Monday, November 25, 2019

Pintar Pelajaran Efek Barat Terhadap Perubahan Kehidupan Ekonomi Dan Sosial Masyarakat Indonesia Pada Periode Kolonial

Artikel dan Makalah perihal Pengaruh Barat Terhadap Perubahan Kehidupan Ekonomi dan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonial - Kedatangan bangsa-bangsa Eropa terutama Portugis, Belanda, dan Inggris, ke wilayah Indonesia pada kesannya mengakibatkan kehancuran kerajaan-kerajaan Islam. Satu per satu kerajaan Islam yang tadinya berdaulat dalam menjalankan kepentingan politik dan ekonominya, bisa dipatahkan oleh pihak kolonial melalui monopoli perdagangan, perjanjian-perjanjian, dan peperangan fisik.

Pada pecahan ini kalian akan mempelajari latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Dunia Timur, yakni tempat Asia Timur (Cina, Jepang), Indocina, dan Indonesia. Kalian akan melihat paham-paham yang lahir pada masa Pencerahan (Rainaissance) sebagai koreksi terhadap Masa Kegelapan (Dark Ages). Kalian juga akan melihat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Eropa yang mengilhami imperialisme kuno sampai imperialisme modern. Dan terakhir, kalian akan mengetahui relasi sistem merkantilisme, Revolusi Industri, dan kapitalisme di Eropa dengan perkembangan kolonialismeimperialisme Barat di Indonesia. Hingga akan terlihat sejauh mana penjajahan Barat kuat terhadap perubahan ekonomi, sosial, dan demografi (kependudukan) masyarakat di Indonesia pada masa kolonial.






Munculnya Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Prancis, dan Revolusi Industri, di Eropa membawa dampak bagi perkembangan kondisi politik, ekonomi, dan sosial di Eropa sendiri dan kemudian di wilayah Asia dan Afrika. Hal ini diakibatkan munculnya imperialisme dan kolonialisme sebagai upaya untuk mendapat tanah jajahan dalam rangka mendapat sumber daya alam yang diperlukan oleh orang-orang Eropa. Imperialisme dan kolonialisme telah mengakibatkan perubahan fundamental dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Selain itu, tanggapan yang sangat dirasakan rakyat ialah perlakuan otoriter yang menimbulkan kesengsaraan. Oleh lantaran itu, muncullah menyebarkan perjuangan perlawanan di daerah-daerah untuk melepaskan diri dari kungkungan pemerintah kolonial walaupun perlawanan tersebut mengalami kegagalan.

Sejak masuknya pedagang-pedagang Eropa, khususnya Belanda ke Indonesia telah membawa perubahan yang sangat signifikan. Pola perdagangan monopoli yang dipraktekkan oleh VOC (kolonial Belanda) menjadikan tersentralisasinya kekuasaan di tangan penguasa asing. Imbas terbesar bagi para penguasa pribumi (raja/sultan) ialah hilangnya hak kekuasaan sebagai penguasa lokal. Karena mereka dijadikan oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai pegawai negeri yang mendapat honor dari pemerintah kolonial. Padahal berdasarkan hukum adat, penguasa pribumi mendapat upeti pribadi dari rakyat.

Hal ini terjadi sehabis para penguasa-penguasa pribumi tidak bisa mempertahankan wilayah kekuasaannya dari penetrasi orang-orang Eropa yang berupaya menguasai wilayah-wilayah di Indonesia untuk menjalankan politik dagang monopolinya. Pada akhirnya, dengan diterapkannya sistem pemerintahan gres (pemerintahan kolonial), para raja/sultan semakin kehilangan peranannya dalam mengatur kebijakan politiknya, sedangkan pemerintahan kolonial semakin kuat.

Perubahan fundamental terjadi saat Indonesia mengalami masa sistem ekonomi liberal dan tanam paksa. Pada masa ini rakyat diharuskan melaksanakan acara ekonomi berupa pengolahan perkebunan yang cenderung hanya memperhatikan pada kebutuhan orang-orang Eropa saja, sedangkan kebutuhan rakyat pribumi, ibarat pertaian, menjadi terabaikan.

Setelah Indonesia kembali menjadi jajahan Belanda, di bawah pengawasan Gubernur Jendral van Den Bosch yang beraliran konservatif, diterapkan sistem tanam paksa yang bertentangan dengan sistem sewa tanah sebelumnya. Hal ini, berdasarkan van Den Bosch, dikarenakan kondisi realitas Indonesia yang bersifat agraris, ibarat halnya keadaan negara induk (Belanda) yang juga masih bersifat agraris. Walaupun keadaan di Eropa, rentang waktu 1800–1830, sedang muncul kontradiksi pemikiran, antara liberalis dan konservatis telah mengakibatkan kegamangan dalam pelaksanaan pemerintahan di negara jajahan.

Tetapi satu hal yang perlu dipahami, baik konservatif yang akan meneruskan sistem politik VOC atau liberalis yang ingin meningkatkan taraf hidup rakyat, dalam tujuannya sama-sama menginginkan tempat jajahan perlu memberi laba bagi negeri induk. Keadaan ekonomi rakyat Indonesia semakin parah, seiring dengan diberlakukannya kebijakan politik pintu terbuka. Hal ini menjadikan jiwa-jiwa wirausaha semakin menghilang, lantaran para petani, pedagang yang kehilangan lapangan sumber mata pencahariannya beralih menjadi buruh di perusahaan-perusahaan swasta asing.

Anda kini sudah mengetahui Pengaruh Barat. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.

No comments:

Post a Comment