Alat-Alat Optik : Mata dan Kacamata, Kamera, Lup, Mikroskop, Teropong - Pada pecahan ini, Anda akan diajak untuk sanggup menerapkan konsep dan prinsip kerja alat-alat optik dengan cara menganalisis alat-alat optik secara kuantitatif serta menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari. Anda mempunyai kamera? Meskipun Anda tidak mempunyai kamera, tetapi setidaknya Anda niscaya pernah berhadapan dengan kamera, yakni ketika Anda difoto. Pernahkah Anda bertanya, bagaimana kamera itu bekerja? Kamera merupakan salah satu alat optik. Dewasa ini, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, kualitas gambar yang dihasilkan kamera semakin baik. Hasil foto pun sanggup diolah lagi. Ketika Anda difoto dengan latar belakang rumah Anda, hal tersebut sanggup disulap menjadi berlatar belakang menara Pissa atau Istana Negara. Hal ini tidak terlepas dari berkembangnya kamera digital yang balasannya sanggup dibaca dan diolah dengan pemberian komputer.
Bukan hanya kamera yang termasuk alat optik, tetapi masih terdapat banyak benda yang termasuk alat optik, mirip lup, mikroskop, dan teropong. Bahkan, mata kita juga termasuk ke dalam alat optik. Bahkan, mata merupakan alat optik ciptaan Tuhan yang tiada ternilai harganya. Anda sanggup menikmati keindahan dunia berkat mata. Anda juga sanggup membaca goresan pena ini lantaran mata. Oleh lantaran itu, bersyukurlah kepada Tuhan. Apakah Anda tahu bagaimana alat optik bekerja? Jika Anda memakai kacamata, bagaimanakah cara kerja kacamata sehingga Anda sanggup melihat mirip mata normal? Supaya Anda memahami materi mengenai alat-alat optik, pelajarilah bahasan-bahasan berikut ini dengan saksama.
A. Mata dan Kacamata
1. Mata
Mata merupakan alat optik alamiah, ciptaan Tuhan yang sangat berharga. Diagram sederhana mata insan ialah mirip yang diperlihatkan pada Gambar 1(a). Bagian depan mata yang mempunyai lengkung lebih tajam dan dilapisi selaput cahaya disebut kornea. Tepat di belakang kornea terdapat cairan (aquaeous humor). Cairan ini berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke mata. Intensitas cahaya yang masuk ke mata diatur oleh pupil, yakni celah bulat yang dibuat oleh iris. Iris sendiri merupakan selaput yang selain berfungsi membentuk pupil, juga berfungsi sebagai pemberi warna pada mata (hitam, biru, atau coklat). Setelah melewati pupil, cahaya masuk ke lensa mata. Lensa mata ini berfungsi untuk membentuk bayangan aktual sedemikian sehingga jatuh sempurna di retina. Bayangan yang ditangkap retina bersifat aktual dan terbalik.
Gambar 1. (a) Diagram sederhana mata manusia. (b) Lensa mata membentuk bayangan aktual dan terbalik di retina. |
Bayangan ini kemudian disampaikan ke otak melalui syaraf optik dan diatur sehingga insan mendapat kesan melihat benda dalam kondisi tegak. Proses pembentukan bayangan pada mata diilustrasikan pada Gambar 1(b).
Gambar 2. Pada mata miopi, bayangan benda jauh jatuh di depan retina. |
Mata mempunyai daya akomodasi, yakni kemampuan untuk mengubahubah jarak fokus lensa mata sehingga bayangan benda yang dilihat selalu jatuh sempurna di retina. Jarak fokus lensa mata diubah dengan cara mengatur ketebalannya (menipis atau menebal) yang dilakukan oleh otot siliar. Daya fasilitas ini memungkinkan mata sanggup melihat dengan terang setiap benda yang dilihatnya, meskipun jaraknya berbeda-beda di depan mata.
Akan tetapi, meskipun mempunyai daya akomodasi, mata mempunyai keterbatasan jangkauan pandang. Mata tidak sanggup melihat benda yang terlalu akrab atau terlalu jauh. Sebagai contoh, mampukah Anda melihat partikel debu yang masuk/menempel pada kornea mata Anda? Atau sebaliknya, mampukah Anda melihat dengan terang benda yang sangat jauh sekali? Tentu tidak, bukan? Jarak titik terdekat dari mata yang masih sanggup dilihat dengan terang disebut titik dekat, sedangkan jarak titik terjauh dari mata yang masih sanggup dilihat dengan terang disebut titik jauh. Ketika mata melihat pada titik dekatnya, mata dalam keadaan berakomodasi maksimum dan ketika mata melihat pada titik jauhnya, mata dalam keadaan tanpa akomodasi.
Berdasarkan jangkauan pandang ini, mata dibedakan menjadi mata normal (emetropi) dan mata cacat. Mata normal mempunyai jangkauan pandang dari 25 cm hingga takhingga. Dengan kata lain, titik akrab mata normal ialah 25 cm, sedangkan titik jauhnya takhingga (jauh sekali). Mata yang jangkauan pandangnya tidak sama dengan jangkauan pandang mata normal disebut mata cacat, yang terdiri dari miopi, hipermetropi, dan presbiopi.
Miopi atau rabun jauh ialah mata yang hanya sanggup melihat dengan terang benda-benda dekat. Mata miopi mempunyai titik akrab lebih akrab dari 25 cm dan titik jauh terbatas pada jarak tertentu. Miopi biasanya disebabkan oleh bola mata yang terlalu lonjong, bahkan kadang kala lengkungan korneanya terlalu besar. Pada mata miopi, bayangan benda jauh jatuh di depan retina, mirip diilustrasikan pada Gambar 2. Akibatnya, bayangan benda jauh akan tampak kabur.
Hipermetropi atau rabun akrab ialah mata yang tidak sanggup melihat benda-benda akrab dengan jelas. Mata hipermetropi mempunyai titik akrab lebih jauh dari 25 cm dan titik jauhnya takhingga. Meskipun sanggup melihat dengan terang benda-benda jauh, titik akrab yang lebih besar dari 25 cm membuat mata hipermetropi mengalami kesulitan untuk membaca pada jarak baca normal. Cacat mata ini disebabkan oleh bola mata yang terlalu memipih atau lengkungan korneanya kurang. Ketika mata hipermetropi digunakan untuk melihat benda-benda dekat, bayangan benda-benda ini akan jatuh di belakang retina, mirip diilustrasikan pada Gambar 3. Akibatnya, bayangan benda akrab menjadi terlihat kabur.
Gambar 3. Pada mata hipermetropi, bayangan benda akrab jatuh di belakang retina.. |
Presbiopi mempunyai titik akrab lebih jauh dari 25 cm dan titik jauh terbatas. Dengan demikian, penderita presbiopi tidak sanggup melihat dengan terang benda-benda jauh dan juga tidak sanggup membaca dengan terang pada jarak baca normal. Umumnya, presbiopi terjadi lantaran faktor usia (tua) sehingga otot siliarnya tidak bisa membuat lensa mata berakomodasi normal mirip ketika ia masih muda. Selain ketiga jenis cacat mata tersebut, ada lagi yang disebut astigmatisma. Pada penderita astigmatisma, benda titik akan terlihat sebagai sebuah garis dan kabur, mirip diilustrasikan pada Gambar 4. Hal ini terjadi lantaran lensa matanya tidak berbentuk bola, melainkan berbentuk silinder.
Gambar 4.Pada mata astigmatisma, benda titik akan terlihat sebagai sebuah garis dan kabur. |
2. Kacamata
Kacamata merupakan salah satu alat yang sanggup digunakan untuk mengatasi cacat mata. Kacamata terdiri dari lensa cekung atau lensa cembung, dan frame atau kerangka kawasan lensa berada, mirip yang sanggup Anda lihat pada Gambar 5. Fungsi dari kacamata ialah mengatur supaya bayangan benda yang tidak sanggup dilihat dengan terang oleh mata menjadi jatuh di titik akrab atau di titik jauh mata, bergantung pada jenis cacat matanya. Di SMP, Anda telah mempelajari bahwa kalau sebuah benda berada di depan sebuah lensa, bayangan akan dibuat oleh lensa tersebut. Jauh dekatnya bayangan terhadap lensa, bergantung pada letak benda dan jarak fokus lensa.
Gambar 5. Kacamata sanggup membantu orang yang cacat mata. |
Hubungan tersebut secara matematis sanggup ditulis sebagai berikut :
(1-1)
dengan :
S = jarak benda ke lensa (m),
S' = jarak bayangan ke lensa (m), dan
f = jarak fokus lensa (m).
Selain itu, Anda juga pernah mempelajari kekuatan atau daya lensa. Kekuatan atau daya lensa ialah kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar yang tiba sejajar dengan lensa. Hubungan antara daya lensa dan kekuatan lensa memenuhi persamaan :
P = 1 / f (1-2)
dengan :
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri), dan
f = jarak fokus lensa (m).
a. Kacamata Berlensa Cekung untuk Miopi
Seperti telah dibahas sebelumnya, mata miopi tidak sanggup melihat dengan terang benda-benda yang jauh atau titik jauhnya terbatas pada jarak tertentu. Lensa kacamata yang digunakan penderita miopi harus membentuk bayangan benda-benda jauh (S ) sempurna di titik jauh mata atau S' = –PR, dengan PR abreviasi dari punctum remotum, yang artinya titik jauh. Tanda negatif pada S' diberikan lantaran bayangan yang dibuat lensa kacamata berada di depan lensa tersebut atau bersifat maya. Jika nilai S dan S' tersebut Anda masukkan ke dalam Persamaan (1–1), diperoleh :
(1-3)
Persamaan (1–3) mengatakan bahwa jarak fokus lensa kacamata ialah negatif dari titik jauh mata miopi. Tanda negatif mengatakan bahwa keterbatasan pandang mata miopi perlu diatasi oleh kacamata berlensa\negatif (cekung atau divergen).
Gambar 6. Bayangan benda jauh yang dibuat lensa untuk miopi harus jatuh di titik jauh mata. |
Jika Persamaan (1–3) dimasukkan ke dalam Persamaan (1–2), diperoleh :
(1-4)
dengan PR dinyatakan dalam satuan m (meter) dan P dalam dioptri.
Contoh Soal 1 :
Seseorang hanya bisa melihat benda dengan terang paling jauh pada jarak 2 m dari matanya. Berapakah kekuatan lensa kacamata yang diperlukannya?
Kunci Jawaban :
Diketahui: titik jauh PR = 2 m, maka sesuai dengan Persamaan (6–4), kekuatan lensa kacamatanya ialah :
b. Kacamata Berlensa Cembung untuk Hipermetropi
Karena hipermetropi tidak sanggup melihat benda-benda akrab dengan jelas, lensa kacamata yang digunakannya haruslah lensa yang sanggup membentuk bayangan benda-benda akrab sempurna di titik akrab matanya. Benda-benda akrab yang dimaksud yang mempunyai jarak 25 cm di depan mata. Oleh lantaran itu, lensa kacamata harus membentuk bayangan benda pada jarak S = 25 cm sempurna di titik akrab (PP, punctum proximum) atau S' = –PP. Kembali tanda negatif diberikan pada S' lantaran bayangannya bersifat maya atau di depan lensa.
Jika nilai S dan S' ini dimasukkan ke dalam Persamaan (1–1) dan (1–2), diperoleh :
dengan PP dinyatakan dalam satuan meter (m) dan P dalam dioptri. Karena PP > 0,25 m, kekuatan lensa P akan selalu positif. Hal ini mengatakan bahwa seseorang yang bermata hipermetropi perlu ditolong oleh kacamata berlensa positif (cembung atau konvergen).
Jelajah Fisika :
Kacamata
Kacamata telah digunakan selama hampir 700 tahun. Kacamata yang paling dini mempunyai sepasang lensa cembung dan digunakan oleh orang-orang yang menderita presbiopi atau rabun mata yang menjadikan penderitanya tidak sanggup melihat benda dengan jelas. Pada tahun 1784, Benjamin Franklin membuat kacamata bifokal yang lensalensanya terdiri atas dua pecahan dan masing-masing mempunyai jarak fokal yang berbeda. (Sumber: Jendela Iptek, 1997)
Contoh Soal 2 :
Seseorang memakai kacamata berkekuatan +2 dioptri biar sanggup membaca mirip orang bermata normal. Berapa jauhkah letak benda terdekat ke matanya yang masih sanggup dilihatnya dengan jelas?
Kunci Jawaban :
Letak benda terdekat ke mata yang masih sanggup dilihat dengan terang oleh mata tidak lain ialah titik akrab atau punctum proximum (PP). Ambil jarak baca orang bermata normal 25 cm. Oleh lantaran orang tersebut memakai lensa positif atau lensa cembung maka sesuai dengan Persamaan (1–5), diperoleh :
sehingga diperoleh titik akrab mata orang tersebut ialah PP = ½ m = 50 cm.
c. Kacamata untuk Presbiopi dan Astigmatisma
Penderita presbiopi merupakan adonan dari miopi dan hipermetropi. Oleh lantaran itu, beling mata yang digunakannya haruslah berlensa rangkap atau bifokal, yakni lensa cekung pada pecahan atas untuk melihat benda jauh dan lensa cembung pada pecahan bawah untuk melihat benda-benda dekat. Sementara itu, astigmatisma sanggup diatasi dengan memakai lensa silindris.
d. Lensa Kontak
Lensa kontak atau contact lens juga sanggup digunakan untuk mengatasi cacat mata. Pada dasarnya lensa kontak ialah kacamata juga, hanya tidak memakai rangka, melainkan ditempelkan eksklusif ke kornea mata.
B. Kamera
Kamera merupakan alat optik yang mirip mata. Elemen-elemen dasar lensa ialah sebuah lensa cembung, celah diafragma, dan film (pelat sensitif). Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan benda, celah diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk, dan film berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibuat lensa. Film terbuat dari materi yang mengandung zat kimia yang sensitif terhadap cahaya (berubah ketika cahaya mengenai materi tersebut). Pada mata, ketiga elemen dasar ini mirip lensa mata (lensa cembung), iris (celah diafragma), dan retina (film).
Prinsip kerja kamera secara umum sebagai berikut. Objek yang hendak difoto harus berada di depan lensa. Ketika diafragma dibuka, cahaya yang melewati objek masuk melalui celah diafragma menuju lensa mata. Lensa mata akan membentuk bayangan benda. Supaya bayangan benda sempurna jatuh pada film dengan terang maka letak lensa harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film. Mengeser-geser lensa pada kamera, mirip mengatur jarak fokus lensa pada mata (akomodasi). Diagram pembentukan bayangan pada kamera ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagram pembentukan bayangan pada kamera. |
Contoh Soal 3 :
Jarak fokus lensa sebuah kamera ialah 50 mm. Kamera tersebut diatur untuk memfokuskan bayangan benda pada jauh tak terhingga. Berapa jauh lensa kamera harus digeser biar sanggup memfokuskan bayangan benda yang terletak pada jarak 2,5 m?
Kunci Jawaban :
Ketika digunakan untuk memfokuskan benda yang letaknya jauh di tak terhingga, bayangan benda tersebut akan sempurna berada di titik fokus lensa. Dengan kata lain, s' = f = 50 mm. Ketika jarak benda ke lensa, s = 2,5 m = 2.500 mm, bayangannya :
sehingga diperoleh :
Dengan demikian, lensa harus digeser sejauh 51,02 mm – 50 mm = 1,02 mm.
C. Lup
Lup atau beling pembesar (atau sebagian orang menyebutnya suryakanta) ialah lensa cembung yang difungsikan untuk melihat benda-benda kecil sehingga tampak lebih terang dan besar, mirip tampak pada Gambar 8.
Gambar 8. Lup digunakan untuk melihat objek-objek kecil biar tampak besar dan jelas. |
Penggunaan lup sebagai beling pembesar bermula dari kenyataan bahwa objek yang ukurannya sama akan terlihat berbeda oleh mata ketika jaraknya ke mata berbeda. Semakin akrab ke mata, semakin besar objek tersebut sanggup dilihat. Sebaliknya, semakin jauh ke mata, semakin kecil objek tersebut sanggup dilihat. Sebagai contoh, sebuah pensil ketika dilihat pada jarak 25 cm akan tampak dua kali lebih besar daripada ketika dilihat pada jarak 50 cm. Hal ini terjadi lantaran sudut pandang mata terhadap objek yang berada pada jarak 25 cm dua kali dari objek yang berjarak 50 cm.
Meskipun jarak terdekat objek yang masih sanggup dilihat dengan terang ialah 25 cm (untuk mata normal), lup memungkinkan Anda untuk menempatkan objek lebih akrab dari 25 cm, bahkan harus lebih kecil daripada jarak fokus lup. Hal ini lantaran ketika Anda mengamati objek dengan memakai lup, yang Anda lihat ialah bayangan objek, bukan objek tersebut. Ketika objek lebih akrab ke mata, sudut pandangan mata akan menjadi lebih besar sehingga objek terlihat lebih besar. Perbandingan sudut pandangan mata ketika memakai lup dan sudut pandangan mata ketika tidak memakai lup disebut perbesaran sudut lup.
Untuk memilih perbesaran sudut lup, perhatikan Gambar 9. Sudut pandangan mata ketika objek yang dilihat berada pada jarak Sn, yakni titik akrab mata, diperlihatkan pada Gambar 9(a), sedangkan sudut pandangan mata ketika memakai lup diperlihatkan pada Gambar 9(b).
Gambar 9. Menentukan perbesaran lup (a) sudut pandang mata tanpa memakai lup. (b) ketika memakai lup. |
Perbesaran sudut lup secara matematis didefinisikan sebagai :
(1-6)
Dari Gambar 10. diperoleh bahwa :
dan
Untuk sudut-sudut yang sangat kecil berlaku :
dan,
Jika persamaan terakhir dimasukkan ke Persamaan (1–6), perbesaran sudut lup sanggup ditulis menjadi :
(1-7)
dengan :
Sn= titik akrab mata (25 cm untuk mata normal), dan
S = letak objek di depan lup.
Perlu dicatat bahwa objek yang akan dilihat memakai lup harus diletakkan di depan lup pada jarak yang lebih kecil daripada jarak fokus lup atau S ≤ f (f = jarak fokus lup). Ketika objek diletakkan di titik fokus lup, S = f, bayangan yang dibuat lup berada di tak terhingga, S' = −∞ . Ketika bayangan atau objek berada di tak terhingga, mata dalam keadaan tanpa akomodasi. Jika S = f dimasukkan ke Persamaan (6–7), diperoleh perbesaran sudut lup untuk mata tanpa akomodasi, yaitu :
(1-8)
Persamaan (1–8) mengatakan bahwa semakin kecil jarak fokus lup, semakin besar perbesaran sudut lup tersebut. Apabila mata berakomodasi maksimum mengamati bayangan dengan memakai lup, bayangan tersebut akan berada di titik akrab mata atau S' = –Sn (tanda negatif lantaran bayangannya maya). Sesuai dengan Persamaan (1–1) diperoleh :
atau,
Berdasarkan hasil tersebut, Persamaan (1–7) menjadi :
sehingga diperoleh perbesaran sudut ketika mata berakomodasi maksimum,
yaitu :
(1-9)
Contoh Soal 4 :
Sebuah benda diletakkan di depan lup pada jarak 5 cm. Jika jarak titik fokus lup 5 cm, tentukanlah perbesaran sudut lup.
Kunci Jawaban :
Karena S = f = 5 cm, mata akan melihat bayangan dengan memakai lup tanpa akomodasi. Dengan demikian, perbesaran sudut lup ialah :
D. Mikroskop
Sebuah mikroskop terdiri atas susunan dua buah lensa positif. Lensa yang berhadapan eksklusif dengan objek yang diamati disebut lensa objektif. Sementara itu, lensa kawasan mata mengamati bayangan disebut lensa okuler. Fungsi lensa okuler ini sama dengan lup. Salah satu bentuk sebuah mikroskop diperlihatkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Mikroskop digunakan dalam melihat benda-benda kecil yang sulit dilihat oleh mata. |
Fungsi mikroskop mirip dengan lup, yakni untuk melihat objek-objek kecil. Akan tetapi, mikroskop sanggup digunakan untuk melihat objek yang jauh lebih kecil lagi lantaran perbesaran yang dihasilkannya lebih berlipat ganda dibandingkan dengan lup. Pada mikroskop, objek yang akan diamati harus diletakkan di depan lensa objektif pada jarak antara fob dan 2fob sehingga bayangannya akan terbentuk pada jarak lebih besar dari 2fob di belakang lensa objektif dengan sifat aktual dan terbalik. Bayangan pada lensa objektif dipandang sebagai objek oleh lensa okuler dan terbentuklah bayangan pada lensa okuler. Agar bayangan pada lensa okuler sanggup dilihat atau diamati oleh mata, bayangan ini harus berada di depan lensa okuler dan bersifat maya. Hal ini sanggup terjadi kalau bayangan pada lensa objektif jatuh pada jarak kurang dari fok dari lensa okuler. Proses terbentuknya bayangan pada mikroskop, mirip yang diperlihatkan pada Gambar 11. Pada Gambar 11 terlihat bahwa bayangan simpulan yang dibuat oleh mikroskop bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.
Gambar 11. Diagram pembentukan bayangan pada mikroskop. |
Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler memilih panjang pendeknya sebuah mikroskop. Seperti sanggup Anda lihat pada Gambar 11, panjang mikroskop atau jarak antara lensa objektif dan lensa okuler sama dengan jarak bayangan objektif ke lensa objektif ditambah jarak bayangan objektif tadi ke lensa okuler atau secara matematis dituliskan :
(1-10)
dengan :
d = panjang mikroskop,
S'ob = jarak bayangan lensa objektif ke lensa objektif, dan
Sok = jarak bayangan objektif ke lensa okuler.
Perbesaran total yang dihasilkan mikroskop merupakan perkalian antara perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif dan perbesaran sudut yang dihasilkan oleh lensa okuler. Secara matematis, perbesaran total yang dihasilkan mikroskop ditulis sebagai berikut.
(1-11)
dengan :
M = perbesaran total yang dihasilkan mikroskop,
Mob = perbesaran yang dihasilkan lensa objektif, dan
Mok = perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler.
Perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif memenuhi :
(1-12)
sedangkan perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler mirip dengan perbesaran sudut lup, yakni, untuk pengamatan tanpa fasilitas :
(1-15)
dan untuk pengamatan dengan berakomodasi maksimum :
(1-14)
dengan fok = panjang fokus lensa okuler.
Contoh Soal 5 :
Sebuah mikroskop mempunyai panjang tabung 21,4 cm, fokus objektif 4 mm, fokus okuler 5 mm. Untuk mendapat bayangan yang terang dengan mata tanpa fasilitas maka terhadap objektif benda harus berada pada jarak ... cm.
a. 40
b. 41,4
c. 42,4
d. 44,4
e. 46,4
Kunci Jawaban :
Diketahui:
Fok = 5 mm,
Fob = 4 mm, dan
Perbesaran bayangan bagi lensa okuler untuk mata berakomodasi ialah :
dengan PP = punctum pro imum, yakni titik akrab mata = 25 cm. Benda harus berjarak 25 cm dari okuler dan (25+21,4) cm = 46,4 cm.
Jawab: e
Contoh Soal 6 :
Sebuah mikroskop mempunyai jarak fokus lensa objektif dan lensa okuler masingmasing 10 mm dan 5 cm. Sebuah benda ditempatkan 11 mm di depan lensa objektif. Tentukan perbesaran mikroskop pada pengamatan: (a) tanpa akomodasi, (b) berakomodasi maksimum, dan (c) berakomodasi pada jarak 50 cm.
Kunci Jawaban :
Diketahui: fob = 10 mm, fok = 5 cm, Sob = 11 mm, dan Sn = 25 cm
Jarak bayangan oleh lensa objektif :
sehingga diperoleh S'ob = 110 mm. Dengan demikian, perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif adalah:
Selanjutnya, perbesaran sudut yang dihasilkan oleh lensa okuler
• pada pengamatan tanpa akomodasi
• pada pengamatan dengan berakomodasi maksimum
• pada pengamatan dengan berakomodasi pada jarak 50 cm, yakni S'ok = 50 cm,
sehingga [lihat kembali Persamaan (1–7)]
Dengan demikian, perbesaran total mikroskop
(a) pada pengamatan tanpa akomodasi,
M = Mob × Mok = 10 × 5 = 50 kali
(b) pada pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum,
M = Mob × Mok = 10 × 6 = 60 kali
(c) pada pengamatan dengan berakomodasi pada jarak 50 cm,
M = Mob × Mok = 10 × 5,5 = 55 kali
E. Teropong
Anda tentu pernah melihat bintang. Pada malam hari, terutama ketika sinar bulan tidak terlalu terang, bintang-bintang di langit akan terlihat sangat banyak. Akan tetapi bintang-bintang tersebut terlihat sangat kecil, meskipun aslinya sangat besar, bahkan mungkin lebih besar dari bulan yang Anda lihat. Lalu, apa yang digunakan untuk mengamati benda-benda tersebut biar tampak terang dan dekat?
Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat objek-objek yang sangat jauh biar tampak lebih akrab dan jelas. Benda-benda langit, mirip bulan, planet, dan bintang sanggup diamati dengan pemberian teropong. Dengan adanya teropong, banyak hal-hal yang berkaitan dengan luar angkasa telah ditemukan. Bagaimana proses terlihatnya bintang memakai teropong? Dan tahukah Anda jenis-jenis teropong yang digunakan untuk melihat benda jauh?
Gambar 12. Teropong. |
Secara umum ada dua jenis teropong, yaitu teropong bias dan teropong pantul. Perbedaan antara keduanya terletak pada objektifnya. Pada teropong bias, objektifnya memakai lensa, yakni lensa objektif, sedangkan pada teropong pantul objektifnya memakai cermin.
1. Teropong Bintang
Teropong bintang memakai dua lensa cembung, masing-masing sebagai lensa objektif dan lensa okuler dengan jarak fokus objektif lebih besar daripada jarak fokus okuler ( fob > fok). Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropong untuk mata tak terakomodasi sebagai berikut:
Gambar 13. Pembentukan bayangan memakai teropong bintang. |
Perbesaran sudut dan panjang teropong bintang memenuhi persamaan-persamaan sebagai berikut:
(1) Untuk mata tak terakomodasi
(1-15)
(2) Untuk mata berakomodasi maksimum (S'ok = –Sn)
(1-16)
Contoh Soal 7 :
Sebuah teropong bintang mempunyai lensa objektif dengan jarak fokus 150 cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 30 cm. Teropong bintang tersebut digunakan untuk melihat benda-benda langit dengan mata tak berakomodasi. Tentukanlah (a) perbesaran teropong dan (b) panjang teropong.
Kunci Jawaban :
Diketahui: jarak fokus objektif fob = 150 cm dan jarak fokus okuler fok = 30 cm.
a. Perbesaran teropong untuk mata tak berakomodasi
b. Panjang teropong untuk mata tak berakomodasi
d = fob + fok = 150 + 30 = 180 cm
Contoh Soal 8 :
Teropong bintang mempunyai perbesaran anguler 10 kali. Jika jarak titik api objektifnya 50 cm, panjang teropong ialah ....
a. 5 cm
b. 32 cm
c. 45 cm
d. 50 cm
e. 55 cm
Kunci Jawaban :
Diketahui:
M = 10 kali, dan
Fob = 50 cm
fok = 5 cm
ok + ob = (50 cm + 5 cm) = 55 cm
Jawab: e
2. Teropong Bumi
Teropong bumi memakai tiga jenis lensa cembung. Lensa yang berada di antara lensa objektif dan lensa okuler berfungsi sebagai lensa pembalik, yakni untuk pembalik bayangan yang dibuat oleh lensa objektif. Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropong bumi mata tak berakomodasi sebagai berikut:
Gambar 14. Pembentukan bayangan memakai teropong Bumi. |
Perbesaran dan panjang teropong bumi untuk mata tak berakomodasi berturut-turut memenuhi persamaan:
(1-17)
dengan fp = jarak fokus lensa pembalik.
Contoh Soal 9 :
Teropong bumi dengan jarak fokus lensa objektif 40 cm, jarak fokus lensa pembalik 5 cm, dan jarak fokus lensa okulernya 10 cm. Supaya mata melihat bayangan tanpa akomodasi, berapakah jarak antara lensa objektif dan lensa okuler teropong tersebut?
Kunci Jawaban :
d = fob + fok + 4fp = 40 cm + 10 cm + 4(5 cm) = 70 cm
3. Teropong Panggung
Teropong panggung atau teropong Galileo memakai sebuah lensa cembung sebagai objektif dan sebuah lensa cekung sebagai okuler. Diagram sinar pembentukan bayangan pada teropong panggung sebagai berikut:
Gambar 15. Pembentukan bayangan pada teropong panggung. |
Perbesaran dan panjang teropong panggung untuk mata tak berakomodasi berturut-turut memenuhi persamaan :
(1-18)
Oleh lantaran lensa okulernya ialah lensa cekung maka fok bertanda negatif.
Contoh Soal 10 :
Sebuah teropong panggung digunakan untuk melihat bintang yang menghasilkan perbesaran 6 kali. Jarak lensa objektif dan okulernya 30 cm. Teropong tersebut digunakan dengan mata tak berakomodasi. Tentukanlah jarak fokus lensa okulernya.
Kunci Jawaban :
M = 6 kali dan d = 30 cm. Misalkan, fok = -a (lensa cekungnya)
d = fob + fok →30 = 6a – a = 5a →a = 6 cm → fok = –6 cm
Dengan demikian, jarak fokus lensa okulernya ialah 6 cm.
4. Teropong Pantul
Teropong pantul tersusun atas beberapa cermin dan lensa. Teropong jenis ini memakai cermin cekung besar sebagai objektif untuk memantulkan cahaya, cermin datar kecil yang diletakkan sedikit di depan titik fokus cermin cekung F, dan sebuah lensa cembung yang berfungsi sebagai okuler.
Gambar 16. Pembentukan bayangan pada teropong pantul. |
Rangkuman :
1. Bagian-bagian mata iris, pupil, lensa, kornea, aqueous humor, dan retina.
2. Cacat mata di antaranya emetropi (mata normal), miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), presbiopi (rabun tua), dan astigmatisme.
3. Kacamata merupakan salah satu alat yang sanggup digunakan untuk mengatasi cacat mata.
4. Rumus kacamata berlensa cekung untuk miopi
f = −PR
5. Rumus kacamata berlensa cembung untuk hipermetropi :
6. Kamera merupakan alat optik yang mirip mata. Elemen-elemen dasar lensa ialah sebuah lensa cembung, celah diafragma, dan film (pelat sensitif).
7. Lup atau beling pembesar (atau sebagian orang menyebutnya suryakanta) ialah lensa cembung yang difungsikan untuk melihat benda-benda kecil sehingga tampak lebih terang dan besar.
8. Rumus perbesaran sudut lup untuk mata tanpa akomodasi
9. Rumus perbesaran sudut ketika mata berakomodasi maksimum
10. Mikroskop mempunyai dua buah lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler.
11. Rumus panjang mikroskop
d = S’ob + Sok
12. Rumus perbesaran mikroskop
M = Mob × Mok
13. Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat objek-objek yang sangat jauh biar tampak lebih akrab dan lebih jelas.
14. Secara umum ada dua jenis teropong, yaitu teropong bias dan teropong pantul. Perbedaan antara keduanya terletak pada objektifnya. Pada teropong bias, objektifnya memakai lensa, yakni lensa objektif, sedangkan pada teropong pantul objektifnya memakai cermin.
Anda kini sudah mengetahui Alat Optik, Mata, Kacamata, Kamera, Lup, Mikroskop dan Teropong. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Saripudin, A., D. Rustiawan K., dan A. Suganda. 2009. Mudah Belajar Fisika 1 : untuk Kelas 10 Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. 194 hlm.
No comments:
Post a Comment