Contoh Koloid Liofil dan Koloid Liofob, Sistem, Kimia - Pada pembahasan awal sistem koloid, kalian telah mempelajari perihal jenis koloid menurut fase pendispersi dan fase terdispersinya. Ada jenis koloid yang suka dengan medium pendispersinya, ada pula yang tidak suka dengan medium pendispersinya. Dari sifat koloid inilah, kemudian muncul pemikiran orang untuk menciptakan sabun. Mengapa sifat koloid ini menjadi dasar pembuatan sabun? Untuk mengetahuinya, simaklah uraian berikut.
Hidrofil berarti bersifat menyukai pelarut air (hidrous = air; philos = cinta). Sementara itu, hidrofob berarti bersifat tidak menyukai pelarut air (hidrous = air ; phobia = benci). (Mulyono, 2006, hlm. 164)
Bagaimana cara kerja sabun ? Kotoran yang melekat pada pakaian biasanya terdiri atas dua macam, yakni yang sanggup larut dan yang tidak sanggup larut dalam air, ibarat lemak dan minyak. Sabun mempunyai dua sifat, yakni hidrofil dan hidrofob. Sifat hidrofob dari sabun akan mengemulsi minyak dan lemak, sedangkan sifat hidrofil sabun akan berikatan dengan air melalui ikatan hidrogen. Akibat adanya gaya tarik-menarik tersebut, maka tegangan permukaan minyak dan lemak dengan pakaian jadi turun sehingga lemak dan minyak akan tertarik oleh molekul-molekul air.
Gambar 1. Proses penarikan lemak dan minyak oleh sabun. |
Sabun merupakan salah satu teladan koloid yang medium pendispersinya cair. Berdasarkan interaksi antara zat terdispersi dan medium pendispersinya, sistem koloid yang mempunyai medium dispersi cair dibedakan menjadi dua macam, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Bila medium pendispersinya air, koloid yang partikel-partikel terdispersinya menarik medium pendispersi disebut koloid hidrofil. Peristiwa ini disebabkan oleh adanya Gaya Van der Waals. Adapun koloid yang partikel-partikel terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya disebut koloid hidrofob. Adanya kedua sifat hidrofil dan hidrofob dari koloid ini dimanfaatkan dalam pembuatan sabun pada proses pembersihan pakaian. Contoh koloid hidrofil yang lain yakni deterjen, sabun, kanji, gelatin, dan agar-agar. Sedangkan teladan koloid hidrofob adalah Fe(OH)3, sol emas, dan sol-sol logam.
Tabel 1. Perbedaan Sifat Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid Liofil | Koloid Liofob |
Daya perembesan terhadap mediumnya berpengaruh | Daya perembesan terhadap mediumnya lemah |
Efek Tyndall kurang terang terlihat | Efek Tyndall terang terlihat |
Viskositas (kekentalan) lebih besar dari mediumnya | Viskositas (kekentalan) lebih kecil dari mediumnya |
Tidak gampang menggumpal | Mudah menggumpal |
Bersifat reversibel | Bersifat irreversibel |
Stabil | Kurang stabil |
Terdiri atas zat organik | Terdiri atas zat non-organik |
Penggunaan sistem koloid juga diterapkan dalam bidang industri. Kegunaan koloid dalam bidang industri dijelaskan dalam uraian berikut.
Anda kini sudah mengetahui Koloid Liofil dan Koloid Liofob. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Premono, S. A. Wardani, dan N. Hidayati. 2009. Kimia : SMA/ MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.
No comments:
Post a Comment