Artikel dan Makalah perihal Majas Pleonasme, Pengertian, Contoh, Pengulangan Sebagian Makna Kata - Pleonasme yakni pengulangan dengan penanda yang berbeda. Sebenarnya, komponen makna yang ada pada kata pertama, telah meliputi wilayah makna kata (atau bentuk lain) berikutnya. Orang sering mengatakannya sebagai pemakaian kata yang lewah. Di sini kedua (atau beberapa) kata itu muncul bersama dalam teks. Dalam wilayah maknanya, tidak ada penambahan atau pengurangan komponen makna, hanya kesan intensitas saja yang bertambah berkat pemunculan beberapa kata (bentuk lain), yang mengandung komponen makna yang sama dengan kata (bentuk lain) yang pertama.
Contoh: - “Sebagai bupati, Ibu Tuti harus sering turun ke bawah untuk melihat penderitaan rakyat.”
Di sini kata turun (yang pertama muncul) memiliki komponen makna ‘gerakan’, ‘arah daerah uang lebih rendah’. Yang mengikutinya yakni frasa preposisional ke bawah. Sebenarnya, makna frasa tersebut menawarkan ‘arah posisi yang lebih rendah’, telah tercakup dalam kata sebelumnya (bentuk pertama).
Di sini terjadi pengulangan sebagian makna. Berikut ini denah segitiga semantiknya:
Yang sanggup terlihat di sini yakni adanya ekspansi penanda (ada penanda lain yang muncul secara eksplisit). Kata (atau bentuk lain) tersebut menampilkan makna yang sama dengan yang terkandung pada kata pertama, yaitu turun. Tak ada perubahan makna, hanya intensitasnya bertambah, alasannya kata dan frasa preposisional tersebut, muncul bersamaan (bersifat eksplisit).
Contoh lain:
a. Susi telah melihat penyelewengan suaminya dengan mata kepalanya sendiri.
Kata melihat, telah meliputi komponen makna ‘mata’ dan ‘kepala’ (karena mata berada di kepala), juga komponen makna ‘sendiri’ (karena mustahil melihat dengan mata orang lain).
b. Kita harus berdiri di atas kaki sendiri.
Seperti pola sebelumnya, kalimat ini juga mengandung pleonasme. Dalam wilayah makna kata berdiri, telah ada komponen makna yang terkandung dalam frasa preposisional yang muncul kemudian, yaitu ‘di’, ‘atas’, ‘kaki’, juga ‘sendiri’ (karena mustahil bangun dengan memakai kaki orang lain).
Referensi :
Zaimar, O. K. S. 2002. Majas dan Pembentuknya. Makara. Sosial Humaniora, 6 (2) : pp. 45-57.
Referensi :
Zaimar, O. K. S. 2002. Majas dan Pembentuknya. Makara. Sosial Humaniora, 6 (2) : pp. 45-57.
No comments:
Post a Comment