Wednesday, September 4, 2019

Pintar Pelajaran Tata Surya Dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan

Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam sedang cerah, kemudian berbaringlah di atas tanah dengan arah pandangan menghadap ke langit. Pandang dan perhatikan taburan bintang di langit. Indah bukan? Lalu, berpikirlah sesaat betapa sangat kecil keberadaan kita di jagat raya ini. Dengan begitu, Anda akan menyadari betapa Maha Perkasa Tuhan membuat semua itu. Mungkin Anda bertanya mengapa bintang di langit terlihat sangat kecil dan bercahaya? Dapatkah Anda menghitung jumlah bintang di langit? Apakah terdapat benda lain selain bintang dan bulan yang sering kita lihat di langit? Dari apa yang Anda lakukan mungkin akan terlontar berbagai pertanyaan mengenai fenomena yang terjadi dalam sistem tata surya dan jagat raya. Temukan jawaban-jawaban pertanyaan tersebut pada Bab ini mengenai Tata Surya dan Bumi.

A. Tata Surya

Jika Anda bangun pada malam hari ketika udara cerah tanpa awan dan kabut kemudian mencoba mengamati jagat raya, akan tampak bola langit yang dihiasi berjuta-juta bahkan miliaran benda langit, baik yang memancarkan sinar (cahaya) maupun yang menerima dan memantulkan sinar.

Benda-benda langit tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga kelompok utama, yaitu sebagai berikut.

1. Bintang, yaitu benda langit yang mengeluarkan cahayanya sendiri. Benda langit itu berupa bola gas pijar yang memancarkan sinar. Matahari merupakan salah satu bintang. Kumpulan-kumpulan bintang tersebut sanggup berupa:

a. bintang tunggal, yaitu bintang yang tampak menyendiri;
b. bintang kembar (biner), yaitu dua bintang yang tampak terletak saling berdekatan;
c. rasi, yaitu kumpulan beberapa bintang yang terlihat membentuk gambar-gambar tertentu, mirip Aries, Gemini, Leo, Ursa Mayor, Bintang layang-layang (Crux);
d. galaksi, yaitu kumpulan miliaran bintang mirip Bimasakti dan Andromeda. Di dalam jagat raya terdapat ribuan galaksi yang tersebar.
 Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam Pintar Pelajaran Tata Surya dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan
Gambar 1. Galaksi Andromeda merupakan salah satu bagian dalam sistem tata surya yang terdiri atas kumpulan ribuan bahkan miliaran bintang.
2. Tata Surya, yaitu susunan benda langit sebagai satuan keluarga Matahari. Matahari dikelilingi oleh benda-benda angkasa yang mempunyai lintasan tetap. Benda angkasa dengan lintasan tetap itu disebut planet. Tata surya terdiri atas Matahari dengan 8 planet yang mengelilinginya.

3. Nebula, yaitu benda langit sejenis gumpalan awan di jagat raya.

1. Teori Terjadinya Tata Surya

Sampai dikala ini, proses terbentuknya bentukan jagat raya dan tata surya masih merupakan suatu misteri. Berbagai teori dan hipotesis banyak dikemukakan oleh para hebat untuk menjawab misteri tersebut. Beberapa teori tersebut di antaranya hipotesis nebula, planetesimal, teori pasang, dan teori Lyttleton.

a. Hipotesis Nebula

Hipotesis Nebula dikembangkan oleh Immanuel Kant (1755) dan Pierre Simon Marquis de Laplace (1796). Inti dari hipotesis ini adalah bahwa tata surya terbentuk atas massa gas pijar yang berputar, kemudian mendingin membentuk Matahari dan planet-planetnya.

b. Hipotesis Planetesimal

Sekitar 1900, spesialis astronomi berjulukan Forest Ray Moulton dan hebat geologi berjulukan T.C. Chamberlin mengemukakan teori terbentuknya tata surya yang dikenal dengan Hipotesis Planetesimal. Menurut mereka, planetesimal yakni suatu benda padat kecil yang mengelilingi suatu inti gas.
 Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam Pintar Pelajaran Tata Surya dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan
Gambar 2. Terbentuknya tata surya berdasarkan Hipotesis Planetesimal dikemukakan oleh Chamberlin-Moulton.
Inti dari teori ini yakni pada suatu ketika terdapat sebuah bintang yang menembus ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan Matahari. Daya tarik (gravitasi) antara bintang tersebut dan Matahari semakin tinggi pada dikala jaraknya semakin dekat, sehingga mengakibatkan terjadinya pasang naik massa gas yang dikandung oleh kedua bintang. Pada dikala pasang naik, gas dalam tubuh Matahari mencapai puncaknya, sehingga timbul beberapa bagian kecil massa Matahari yang terlepas atau terlempar dan mulai mengorbit di sekitar Matahari. Setelah bintang tersebut menjauh dari Matahari, pasang Matahari kembali menurun ke arah normal. Massa gas yang terlempar dan mengorbit di sekitar Matahari ini usang kelamaan mendingin dan membeku (memadat) membentuk planetesimal atau benda-benda padat, yang pada akhirnya membentuk planet.

c. Teori Pasang

Teori Pasang dikemukakan oleh Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys pada 1918. Menurut kedua hebat tersebut, planet bukanlah terbentuk dari pecahan kecil gas dikala terjadi pasang naik Matahari yang kemudian memadat membentuk planetesimal, melainkan langsung terbentuk dari massa orisinil yang ditarik dari Matahari oleh bintang lain yang lewat ke bersahabat Matahari kita.

Inti dari teori pasang yakni pada suatu ketika ada suatu bintang yang tiba mendekati bahkan hampir menyentuh Matahari. Berkat adanya gaya gravitasi, bintang tersebut mengisap filamen gas yang berbentuk cerutu dari badan Matahari. Filamen tersebut membesar pada kepingan tengahnya dan mengecil di kedua kepingan ujung, kemudian membentuk planet. Oleh alasannya yakni itu, planet-planet yang terletak di bagian tengah mirip Yupiter, Saturnus, dan Uranus, mempunyai ukuran lebih besar kalau dibandingkan dengan planet yang letaknya di bagian tepi.

d. Teori Lyttleton

Teori ini dikemukakan oleh spesialis astronomi bernama R.A. Lyttleton. Menurutnya, Matahari pada awalnya merupakan bintang kembar yang mengelilingi suatu sentra gravitasi. Pada suatu ketika ada bintang yang melewati dan mendekati salah satu bintang kembar tersebut. Akibat benturan dengan bintang yang lewat tersebut, salah satu bintang kembar hancur dan berubah bentuknya menjadi massa gas besar yang berputar-putar. Selanjutnya bintang kembar yang tidak hancur menjadi Matahari, sedangkan massa gas yang hancur dan berputar-putar menjadi planet anggota dari tata surya yang terbentuk.

Biografi :
Pierre Simon Laplace
 Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam Pintar Pelajaran Tata Surya dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan
Pierre Simon Laplace (Wikimedia Commons)
Ahli astronomi dan matematika Prancis, Pierre Simon Laplace, dikenal dengan luas pada penggunaan teori gravitasi yang dikembangkan hebat fisika berkebangsaan Inggris, Sir Isaac Newton. Teori tersebut menjelaskan pergerakan planet-planet dalam sistem tata surya. (Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006)

Geografika :

Copernicus mengemukakan bahwa sentra jagat raya adalah Matahari, bukan Bumi. Menurutnya Bumi bergerak mengarungi ruang angkasa mengelilingi Matahari. Bumi berputar mirip gasing. Copernicus melakukan penelitian tersebut sebelum ditemukannya teleskop dan instrumen astronomi modern lainnya. Hipotesis Copernicus ini dikenal dengan faham Heliosentris. (Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 1, 2000)

2. Anggota Tata Surya

Tata surya terdiri atas Matahari, planet dan satelit-satelitnya. Selain itu, terdapat asteroid, meteor, dan komet. Menurut seorang ahli Astronomi berjulukan Nicolaus Copernicus, Matahari merupakan pusat tata surya, sedangkan benda-benda langit lainnya dalam keluarga tata surya beredar mengelilingi Matahari, dengan garis edar (orbit) berbentuk ellips. Hipotesis Copernicus ini dikenal dengan Faham Heliosentris.

a. Matahari

Matahari yakni sebuah bintang yang berada di antara sekitar 100.000.000.000 bintang lain dalam galaksi Bima Sakti. Massa Matahari merupakan bola gas pijar, terdiri atas Hidrogen (H) (sekitar 80%), Helium (He) (19%), dan sisanya merupakan adonan unsurunsur Oksigen (O2), Magnesium (Mg), Nitrogen (N), Silikon (Si), Karbon (C), Belerang (S), Besi (Fe), Natrium (Na), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), dan beberapa unsur mikro lainnya yang persentasenya kecil. Suhu di permukaan Matahari diperkirakan sekitar 5.000°C– 6.000°C, sedangkan pada kepingan pada dasarnya mencapai 14.000.000°C. Suhu Matahari yang sangat tinggi ini berasal dari reaksi nuklir maha dahsyat yang mengubah inti Hidrogen menjadi Helium. Suhu di permukaan Matahari ini cukup untuk memanasi dan mem berikan kehidupan makhluk di Bumi yang jaraknya sekitar 150 juta kilometer. Menurut pengamatan para hebat astronomi, diameter (garis tengah) Matahari diperkirakan sekitar 1.400.000 km atau lebih dari 100 kali ukuran bola Bumi.
 Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam Pintar Pelajaran Tata Surya dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan
Gambar 3. Ilustrasi bagian-bagian Matahari. (1) Inti (2) Zona radiatif (3) Zona konvektif (4) Fotosfer (5) Kromosfer (6) Korona (7) Bintik Matahari (8) Granula (9) Prominensa. (Wikimedia Commons)
Matahari tersusun atas beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.

1) Inti

Memiliki tekanan 200 miliar kali tekanan permukaan bumi membuat ion hidrogen berfungsi menjadi helium.

2) Zona radiasi

Merupakan zona pantulan energi yang berasal dari inti sebelum muncul ke permukaan.

3) Zona konveksi

Energi dari zona radiasi memasuki lapisan gas yang lebih dingin di zona konveksi. Gas yang panas naik ke permukaan, kemudian menurun dan jatuh kembali menjadi arus konveksi yang bergolak.

4) Fotosfer

Sebagian sinar Matahari yang terlihat berasal dari fotosfer yang tebalnya sekitar 300–400 km.


5) Kromosfer

Lapisan bawah atmosfer berisi gas menyala mirip kawah pijar.

6) Prominensa

Letusan besar dari korona (lidah api) yang meluas ke luar puluhan ribu kilometer, mempunyai hubungan yang sama dengan gangguan pada magnetik Matahari.
 Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam Pintar Pelajaran Tata Surya dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan
Gambar 4. Prominensa (16 April 2012) Credit: NASA/SDO/AIA 
b. Planet dan Satelit Alam

Pada awalnya dalam sistem tata surya (solar system) terdapat sembilan planet. Namun, semenjak diselenggarakannya pertemuan International Astronomical Union (IAU) ke-26 di Praha, Republik Ceko, pada 24 Agustus 2006 disepakati bahwa terdapat delapan planet dalam sistem tata surya. Delapan planet tersebut beredar mengelilingi Matahari dengan periode revolusi yang berbeda. Kedelapan planet tersebut yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Pluto yang sebelumnya masuk ke dalam deretan planet dalam tata surya hanya disetarakan dengan objek-objek kecil tata surya dengan garis orbit yang sudah pasti. Pusat Planet Minor (MPC) telah mendaftarkan bekas planet kesembilan itu sebagai asteroid ke-134340.

Secara umum planet-planet dalam tata surya sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
  1. planet dalam (inferior), yang lintasannya berada di antara lintasan Bumi dengan Matahari mencakup planet Merkurius dan Venus;
  2. planet luar (superior), planet yang lintasannya berada di luar lintasan Bumi mencakup planet Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Adapun yang menjadi pembatas antara keduanya yakni garis edar planet Bumi.

Geografia :

Teleskop Galileo
 Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam Pintar Pelajaran Tata Surya dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan

Teleskop kali pertama dibuat pada 1609 oleh Galileo. Dengan menggunakan teleskop ini, Galileo menemukan satelit Yupiter sebelah dalam dan fase Venus. Galileo adalah seorang ilmuwan fisika yang gigih mempertahankan teori Copernicus dan telah menggunakan pengamatan-pengamatannya untuk berargumentasi mendukung teori Copernicus. (Sumber: The World Book Student Encyclopedia, 2003)

1) Merkurius

Merkurius merupakan planet terdekat ke Matahari, rata-rata jaraknya yaitu sekitar 58.000.000 kilometer. Dilihat dari ukurannya, Merkurius merupakan planet terkecil. Diameternya diperkirakan sekitar 4.862 kilometer. Periode rotasi Merkurius menghabiskan waktu 59 hari, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali revolusi mengelilingi Matahari yakni 88 hari. Atmosfer planet ini sangat tipis, tersusun dari gas Helium.

2) Venus

Planet kedua dengan jarak terdekat ke Matahari yakni Venus, dengan rata-rata jarak ke Matahari sekitar 108.000.000 kilometer. Dilihat dari diameternya, ukuran Venus hampir sama dengan Bumi yaitu sekitar 12.190 kilometer. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali rotasi yakni 243 hari, sedangkan periode revolusi Venus mengedari Matahari lebih singkat, yaitu 225 hari.

Hal yang cukup menarik dari Venus yakni arah gerak rotasinya yang berlawanan dengan planet-planet lain. Sebagaimana kita ketahui bahwa hampir semua planet dalam tata surya berotasi berlawanan dengan arah jarum jam, tetapi Venus dan Uranus berotasi searah jarum jam.

Suhu permukaan Venus sangat tinggi, yaitu mencapai 480 °C dengan tekanan udara 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan di permukaan Bumi. Suhu yang tinggi ini diakibatkan oleh atmosfer Venus yang terdiri atas gas karbon dioksida (CO2). Zat tersebut berperan sebagai gas rumah beling yang berfungsi menahan energi panas yang dipancarkan Matahari.

3) Bumi

Bumi dengan rata-rata panjang diameter 12.725 kilometer merupakan satu-satunya planet dalam tata surya yang ditempati oleh insan dan makhluk hidup lainnya. Hal ini sangat berkaitan dengan persyaratan hidup bagi organisme, mirip ketersediaan air, oksigen, dan sumber materi makanan.

Jarak rata-rata dari Bumi ke Matahari sekitar 149.600.000 kilometer. Periode rotasi Bumi yakni 23 jam 56 menit (satu hari), sedangkan periode revolusi Bumi mengelilingi Matahari memakan waktu 365¼ hari (satu tahun).

Atmosfer Bumi tersusun oleh dua gas utama, yaitu Nitrogen dan Oksigen, di samping gas-gas lain dalam jumlah yang relatif kecil. Bumi mempunyai satu satelit alam, yaitu Bulan.

4) Mars

Mars dikenal dengan sebutan planet merah. Wilayahnya terdiri atas perbukitan, gunung, lembah, dan kawah yang gersang. Rata-rata jarak dari Mars ke Matahari yakni sekitar 228.000.000 kilometer. Periode rotasi planet merah ini hampir sama dengan Bumi yaitu 24,6 jam, sedangkan periode revolusi memakan waktu sekitar 1,9 tahun. Atmosfer Mars tersusun oleh gas karbon dioksida (CO2). Planet ini memiliki dua satelit alam, yaitu Deimos dan Fobos.

5) Jupiter

Planet terbesar dalam sistem tata surya kita yakni Jupiter, dengan panjang diameter 142.860 kilometer. Rata-rata jarak Jupiter ke Matahari yakni 779.000.000 kilometer. Sebagian besar massa planet raksasa ini terdiri atas gas Hidrogen, Helium, Metan (CH4), dan Amoniak (NH3). Hal ini mengakibatkan kepadatan Jupiter sangat rendah, yaitu hanya sekitar ½ kali kepadatan Bumi.

Periode rotasi Jupiter memerlukan waktu paling singkat dibandingkan dengan planet-planet lain, yaitu sekitar 9,8 jam. Adapun waktu revolusinya memakan waktu sekitar 11,9 tahun. Hal yang cukup menarik dari keberadaan planet Jupiter adalah adanya bercak merah di sekitar ekuator planet ini, yang berdasarkan perhitungan para hebat astronomi mempunyai ukuran sekitar 50.000 kilometer. Lokasi bercak ini senantiasa berubah-ubah. Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata bercak tersebut merupakan angin puting-beliung topan yang sangat hebat di atas atmosfer Jupiter dengan kecepatan putaran sangat tinggi. Jupiter mempunyai 16 satelit. Beberapa di antaranya yakni Io, Europa, dan Callisto.

6) Saturnus

Planet kedua terbesar sehabis Yupiter yakni Saturnus, dengan diameter sekitar 120.000 kilometer. Rata-rata jarak antara Saturnus ke Matahari yakni 1.428.000.000 kilometer. Saturnus merupakan planet terindah dengan ribuan cincin mengelilingi tubuhnya. Waktu yang dibutuhkan Saturnus dalam melaksanakan satu kali rotasi adalah sekitar 10,6 jam, sedang kan periode revolusinya memakan waktu sekitar 29,5 tahun.

Seperti halnya Yupiter, atmosfer Saturnus tersusun oleh gas utama Metan dan Amoniak. Planet ini mempunyai 18 satelit alam, beberapa di antaranya yaitu Titan, Hyperion, Phoebe, Mimas, Tethys, Calypso, Enceladus, dan Iapetus.

7) Uranus

Planet Uranus merupakan satu di antara planet dalam keluarga Matahari yang mempunyai keunikan tersendiri. Planet tersebut memiliki cincin tipis dengan lebar sekitar 1 meter, bidang ekuatornya hampir tegak lurus terhadap garis edar planet mengelilingi Matahari (ekliptika). Hal ini menimbulkan arah rotasinya sangat berbeda dengan planetplanet lain, yaitu searah jarum jam. Sebagaimana kita ketahui bahwa semua planet berotasi dari barat ke timur, kecuali Venus (dari timur ke barat).

Rata-rata jarak antara planet Uranus ke Matahari adalah 2.875.000.000 kilometer. Periode waktu yang dibutuhkan untuk satu kali rotasi yakni 24 jam, sedangkan periode revolusi Uranus mengedari Matahari memerlukan waktu sekitar 84 tahun. Atmosfer Uranus tersusun atas dua gas utama, yaitu Hidrogen dan Metan. Planet ini mempunyai lima satelit alam, yaitu Ariel, Umbriel, Titania, Oberon, dan Miranda.

8) Neptunus

Neptunus merupakan planet kedua terjauh dari Matahari. Ratarata jaraknya dari Matahari yakni sekitar 4.500.000.000 kilometer. Jarak yang sangat jauh ini menimbulkan periode revolusi Neptunus memakan waktu yang sangat lama, yaitu sekitar 165 tahun. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam satu kali rotasi yakni 22 jam.

Diameter planet Neptunus cukup panjang yaitu sekitar 48.600 kilometer. Massa Neptunus diselubungi oleh atmosfer yang tersusun atas gas Amoniak dan Metan. Planet ini mempunyai dua satelit alam, yaitu Triton dan Nereid.

Pada awalnya planet Pluto termasuk dalam sistem tata surya, sebagai planet terkecil dengan posisi dan jarak terjauh dari Matahari. Pada 24 Agustus 2006, berdasarkan janji 424 para ahli astronomi yang menyelenggarakan pertemuan International Astronomical Union (IAU) bertempat di Praha, Republik Ceko, Pluto dikeluarkan dari sistem tata surya. Berdasarkan kesepakatan tersebut Pluto yang pada awalnya merupakan planet terkecil dan terjauh dalam sistem tata surya dianggap sebagai planet kerdil (dwarf planet).

Suatu benda langit disebut planet apabila benda langit tersebut memiliki proporsi ukuran yang besar dan menempati garis orbit yang tetap dalam mengitari Matahari dalam suatu sistem tata surya dan tidak mempunyai garis orbit yang sama dengan planet lain. Berdasarkan penelitian para hebat astronomi garis orbit Pluto tumpang tindih dengan garis orbit Neptunus sehingga Pluto terdiskualifikasi dari sistem tata surya.

c. Komet

Komet lebih dikenal dengan istilah bintang berekor yang senantiasa tiba mengunjungi Matahari dan keluarganya secara periodik. Sebagian besar badan komet dibuat oleh aneka macam gas, termasuk Sianogen (CN), Karbon (C), Karbon monoksida (CO), Nitrogen (N2), Hidroksil (OH), dan Nitrogen Hidrid (NH). Berdasarkan sifat fisiknya, badan komet terdiri atas dua bagian, yaitu inti dan ekor.

Komet mengedari Matahari dengan bidang orbit yang berbedabeda. Ada yang berbentuk elips sangat pipih, parabola, bahkan hiperbola. Pada dikala komet sangat bersahabat dengan Matahari sebagian partikel-partikel tubuhnya mencair alasannya yakni panas Matahari dan membentuk ekor yang semakin bersahabat Matahari, ekor komet tersebut semakin panjang. Adapun pada dikala jaraknya jauh dari Matahari hampir semua kepingan tubuhnya membeku sehingga tidak terdapat lagi ekor.

Beberapa rujukan komet yang pernah dilihat oleh insan antara lain sebagai berikut:

1) Komet Halley

Komet ini kali pertama ditemukan oleh Edmund Halley (1656–1742). Komet Halley yakni komet yang terpanjang lintasannya dan muncul setiap 76 tahun sekali.

 Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam Pintar Pelajaran Tata Surya dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan
Gambar 5. Komet Halley (Wikipedia Commons)
2) Komet Encke

Komet ini ditemukan oleh Johann Franz Encke (1791–1865). Komet ini muncul setiap 3,3 tahun sekali.

3) Komet Biella

Komet ini muncul setiap 6,5 tahun satu kali. Biella pernah terlihat pada tahun 1832 dan 1986.

Geografika :

Pada suatu titik dalam orbitnya, sebuah komet akan berada paling dekat dengan Matahari. Titik ini disebut perihelion. Titik berlawanan dalam orbit ini yaitu yang terjauh dari Matahari, disebut afelion. Komet Halley berada di perihelion pada 1910. Pada 1948, komet ini berada di afelion. (Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2000).

d. Meteor

Benda langit anggota tata surya lainnya yakni Meteor, yaitu benda langit di angkasa baik terdiri atas senyawa logam maupun batuan. Jika meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi, akan terjadi gesekan yang sangat besar lengan berkuasa antara massa meteor dan partikel-partikel atmosfer. Gaya gesek ini menimbulkan meteor terbakar sehingga terlihat dari Bumi sebagai bintang yang jatuh dari angkasa.

Jika meteor hingga ke permukaan Bumi, dinamakan meteorit. Benturan atau tumbukan yang sangat besar lengan berkuasa antara meteorit yang jatuh dengan permukaan bumi, sanggup menimbulkan terjadinya cekungan muka Bumi mirip kawah. Seperti pernah terjadi di daerah Winslow Arizona, Amerika Serikat, yang dikenal dengan Barringer Crater.

e. Asteroid

Asteroid yakni benda-benda langit kecil sejenis planet yang tersebar di antara orbit planet Mars dan Yupiter, yaitu kira-kira 500 juta kilometer dari Matahari dari Bumi. Asteroid tampak bersinar karena benda ini sama mirip planet, mendapatkan dan memantulkan cahaya Matahari. Beberapa rujukan asteroid yakni Trojan, Apollo, dan Cerres.
 Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam Pintar Pelajaran Tata Surya dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan
Gambar 6. Ilustrasi asteroid yang menabrak bumi (Credi: Don Davis/NASA)
B. Bumi

Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping planet-planet lain, komet, asteroid, dan meteor.

Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh spesialis filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta hebat astronomi Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh citra bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas) yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan.

Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Oleh alasannya yakni massa gas itu berotasi dengan kecepatan yang makin usang semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya (ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut jadinya menggelembung. Akhir dari kepingan yang menggelembung tersebut, ada kepingan yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar dengan ukuran berbeda satu sama lain.

Massa gas induk tersebut jadinya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola kecil yang terlepas dari massa induknya pada akhirnya mendingin menjadi planet, termasuk Bumi. Pada dikala terlepas dari massa induknya, planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Oleh alasannya yakni planet berotasi, ada kepingan tubuhnya yang terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam).

Menurut hasil penelitian para hebat astronomi dan geologi, Bumi terbentuk atau terlepas dari badan Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan batuan pembentuk muka Bumi).
 Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam Pintar Pelajaran Tata Surya dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan
Gambar 7. Proses / Siklus pembentukan bumi dan tata surya (aerospaceweb.org)
Keterangan :

Ilustrasi siklus pembentukan Bumi dan tata surya terbagi menjadi:
(1 dan 2) Bumi masih berbentuk bola pijar;
(3) Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(4) pembentukan atmosfer Bumi;
(5) Bumi dan tata surya terbentuk sempurna.

Pada dikala terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer. Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa

Bumi ini menimbulkan terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap dan gas yang sangat banyak. Pada dikala inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada jadinya dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang perairan laut dan samudra.

Seorang hebat ilmu cuaca dari Jerman yang berjulukan Alfred Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory) mengemukakan bahwa hingga sekitar 200 juta tahun yang lalu, di Bumi gres ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya dinamakan Panthalasa.

Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar 180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di kepingan selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur maritim sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada dikala ini merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di daerah Timur Tengah.
 Sekali waktu keluarlah dari rumah pada dikala langit di waktu malam Pintar Pelajaran Tata Surya dan Bumi : Teori Terjadinya, Anggota, Proses Pembentukan
Gambar 8. Continental Drift Theory, dari Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi.
Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecahpecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam sejarah perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang dikala ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara), mencakup Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi selatan, mencakup Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia, dan Antartika.

Rangkuman :

a. Secara umum, benda langit dibedakan menjadi tiga kelompok utama yaitu bintang (bintang tunggal, bintang kembar, rasi, dan galaksi), tata surya (solar system), dan nebula.

b. Hipotesis tata surya dikemukakan oleh:

1. Immanuel Kant dan Pierre Simon Marquis de Laplace (hipotesis nebula);
2. Forest Ray Moulton dan T.C. Chamberlain (hipotesis planetesimal);
3. Sir James dan Sir Howard Jeffreys (teori pasang);
4. R.A. Lyttleton (teori lyttleton).

c. Anggota tata surya terdiri atas:

1. Matahari;
2. planet dan satelit alam;

d. Secara umum planet-planet dalam tata surya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Planet dalam (Inferior), mencakup Merkurius dan Venus.
2. Planet luar (Superior), mencakup Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
3. komet;
4. meteor;
5. asteroid.

e. Sejarah perkembangan pembentukan Bumi dijelaskan melalui:

1. Hipotesis Nebula (terdiri atas kabut gas);
2. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory).

Anda kini sudah mengetahui Tata Surya. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Utoyo, B. 2009. Geografi 1 Membuka Cakrawala Dunia : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 154.

No comments:

Post a Comment