Friday, November 22, 2019

Pintar Pelajaran Kala Pemerintahanan Daendels Dan Akhir Yang Ditimbulkan Pada Bidang Sosial Ekonomi Dan Manajemen Pemerintahan Khususnya Di Jawa

Artikel dan Makalah perihal Masa Pemerintahanan Daendels (1808 – 1811) dan Akibat yang Ditimbulkan pada Bidang Sosial-Ekonomi dan Administrasi Pemerintahan Khususnya di Jawa - Tujuan dikirimnya Gubernur Jenderal Daendels ke Jawa yaitu untuk memperkuat pertahanan Jawa sebagai basis melawan Inggris di Samudera Hindia. Daendels yaitu seorang pemuja prinsip-prinsip revolusioner ala Revolusi Prancis. Napoleon Bonaparte yaitu idolanya. Usahanya dalam membangun Pulau Jawa salah satunya yaitu dengan jalan memberantas ketidakefisienan, penyelewengan, dan korupsi yang menyelimuti manajemen di pulau tersebut. (Baca juga : Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda)

Dalam rangka mempertahankan Jawa dari serangan Inggris, Daendles menciptakan beberapa kebijakan, di antaranya:

(a) Membuat Grote Postweg (Jalan Raya Pos) dari Anyer (Banten) hingga Panarukan (Jawa Timur); jalan ini didirikan biar di setiap kota/kabupaten yang dilaluinya terdapat kantor-kantor pos; dengan adanya pos-pos ini maka penyampaian info akan lebih cepat sehingga info apa pun akan lebih cepat diterima.
(b) Mendirikan benteng-benteng pertahanan sebagai antisipasi terhadap serangan dari tentara Inggris yang juga ingin menguasai Jawa.
(c) Membangun pangkalan angkatan bahari di Merak dan Ujung Kulon.
(d) Menambah jumlah pasukan dari 4.000 orang menjadi 18000 orang, yang sebagian besar orang-orang Indonesia (dari Maluku, Jawa).
(e) Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.

Selain itu, Daendels juga mengubah sistem pemerintahan tradisional dengan sistem pemerintahan Eropa. Pulau Jawa di bagi menjadi sembilan prefektur (keresidenan), yang dikepalai oleh seorang residen yang membawahkan beberapa bupati (kabupaten). Para bupati ini diberi honor tetap dan tidak diperkenanan meminta upeti kepada rakyat. Dampaknya kewibawaan para bupati dihadapan rakyatnya menjadi merosot, alasannya yaitu bupati yaitu pegawai pemerintah yang harus tunduk kepada impian pemerintah.

Rakyat Indonesia mengalami penderitaan yang sangat hebat. Selain dituntut untuk membayar pajak-pajak pemerintah, mereka juga diharuskan terlibat dalam kerja paksa (rodi) pelaksanaan pembangunan Jalan Raya Pos. Untuk menutupi biaya pembangunan, tanah-tanah rakyat dijual kepada orang-orang partikelir Belanda dan Tionghoa. Penjualan tanah juga termasuk penduduk yang mendiami wilayah tersebut, sehingga penderitaan rakyat kecil semakin bertambah akhir dari tindakan sewenangwenang para pemilik tanah. Ribuan rakyat Indonesia meninggal dalam pembuatan Jalan Raya Pos dikarenakan kerja yang sangat berat sedangkan mereka tidak dibayar dan diberi makan dengan layak.

Pada bulan Mei 1811 kedudukan Daendels digantikan oleh Willem Janssens. Janssens tidak usang memerintah di Indonesia, alasannya yaitu pada tanggal 18 September 1811 Janssens mengalah kepada Inggris di bersahabat Salatiga, sehabis gagal dalam menahan serangan Inggris di Semarang bersama dengan Legiun Mangkunegara, pecahan Mataram.

Pada tahun 1811 Belanda, Prancis mengalah kalah kepada Inggris di daerang Tuntang, kawasan sekitar Salatiga Jawa Tengah. Pemerintah kolonial Belanda terpaksa menandatangani perjanjian yang disebut Kapitulasi Tuntang tahun 1811, yang berisi:
  1. Pulau Jawa dan kawasan sekitarnya yang dikuasai Belanda diserahkan kepada Inggris.
  2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.
  3. Orang-orang Belanda sanggup dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris.
Anda kini sudah mengetahui Pemerintahanan Daendels. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.

No comments:

Post a Comment