Tuesday, November 26, 2019

Pintar Pelajaran Peradaban Lembah Sungai Eufrat Dan Tigris, Letak Geografis, Sistem Pemerintahan, Kepercayaan, Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Kerajaan

Artikel dan Makalah perihal Peradaban Lembah Sungai Eufrat Dan Tigris, Letak Geografis, Sistem Pemerintahan, Kepercayaan, Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Kerajaan - Berikut ini ialah bahan lengkapnya :

1. Letak Geografis

Sungai Eufrat dan Tigris merupakan sungai yang bersumber dari Pegunungan Armenia (Turki), keduanya berada di kawasan Mesopotamia (sekarang Irak). Mesopotamia ialah nama sebutan kawasan yang diapit oleh dua sungai, meso berarti tengah dan potamos artinya sungai. Daerah ini merupakan kawasan yang sering kena banjir di dikala animo hujan, dengan begitu lumpur-lumpur yang dibawa air mengakibatkan lahan di sekitarnya menjadi subur. (Baca juga : Peradaban Kuno Di Asia Dan Afrika)

Ketergantungan bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris disebabkan oleh kawasan yang mengelilinginya ialah gurun yang terbentang luas, yaitu Gurun Elbrus dan Gurun Hamad. Tampak terlihat kawasan Mesopotamia ialah lahan yang paling subur dibandingkan sekelilingnya.

Kesuburan tanah mendatangkan insan untuk bertempat tinggal di kawasan tersebut dengan pencahariannya bercocok tanam. Banjir yang dialaminya dijadikan sebagai tantangan untuk tetap bertahan hidup dengan menciptakan tanggul-tanggul penahan banjir, jalan masuk banjir dan saluran pertanian. Dari kondisi tersebut, muncul peradaban, bahkan para andal mempercayai bahwa mesopotamia ialah tempat asalnya peradaban insan di dunia.

Bangsa Ubaid ialah bangsa pertama yang mendiami kawasan tersebut pada tahun 5000 SM dengan ditandai munculnya kota Kish, Eridu dan Ur. Kedatangan bangsa Sumeria pada tahun 3000 SM membaur dengan bangsa Ubaid, kemudian membangun sebuah kota dengan rumah-rumah yang dibentuk dari lumpur dan tanah liat.

2. Sistem Pemerintahan

(a) Kerajaan Sumeria

Perkembangan Kota Ur sangat pesat dan mengakibatkan timbulnya sebuah tatanan sosial di masyarakatnya. Bangsa Sumeria yang telah berbaur dengan bangsa orisinil menciptakan sistem pemerintahan, makin usang makin berkembang dan menyebarkan sebuah kerajaan. Kerajaan Sumeria diperintah oleh sebuah tubuh kerajaan yang memperoleh hak tinggi dalam aneka macam bidang, ibarat politik, agama dan militer. Badan tersebut dipimpin oleh seseorang yang dianggap menguasi kawasan Sumeria, yang diberi gelar Lugal (Lugal berarti raja). Patesi yang telah berkuasa di Kerajaan Sumeria antara lain Patesi A-annipada, Patesi Umia, Patesi Urukagina dan Patesi Lunggal zagisi. Kekuasaan patesi sangat besar lengan berkuasa terhadap dasar-dasar kehidupan masyarakat, oleh karenanya kekuasaanya bisa berlangsung di Sumeria selama dua abad.

(b) Kerajaan Akkadia

Kerajaan Akkadia berdiri tahun 2500 SM sesudah Raja Sargon (bangsa Semit) sesudah berhasil menaklukan bangsa Sumeria di Mesopotamia. Kemudian memindahkan ibukotanya dari Ur ke Agade. Usaha bangsa Akkadia menaklukan kerajaan Sumeria berlangsung lama. Mereka tiba dari derah gurun pasir dan menaklukan Kerajaan Sumeria. Beberapa kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari Sumeria diadopsi, diantaranya mengenai ilmu kalender dan takaran. Bangsa Akkadia mengenal legenda-legenda kepahlawanan, yakni legenda Adapa, Etana dan Gilgamesh yang ibarat dengan dongeng insan pertama Adam dan Hawa. Mereka juga mengenal legenda air bah yang ibarat dengan dongeng Nabi Nuh namun dalam versi yang berbeda. Dinasti Raja Sargon di Agade berkuasa 1 kala dan dihancurkan oleh Guti pada tahun 2200 SM. Kerajaan Sumeria kembali berkuasa sesudah Raja Ur-Nammu mengalahkan Kerajaan Akkadia dan mengembalikan ibukota ke Ur.

(c) Kerajaan Babylonia Lama

Pada tahun 2000 SM, Sumeria hasilnya dikuasai oleh bangsa Amoria. Pergantian ini berlangsung usang sesudah kekuasaan Dinasti Ur-Nammu mulai melemah dan sering terjadi perebutan kekuasaan. Dinasti Amorit dipimpin oleh Sumuabum, ia memindahkan ibukotanya ke Babylon. Raja Hammurabi ialah salah satu keturunan dinasti Amorit yang populer dan menjadi raja besar sesudah membentuk imperium hingga Turki, Suriah dan Teluk Persia. Ia juga yang meletakkan aturan tatanan masyarakat untuk kehidupan yang kondusif dan tenteram yang dikenal dengan Codex Hammurabi. Hukum Hammurabi mengakomodasi kebudayaan bangsa Semit yang memakai aturan pembalasan, ibarat hilang nyawa diganti nyawa.

Raja Babylonia runtuh sesudah Raja Hammurabi wafat, lemahnya pengganti raja dan seiringnya serangan dari bangsa Hittite. Kekuasaan bangsa Amoria digantikan oleh bangsa Assyiria.

(d) Kerajaan Assyria

Bangsa Assyria termasuk bangsa nomaden bertempat di Arab penggalan Utara. Kondisi alam yang panas dan penuh tantangan menimbulkan mereka bangsa yang kuat. Ibukotanya dikala itu ada di kota Assur. Kekuatan mereka digunakan untuk menguasai kawasan lain termasuk Mesopotamia. Semula mereka diwajibkan membayar pajak dan mengabdi kepada Kerajaan Babylonia dan Hittite. Pada tahun 1350 SM di bawah pimpinan Assuruballit, Assyria bisa melepaskan kewajiban tersebut dan sanggup menyaingi Babylonia. Ketika dipimpin oleh Tiglath Pletser I, Assyria sanggup menguasai Babylonia yang sudah dikuasai bangsa Hittite. Dengan kemenangan tersebut tumbuhlah Kerajaan Assyria beribukota Niniveh. Salah satu rajanya yang termasyhur ialah raja Ashurbanipal yang bisa menyebarkan wilayah kerajaannya mencakup Lembah Sungai Nil, Armenia, Damascus dan Yunani.

Kerajaan Assyria berkuasa selama dua abad, yaitu kala ke-9 – 7 SM, keruntuhannya terjadi oleh serbuan bangsa Chaldea keturunan Babylonia.

(e) Kerajaan Babylonia Baru

Kerajaan Babylonia Baru lahir sesudah Nabopalassar memimpin bangsa Chaldea menyerbu Kerajaan Assyria pada tahun 612 SM. Kerajaan Babylonia Baru mengalami kejayaan pada zaman Raja Nebukadnezar karena:
  1. Meredam pemberontakan Yahudi di Palestina, dan mengirim ke pembuangan sesudah kalah perang;
  2. Membuat jembatan untuk kemudian lintas kota;
  3. Membangun taman bergantung.
Setelah Nebukanedzar wafat, Babylonia runtuh oleh bangsa Medes dari Persia.

(f) Kerajaan Persia

Pada awalnya bangsa Medes tinggal di Pegunungan Zagros (sebelah Utara Teluk Persia). Mereka bangsa yang kuat dan merupakan bahaya bagi bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya. Sebagai bangsa nomaden, bangsa ini menyebar ke India dan Eropa Barat. Tahun 539 SM berhasil menguasai kerajaan Babylonia Baru, namun tak usang kemudian muncul Cyrus sebagai pemimpin bangsa Persia berhasil menaklukan Babylonia Baru dan menyatukan kedua bangsa Medes dan Persia. Anaknya yang berjulukan Cambysses menaklukan Bangsa Mesir yang selanjutnya diganti oleh Raja Darius. Raja Darius berhasil membawa Kerajaan Persia ke dalam kejayaan dengan memperluas daerahnya hingga ke Yunani.

Sistem pemerintahan Darius digunakan dalam sistem pemerintahan di dunia dikala ini. Negara terdiri dari 20 provinsi yang masing-masing provinsi diperintah oleh satrap (gubernur) yang ditunjuk oleh Raja. Pada zaman kekuasaan Kerajaan Persia di Mesopotamia tampil seorang tokoh agama yang berjulukan Zoroaster yang mengajarkan bahwa kekuatan kebaikan dikuasai oleh Ahura Mazda dan kekuatan kejahatan dikuasai oleh Ahriman. Kitab suci aliran ini berjulukan Avesta.

3. Sistem Kepercayaan

Bangsa Sumeria mempercayai banyak tuhan yang ditimbulkan oleh kondisi alam yang tidak stabil. Diantara banyak dewa-dewa yang dikenal, tiga di antaranya merupakan tuhan tertinggi antara lain Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi) dan Dewa Ea (Dewa Air). Keberhasilan bangsa Sumeria menguasai kawasan Mesopotamia diabadikan dalam sebuah mitologi kemenangan dikala terjadi peperangan antara Dewa Marduk dengan Dewa Tiamat. Dewa Tiamat dianggap sebagai tuhan peristiwa alam yang selalu membawa peristiwa banjir.

4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(a) Aksara

Sejak berdirinya Sumeria, bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris sudah mengenal aksara dengan bentuk huruf paku dengan sebutan kuneiform. Pengembangan huruf ini didapat pada peninggalan Babylonia sebuah prasasti kerikil Undang-undang Hammurabi yang memuat 282 pasal, setiap pasalnya memuat peraturan dan eksekusi bagi pelanggarnya.

(b) Kalender

Pergantian animo mengatakan pergantian bulan, untuk kepentingan masa bercocok tanam dan panen mendorong timbulnya sistem penanggalan. Penanggalan waktu ini sudah dikenal semenjak Kerajaan Sumeria dan berkembang semenjak Kerajaan Chaldea yang membagi ahad dalam 7 hari, hari dalam 24 jam, sama ibarat yang terjadi dikala ini.

(c) Ilmu hitung

Bangsa Sumeria sudah mengenal angka 60 (sexagesimal) bilangan dasar, susunan angka 60 digunakan sebagai besarnya derajat dalam 1 lingkaran, yakni 360 derajat yang dianalogikan sama dengan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam 1 tahun yang terdiri dari 360 hari.

Anda kini sudah mengetahui Peradaban Lembah Sungai Eufrat Dan Tigris. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Hendrayana. 2009. Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1 Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 202.

No comments:

Post a Comment