Thursday, September 12, 2019

Pintar Pelajaran Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Iptek, Perkembangan, Pengertian, Macam-Macam, Pengaruh Aktual Dan Negatif

Apakah kalian mengetahui pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi? Mungkin kalian belum mengerti makna Iptek. Di dunia Iptek berkembang layaknya pesawat jet yang serba cepat. Perkembangan Iptek juga tidak terkontrol sehingga masyarakat menjadi terbawa arus modernisasi. Akibatnya masyarakat terjadi perubahan besar-besar hingga menghilangkan kebudayaan aslinya. Iptek yakni kepingan dari kebudayaan manusia. Penciptaannya ditujukan untuk memudahkan insan dalam melaksanakan kegiatan kehidupannya. Coba kalian perhatikan temuan insan berupa mobil, ini ditujukan untuk membantu insan dalam menjalankan kegiatan transportasinya, sehingga jarak yang jauh sanggup ditempuh dengan waktu yang singkat. Contoh lainnya yakni penemuan komputer yang sanggup membantu insan berkomunikasi secara gampang walaupun jaraknya sangat jauh sekali. Penemuan-penemuan Iptek inilah yang nantinya akan menjadi pembahasan para antropolog. Oleh lantaran itu, Iptek sanggup membawa perubahan kebudayaan secara mutlak di masyarakat.
 Apakah kalian mengetahui pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi Pintar Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, IPTEK, Perkembangan, Pengertian, Macam-macam, Dampak Positif dan Negatif
Gambar 1. Westar VI satellite atau Palapa B2. (Credit: NASA)
Tidak semua Iptek membawa dampak yang merugikan masyarakat. Yaitu pada penemuan-penemuan di sektor pekerjaan formal. Misalnya penemuan alat-alat produksi pertanian dimana sanggup meningkatkan produksi beras semakin meningkat. Ada juga penemuan televisi yang membuat insan untuk sanggup mengakses informasi-informasi di luar daerahnya. Kegunaan Iptek yang menguntungkan bagi masyarakat ini akan dipertahankan eksistensinya. Dan mungkin akan dilakukan modifikasi atau penemuan terhadap temuan-temuan tersebut sehingga mempunyai nilai guna yang sangat tinggi. Di samping itu mempertahankan hasil temuan Iptek dilakukan sebagai pewarisan kebudayaan di dalam masyarakat.

A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

1. Pengertian Iptek

Ilmu pengetahuan merupakan kepingan dari pengetahuan. Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segala sesuatu yang kita ketahui. Cara mendapatkan pengetahuan sanggup melalui banyak sekali kesempatan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja dan secara spontan. Ilmu merupakan hasil pemikiran insan yang diperoleh dari pengalamannya. Ilmu pengetahuan yakni pengetahuan yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Jadi, ilmu yakni pengetahuan yang diperoleh melalui metode keilmuan, yakni diperoleh dengan memakai cara kerja yang rinci, sistematis, dan logis. Dengan demikian, ilmu pengetahuan sanggup dikatakan sebagai pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang merupakan ilmu mempunyai syarat dan ciri-ciri, antara lain mempunyai objek, mempunyai tujuan dan metode, bersifat empiris, rasional, dan objektif.

Berkaitan dengan objek kajiannya, pengetahuan ilmiah mempunyai cabang-cabang yang bersifat khusus, antara lain biologi, fisika, antropologi, geografi, sosiologi, dan sejarah.

Di Indonesia ilmu lazim disebut ilmu pengetahuan. Oleh lantaran itu, di lingkungan pendidikan dikenal IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).

Teknologi (ilmu teknik) yakni ilmu terapan. Teknologi mendorong diciptakan atau dikembangkannya ilmu pengetahuan yang lebih maju. Jadi, Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) itu saling berkaitan. Teknologi juga diartikan perangkat dan metode-metode untuk membuat sesuatu. Harvey Brooks mengartikan teknologi sebagai pemakaian pengetahuan ilmiah untuk memproduksi barang-barang dengan jalan reproduksi.

Sementara Schon mengartikan teknologi yakni suatu cara dan suatu proses untuk membuat sesuatu yang sanggup membuatkan keterampilan manusia. Dalam kaitan ini teknologi merupakan kekuatan otonom yang bisa mengubah kehidupan manusia. Akan tetapi, teknologi juga sanggup menambah dan memperbanyak kemampuan dan kekuasaan/kekuatan manusia. Jadi, dengan teknologi insan sanggup dipengaruhi/dikuasai oleh teknologi. Ciri-ciri teknologi antara lain rasionalisasi, tidak alami (artificial) dan otomatis universal. 

2. Perkembangan IPTEK

a. Perkembangan IPTEK

Permulaan dari IPTEK sanggup ditelusuri semenjak keberadaan manusia. Manusia purba telah mempunyai pengetahuan wacana keadaan alam. Usaha mula-mula di bidang keilmuan yang tercatat dalam sejarah yakni yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kuno. Banjir Sungai Nil yang terjadi setiap tahun telah mendorong berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan pengamatan serta penelitian. Kegiatan keilmuan kemudian diikuti oleh orang-orang Babilonia dan orang-orang Hindu. Kegiatan keilmuan pengembangan iptek berlangsung hingga zaman modern.

Perkembangan Iptek didunia juga sejalan dengan laju peradaban manusia. Seiring dengan berkembangnya Zaman iptek yang pada awalnya yakni suatu kebudayaan insan berkembang menjadi sesuatu alat untuk membantu kegiatan manusia. Manusia yang selalu ingin berkarya menimbulkan insan berlomba-lomba dalam penciptaan Iptek sehingga lupa dengan perubahan yang diakibatkan dari Iptek itu sendiri. Dengan demikian perkembangan Iptek sudah dimulai pada zaman purba dan berkembang hingga sekarang.

Perkembangan IPTEK sanggup dibuat periodisasi sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai berikut .

1) Zaman Purba (4 Juta tahun yang lalu)

Di dalam kehidupan prasejarah dikenal adanya zaman batu. Ciri-ciri ilmu yang dikembangkan yakni kemampuan mengamati, kemampuan membedakan, kemampuan memilih, dan kemampuan melaksanakan percobaan, sekalipun masih terbatas pada proses trial dan error. Berdasarkan proses tersebut lambat laun terjelma suatu kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan, contohnya pembuatan alat-alat kerikil yang tadinya lunak hingga akhirnya terbuat dari kerikil yang keras. Kemudian bentuk alat-alat itu lebih disempurnakan.

Semula penduduk masih nomaden, berburu dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Kemudian melalui trial dan error, mulai mengenal api untuk memasak. Hal ini mendorong mereka membuat periuk dan barang pecah belah lainnya. Dalam perkembangannya mereka juga mulai mengenal bercocok tanam dan bertani dengan segala peralatannya yang meningkat dari kerikil hingga alat-alat perunggu dan besi.

Hal yang bersifat khusus lagi yakni kemampuan menulis dan berhitung yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu. Mereka juga mulai mengenal hal-hal yang berkaitan dengan perbintangan dalam sistem kalender. Pada fase ini dikembangkan, antara lain oleh orang-orang Mesir Kuno, Sumeria, dan Babilonia. Kemudian menyusul orang-orang Hindu.

2) Zaman Yunani (600 - 200 SM)

Sementara itu antara masa 600 SM hingga 200 SM sejarah mencatat adanya kemajuan berpikir umat insan dalam lapangan ilmu dan teknologi yang berpusat di Yunani. Pada waktu itu terjadi perubahan besar pada cara berpikir umat manusia. Sebelum itu insan cukup puas dengan mendapatkan kenyataan sehari-hari, bahwa di alam ini terdapat tanah, air, api, awan, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.

Tetapi kemudian insan mulai mengajukan pertanyaan yang amat sangat penting, yaitu dari apakah benda-benda yang berjenis-jenis itu dibuat? Mungkinkah ada materi dasar yang menjadi inti dari sekalian benda-benda yang ada di alam itu? Dengan pertanyaan itu, maka insan mulai berpikir dan berusaha mengungkap kabut belakang layar alam dan tersusunlah ilmu serta teknologi. Sementara itu Pythagoras (580-500 SM) spesialis filsafat berhasil menemukan banyak sekali dasar ilmu. Dia telah menemukan Hukum atau Dalil Pythagoras, yaitu a+b = c yang berlaku bagi segitiga siku-siku, sedangkan jumlah sudut suatu segitiga siku-siku yakni 180. Penemuan Pythagoras itu mendasari ilmu matematika.

Sedangkan Socrates (470-399 SM) melalui percakapan atau obrolan dengan murid-muridnya telah meletakkan metode berpikir. Socrates merumuskan suatu perkataan atau pengertian, mengadakan analisa sosial dengan diskusi dan memantapkan suatu norma dalam bidang etika.

Masih banyak pemikir-pemikir Yunani yang berjasa menyusun ilmu. Plato (427-347 SM) yakni seorang pemikir yang menganggap bahwa yang berada di balik semua benda di alam ini yakni ide, yang bersifat abadi. Kemudian Aristoteles (384-322 SM) sebagai murid Plato, telah berjasa menulis banyak buku yang berisi banyak sekali ilmu.

Buku peninggalan Aristoteles yang penting bagi ilmu dan teknologi antara lain Logika, Biologi, dan Metafisika. Sebenarnya Aristoteles masih banyak menulis kitab-kitab yang penting dalam bidang politik, etika, dan estetika. Pada bidang Biologi Aristoteles telah mempelajari embriologi, khususnya mengenai perkembangan telur ayam hingga terbentuknya kepala ayam. Demikian pula anatomi tubuh binatang sudah diselidiki.

Aristoteles mengamati alam sekitar dengan teliti dan hasilnya dituliskannya dalam sebuah ensiklopedi. Aristoteles tidak hanya mempelajari budi dan biologi tetapi juga memikirkan masalah filsafat dan keagamaan. Untuk jangka waktu yang usang karya-karya Aristoteles itu dipelajari orang. Pengaruhnya besar sekali, sehingga selama lebih dari 2000 tahun pikirannya dianut masyarakat. Sebenarnya tidak semua pikiran Aristoteles itu benar. Pandangannya wacana bumi dan hubungannya dengan matahari ternyata tidak tepat. Aristoteles beranggapan bahwa matahari mengitari bumi sesuai dengan asas geometrisme, padahal bumi yang mengitari matahari (heliosentris).

Salah satu ilmu yang hingga kini masih penting ialah ilmu ukur bidan datar atau planimetri. Ilmu ukur itu disusun secara cermat oleh Eulid (330 SM) dengan mendasarkan pada definisi, aksioma dan pembuktian berdasarkan dalil-dalil. Salah satu dalil Eulid yang terkenal ialah “antara dua titik hanya sanggup ditarik dalam satu garis lurus”. Archimides (287-212 SM) tercatat sebagai penemu aturan alam, yaitu “benda yang terapung atau terendam dalam air kehilangan berat sesuai dengan berat air yang dipindahkan”. Arkhimides juga terkenal sebagai spesialis teori yang mengambarkan teorinya dengan percobaan atau eksperimen. Dia yakni juga spesialis teknologi, lantaran menerapkan sebagian penemuannya pada perjuangan membuat alatalat.

Selanjutnya Ptolemeus ( + 200 M) juga menyusun peta bumi sebagaiman dikenalnya pada zamannya itu dengan mencantumkan 5000 tempat berdasarkan koordinat-koordinat yang hingga kini masih berlaku. (Sardiman , 1996: 76)

3) Zaman Pertengahan (31 SM-628 M)

Pada zaman pertengahan oleh para ilmuwan sering dinamakan Abad Kegelapan. Hal ini disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada semenjak zaman Yunani-Romawi menjadi terhenti di Eropa. Pada waktu itu agama Nasrani berkembang di Eropa.. Kekuasaan gereja begitu mayoritas dan sangat menentukan kehidupan di Eropa. Semua kehidupan harus diatur dengan doktrin gereja atau aturan dan ketentuan Tuhan. Gereja tidak memperlihatkan kebebasan berpikir. Hal ini telah menimbulkan kemunduran bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Apabila di Eropa mengalami Abad Kegelapan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi di timur, di dunia Islam mengalami perkembangan. Perkembangan kekuasaan Islam di timur (di Asia Barat) telah membawa perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam mulai menonjol terutama sesudah terjadi masa penerjemahan yang terjadi pada tahun 750-850 di masa kekhalifahan Abasiyah. Pada waktu itu para cendekiawan muslim dan cendekiawan Barat melaksanakan penerjemahan karya-karya klasik dari Yunani, Romawi Kuno, dan Persia. Setelah dipadu dengan pemahaman terhadap kandungan Al-Qur’an telah melahirkan pemikiran-pemikiran gres dalam bidang ilmu pengetahuan. Para cendekiawan itu juga melaksanakan penyelidikan. Fase ini mendorong perkembangan ilmu pengetahuan di masa-masa berikutnya.

Pada zaman Islam itu karya-karya Yunani terutama karya Aristoteles banyak diterjemahkan oleh ahli-ahli Arab, Yahudi dan Persia. Penterjemahan itu kemudian disebarluaskan, sehingga menjadi dasar perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi di dunia Barat arif balig cukup akal ini. Para jago Islam menaruh perhatian besar terhadap ilmu kedokteran, ilmu obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, ilmu tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Demikian pula ilmu niscaya berkembang, terutama sekali perhitungan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.

Tokoh jago ilmu Islam itu antara lain ialah Al Khawarizmi (825 M), yang menyusun buku Aljabar, yang menjadi standar hinga arif balig cukup akal ini. Ia juga menegaskan dan memantapkan perhitungan desimal, dengan mengganti angka Romawi dengan angka Arab menyerupai yang digunakan arif balig cukup akal ini. Penulisan desimal jauh lebih unggul daripada penulisan angka Romawi. Sebenarnya Al Khawarizmi membuatkan perhitungan desimal itu dari para jago matematika Hindu menyerupai Aryabhata (476 M) dan Brahmagupta (628 M). Pada bidang aljabar Al Khawarizmi menemukan perhitungan akar negative. Kemudian Omar Khayam (1043-1132), juga spesialis sastra (penyair) dan matematikus. Ia berhasil menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga.

Selama zaman Islam itu, penelitian kimia mulai dirintis, walaupun mula-mula dimaksudkan untuk percobaan membuat logam emas. Percobaan itu sendiri tidak pernah berhasil, tetapi imbas sampingnya menumbuhkan ilmu kimia atau al Kimia, umpamanya pembuatan salmiak yang berkhasiat bagi ilmu kedokteran. Ilmu kedokteran pada zaman Islam memang mengalami kemajuan. Nama-nama menyerupai Al Razi (Razes, 850-923 M), dan Ibnu Sina (Avicenna, 980-1037 M), menghiasi dunia kedokteran. Ibnu Sina menulis kitab kedokteran yang hingga tahun 1650 menjadi buku standar. Abu Qasim juga menulis ensiklopedi kedokteran dan telah mendalami ilmu bedah.

Ibnu Rusd (Averoes,1126-1198) telah menterjemahkan kitab-kitab Aristoteles. Pada zaman Islam cabang-cabang ilmu lainnya menyerupai astronomi, matematika, dan filsafat juga berkembang. Sebuah peta yang memuat 70 daerah yang dikenal waktu itu sudah disusun oleh Al Idrisi (1100-1166).

4) Zaman Modern (658 M-Sekarang)

Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern didorong atau diawali dengan berkembangnya zaman Renaissans. Masa ini merupakan fase lahir dan berkembangnya kembali budaya Yunani - Romawi Kuno. Perkembangan Renaissance tidak terlepas dari fase sebelumnya yakni, perkembangan ilmu pengetahuan pada masa penerjemahan di masa Islam. Setelah zaman Romawi, ilmu pengetahuan tidak hanya mengklasifikasikan atau menentukan sesuatu itu termasuk kelas atau kelompok tertentu, tetapi memahami sesuatu atau benda-benda itu mempunyai susunan dan aturan yang ada hukum-hukumnya. Leonardo Pisa jago aljabar dari Italia, terus melaksanakan penyelidikan sehingga menemukan tiga akar dari persamaan pangkat tiga. Ilmu-ilmu alam terus berkembang. Kemudian tampil ilmuawan-ilmuwan menyerupai Copernicus, Galileo, dan Keppler. Mereka telah melaksanakan penelitian wacana tata surya.

Copernicus dan Galileo telah memantapkan prinsip heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya), merombak teori geosentrisme (bumi sebagai pusat). Bumi ini bulat, bukan datar. Francis Bacon juga merupakan ilmuwan penting ketika itu. Ia telah membuatkan ilmu alam dan kegiatan eksperimental (empiriame). Perkembangan di zaman Renaissans terus bertambah maju. Memasuki zaman Aufklarung (zaman Penceharan), perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Orang mulai mengandalkan kekuatan budi dan meninggalkan dogma-dogma agama. Fase zaman Aufklarung merupakan fase yang amat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Para filsuf dan ilmuwan besar pada masa Aufklarung, antara lain Issac Newton. Ia telah membuatkan ilmu pengetahuan alam berdasarkan prinsip-prinsip matematika. Newton yang mendorong perkembangan teori gravitasi, perhitungan Calculus, dan Optika. Tokoh lain, menyerupai Montesquieu, J.J Rousseau.Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan seakan-akan tidak sanggup dikendalikan oleh manusia, mengingat begitu cepat kemajuannya. Aplikasi dari ilmu pengetahuan yang membuatkan teknologi pun semakin berkembang. Pada masa ke-20, perkembangan iptek semakin menakjubkan. Dari zaman atom dan nuklir, berkembang pula teknologi informasi, komunikasi, telekomunikasi, dan kini kita kenal zaman komputer dan internet.

c. Jenis-jenis Iptek

Jenis-jenis Iptek yang berkembang ketika ini sudah sanggup digunakan oleh masyarakat. Pada keadaan yang membutuhkan insan selalu melaksanakan inovasi. Misalnya, dalam bidang kesehatan, astronomi, teknologi, perhubungan, dan arsitektur. Adapun jenis-jenis Iptek yakni sebagai berikut.

1) Kesehatan

Dalam bidang kesehatan masalah pelayanan kesehatan, penyakit, gizi, farmasi, dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian pokok. Untuk itu telah ditingkatkan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Disamping itu alat-alat kedokteran telah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan kesehatan masyarakat. Sementara itu, di beberapa rumah sakit tertentu sedang dilakukan penelitian wacana pemanfaatan RIA (Radio Immunmo Assay), yaitu suatu alat diagnosa yang memakai teknik radioisotope. Dengan ini maka kesehatan masyarakat semakin meningkat dan angka kematian semakin menurun.

2) Astronomi

Selama ini sebagian masyarakat hanya mengetahui matahari terbit dari timur dan karam di barat, tetapi tidak mengetahui ada apa bergotong-royong di dalam matahari atau bagaimana terbentuknya matahari. Padahal, semenjak zaman dahulu tata surya dan matahari merupakan sesuatu yang vital. Masih ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan siklus matahari sebagai patokan untuk bercocok tanam, penunjuk arah, atau patokan waktu. Bahkan di tengah pesatnya perkembangan teknologi, ilmu falak merupakan dasar yang diajarkan untuk kepentingan navigasi. Astronomi yakni ilmu perbintangan. Kita pernah mendengar astronomi (ahli perbintangan) berkebangsaan Polandia yang berjulukan Nicolaus Copernicus.

Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani Aristarchus dari Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini beropini bahwa bumi dan planet-planet lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin dengan kebenaran hipotesa “heliocentris” ini, dan tatkala ia menginjak usia empat puluh tahun ia mulai mengedarkan buah tulisannya diantara teman-temannya dalam bentuk tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri wacana masalah itu. Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun melaksanakan pengamatan, perhitungan cermat yang diharapkan untuk penyusunan buku besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (tentang Revolusi Bulatan Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya secara terperinci dan mengedepankan pembuktian-pembuktiannya.

Dalam buku itu Copernicus dengan tepat menyampaikan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi matahari. Aristarchus lebih dari tujuh belas masa lamanya dari Copernicus sudah mengemukakan persoalan-persoalan menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit, yakni layak. Sebab, betapapun Aristarchus sudah mengedepankan pelbagai masalah yang mengandung inspirasi, namun ia tak pernah merumuskan teori yang cukup terperinci sehingga punya manfaat dari kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa secara terperinci, ia berhasil mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat digunakan untuk dugaan-dugaan, sanggup dibuktikan dengan pengamatan astronomis, sanggup bermanfaat dibanding dengan teori-teori terdahulu bahwa dunialah yang jadi sentral ruang angkasa..

Perkembangan Astronomi di Indonesia

Tanggal 7 Juni 1928 – tujuh puluh delapan tahun kemudian terjadi insiden penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam di Indonesia. Peristiwa di Lembang itu, sebuah desa di pegunungan sebelah utara Bandung, yakni tempat pelantikan pemakaian teropong bintang besar, refraktor ganda Zeiss yang berdiameter 60 cm, di Observatorium Bosscha..

Kegiatan di Observatorium Bosscha telah banyak dimulai bahkan sebelum teropong besar Zeiss berfungsi tahun 1928, berupa acara pengamatan dengan teropong lebih kecil yang sudah berjalan aktif. Program utama yang dijalankan yakni pengamatan sejumlah besar bintang ganda, survey bintang dalam Galaksi Bima Sakti di langit selatan, pengamatan bintang variable, dan kolaborasi dengan Dinas Topografi dalam studi geografi. Menjelang tahun 1950, di bawah koordinasi Dr GB van Albada, banyak sekali aktifitas kembali berlangsung di Observatorium Bosscha termasuk keikutsertaannya dalam pendidikan ilmu pengetahuan alam di ITB (dulu FIPIA-UI). Program utama masih tetap studi bintang ganda. Perhatian dari para astronom internasioanal pun berdatangan (termasuk dari Hertzprug dan Russel, dua nama besar dalam astrofisika), dan hal ini sangat membantu perkembangan dunia astronomi di Indonesia selanjutnya.

Dengan berlangsungnya proses peralihan ke Pemerintah Republik Indonesia, putra-putri Indonesia meneruskan kegiatan penelitian dan pendidikan astronomi di Observatorium Bosscha, yang semenjak tahun 1951 gotong royong Departemen Astronomi berada di bawah naungan ITB. Topik penelitian berkembang dari Astrofisika Bintang, Studi Galaksi Bima Sakti, Studi Tata Surya, hingga Kosmologi.

Observatorium Bosscha memang memilki sejarah dan kiprah unik. Sebagai satu-satunya observatorium besar di Indonesia, dan bahkan untuk beberapa usang di Asia Tenggara, membuat observatorium ini menjadi salah satu penegak ilmu astronomi di Indonesia. Di dalam perkembangan selanjutnya, dengan meluasnya kegiatan astronomi di Indonesia, Observatorium Bosscha diupayakan tetap menjadi pusat astronomi, sebagai situs ilmiah yang keutuhan dan nilainya selalu terlindungi, serta merupakan sumber informasi astronomi bagi masyarakat.

Ketakjuban insan akan keindahan langit dan kerendahan hati untuk selalu bertanya akan tempatnya di semesta yang maha luas, membuat kehadiran astronomi diperlukan. Karenanya selalu besar keinginan akan berlanjutnya dukungan terhadap kehadiran observatorium ini untuk kemajuan astronomi di Tanah Air. (http:/ www.geocities.com)

3) Teknologi

Berbagai penemuan di bidang teknologi telah mendorong majunya infomasi dan teknologi. Setelah James Watt menemukan mesin uap, maka Friedrich Konig (orang Jerman) membuatkan mesin cetak dengan tenaga. Kemudian berkembanglah cetak-mencetak banyak sekali gosip dan pesan dengan memakai mesin ketik. Mesin ketik yang pertama kali dipatenkan yakni rancangan tiga orang Amerika yaitu Christoper L. Sholes, Samuel Soule, dan Carlos Glidden (1868).

Dunia elektronik semakin maju. Hal ini telah membuka babak gres bagi kegiatan komunikasi. Hal ini dimulai tahun 1840 sewaktu F.B. Morse menemukan telegram listrik. Sejak ketika ini mulai komunikasi jarak jauh dengan tepat. Tahun 1876 Alexander Graham Bell menemukan telepon. Tahun 1864 Clark Maxwell menemukan toeri bahwa gelombang elektromagnetik sanggup merambat dalam ruang hampa. Tahun 1895, Guilerino Marconi menggabungkan pemenuan Maxwell dan hasil percobaan Hertz untuk mengirimkan pesan melalui ruang hampa yang disebut telegram tanpa kabel, yang kemudian dikenal dengan radio. Tahun 1906 bertepatan dengan malam Natal sebagai pengganti pengiriman kode Morse, pemancar radio yang pertama kali dibuat untuk menyiarkan lagu-lagu Natal. Berikutnya gambar bergerak dan teknologi pemancar radio digabung, sehingga tercipta televisi.

Vladimir K. Zworykin jago fisika kelahiran Rusia telah mendemonstrasikan televisi elektronik pertama kali pada tahun 1928. Teknologi informasi komunikasi terus berkembang. Tahun 1960 ketika Echo I, berhasil mendapatkan gelombang radio dari bumi dan memancarkannya kembali ke bumi. Sejak itu mulai diluncurkan satelit ke ruang angkasa. Dengan ini maka komunikasi melalui satelit berkembang di dunia.

4) Arsitektur

Arsitektur yakni seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur meliputi merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura ( yang merupakan sumber tertulis paling bau tanah yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah mempunyai Keindahan/Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan/Fungsi (Utilitas); arsitektur sanggup dikatakan bahwa keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus meliputi pertimbangn fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, sanggup dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah meliputi baik unsur estetika maupun psikologis.

Bangunan yakni produksi insan yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang kerikil di negara-negara berkembang, atau melaui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang mempunyai makna budaya/politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri.

B. Perkembangan Sistem Informasi dan Komunikasi serta Perhubungan

1. Sistem Informasi dan Komunikasi

1) Pengertian Informasi dan Komunikasi Informasi yakni keterangan berupa suara, isyarat, goresan pena atau mungkin cahaya yang dengan cara tertentu sanggup diterima oleh pihak akseptor informasi. Penerima informasi sanggup berupa makhluk hidup, tetapi juga sanggup berupa mesin. Informasi bergotong-royong merupakan satu tahapan dari pengertian dan proses komunikasi. Di dalam komunikasi ada penyampai pesan (komunikator) dan akseptor pesan (komunikan). Untuk itu diharapkan media.

Di dalam proses komunikasi, pesan disampaikan dari komunikator kepada komunikan sesudah mendapatkan pesan, kemudian memperlihatkan pesan itu kembali kepada pihak komunikator. Hal ini berarti terjadi kekerabatan timbale balik antara penyampai dan akseptor pesan. Sedangkan informasi prosesnya hanya berlangsung satu arah, yakni hanya dari penyampai ke akseptor pesan. Dalam pengertian yang lebih luas, informasi sanggup diartikan penambahan pengetahuan bagi bagi penerima. Hal ini sesuai dengan pengertian informasi dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata informar (dari bahasa Latin) yang berarti membentuk melaui pendidikan.

Mengenai tinggi rendahnya nilai atau makna informasi sangat tergantung pada digunakan atau tidaknya infomasi itu oleh penerima. Tidak semua informasi sanggup diterima oleh sasaran (penerima). Hal ini terjadi lantaran banyak sekali kemungkinan, bisa timbul dari suatu proses penyampaian informasi. Misalnya pihak penyampai sedang tidak konsentrasi, kesehatan terganggu, dan lingkungan tidak mendukung. Sementara itu, kalau dinilai dan ditafsirkan bermanfaat bagi penerima, informasi sanggup dikatakan baik dan sanggup mengurangi atau bahkan meniadakan ketidakpastian. Dengan demikian masalah yang ada sanggup terpecahkan, sehingga tidak terlalu barat. Sebaliknya, informasi juga menimbulkan keresahan.

Contoh ketika terjadi gempa bumi di Yogyakarta, kira-kira satu jam kemudian muncul gosip bahwa terjadi tsunami, air bahari sudah mencapai beberapa kilometer dari pantai. Komunikasi yakni transportasi informasi antar orang atau antarkelompok orang. Komunikasi berpangkal pada istilah communicare berarti berpartisipasi, memberitahukan atau menjadi milik bersama. Jadi, dari arti tersebut mengandung pengertian memberitahukan gosip atau pesan, pengetahuan, pikiran-pikiran dengan maksud untuk menggugah partisipasi semoga yang diberitahukan itu dipahami bersama antara si penyampai gosip dengan si penerima.

Dan begitu sebaliknya balasan si akseptor dipahami si penyampai. Inilah yang dimaksud dengan kekerabatan timbal balik atau informasi dua arah. Komunikasi sanggup berlangsung dalam bentuk penyebarluasan gosip lewat suara, isyarat, tulisan, gambar, dan lambang-lambang tertentu atau media lainnya yang bisa berperan sebagai media atau saluran. Dilihat dari segi subjeknya, komunikasi sanggup berlangsung antara seorang dengan seorang dan antara seorang dengan kelompok orang. Kemudian komunikasi orang dengan orang secara aktif akan terjadi komunikasi pribadi. Penyebaran informasi atau komunikasi yang membawa pesan untuk orang banyak merupakan jenis komunikasi massa. Dalam hal ini terang bahwa antara informasi dan komunikasi tidak sanggup dipisah-pisahkan. Penyampaian informasi cenderung akan terjadi proses komunikasi. Di samping istilah informasi dan komunikasi, ada juga istilah telekomunikasi. Adanya telekomunikasi berawal dari kebutuhan untuk saling tukar informasi atau komunikasi antara insan dengan insan lain tetapi terhalang oleh jarak. Oleh lantaran rintangan jarak maka insan tidak sanggup bertemu muka, suaranya tidak sanggup mencapai pendengaran orang lain (lawan bicara), maka dicari jalan untuk mengatasi jarak tersebut dengan teknologi. Dengan demikian terjadilah telekomunikasi.

2) Perkembangan Informasi dan Komunikasi

Sesuai dengan perkembangan teknologi , maka sistem informasi dan komunikasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat, apalagi yang menyangkut komunikasi massa. Buku, surat kabar, majalah, siaran radio, dan televisi merupakan media massa yang sangat populer. Sekalipun demikian, alat tradisional berupa kentongan, kadang kala masih digunakan.

Beberapa sarana informasi dan komunikasi modern di Indonesia sanggup diterangkan sebagai berikut:

a) Radio

Radio yakni alat komunikasi yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik sebagai pembawa pesan yang dipancarkan melalui udara dengan kecepatan menyerupai kecepatan cahaya. Proses penyampaian pesan memerlukan dua sarana utama, yakni sebuah pengirim pesan yang lazim disebut pemancar radio dan sebuah akseptor disebut akseptor radio. Teknologi keradioan bermula dari penemuan Guilerino Marconi dari Italia yang membuat alat telegraf tanpa kawat yang kemudian memacu perkembangan ilmu telekomunikasi radio. Sejak itu, ilmu telekomunikasi radio berkembang seiring dengan perkembangan ilmu elektronika.

Selanjutnya, James Clerk Maxwell juga telah meletakkan dasar-dasar teknik komunikasi radio. Tahun 1864 ia mengemukakan teori elektromagnetisme dengan pendekatan matematis.

Berikutnya, jago lain membuatkan perangkat pembangkit gelombang elektromagnetik. Alat komunikasi massa yang berupa radio sangat popular dan memasyarakat di Indonesia. Dilihat dari perkembangannya, siaran radio di Indonesia sudah dimulai semenjak zaman penjajahan Belanda. Ketika pecah Perang Dunia I, pemerintah Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda mencicipi perlunya ada kekerabatan yang cepat antara kedua wilayah itu (Indonesia dan negeri Belanda). Hal ini terutama untuk memberikan peratuaran pemerintah dan berita, baik yang bersifat biasa maupun yang rahasia. Untuk sangat diharapkan adanya radio. Sejak itulah timbul semangat keradioan di kalangan orang-orang Belanda di negeri jajahan. Dengan derma Jawatan pos, telepon dan telegraf, Belanda mendirikan pemancar-pemancar, contohnya di Bandung.

b) Televisi

Di Indonesia, televisi merupakan alat komunikasi yang sangat efektif.

(1) Pertumbuhan dan Perkembangan Televisi

Salah satu sistem televisi mula pertama diperkenalkan oleh George Carey, sekitar tahun 1875. Televisi ini dikenal dengan televisi mekanis. Tahun 1884 menyusul Paul Nipkon juga membuatkan televisi denagn cakram berputar. Perkembangan sistem televisi secara langsung maupun tidak langsung sangat dibantu oleh penemuan-penemuan alat elektronik, antara lain penemuan tabung sinar katode oleh K.F. Braun pada tahun 1904, penemuan kode tabung hampa oleh I.A. Fleming dan penemuan triode tabung hampa oleh Lee De Forest pada tahun 1906. Penemuan-penemuan ini kemudian memunculkan televisi.

Pada tahun 1926 Baird untuk pertama kali berhasil mendemonstrasikan televisi yang dipancarkan secara listrik. Sekalipun gambarnya belum begitu sempurna, tetapi itulah televisi modern pertama. Setelah itu, kemudian diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Dikembangkanlah sistem televisi elektronik.

Hal ini mulai dikembangkan pada tahun 1932. Tahun 1935 sudah dilakukan penyiaran-penyiaran televisi, contohnya di Jerman, terus berkembang di Amerika dan Negara-negara Eropa yang lain, Bahkan Bred, Bell dan Frank Gray, masing-masing telah mencoba membuatkan sistem pemancaran televisi warna.

(2) Perkembangan Televisi di Indonesia

(a) TVRI

Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam bidang informasi dan komunisi dengan media televisi. Mulailah dirintis penyiaran melalui televisi, yang kemudian disebut dengan TVRI (Televisi Republik Indonesia). Munculnya siaran televisi di Indonesia, mula pertama didorong oleh keinginan pemerintah untuk meliput acara Asian Games IV di Jakarta pada tahun 1961. Didorong oleh keinginan itu, maka pemerintah membentuk Panitia Persiapan Televisi yang dipimpin oleh R.M. Sunaryo (Direktur Urusan Teknik Jawatan radio) sebagai wakil.

Di bawah naungan Panitia Pelaksana Asian Games IV, TVRI pada tanggal 17 Agustus 1962, melaksanakan siaran perdananya. Waktu itu TVRI meliput upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI.

(b) Televisi Swasta

Media televisi terus berkembang dam sangat terkenal di kalangan rakyat Indonesia. Bahkan dalam perkembangannya di samping TVRI, juga muncul televisi-televisi swasta. Untuk menopang dana, televisi swasta diizinkan menyiarkan iklan. Televisi swasta hanya berbentuk siaran saluran terbatas, maksudnya siaran tidak begitu saja sanggup diterima di setiap TV, tetapi kalau ingin melihat siaran televisi swasta para pemirsa harus mempunyai dekader di pesawat penerima.

Pada tanggal 24 Agustus 1989, Presiden Soeharto meresmikan TV swasta pertama, yang dikelola oleh PT RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) di Jakarta. Kemudian, tanggal 24 Agustus 1990 mengudara pula televisi swasta yang kedua yang diselenggarakan oleh PT Surabaya Citra Televisi yang kemudian berubah nama SCTV (Surya Citra Televisi) di Surabaya.

Pada tahun 1990, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan gres di bidang penyiaran televisi. Perusahaan swasta PT CTPI (Cipta Televisi Pendidikan Indonesia) diberi izin untuk menyiarkan mata acara khusus pendidikan dengan nama TPI (Televisi Pendidikan Indonesia). Siaran pendidikan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991. Siarannya dilangsungkan pada pagi hari. Juga diizinkan melaksanakan siaran iklan selama tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan.

Peralatan mula-mula memakai perlengkapan milik TVRI, sebelum menuntaskan pembangunan gedung studio dan pemancarnya sendiri. Kemudian muncul pula televisi swasta Indosiar, Lativi, Trans TV, Trans 7, Global TV, dan TV swasta lainnya. Dengan perkembangan televisi baik pemerintah (TVRI) maupun televisi swasta telah semakin memasyarakatkan media televisi. Bahkan siaran-siarannya semakin menarik masyarakat. Televisi telah tampil sebagai sarana informasi dan komunikasi yang sangat efektif.

Menjamurnya TV swasta dengan banyak sekali acara yang dutayangkan, ternyata telah banyak mengubah sikap dan budaya masyarakat, termasuk masyarakat di tingkat pedesaan. Di satu sisi, masyarakat semakin luas wawasan pengetahuannya namun di sisi lain budaya masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai budaya Timur, secara perlahan-lahan telah berubah cenderung mengikuti budaya Barat yang bisa jadi bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan norma-norma agama. Siaran-siaran radio, tayangan televisi dan gambargamabr di media cetak, ternyata ada yang telah mendorong untuk melaksanakan kegiatan pelecehan dengan banyak sekali bentuk. Begitu pula pada tatanan moral televisi kurang memperlihatkan sesuatu yang baik.

3) Sistem Transportasi dan Sarana Perhubungan

Sesuai dengan keadaan Negara Indonesia, terdiri dari banyak pulau, maka dikembangkan sistem transportasi, baik darat, udara, maupun laut. Di samping kelengkapan sarana prasarananya, juga dituntut sistem transportasi yang nyaman, cepat, dan aman. Oleh lantaran itu dari Pelita ke Pelita sarana dan prasarana perhubungan terus diusahakan untuk ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.

Dengan ditingkatkannya sarana-prasarana perhubungan baik kuantitas maupun kualitasnya, maka dengan lancar sanggup menghubungkan daerah satu dengan daerah yang lain. Hal ini telah mendekatkan dan mengakrabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain.

Peningkatan pembangunan di bidang perhubungan juga telah meningkatkan peranan dan fungsi perhubungan dalam memperlihatkan keanekaragan jasa dengan pola pelayanan yang semakin seimbang, terpadu dan saling mengasihi, sehingga distribusi hasil produksi ke seluruh wilayah tanah air sanggup berjalan lancar dan aman.

Upaya peningkatan efesiensi dan efektivitas penyediaan jasa perhubungan juga telah dilakukan dengan penyempurnaan peraturan-peraturan di bidang perhubungan, pengelolaan, dan kelembagaan. Dengan ini diharapkan keandalan dan mutu pelayanan pada masyarakat sanggup ditingkatkan, tanpa harus dihambat oleh banyak sekali pungutan liar. Pemerintah juga diharapkan sanggup menyediakan alat transportasi dalam jumlah yang cukup, sehingga tidak menimbulkan masalah bagi masyarakat, contohnya masa-masa liburan sekolah dan lebih-lebih pada situasi Idul Fitri. Tetapi juga teknologi perhubungan juga akan mengalami hal-hal yang sangat membahayakan bagi umat manusia. Kelengahan akan insan menimbulkan banyak kecelakaan dibidang transportasi yang banyak memakan korban jiwa.

a) Perhubungan Darat

(1) Angkutan Jalan Raya

Perhubungan dan angkutan darat merupakan sektor yang sangat mayoritas bagi masyarakat umum. Sebab angkutan darat relatif lebih murah. Untuk itu upaya peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan. Untuk prasarana jalan, sasaran utama kebijaksanaan pembangunan yakni peningkatan kemampuan struktur serta kapasitas jalan secara sedikit demi sedikit dan menyebar yang diadaptasi dengan pertumbuhan kemudian lintas yang ada di masing-masing daerah.

Pembangunan ini juga diadaptasi dengan kemampuan dana dan daya yang tersedia. Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut dilaksanakanlah program-progam rehabilitasi dan pemeliharaan jalan, peningkatan jalan dan jembatan serta pembangunan jalan dan jembatan baru.

Sarana angkutan semakin meningkat jumlahnya. Jadi, dengan adanya jalan-jalan yang baik telah mendorong perusahaan angkutan untuk meningkatkan sarana angkutan. Sebagai pola peningkatan kendaraan bus DAMRI. Armada bus DAMRI sudah berhasil diremajakan tahap demi tahap guna melayani angkutan hingga daerah terpencil.

(2) Angkutan Kereta Api

Pelaksanaan pembangunan di sektor angkutan kereta api terutama dilakukan dengan rehabilitasi serta peningkatan prasarana dan sarana. Jalan-jalan kereta api direhabilitasi dan memfungsikan stasiun-stasiun kereta api yang ada secara efektif. Juga memperbaiki, meremajakan dan menambah jumlah gerbong serta meningkatkan mutu peralatan.

Perbaikan dan peningkatan mutu peralatan kereta api ternyata memperlihatkan hasil yang cukup menggembirakan. Pelayanan angkutan kereta api sanggup diperluas dan mutunya sanggup ditingkatkan. Khusus yang menyangkut transportasi insan telah diselenggarakan perjalanan kereta api gres di seluruh Indonesia. Misalnya ada kereta Bima I dan Bima II, Mutiara Utara, Mutiara Selatan, dan Senja Utama. Kemudian juga telah diresmikan kereta api Parahiyangan untuk jurusan Jakarta-Bandung. Kemudian, ada kereta api listrik Jabotabek, Patas, Sriwijaya untuk Tanjungkarang-Kertapati, Lancang Kuning untuk Tanjung Balai-Medan, dan lain-lain.

Di samping itu juga dioperasikan banyak sekali macam kereta ekonomi, dan dalam perkembangan kini telah dioperasikan kereta api eksklusif. Dalam perkembangan terakhir ini, telah dioperasikan kereta api cepat, Jakarta-Surabaya yang hanya ditempuh sekitar 9 jam.

Kereta api juga dikembangkan sebagai alat angkut barang hasil produksi pertanian, perkebunan, industri, dan pertambangan. Seiring dengan meningkatnya hasil-hasil pembangunan, maka kereta api barang juga terus ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.

b) Penyeberangan dan Transportasi Laut

Sesuai dengan keadaan Indonesia yang berpulau-pulau, maka kegiatan penyebrangan dan transportasi angkutan bahari menjadi semakin penting. Oleh lantaran itu, pembangunan si bidang perhubungan bahari diharapkan sanggup memperlancar arus barang dan penumpang antarpulau. Pelayaran dalam maupun luar negeri untuk memajukan kegiatan perdagangan ekspor maupun impor dan pemerataan pemabangunan terus ditingkatkan. Untuk kepentingan itu maka terus ditingkatkan jumlah dan kualitas sarana-prasarana perhubungan laut. Selain itu juga diusahakan peningkatan efisiensi pengelolaan semoga sanggup meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan contohnya rehabilitasi., penggantian dan penambahan sarana prasarana menyerupai armada pelayaran, akomodasi pelabuhan, pengerukan alur pelayaran dan penyeberangan, keselamatan pelayaran, kesyahbandaran, telekomunikasi, navigasi, serta akomodasi pengamanan bahari dan pantai.

c) Transportasi Udara 

Seiring dengan kemajuan zaman, transportasi udara ternyata semakin berkembang. Sampai tahun keempat Repelita IV, perjuangan untuk melaksanakan rehabilitasi dan peningkatan sarana prasarana perhubungan udara, terus dilakukan. Beberapa perjuangan peningkatan itu, contohnya peningkatan kemampuan landasan udara, peningkatan peralatan keselamatan penerbangan dan penambahan sarana angkutan.

Dengan upaya rehabilitasi dan peningkatan tersebut akan meningkatkan frekuensi penerbangan. Perkembangan jasa angkutan udara dalam negeri sanggup dilihat antara lain dari peningkatan baik jumlah penumpang maupun barang. Jumlah penumpang yang diangkut cenderung meningkat.

Untuk meningkatkan kekerabatan udara dengan daerah-daerah terpencil, dikembangkan pelayanan angkutan udara perintis. Angkutan udara perintis telah memakai pesawat DHC-6/Twin Otter dan pesawat C-212/Cassa. Angkutan untuk perintis cenderung meningkat.

Dengan adanya kemajuan dalam bidang transportasi ini, terang membawa kelancaran dalam perekonomian masyarakat. Kemajuan dalam bidang ekonomi merupakan perubahan dalam bidang sosial dan kebudayaan.

C. Dampak Iptek Terhadap Masyarakat dan Budaya Setempat

Penerapan Iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan negara di banyak sekali sektor. Namun harus disadari di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup. Yang dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini yakni menyangkut lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya. Lingkungan alam yakni segala kondisi alam baik yang organik maupun anorganik (tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, udara, dan lain-lain). Sedangkan lingkungan sosial yakni semua insan yang ada di sekitar, baik perorangan maupun kelompok ( contohnya keluarga, sobat sepermainan, tetangga, dan sobat sekerja). Kemudian juga menyangkut lingkungan budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laris insan contohnya yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat, pakaian, rumah, dan lain-lain.

1. Perubahan Tata Nilai

Berbagai penemuan teknologi telah membawa perubahan yang begitu cepat dalam tata kehidupan masyarakat. Perubahan itu antara lain cara orang bekerja, gaya hidup, dan tata nilai masyarakat. Berbagai penemuan dan penerapan teknologi telah membuka fase industrialisasi. Teknologi dan industrialisasi cenderung mempercepat tempo kehidupan, pengangkutan serba cepat, dan komunikasi secepat kilat.

Ciri masyarakat industrialis akan samgat tergantung pada produk teknologi. Ketergantungan ini telah mendorong pada pilihan-pilihan yang terkait dengan reward (keuntungan) dan cost (biaya). Untuk mencapai kesejahteraan hidup, orang cenderung untuk mendapatkan laba dan memperkecil biaya. Hal ini telah mengarahkan insan ke dalam paham materialisme. Akibatnya, ketergantungan insan terhadap sesamanya semakin berkurang. Ikatan sosial tradisional akan semakin luntur dan beralih pada ikatan kepentingan dengan pertimbangan untung dan rugi. Muncullah tata nilai budaya yang individual materialistik. Nilai-nilai kegotong-royongan, terutama di lingkungan masyarakat kota mulai melemah.

2. Adanya Kesenjangan Sosial

Perkembangan industri sanggup meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Tetapi juga memunculkan kesenjangan sosial di masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat, tetapi juga ada kelompok masyarakat yang tidak mempunyai ketrampilan. Mereka yang tidak menguasai teknologi akan semakin ketinggalan dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini sanggup mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.

3. Merosot dan Rusaknya Lingkungan Alam

Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk, dan penerapan Iptek yang kurang bijaksana telah menimbulakan kemerosotan kualitas lingkungan alam. Bahkan tidak hanya merosot, tetapi juga mulai timbul kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam, sebagai berikut:

a) Kemerosotan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Alam 

Merosotnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam itu terjadi antara lain lantaran pemanfaatan lingkungan alam yang berlebihan melampaui kemampuan, sehingga alam itu sulit dipulihkan.. Perkembangan Iptek dipacu untuk mengejar laba dan kesejahteraan diri insan itu sendiri. Hal ini telah mendorong banyak sekali praktek teknologi yang mengeksploitasi sumber daya alam secara kurang bertanggung jawab, lantaran semata-mata untuk kemewahan. Akibatnya, sumber daya alam kita menjadi menipis.

Kualitas sumber daya yang mengalami kemunduran cukup parah yakni sumber daya air. Di banyak sekali wilayah, baik air tawar maupun air bahari mulai mengalami pencemaran, contohnya lantaran tercampur dengan logam berat, adanya basil coli dan tinja. Sumber air tanah juga mulai terkontaminasi oleh adonan air laut. Sebagai pola di Jakarta sudah meresap sejauh 5-8 km dari pantai (jadi sudah hingga sekitar Monas).

b) Pencemaran oleh Limbah dan Bahan Berbahaya

Terjadi pencemaran pada banyak sekali sumber daya alam telah menurunkan fungsi dari sumber alam, menyerupai air, udara, tanah, dan materi makanan. Pencemaran ini disebabkan oleh limbah, terutama dari daerah industri. Yang paling dikhawatirkan yakni penggunaan materi kimia yang berbahaya, menyerupai industri pestisida dan timbulnya limbah B3 (bahan beracun berbahaya) dari daerah industri.

c) Meningkatnya Lapisan Gas CO2 dan Kenaikan Suhu Bumi

Akibat adanya dampak kamar beling telah menimbulkan menebalanya lapisan gas CO2 yang menyelubungi bumi. Gas ini berasal dari penggunaan energi minyak, kerikil bara, dan gas. Panasnya gas yang menyelimuti bumi bisa berakibat meningkatnya suhu bumi atau perubahan iklim. Oleh lantaran bumi begitu panas sanggup menimbulakan kebakaran hutan.

Menurut asumsi dalam 50 tahun yang akan tiba suhu bumi akan meningkat 1-3 derajat celcius di khatulistiwa dan 7 derajat celcius di kedua kutub. Akibatnya, gunung-gunung es di kutub akan mencair. Permukaan air bahari naik dan sanggup menenggelamkan daerah-daerah di pinggir laut. Sementara, daerah yang kering akan menjadi semakin kering.

d) Adanya Hujan Asam

Industri, khususnya pengeboran logam, pembangkit listrik kerikil bara dan penggunaan energi minyak, kerikil bara dan gas telah mengeluarakan berton-ton SO2, NO2, dan CO2. Hal ini akan berakibat turun hujan yang bersifat asam. Air hujan dengan kadar keasaman yang tinggi itu akan merusak hutan, menimbulkan berkaratnya benda-benda logam (jembatan, rel). Bahkan bangunan dari beton, marmer menjadi cepat rusak.

e) Lubang Lapisan Ozon

Lapisan tipis ozon (O3) pada ketinggian +-30 km di atas bumi telah makin menipis. Bahkan di beberapa tempat telah menjadi rusak (berlubang). Padahal lapisan ozon berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar ultra violet yang berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon ini rusak lantaran materi kimia, gas penyemprot minyak wangi, dan mesin pendingin. Akibat rusaknya lapisan ozon sanggup menimbulkan kanker kulit, kerusakan mata, dan kerusakan tumbuhan budidaya.

f) Adanya Bencana Alam Banjir

Bencana banjir terjadi lantaran ulah insan yang tidak peduli dengan kelestarian lingkungan. Hanya lantaran ingin mengejar keuntungan, maka insan telah melaksanakan penebangan hutan tanpa terkendali. Demi kepentingan bisnis, daerah-daerah jalur hijau menjelma banyak sekali bangunan.

4. Kekhawatiran Manusia terhadap Persenjataan Kimia dan Nuklir

Perkembangan iptek tidak menutup kemungkinan untuk membuatkan persenjataan canggih, termasuk senjata kimia dan nuklir. Hal ini sanggup membahayakan kehidupan manusia.

5. Berkembangnya Kenakalan Remaja dan Kriminalitas

Perkembangan dan penerapan iptek telah mendorong terjadinya globalisasi. Dengan banyak sekali macam media, setiap orang termasuk para remaja gampang kena dampak nilai budaya lain, termasuk tingkah laris kekerasan. Media massa dan terutama televisi disebut-sebut sebagai salah satu media yang sangat besar pengaruhnya, khususnya bagi remaja dan insan pada umumnya.

Muncullah kenakalan remaja antara lain lantaran adanya dampak dari luar melalui media massa termasuk film-film di televisi. Begitu juga banyak sekali bentuk kriminalitas juga dipengaruhi oleh media massa. Demikian uraian mengenai dampak penerapan IPTEK terhadap lingkungan hidup. Jadi, terang penerapan IPTEK mempunyai banyak keuntungan, tetapi juga ada dampak negatif yang harus dicari jalan pemecahannya. Selain dampak positif, perkembangan sistem informasi, komunikasi, dan transportasi juga mempunyai dampak yang negatif.

Dengan adanya media informasi, komunikasi, dan transportasi ternyata telah membawa dampak nilai-nilai sosial budaya luar yang mulai menggeser budaya bangsa klasik yang adi luhung. Kehidupan individualistik mulai berkembang dan menggeser nilai-nilai kekerabatan dan gotong royong sebagian rakyat Indonesia.

Dengan semakin berkembangnya alat transportasi, juga menimbulkan dampak negatif. Semakin banyaknya kendaraan bermotor telah menimbulkan polusi, sehingga mengurangi kenyamanan, menganggu kesehatan setiap pemakai jalan, sering menimbulkan kecelakaan.

D. Proses Pewarisan Iptek

Apakah kau mengetahui, untuk apa Iptek perlu diwariskan? Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi apa yang akan kau lakukan untuk pemeliharaan dan pengembangannya. Mengingat begitu pentingnya peranan Iptek dalam kegiatan pembangunan, maka upaya untuk pengembangan dan pewarisan Iptek terus ditingkatkan dengan jalan mengadakan penelitian-penelitian wacana Iptek. Oleh lantaran itu, pengadaan dan training tenaga peneliti yang berkualitas serta tersedianya sarana dan prasarana penelitian terus diupayakan. Badan-badan yang terkait dalam bidang penelitian dan penerapan Iptek itu antara lain sebagai berikutt.

1. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
2. LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)
3. BPS (Biro Pusat Statistik)
4. BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional)
5. BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional)
6. BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)

Penelitian-penelitian yang diadakan bergotong-royong merupakan proses pewarisan Iptek. Mengapa? Karena dengan penelitian-penelitian yang kita lakukan berarti kita akan memelihara dan berusaha untuk membuatkan Iptek. Di samping itu dengan penelitian-penelitian yang dilakukan berarti kita telah mengadakan pembaruan (inovasi). Inovasi yakni pembaruan unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan. (Koentjaraningrat, 2005: 161).

Suatu proses penemuan berkaitan erat dengan penemuan gres dalam teknologi yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invention. Discovery yakni penemuan dari unsur kebudayaan yang baru, baik suatu alat atau gagasan gres dari seorang atau sejumlah individu; discovery akan menjadi invention apabila suatu penemuan gres telah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat.

Dengan mengadakan penelitian-penelitian, akan merangsang atau mendorong kita untuk menghasilkan penemuan-penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai derta membuatkan penemuan gres adalah: 1). Kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan; 2). Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan 3). Sistem perangsang bagi kegiatan mencipta. (Koentjaraningrat, 2005: 161).

E. Menghargai Hasil Teknologi dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup

1. Tanggung Jawab dan Etika dalam Pengembangan Iptek

Bagaimanapun juga insan hidup di dunia ini tidak sanggup meninggalkan Iptek. Dengan Iptek, hidup insan akan dipermudah. Agar tidak menimbulkan permasalahan dan dampak negatif, insan perlu mempunyai tanggung jawab etis di dalam membuatkan dan menerapkan Iptek. Bagi bangsa Indonesia, di dalam membuatkan dan menerapkan Iptek perlu mengingat landasan idiilnya, yaitu Pancasila dan landasan konstitusionalnya, yaitu UUD1945. Dalam kaitannya dengan Pancasila terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bergotong-royong telah memperlihatkan peringatan kepada kita bahwa semua ilmu yang ada di dunia berasal dari Tuhan. Alam semesta ini yakni objek kajian ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, semenjak dahulu Tuhan telah membuat bahwa benda yang berat jenisnya kurang dari satu akan terapung di air. Prinsip ini kemudian ditemukan oleh manusia.

Tuhan Yang Maha Kuasa membuat alam semesta untuk kemaslahatan umat manusia. Menyadari kenyataan ini maka setiap insan Indonesia di dalam membuatkan dan menerapkan Iptek sudah selayaknya mengingat pemikiran dan perintah Tuhan. Iptek harus dikembangkan dan diterapkan untuk kemaslahatan manusia, bukan untuk menyiksa dan mencelakakan manusia.

Sementara itu Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa tujuan nasional, antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, bumi dan air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Untuk itu, upaya memanfaatkan, membuatkan dan menguasai iptek diarahkan semoga senantiasa meningkatkan kecerdasan manusia, meningkatkan pertambahan nilai barang dan jasa, serta kesejahteraan masyarakat melalui pencepatan industrialisasi sebagai kepingan dari pembangunan yang berkelanjutan dengan mengindahkan kondisi lingkungan dan kondisi sosial masyarakat.

Dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 terang bahwa pengembangan dan pemanfaatan Iptek untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat secara lahir maupun batin. Itu semua harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan kondisi sosial masyarakat. Ini artinya pengembangan dan pemanfaatan Iptek di Indonesia tidak bebas nilai, tetapi harus mempertimbangkan lingkungan dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan agama yang ada di Indonesia.

Di dalam perjuangan pengembangan dengan cara pemanfaatan Iptek, setiap insan Indonesia harus mempunyai kearifan dan berpegang pada prinsip moral. Dengan ini diharapkan pemanfaatan Iptek dalam kegiatan pembangunan tidak akan merusak lingkungan hidup. Akan tetapi kalau Iptek dimanfaatkan tanpa kearifan dan tidak dengan pertimbangan moral, maka kecenderungan untuk merusak lingkungan lebih besar. Sebagai pola dinamit dan materi peledak itu kemudian dimanfaatkan untuk mencari dan menangkap ikan, yang akhirnya sanggup merusak habitat dan lingkungan.

Seseorang yang memakai materi peledak tadi terang semata-mata hanya demi laba pribadi tidak didasari pertimbangan moral dan akhir baik buruknya dari tindakan itu. Contoh lain contohnya nuklir. Energi ini bergotong-royong besar sekali keuntungannya dalam pembangunan, termasuk untuk bidang kesehatan. Akan tetapi, kalau nuklir jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab, maka dibuatlah senjata pemusnah, yang sangat mengancam hidup insan dan lingkungannnya.

Berkaitan dengan media massa yang merupakan alat penyampai informasi dan media pendidikan, sanggup besar lengan berkuasa negatif apabila dipahami oleh orang-orang yang hanya ingin untungnya sendiri. Tayangan-tayangan televisi kalau dicerna oleh para pemirsa yang kurang mempunyai kesadaran moral dan agama, bisa besar lengan berkuasa negatif. Bahkan disinyalir ada tayangantayangan televisi yang besar lengan berkuasa terhadap tindak kekerasan dan pemerkosaan. Semua ini telah merusak kondisi lingkungan sosial kemasyarakatan.

Manusia di dalam membuatkan dan menerapkan Iptek sudah selayaknya disertai etika dan rasa tanggung jawab. Etika dalam hal ini menyangkut pengertian luas, baik etika keilmuan maupun etika sosial kemanusiaan atau etika moral. Dari segi etika keilmuan, artinya di dalam membuatkan Iptek berdasarkan metode keilmuan dengan langkah-langkah yang sistematis dan bersifat objektif. Manusia mempelajari tanda-tanda alam apa adanya dengan tujuan sanggup mengungkap belakang layar alam dan membuat peralatan untuk mengontrol tanda-tanda tersebut sesuai dengan aturan alam.

Dari segi ini bisa saja ilmu itu bebas nilai, dalam arti tanpa pamrih dan tidak memihak. Akan tetapi dilihat dari segi aksiologis, penerapan dan pemanfaatan hasil Ipek harus mengingat pada etika sosial kemanusiaan atau etika moral. Di sini iptek tidak bebas nilai. Di dalam memanfaatkan Iptek, insan perlu mengingat nilai-niolai kemanusiaan, norma, bahkan mengingat nilai-nilai keagamaan.

Dari segi agama, etika, dan tujuan pengembangan Iptek secara sistematis sanggup dibagi menjadi dua. Pertama, untuk membantu insan dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Sebab banyak sekali penelitian atau eksperimen yang dilakukan manusia, pada hakikatnya yakni memahami dan ingin mencari kebenaran ilmu dan hukum-hukum Tuhan di alam raya ini. Orang yang semakin paham wacana alam semesta ini tentu semakin kagum dan yakin akan kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan. Kedua, untuk membantu insan dalam menjalankan tugasnya untuk membangun alam semesta ciptaan Tuhan. Dengan iptek akan diciptakan banyak sekali perangkat yang sanggup mempermudah manusi dalam menjalankan kegiatan kehidupannya di muka bumi ini.

Sementara itu, yang berkaitan dengan rasa tanggung jawab, seseorang harus sadar bahwa Iptek yang dipergunakan itu sanggup dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu, rasa tanggung jawab juga mengandung arti bahwa dalam menerapkan Iptek tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi semata-mata demi kemaslahatan orang banyak.

Pengembangan dan pemanfaatan iptek yang selalu disertai dengan etika dan rasa tanggung jawab akan mendatangkan hikmah. Begitu juga kan terhindar dari kerusakan lingkungan hidup. Pengembangan dan pemanfaatan iptek yang demikian harus disadari sebagai ibadah. Dengan adanya pengembangan Iptek maka yang terjadi yaitu meningkatnya produksi kerja untuk memenuhi kebutuhan.

2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup

Dalam kenyataannya, akhir pengembangan dan penerapan iptek masih membawa dampak yang mengarah pada rusaknya lingkungan hidup. Tampaknya etika, pertimbangan moral, dan rasa tanggung jawab belum dikembangkan pada diri masing-masing orang. Pertimbangan yang utama yakni pertimbangan laba diri dan ekonomi.

Sejak Revolusi Industri yang bermula di Inggris pada masa ke-19, masalah lingkungan sudah mulai diperhitungkan orang. Sebab waktu itu sudah timbul limbah cair dan emisi beracun dari banyak sekali industri yang sedang tumbuh. Menyusul kemudian timbul banyak sekali penyakit lantaran keracunan. Di samping itu juga muncul kritik dengan ungkapan-ungkapan menyerupai The Silent Spring, yakni menyerupai demam isu semi lantaran tidak ada burung-burung yang berkicau, sebagia akhir dari penggunaan pestisida yang mematikan. Sementara itu, kelompok yang menamakan diri The Club of Rome mengemukakan bahwa masa depan dunia yang gelap. Hal ini semua memperlihatkan kepedulian masyarakat dunia mengenai gawatnya masalah lingkungan.

Timbullah upaya-upaya untuk mencari cara mengatasi masalah lingkungan dalam rangka melestarikan lingkungan hidup. Melestarikan lingkungan hidup berarti melestarikan unsur-unsur dari lingkungan hidup itu sendiri, baik yang berupa sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati dan sumber data alam buatan. Dengan kelestarian lingkungan hidup itu akan sangat membantu bagi insan dalam mempertahankan kelangsungan hidup secara baik. Oleh lantaran itu, banyak sekali kerusakan lingkungan harus segera diatasi dan kembali dilestarikan. Untuk mengatasi hal itu, masyarakat internasional telah mengadakan banyak sekali kesepakatan.

a. Konferensi Stockholm

Menanggapi masalah lingkungan yang semakin memprihatinkan, maka atas usul pemerintah Swedia akhirnya diselenggarakan konferensi PBB wacana lingkungan hidup insan di Stockholm. Konferensi ini diselenggarakan pada tanggal 5 – 16 Juni 1972 dan lebih dikenal dengan Konferensi Stockholm. Konferensi ini diharapkan sanggup melindungi dan membuatkan kepentingan dan aspirasi Negara berkembang.

Hasil dari konferensi tersebut antara lain dikeluarkannya deklarasi wacana lingkungan hidup insan yang terkenal dengan Deklarasi Stockholm. Deklarasi ini berisi rekomendasi wacana planning kerja (action plan) dengan 109 pasal, khususnya wacana perencanaan dan pengelolaan pemukiman insan serta rekomendasi kelembagaan dan keuangan yang juga meliputi pembentukan Dewan Penyatuan UNEP (United Nations Enviromental Programme) dan sekreteriatnya wacana Dana Lingkungan serta Badan Koordinasi wacana Lingkungan Hidup. Oleh lantaran itu, tanggal 5 Juni dinyatakan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Sekretariat UNEP ditempatkan di Nairobi (Kenya).

Pada tahun 1972, sesudah selesai konferensi Stockholm, pemerintah Indonesia membentuk Panitia Negara Lingkungan Hidup dengan ketua Prof. Dr. Emil Salim, wakil ketua BAPPPENAS waktu itu. Masalah lingkungan hidup sudah sangat dirasakan oleh rakyat Indonesia, maka pada tahun 1978 masalah pelestarian lingkungan semakin ditingkatkan dengan mengangkat Emil Salim sebagai Menteri Negara PPLH (Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup) yang pada tahun 1983 diubah menjadi Menteri Negara KLH (Kependudukan dan Lingkungan Hidup) hingga tahun 1993. Selanjutnya semenjak tahun 1993 ada Menteri Negara Kependudukan sendiri dan Menteri Negara Lingkungan Hidup sendiri. Tahun 1991 pengaturan wacana pengendalian dampak lingkungan diperkuat dengan pembentukan BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan). Usaha-usaha tersebut memperlihatkan bahwa Indonesia begitu serius dalam menangani masalah lingkungan hidup.

b. Komisi Dunia wacana Lingkungan dan Pembangunan

Bulan Desember 1993, PBB mengambil kepurusan wacana pembentukan Komisi Dunia wacana Lingkungan dan Pembangunan. Panitian ini dipimpin oleh Mrs. Gro H. Brundlandt, Perdana Menteri Norwegia. Salah satu anggotanya yakni Prof. Emil Salim dari Indonesia. Panitia ini telah memperlihatkan laporan yang berjudul Our Common Future atau Masa Depan Kita Bersama (1988). Salah satu langkah yang sangat penting yakni dicanangkannya semoga pemahaman wacana perlunya wawasan lingkungan dimasyarakatkan di semua sektor yang terkenal dengan istilah Sustainable development artinya pembangunan yang berkelanjutan atau pembangunan yang berkesinambungan. Komisi ini menekankan bahwa pembangunan meliputi kebutuhan generasi kini tanpa mengabaikan kemampuan generasi yang akan tiba untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Bagi Indonesia, hal semacam itu bergotong-royong sudah diamanatkan oleh GBHN. Pembangunan yakni upaya untuk menaikkan kualitas hidup seluruh rakyat tahap demi tahap dengan memanfaatkan sumber daya alam untuk menjadi landasan pembangunan berikutnya. Jadi, pembangunan nasional Indonesia sudah mengandung makna pembangunan yang berkesinambungan.

Di Indonesia masalah lingkungan menjadi semakin populer. Masalah lingkungan mulai dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu banyak sekali seminar dan konferensi tingkat internasional mulai diadakan sebagai pola di Indonesia pernah diadakan Konferensi Pendidikan Lingkungan di Bogor (1983) dan di Jakarta (1983). Pendidikan lingkungan hidup mulai dimasukkan ke dalam kegiatan pendidikan di sekolah, semenjak SD hingga SMU dan sekolah kejuruan.

Pendidikan lingkungan juga dikembangkan melalui perkuliahan di Perguruan Tinggi. Bahkan di IPB, UGM, USU, UNHAS, dan UI telah dikembangkan pendidikan pascasarjana lingkungan. Kemudian dibuat PSL (Pusat Studi Lingkungan). Sejak tahun 1985 banyak sekali studi wacana lingkungan terus berkembang di Indonesia. Di samping itu, mulai bermunculan wadah menyerupai terbentuk WALHI (Wahana Lingkungan Hidup), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang kemudian mendirikan organisasi-organisasi yang salah satu tugasnya menangani lingkungan hidup, menyerupai Dian Desa, Gerakan Ciliwung Bersih, dan lain-lain. Berbagai kalangan swasta telah membentuk tubuh untuk menangani lingkungan hidup, contohnya DNL (Dana MItra Lingkungan).

c. Konferensi Rio de Janeiro, 1992

Tahun 1992 kembali PBB mengadakan konferensi wacana lingkungan dan pembangunan UNCED (United Nations Conference on Enviroment and Development) di Rio de Janeiro. Konferensi diikuti oleh 107 orang pemimpin. Konferensi ini menghasilkan lima dokumen sebagai berikut.
  1. Deklarasi Rio yang dikenal Earth Chapter yang terdiri 27 prinsip yang memprakarsai kolaborasi internasional wacana perlunya pembangunan dengan prinsip proteksi lingkungan dan analis dampak lingkungan.
  2. Agenda 21 merupakan action plan di masa ke-21 yang memberi arah acara pembangunan dengan prinsip evakuasi lingkungan. Beberpa yang dicakup, antara lain soal perdagangan, pengentasan kemiskinan, masalah kependudukan, masalah perkotaan, kesehatan, atmosfer, sumber daya lahan pertanian, kekeringan hutan, bioteknologi, kelautan, materi keracunan, limbah padat, dan limbah radioaktif.
  3. Konvensi wacana perubahan iklim yang mengharuskan pengurangan sumber emisi gas menyerupai CO2, limbah pabrik.
  4. Konvensi keanekaragaman hayati, yang mengajak semua negara untuk mengusahakan keanekaragaman hayati sumber daya alam yang dimiliki dan manfaat dari sumber daya tersebut.
  5. Pernyataan wacana prinsip kehutanan, berupa pedoman pengelolaan hutan proteksi serta pemeliharaan semua tipe hutan yang bermakna hemat dan keselamatan banyak sekali jenis biotanya.
Beberapa pertemuan dan hasil serta deklarasi yang dikeluarkan telah memperlihatkan semangat dan menyadarkan untuk memperbaiki dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Bahkan, di Indonesia diperkuat dengan banyak sekali forum yang menopang bagi perjuangan evakuasi lingkungan.

Di samping ada kementrian yang merupakan pengendali utama dalam menentukan kebijakan lingkungan juga telah diusahakan meningkatkan kesadaran dan memasayarakatkan wacana kelestarian lingkungan, contohnya melalui pendidikan.

Dalam kenyataannya, sekalipun tingkat pendidikan dan ketrampilan penduduk dalam menerapkan Iptek telah maju pesat, masih banyak penduduk yang kurang sadar akan arti lingkungan bagi kelangsungan hidup manusia. Masih banyak penduduk baik secara sengaja maupun tidak sengaja melaksanakan kegiatan dan kegiatan yang sanggup merusak lingkungan. Contohnya sebagai berikut.
  1. Berburu binatang yang dilindungi undang-undang, sehingga beberapa jenis binatang tertentu yang terancam punah.
  2. Menangkap ikan dengan materi peledak, memakai listrik atau dengan racun yang sangat menganggu kelangsungan hidup bibit ikan yang lain.
  3. Pencurian kayu hutan dan penebangan hutan secara sembarangan. Hal ini sanggup menimbulkan terjadinya erosi, tanah longsor, banjr, bahkan kekeringan dan tanah tandus.
  4. Menggembala ternak secara sembarangan, sehingga sering merusak tanaman, selokan air irigasi, dan pematang penahan air.
  5. Membuang limbah secara sembarangan, sehingga mencemari udara. Air dan selanjutnya akan mengganggu kesehatan penduduk, dan kesuburan tanaman.
  6. Penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan gasnya, tidak sesuai dengan ketentuan akan menimbulkan polusi udara yang juga sanggup mengganggu kesehatan penduduk.
NUANSA ANTROPOLOGI

Penjelasan Kelahiran Alam

Hadiah Nobel Fisika 2006 ini jatuh kepada dua astrofisikawan eksperimen berkebangsaan Amerika, John C Mather dan George F Smoot, untuk jasa mereka mengukur secara akurat radiasi latar belakang kosmik (cosmic microwave background atau CMB). John C Mather yakni peneliti senior pada Divisi Sains Astrofisika NASA, berusia 60 tahun, sedangkan George F Smoot yakni profesor fisika di Universitas California Berkeley. Penemuan spektakuler mereka dipublikasikan pada jurnal Astrophysics tahun 1990 dan 1992.

Penemuan yang dilakukan melalui satelit COBE ini semakin mengukuhkan teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari suatu ledakan. Cukup mencengangkan kalau kita tahu bahwa CMB ditemukan secara tidak sengaja oleh dua fisikawan instrumen. Adalah Arno Penzias dan Robert Wilson yang berjasa menemukan CMB pertama kali pada tahun 1964 dalam bentuk derau (noise) radio yang pada ketika itu membingungkan mereka.

Kedua ilmuwan tersebut bekerja di laboratorium Bell di New Jersey dengan sebuah teleskop radio ultrasensitif. Dua mahasiswanya, Ralph Alpher dan Robert Herman, pada tahun 1949 memperkirakan bahwa temperatur rata-rata alam semesta ketika ini merupakan konsekuensi dari ledakan besar di masa kemudian serta berkembangnya alam semesta pada kisaran 5 derajat Kelvin (minus 268 derajat celcius). Sayangnya, mereka tidak sempat mengusulkan eksperimen dengan memakai teleskop radio.

Menariknya, kekerabatan antara derau statistik gelombang mikro dan temperatur alam semesta merupakan dongeng sukses fisika selain mekanika kuantum dan relativistik. (Sumber: Kompas, 12 Oktober 2006)

Anda kini sudah mengetahui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau IPTEK. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Lestari, P. 2009. Antropologi 2 : Untuk Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 181.

No comments:

Post a Comment