Artikel dan Makalah ihwal Perkembangan, Kemunduran dan Runtuhnya Kerajaan Hindu Budha di Indonesia - Pada serpihan sebelumnya, kalian telah mempelajari efek agama Hindu Budha terhadap perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Terlihat bahwa efek tersebut meninggalkan sejumlah peninggalan berupa bangunan fisik, kesusastraan, dan sejumlah karya seni lainnya. Peninggalan-peninggalan tersebut mengindikasikan bahwa efek Hindu Budha tak hanya melingkupi level agama dan budaya. Peninggalan-peninggalan tersebut merupakan manifestasi adanya efek secara politis dalam perkembangan masyarakat Indonesia masa dulu, yaitu berupa kerajaan bercorak Hindu Budha. (Baca juga : Kerajaan Hindu Budha di Indonesia)
Pada Bab ini kalian akan mempelajari perjalanan kerajaan-kerajaan tradisonal Hindu Budha yang tersebar di Indonesia, dari periode ke-4 sampai ke-15 M terutama dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial.
10. Kerajaan Kediri
12. Kerajaan Majapahit
Pada periode ke-4 masyarakat Indonesia telah mengenal agama dan budaya Hindu Budha dari India. Pengaruh India tersebut berkembang pada tataran politik, yakni dengan berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu dan Buddha. Kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kutai, Tarumanagara, Kendan-Galuh, Melayu, Sriwijaya, Sunda-Pajajaran, Mataram Hindu Budha, Medang Kamulan atau Kahuripan, Bali, Kediri, Singasari, dan Majapahit. Untuk mempertahankan eksistensi kerajaan, maka raja bersangkutan harus bisa bertahan dalam menghadapi pemberontakan dalam negeri mauapun invasi kerajaan lain. Dan kalau kerajaan bersangkutan telah besar lengan berkuasa maka ia akan semakain memperluas wilayahnya. Dalam perkembangannya, kerajaan-kerajaan tersebut mengalami jatuh-bangun yang karenanya runtuh untuk selama-lamanya, tak terkecuali Sriwijaya atau Majapahit.
Dalam bidang sosial-ekonomi, masyarakat Hindu Budha tersebut berbagi potensi yang dimiliki masing-masing, bergantung kepada letak geografis, geologis, lingkungan ekologis, serta kekuatan militer, hukum, dan politik mereka. Dalam bidang sosial di hampir setiap kerajaan terdapat pengkelasan dalam masyarakat, meski tidak seketat di India. Sementara dalam bidang ekonomi yang mencakup aktifitas perdagangan, perpajakan, transportasi air dan darat, tenaga kerja, serta penguasaan tanah, setiap kerajaan mempunyai cara-cara kerja masing-masing walaupun dalam beberapa hal sama. Dalam hal pajak, misalnya, masing-masing menerapkan sistem upeti, yakni raja bawahan atau pedagang aneh menunjukkan hadiah berupa barang-barang dagang yang glamor atau emas kepada raja yang dilobinya. Warga negara pun tak luput dari pajak: mereka harus menyerahkan hasil bumi kepada pihak kerajaan.
Dalam hal penguasaan tanah, rajalah yang memegang otoritas. Ia akan menghibahkan suatu wilayah kepada orang-orang yang berjasa kepada Negara, kepada kaum brahmana, kepada kerabat istana. Sementara itu, tenaga kerja pada masa Hindu Budha ini bermacam-macam, dari pekerja bernafsu (buruh), militer, seniman, pengrajin, sampai pejabat pemerintah menyerupai menteri, patih, dyaksa, dan sebagainya.
Pada periode ke-4 masyarakat Indonesia telah mengenal agama dan budaya Hindu Budha dari India. Pengaruh India tersebut berkembang pada tataran politik, yakni dengan berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu dan Buddha. Kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kutai, Tarumanagara, Kendan-Galuh, Melayu, Sriwijaya, Sunda-Pajajaran, Mataram Hindu Budha, Medang Kamulan atau Kahuripan, Bali, Kediri, Singasari, dan Majapahit. Untuk mempertahankan eksistensi kerajaan, maka raja bersangkutan harus bisa bertahan dalam menghadapi pemberontakan dalam negeri mauapun invasi kerajaan lain. Dan kalau kerajaan bersangkutan telah besar lengan berkuasa maka ia akan semakain memperluas wilayahnya. Dalam perkembangannya, kerajaan-kerajaan tersebut mengalami jatuh-bangun yang karenanya runtuh untuk selama-lamanya, tak terkecuali Sriwijaya atau Majapahit.
Dalam bidang sosial-ekonomi, masyarakat Hindu Budha tersebut berbagi potensi yang dimiliki masing-masing, bergantung kepada letak geografis, geologis, lingkungan ekologis, serta kekuatan militer, hukum, dan politik mereka. Dalam bidang sosial di hampir setiap kerajaan terdapat pengkelasan dalam masyarakat, meski tidak seketat di India. Sementara dalam bidang ekonomi yang mencakup aktifitas perdagangan, perpajakan, transportasi air dan darat, tenaga kerja, serta penguasaan tanah, setiap kerajaan mempunyai cara-cara kerja masing-masing walaupun dalam beberapa hal sama. Dalam hal pajak, misalnya, masing-masing menerapkan sistem upeti, yakni raja bawahan atau pedagang aneh menunjukkan hadiah berupa barang-barang dagang yang glamor atau emas kepada raja yang dilobinya. Warga negara pun tak luput dari pajak: mereka harus menyerahkan hasil bumi kepada pihak kerajaan.
Dalam hal penguasaan tanah, rajalah yang memegang otoritas. Ia akan menghibahkan suatu wilayah kepada orang-orang yang berjasa kepada Negara, kepada kaum brahmana, kepada kerabat istana. Sementara itu, tenaga kerja pada masa Hindu Budha ini bermacam-macam, dari pekerja bernafsu (buruh), militer, seniman, pengrajin, sampai pejabat pemerintah menyerupai menteri, patih, dyaksa, dan sebagainya.
Anda kini sudah mengetahui Perkembangan, Kemunduran dan Runtuhnya Kerajaan Hindu Budha di Indonesia. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.
No comments:
Post a Comment