Monday, November 25, 2019

Pintar Pelajaran Kesultanan / Kerajaan Pajang : Sejarah, Peninggalan, Pendiri, Letak, Peta, Kemunduran, Runtuhnya

Artikel dan Makalah wacana Kesultanan / Kerajaan Pajang : Sejarah, Peninggalan, Pendiri, Letak, Peta, Kemunduran, Runtuhnya - Jaka Tingkir, menantu Pangeran Trenggana, memindahkan sentra pemerintahan dari Demak ke Pajang, dan kemudian mendirikan kerajaan Pajang dan menjadi raja pertama di Pajang dengan gelar Hadiwijaya. Jaka Tingkir melaksanakan penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan kecil di Jawa Timur. Setelah berhasil, ia memperlihatkan hadiah kepada dua orang yang telah berjasa selama penaklukan, mereka ialah Ki Ageng Pamanahan yang ditempatkan di Mataram dan Ki Ageng Panjawi yang ditempatkan di Panjawi. (Baca juga : Kerajaan Islam di Indonesia)

Kerajaan Pajang merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di pedalaman. Tidak ibarat kerajaan-kerajaan lainnya yang biasanya berada di sekitar pesisir. Sebelum bermetamorfosis menjadi kerajaan, Pajang merupakan kawasan yang bereda dalam kekuasaan Demak. Lokasinya terletak di kawasan Kartasura, akrab Surakarta (Solo). Pada waktu itu yang menjadi adipati (semacam bupati) di Pajang ialah Joko Tingkir.

Joko Tingkir disebut juga Panji Mas atau Mas Karebet. Ia merupakan keturunan Raja Pengging yang berjulukan Handoyoningrat. Pengging ini terletak di lereng tenggara Gunung Merapi, Jawa Tengah. Setelah sesudah berhasil menghabisi Ario Penangsang, Joko Tingkir naik tahta menjadi sultan pertama Pajang, bergelar Raden Hadiwijaya.

Pada tahun 1554, Sultan Hadiwijaya merebut kawasan Blora, akrab Jipang. Pada tahun 1568, semua perangkat kebesaran Majapahit yang terdapat Demak ia pindahkan ke Istana Pajang. Selanjutnya, guna melebarkan sayap kekuasaannya ia menyerang Kediri pada tahun 1577. Tiga tahun sesudah itu, raja-raja di Jawa Timur mengakui kedaulatan Pajang.

Hadiwijaya wafat pada tahun 1587, dimakamkan di Desa Butuh. Ia digantikan oleh menantunya, Arya Pangiri. Arya Pangiri sendiri ialah putera Sunan Prawoto dari Demak. Arya Pangiri kemudian mengangkat Pangeran Benawa (Benowo), anak Hadiwijaya, menjadi adipati di Jipang. Karena merasa lebih berhak atas tahta Pajang, Pangeran Benawa melaksanakan pemberontakan terhadap Pangiri. Ia dibantu oleh sejumlah pejabat Demak. Selain Demak, Benawa juga dibantu oleh adipati Mataram, Panembahan Senopati (Sutawijaya). Karena didukung kekuatan yang lebih besar,

Pangeran Benawa berhasil mengalahkan Pangiri, yang tak lain masih saudara iparnya sendiri. Benawa menjadi sultan Pajang pada tahun 1588.

Pada perkembangan selanjutnya, Pangeran Benawa lebih menentukan menjadi penyiar Islam daripada mengurusi Pajang. Karena itu, yang berkuasa atas Jawa selanjutnya ialah Mataram. Pada tahun 1589 Pangeran Benawa digantikan oleh Gagak Bening atas kebijakan Sutawijaya. Pada tahun 1591, Gagak Bening meninggal dan digantikan oleh anak Benawa, yang dikala itu telah menjadi bawahan Mataram.

Pada tahun 1618, putera Benawa memberontak terhadap Sultan Agung, Raja Mataram. Karena tak seimbang, Sultan Agung dengan gampang melumpuhkan perlawanan penguasa Pajang ini. Abdi-abdi Pajang yang selamat melarikan diri ke Giri dan Surabaya. Setelah pemberontakan betul-betul redam, Sultan Agung mengirimkan penduduk Pajang ke Mataram untuk menjadi buruh kerja paksa. Dengan demikian, tamatlah riwayat Pajang yang berkuasa hanya 45 tahun. Seluruh pusaka kerajaan kemudian Pajang dipindahkan ke Mataram.

Anda kini sudah mengetahui Kerajaan Pajang. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.

No comments:

Post a Comment