama di bidang pertanian, kehutanan, ekologi, geologi, geomorfologi, hidrologi, dan oseanografi. Di samping itu, foto pankromatik berwarna juga banyak dipakai di dalam studi kota, studi kepurbakalaan, dan pemetaan tempat salju.
e. Foto Inframerah Hitam Putih
Foto inframerah hitam putih mempunyai 4 keunggulan dan 2 kelemahan. Keempat keunggulan tersebut, yaitu sebagai berikut.
- Sifat pantulan khusus bagi jenis vegetasi.
- Daya tembusnya yang besar terhadap kabut tipis.
- Daya serap yang besar terhadap air.
- Kepekaan film inframerah.
Adapun kedua kelemahannya, yaitu sebagai berikut.
- Munculnya imbas bayangan gelap lantaran saluran inframerah erat tidak peka terhadap sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan.
- Sifat tembusnya kecil terhadap air.
Keempat keunggulan film inframerah hitam putih ini sering dimanfaatkan di dalam aneka macam bidang, antara lain bidang ekologi tanaman, tanah, hidrologi, geologi, pengenalan bentuk samaran, geomorfologi glasial, dan kepurbakalaan.
f. Foto Inframerah Berwarna
Warna yang terbentuk pada foto inframerah berwarna tidak sama dengan warna yang tampak oleh mata. Oleh lantaran itu, film maupun fotonya sering disebut film atau foto berwarna semua (false colour photo).
Tabel 8. Warna Objek pada Foto Berwarna
Objek | Warna pada Foto Udara | |
Pankromatik | Inframerah | |
Kebanyakan pohon keras | Hijau | Magenta |
Kebanyakan pohon berdaun jarum | Hijau | Magenta–Magenta |
Biru gelap | ||
Pohon berdaun jarum yang muda | Hijau | Magenta–Merah Jambu |
Pohon berdaun jarum yang tua | Hijau | Magenta–Biru |
Hitam | ||
Belukar | Hijau Muda | Merah Jambu |
Tanaman terjangkit penyakit Sebelum tampak oleh mata Setelah tampak oleh mata Tanaman mati, kering | ||
Hijau | Merah Gelap | |
Hijau–Kuning | Cyan | |
Kuning–Coklat Merah | Kuning–Hijau Kuning | |
Bayangan | Biru | Hitam |
Air jernih | Hijau–Biru | Biru Muda |
Air keruh | Hijau Muda | Biru Tua-Hitam |
Pohon yang selalu hijau | Hijau | Coklat kemerahan |
Mawar merah | Merah | Kuning |
Bunga biru | Biru | Biru |
Dolomit-limestone | Putih | Coklat kelabu |
Batuan singkapan warna tanah | Merah | Kuning |
Tanah lembab | Agak gelap | Lebih gelap |
Batas tanah dan air | Beda jelas | Beda sangat jelas |
Kota | - | Biru |
Awan dan Salju | - | Putih |
Pasir | - | Putih-Kuning |
Sumber : Penginderaan Jauh Jilid 1, 1998 |
Keunggulan foto inframerah berwarna justru terletak pada warnanya yang tidak serupa dengan warna aslinya. Dengan ketampakannya yang semu, banyak objek yang pengenalannya pada foto menjadi lebih mudah. Foto inframerah berwarna dipergunakan bagi keperluan untuk membedakan tumbuhan yang sehat dan tumbuhan yang terjangkit penyakit dengan terperinci hanya dengan membedakan perbedaan warnanya.
g. Foto Multispektral
Foto multispektral merupakan hasil dari penginderaan jauh multispektral. Penginderaan jauh multispektral ialah penginderaan objek dengan memakai lebih dari satu spektrum elektromagnetik yang pengindraannya dilakukan pada ketika yang sama dari tempat serta ketinggian yang sama. Film pankromatik hitam putih, film pankromatik berwarna, film inframerah hitam putih, dan film inframerah berwarna sanggup dipakai untuk pemotretan multispektral. Saluran yang akan dipergunakan sanggup diatur dengan memakai filter yang sesuai.
Kombinasi antara filter dan film yang tepat sanggup memilih sinar mana yang akan masuk ke kamera oleh film. Singkatan warna yang dipergunakan untuk foto multispektral ialah Roy G. Biv. Kepanjangannya ialah Red (0,61 μm–0,70 μm), Orange (0,61 μm–0,70 μm), Yellow (0,57 μm–0,59 μm), Green (0,50 μm–0,57 μm), Blue (0,45 μm–0,50 μm), Indigo (0,43 μm–0,45 μm), dan Violet (0,40 μm–0,43 μm).
Gambar 10. Perbedaan Warna Menurut Panjang Gelombang. |
Rangkuman :
a. Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk mendapat informasi wacana suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan memakai suatu alat tanpa kontak pribadi dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.
b. Citra sanggup diartikan sebagai suatu gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau.
c. Wahana diartikan sebagai kendaraan yang membawa alat pemantau.
d. Penginderaan jauh yang hanya memakai sumber tenaga matahari sering pula dinamakan sistem penginderaan jauh pasif. Adapun penginderaan jauh yang memakai tenaga buatan disebut sistem penginderaan jauh aktif.
e. Sensor ialah alat yang dipakai untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam daerah
jangkauan tertentu.
f. Data penginderaan jauh sanggup dikumpulkan dan direkam melalui tiga cara dengan variasi sebagai berikut.
- Distribusi daya (force), misalnya Gravitometer mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya tarik bumi.
- Distribusi gelombang bunyi, misalnya sonar dipakai untuk mengumpulkan data gelombang bunyi dalam air.
- Distribusi gelombang elektromagnetik, misalnya kamera untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.
g. Unsur yang terdapat dalam interpretasi gambaran udara terdiri atas sembilan butir, yaitu rona atau warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, tinggi, bayangan, situs, dan asosiasi.
Anda kini sudah mengetahui Penginderaan Jauh. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Utoyo, B. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, p. 202.
Anda kini sudah mengetahui Penginderaan Jauh. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Utoyo, B. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, p. 202.
No comments:
Post a Comment