Thursday, September 12, 2019

Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-Ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur

Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang beradaptasi dengan lingkungan darat, menyesuaikan diri dengan lingkungan darat yang lembab dan basah. Karena merupakan peralihan dari habitat air ke habitat darat, maka tumbuhan lumut disebut pula tumbuhan amfibi (amphibious plant). Tumbuhan ini tergolong kelompok Cryptogamae, yaitu kelompok tumbuhan yang alat perkawinannya tersembunyi. Tingkat perkembangan lumut lebih maju dari kerabat dekatnya, yaitu alga. Hal tersebut disebabkan oleh sifat hidupnya yang sebagian besar sudah berada di darat. Selain itu, pada lumut yang berhabitus seperti tumbuhan tingkat tinggi, dalam batangnya sudah ada sekelompok sel-sel memanjang sebagai buluh pengangkut. Lumut juga sudah memiliki rizoid (struktur ibarat akar pada tumbuhan tingkat tinggi) sebagai alat penyerap dan pelekat. (Baca juga : Tumbuhan)

Pernahkah kalian memperhatikan dinding kamar mandi atau tembok-tembok yang lembab di sekitar tempat tinggal kalian? Kalian akan menemukan lapisan hijau mirip beludru yang merupakan kumpulan lumut. Mengapa lumut menyukai tempat yang lembab dan teduh? Ini lantaran ketika bereproduksi tumbuhan tersebut membutuhkan air untuk melaksanakan pembuahan. Tanpa air, sel-sel kelamin jantan tidak bisa mencapai sel-sel kelamin betina.

1. Ciri-ciri Lumut

Lumut mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan tumbuhan lain. Lumut merupakan tumbuhan dengan ukuran relatif kecil, tingginya 2 hingga 50 cm. Tubuhnya tidak mempunyai akar, batang, dan daun yang sebenarnya, tetapi mempunyai pecahan yang menyerupai akar (rizoid), batang, dan daun. Pada beberapa jenis lumut hati atau lumut tanduk tubuhnya masih berupa talus (lembaran). Perhatikan Gambar 1.
 Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang menyesuaikan diri Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Gambar 1. Struktur / Bagian badan lumut
Rizoid yaitu struktur ibarat rambut atau benang-benang yang berfungsi untuk melekatkan badan pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral. Rizoid ini terdiri dari satu deret sel yang memanjang, terkadang dengan sekat yang tidak sempurna. Batang dan daun lumut belum mempunyai floem maupun xylem. Sel-sel penyusun tubuhnya mempunyai dinding sel yang terdiri dari selulose. Lumut tidak mempunyai sistem pembuluh pengangkut yang khusus untuk mengangkut air dan mineral organik, sehingga proses pendistribusian air berjalan lambat yaitu secara difusi. Daun lumut umumnya disusun oleh sel-sel setebal 1 lapis, kecuali ibu tulang daun, yang mempunyai lebih dari 1 sel. Sel-selnya sempit, panjang, kecil, dan mengandung kloroplas yang tersusun mirip jala.

Tubuh tumbuhan lumut dengan banyak sekali struktur umum tersebut adalah gametofit. Setelah dewasa, lumut akan membentuk sporofit. Sporofi t yaitu struktur badan lumut yang terdiri atas bagian-bagian tertentu, yaitu vaginula, kaliptra, dan kolumela. Perhatikan Gambar 2.
 Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang menyesuaikan diri Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Gambar 2. Sporofit tumbuhan lumut
Vaginula yaitu pecahan sporofit yang terdiri dari kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium, seta (tangkai), dan apofi sis yaitu ujung seta yang agak melebar, yang merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora (sporangium). Kaliptra adalah tudung yang berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora. Sedangkan kolumela yaitu jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora. Sporofit tumbuhan lumut tumbuh menumpang pada gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit ini memiliki klorofil, sehingga dapat berfotosintesis. Namun, tumbuhan lumut juga bisa mendapat makanan dari gametofit tempatnya melekat.

Habitat lumut yaitu tempat-tempat yang mempunyai kelembaban yang tinggi. Di lingkungan sekitar, kita bisa melihat banyak sekali jenis lumut yang menempel pada bebatuan, tembok, sumur, dan permukaan batu bata. Selain itu, tumbuhan lumut banyak dijumpai di hutan yang lebat, di atas tanah atau di atas batu. Tumbuhan lumut juga hidup pada kayu-kayu yang lapuk atau menempel pada kulit pohon sebagai epifit. Di kawasan pegunungan ditemui suatu wilayah yang banyak didominasi oleh lumut, sehingga disebut hutan lumut.

Hutan hujan tropis kita merupakan salah satu ekosistem yang kaya akan banyak sekali jenis lumut. Berbagai jenis lumut juga ditemukan di kawasan dengan iklim yang ekstrim. Ada lumut yang hidup di daerah kering atau gurun, di dalam lumpur, dan aliran sungai. Lumut juga dapat dijumpai di kawasan kutub utara (Arktik) dan di kawasan kutub selatan (Antartika).

2. Siklus Hidup Lumut

Siklus hidup lumut berbeda dengan siklus hidup tumbuhan yang lain lantaran siklus hidup lumut didominasi oleh gametofit. Gametofit menghasilkan organ kelamin jantan atau anteredium dan organ kelamin betina atau arkegonium. Apabila anteredium dan arkegonium dihasilkan oleh satu gametofit (satu individu lumut) maka jenis tersebut disebut lumut berumah satu atau homotalus, sedangkan apabila keduanya dihasilkan oleh gametofit yang berbeda maka jenis tersebut disebutlumut berumah dua atau heterotalus. Perhatikan Gambar 3 dan 4.
 Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang menyesuaikan diri Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Gambar 3. Lumut homotalus
 Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang menyesuaikan diri Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Gambar 4. Lumut heterotalus
Dalam pembahasan ini kita akan memakai pola siklus hidup pada lumut daun. Perhatikan Gambar 5.
 Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang menyesuaikan diri Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Gambar 5. Siklus hidup lumut daun
Sebagian besar spesies lumut daun bersifat heterotalus. Gametofit jantan membentuk anteredium dan gametofit betina membentuk arkegonium. Sprma dari anteredium dengan perantaraan air berenang menuju sel telur di dalam arkegonium kemudian terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot yang bersifat diploid kemudian akan mengalami mitosis dan bekembang menjadi sporofi t embrionik di dalam arkegonium. Pada ujung batang sporofit yang memanjang terdapat sporangium, yaitu kapsul tempat spora haploid berkembang. Sporangium juga berfungsi sebagai tempat terjadinya pembelahan mitosis. Setelah masak, kapsul spora pecah dan spora terpencar keluar. Spora-spora tersebut apabila menemukan tempat yang mempunyai kelembaban yang sesuai akan berkecambah membentuk protonemata (jamak dari protonema) kecil yang berwarna hijau.

Protonemata haploid tersebut terus tumbuh dan berdiferensiasi sehingga membentuk gametofit. Gametofit remaja akan membentuk gamet-gamet yang akan berkembang dan kembali menjalani siklus serupa. Perkawinan antara gamet jantan dan gamet betina membentuk spora merupakan perkembangbiakan secara seksual (generatif). Selain melalui perkembangbiakan generatif, lumut juga berkembang biak secara vegetatif. Bagian gametofit lumut yang patah dan terbawa angin atau burung yang mencari materi sarang bisa tumbuh apabila jatuh di tempat-tempat yang lembab. Beberapa jenis lumut juga sangat mudah membentuk tunas-tunas atau gemma. Gemma merupakan tubuh bersel satu atau banyak. Seringkali, menguncup dari jaringan generatif khusus pada batang, daun, rizoid, atau protenema. Gemma dapat secara efektif memperlihatkan persebaran dalam waktu singkat. Contohnya terdapat pada Calymperes erosum dan Marchantia polymorpha. Jenis yang pertama tersebut yaitu anggota lumut daun yang mempunyai gemifereous leaf pada pecahan ujung daunnya, sedangkan jenis yang satunya merupakan lumut hati yang mempunyai gemma cup pada permukaan talusnya. Perhatikan Gambar 6 dan 7.
 Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang menyesuaikan diri Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Gambar 6. Calymperes erosum (bryophytes.plant.siu.edu)
 Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang menyesuaikan diri Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Gambar 8. Gemma pada tumbuhan lumut Marchantia polymorpha
3. Klasifikasi Lumut

Di dalam Dunia Tumbuhan, lumut dikelompokkan ke dalam Divisi Bryophyta. Kata Bryophyta dari bahasa Yunani, yaitu bryon (lumut) dan phyton (tumbuhan). Divisi tersebut, menurut bentuk gametofit dan sporofitnya, dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Bryopsida atau lumut daun, Kelas Hepaticopsida atau lumut hati, dan Kelas Anthocerotopsida atau lumut tanduk.

a. Lumut Daun (Bryopsida)

Lumut daun merupakan tumbuhan lumut yang paling terkenal. Hamparan lumut daun terdiri dari satu tumbuhan lumut daun yang tumbuh dalam kelompok yang padat, sehingga satu sama lainnya bisa saling menyokong dan menguatkan. Hamparan ini mempunyai sifat seperti karet busa yang bisa menyerap dan menahan air. Contoh lumut daun yaitu Sphagnum sp. (lumut gambut), Bryum sp. (hidup di tembok atau batuan yang lembab), dan Aerobrysis longissima (hidup sebagai epifit di hutan). Perhatikan Gambar 9.
 Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang menyesuaikan diri Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Gambar 9. Bryum capillare (bryophytes.plant.siu.edu)
Tubuh lumut daun bisa dibedakan menjadi rizoid, batang, dan daun. Rizoid merupakan gugusan sel yang memanjang atau filamen seluler, menyerupai akar pada tumbuhan tingkat tinggi. Melalui rizoid ini, lumut daun sanggup menempel pada benda tempat hidupnya, misalnya saja pohon, dinding, atau bebatuan. Sementara, fotosintesis banyak terjadi pada pecahan atas rizoid yang ibarat batang atau daun. Namun perlu diingat, jikalau bentuk batang, daun, maupun akar (rizoid) lumut daun tidak sama persis strukturnya dengan tumbuhan vaskuler.

b. Lumut Hati (Hepaticopsida)

Lumut hati merupakan lumut yang kurang menyolok penampilannya bila dibandingkan dengan lumut daun. Tubuh masih berupa lembaran (talus) yang terbagi atas beberapa lobus. Bentuknya akan mengingatkan pada lobus hati pada hewan. Karena itu, lumut ini dinamakan lumut hati. Contoh lumut hati yaitu Marchantia polymorpha dan Porella sp. (Gambar 10).
 Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang menyesuaikan diri Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Gambar 10. Marchantia polymorpha (Wikimedia Commons)
Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun, yakni pembiakan secara seksual dan aseksual. Di dalam sporangia, beberapa lumut hati mempunyai sel berbentuk kumparan, disebut elatera, yang muncul dari kapsul. Elatera ini akan terlepas ketika kapsul terbuka, sehingga spora akan terpancar keluar dari kapsul. Selain itu, lumut hati juga sanggup berkembangbiak secara aseksual (vegetatif ). Sel yang berperan yaitu berkas-berkas sel kecil yang disebut dengan gemma. Oleh tetesan air hujan, gamme ini sanggup terpelanting keluar dari mangkuk (talus) yang ada pada permukaan gametofit. Akibatnya, jika gemma jatuh di tempat yang cocok, gemma tersebut akan membentuk individu baru.

c. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)

Lumut tanduk mempunyai kemiripan dengan lumut hati, yakni pada gametofitnya. Bedanya, lumut tanduk mempunyai sporofit yang berupa kapsul yang memanjang dan tumbuh mirip tanduk dari hamparan gametofit. Contoh lumut tanduk yaitu Anthoceros laevis dan Notothylus indica. Perhatikan Gambar 11.
 Tumbuhan lumut yaitu tumbuhan pertama yang menyesuaikan diri Pintar Pelajaran Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Gambar 11. Anthoceros sp. (anbg.gov.au)
Lumut Epifit

Lumut epifit yaitu sebutan untuk komunitas lumut yang hidup pada pepohonan. Lumut-lumut tersebut hidup menempel pada kulit pohon yang hidup maupun gelondongan kayu yang sudah lapuk. Di hutan, terutama hutan lumut, lumut epifit melingkupi hampir semua pecahan hutan, mulai dari pangkal pohon di dekat permukaan tanah sampai permukaan kanopi pohon. Komunitas ini mempunyai peran penting terutama dalam siklus hidrologi lantaran mempunyai kemampuan mengikat dan menahan air yang tinggi.

Anda kini sudah mengetahui Tumbuhan Lumut. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.

No comments:

Post a Comment