Friday, November 22, 2019

Pintar Pelajaran Persaingan Dagang Antara East India Company (Eic) Dengan Voc Pada Periode Ke-18

Artikel dan Makalah perihal Persaingan Dagang antara East India Company (EIC) dengan VOC pada Abad ke-18 - Pada paruh kedua kurun ke-18, pedagang Inggris mulai melirik Semenanjung Malaka. Antara tahun 1750-1760 EIC (East India Company) memakai Kedah (di Malaysia) sebagai kerikil loncatan ke Kanton di Cina untuk mendapat teh, sutra, dan porselin. Pada Februari 1772, atas perintah dari London, Madras Select Committee (MSC) atau Panitia Terpilih Madras mengirim Charles Desvoeux, seorang pegawai EIC, ke Aceh guna menjajaki menjalin relasi biar lebih gampang dalam mendapat produk yang akan dibawa ke Cina. Pada waktu yang sama, atas dorongan Francis Light, dikirim juga Edward Monckton, rekan dagang George Smith dikala bertugas di Madras, India, ke Kedah untuk menjalin relasi politik biar kehadiran Belanda dan Denmark ke wilayah itu sanggup dicegah. (Baca juga : Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan Inggris)

Dalam suratnya (Januari 1772) kepada Warren Hastings, Gubernur Bengal di India, Light mengungkapkan keuntungan yang sanggup diraih Inggris kalau tidak membiarkan Kedah jatuh ke VOC. Komoditas yang ada di Kedah antara lain: beras, damar, rotan, lilin, kayu, burung, emas, mutiara, sutra, gading, lada, rempah-rempah, timah, dan candu.

Berbagai perjuangan Inggris dilakukan dalam menguasai perdagangan di Selat Malaka, didorong oleh maraknya perdagangan teh di Eropa yang dimonopoli VOC. Pedagang Inggris yang mengimpor komoditas teh ini dipandang sebagai penyelundup. Factor lainnya yaitu semakin meningkatnya kedatangan pedagang Cina (Sino) ke Malaka sebagai dampak dari pembantaian orang-orang Cina oleh VOC di Batavia pada 1740.

Walaupun belum cukup berpengaruh, namun posisi Inggris di Melayu lebih lebih banyak didominasi dibandingkan Belanda, Portugis, Denmark atau lainnya. Ini disebabkan oleh: pertama, teknik maritim, dan kartografi (ilmu menciptakan peta) Inggris lebih maju (pada 1914 armada dagang Inggris yaitu yang terbesar dan terbaik di Eropa dan pada 1789-an Inggris mempunyai kapal berukuran 600-800 ton). Faktor kedua yaitu Inggris menguasai wilayah produk tekstil dan candu di India; ketiga, perdagang Inggris menjual senjata yang disertai alih-pengetahuan mengenai pengolahan mesiu dan penggunaannya.

Pada tahun 1780 Inggris nenyatakan perang terhadap Belanda untuk mencegah Belanda ikut dalam League of Armed Neutrality yang digalang Rusia. Pada perang ini Inggris berupaya juga menguasai Kaap de Goede Hoop atau Cape of Good Hope (Tanjung Harapan) namun berhasil dipertahankan VOC berkat pertolongan Prancis. Tahun 1781, pesisir Koromandel, Malabar, dan Bengali berhasil diduduki Inggris, disusul pesisir barat Sumatera dan Seilon (Sri Lanka) tahun 1782.

Pada final 1784 VOC berhasil memaksa Sultan Mahmud dari Riau-Johor untuk menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa wilayah Sultan merupakan pinjaman-tindakan yang juga dilakukan terhadap Sultan Ibrahim dari Selangor pada Juni 1785. Ini menawarkan bahwa kekuatan VOC di Malaka telah pulih lagi. Namun, perjuangan ini justru menyulitkan VOC yang harus berhadapan tidak hanya dengan Inggris, melainkan pula dengan penguasa Melayu dan orang Bugis.

Anda kini sudah mengetahui Persaingan Dagang antara East India Company (EIC) dengan VOC. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.

No comments:

Post a Comment