Tuesday, September 17, 2019

Pintar Pelajaran Teori Perdagangan Internasional Berdasarkan Paham Merkantilisme

Teori Perdagangan Internasional Menurut Paham Merkantilisme (Pra-Klasik) - Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan keinginan dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan wacana politik kemakmuran suatu negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar masa ke-16 berdasar fatwa menyebarkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor.

Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua pandangan gres pokok, yaitu:

a. penimbunan logam mulia, tujuannya ialah pembentukan negara nasional yang berpengaruh dan peningkatankemakmuran nasional untuk mempertahankan dan menyebarkan kekuatan negara tersebut;
b. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri ialah memperoleh embel-embel logam mulia.

Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik berat politik merkantilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta kelebihan ekspor sanggup dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya ialah kebijakan dalam perjuangan untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam usahanya untuk memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor Teori Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan Jean Baptiste Colbert.

Anda kini sudah mengetahui Klasifikasi Ketenagakerjaan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Ismawanto. 2009. Ekonomi 2 : Untuk Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 241.

No comments:

Post a Comment