Kebudayaan Manusia Prasejarah, Masa Protosejarah, Peninggalan, Contoh - Kebudayaan ada semenjak insan ada, alasannya manusialah yang membuat suatu bentuk kebudayaan. Seperti diungkapkan oleh para jago purbakala, bahwa kehidupan insan telah mengalami proses evolusi yang sangat panjang dengan memakan waktu jutaan tahun untuk membentuk pola kehidupan insan mirip yang ada sekarang. Menurut penelitian para jago purbakala, insan merupakan satu jenis makhluk yang telah mengalami proses evolusi dari sejenis makhluk primata semenjak sekitar 70.000.000 tahun yang lalu.
Keberadaan insan purba banyak diketahui para jago purbakala melalui penemuan-penemuan fosil insan purba. Fosil-fosil insan purba yang ditemukan di Indonesia sebagai berikut.
- Pada tahun 1898, Eugene Dubois, seorang dokter Belanda menemukan fosil insan purba di lembah sungai Bengawan Solo, erat Desa Kedung Brubus, kemudian ditemukan lagi di daerah Trinil, Jawa Timur. Fosil insan purba inovasi Dubois tersebut diberi nama Pithecanthropus Erectus, yang berarti insan monyet yang berjalan tegak.
- Pada tahun 1931 dan 1934, spesialis geologi Jerman GHR von Koenigswald menemukan fosil serupa di erat Desa Ngandong, di lembah Bengawan Solo, sebelah utara Trinil.
- Pada tahun 1941 di erat Sangiran, Surakarta, GHR Von Koenigswald menemukan fosil serupa, tetapi mempunyai struktur badan dengan ukuran yang luar biasa besarnya, sehingga disebut sebagai fosil Meganthropous Palaeojavanicus. Penemuan-penemuan fosil disertai dengan adanya inovasi alat-alat sebagai cuilan dari kehidupannya. Hal itu mengatakan bahwa insan purba telah mengenal kebudayaan.
Adanya peralatan kerikil yang ditemukan di erat inovasi fosil insan purba mengatakan bahwa insan purba telah mempunyai kebudayaan dalam bentuk peralatan yang terbuat dari batu. Lebih jauh penguasaan insan purba terhadap unsur-unsur kebudayaan usang (primitif), nampak dengan ditemukannya banyak sekali gambar-gambar sederhana yang terlukis di dinding langit-langit gua tempat kediaman insan purba.
- Gua-gua di teluk Mc Cluer dan Teluk Triton, Papua. Pada cuilan dinding gua dan karang dijumpai banyak lukisan yang beraneka ragam, seperti: cap tangan, gambar orang, ikan, perahu, binatang melata, cap kaki, garis-garis geometrik maupun coretan lukisan abstrak.
- Gua-gua di Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan Maluku. Di tempat tersebut banyak dijumpai lukisan di dinding gua dengan dominasi warna merah dan putih. Adapun objek lukisannya tidak jauh berbeda dengan yang ditemukan di Papua.
- Gua leang-leang di Sulawesi Selatan. Pada dinding langit-langit gua ditemukan banyak sekali corak lukisan dari gambar binatang atau bentuk organ badan yang kasatmata juga coretancoretan aneh dengan dominasi warna merah. Sementara temuan lukisan yang serupa pada dinding gua di Pulau Muna, Sulawesi tengah banyak di dominasi warna coklat.
- Gua Sodong di Besuki-Jawa Timur. Gambar-gambar sederhana yang terdapat di dinding gua tempat kediaman insan purba tersebut mengatakan bahwa insan purba telah mulai mengenal seni lukis sebagai bentuk ungkapan perasaan. Gambar-gambar tersebut merupakan cuilan dari wujud kebudayaan.
Gambar 2. Lukisan kerikil insan purba di Gua santa Cruz, Patagonia, Argentina, (Credit: iStockphoto/Pablo Caridad) |
Di samping temuan gambar atau coretan di gua, juga ditemukan objek lukisan dalam bentuk relief, antara lain manusia, binatang dan pola-pola geometris yang terdapat pada sarkofagus yang ditemukan di Bondowoso dan Bali. Relief serupa juga ditemukan pada tutup dolmen yang ditemukan di Desa Tlogosari, Bondowoso. Penemuan banyak sekali jenis patung kerikil maupun patung perunggu mengatakan kemajuan seni patung yang merupakan cuilan dari seni rupa.
Benda-benda seni yang merupakan bentuk kebudayaan insan proto sejarah, banyak ditemukan di Indonesia dalam bentuk bangunan megalitik. Bangunan megalitik, yaitu bangunan kerikil besar yang dibentuk berkaitan dengan unsur doktrin pada waktu itu, yaitu menyembah roh nenek moyang. Peninggalan tersebut antara lain berupa:
- Menhir, yaitu bangunan berwujud tugu batu.
- Dolmen, yaitu bangunan kerikil mirip meja besar. Dolmen diduga sebagai tempat sesaji.
- Sarkofagus ialah bangunan yang berfungsi sebagai keranda jenazah. Sarkofagus terbuat dari kerikil dengan cekungan di dalamnya.
Di samping benda-benda tersebut juga ditemukan aksesori dari kerikil ataupun manik-manik yang diduga sebagai cuilan dari benda-benda perhiasan, benda-benda keperluan sehari-hari, dan rangkaian dari benda-benda upacara ritual. Keberadaan benda-benda tersebut sekaligus mengatakan perkembangan seni kerajinan sebagai cuilan dari seni rupa pada masa prasejarah. Manik-manik yang terbuat dari materi beling banyak ditemukan di daerah: Sumatra Selatan, Jawa, Timur, dan Bali. Adapun manik-manik yang ditemukan di guagua pada umumnya terbuat dari kulit kerang. Beberapa jenis gelang, cincin perunggu banyak ditemukan di daerah Pasemah, Sumatra Selatan.
Perkembangan zaman menimbulkan pula perkembangan tingkat kecerdasan manusia. Hal itu diwujudkan dalam bentuk peningkatan kemampuan insan membuat alat-alat yang semula terbuat dari kerikil ke logam.
Berbagai benda-benda peninggalan zaman perunggu di tempat Asia Tengara, pertama kali ditemukan di Dongson, Vietnam Utara berupa kuburan renta berisi benda-benda dari perunggu dan besi. Di antara benda-benda tersebut, antara lain nekara (genderang perunggu), alat-alat berupa kapak perunggu dengan aneka bentuk, warna dan ukuran, alat-alat perunggu, bejana-bejana perunggu, aksesori berupa gelang dan manik manik, serta arca-arca perunggu.
Hal yang menarik dari benda-benda tersebut ialah adanya hiasan bergambar terutama pada nekara. Keberadaan hiasan pada benda-benda yang terbuat dari logam tersebut mengatakan telah terjadi perkembangan kebudayaan manusia, khususnya dalam bidang seni rupa.
Nekara yang berukuran kecil dan berbentuk ramping disebut moko atau mako. Di Indonesia benda-benda perunggu dari zaman protosejarah ditemukan di daerah: Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sangean (Sumbawa), Rote, Leti, Selayar, Kei, Alor, Timor, dan Papua (Sentani).
Anda kini sudah mengetahui Kebudayaan Manusia Purba. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Anda kini sudah mengetahui Kebudayaan Manusia Purba. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Indriyawati, E. 2009. Antropologi 1 : Untuk Kelas XII Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 194.
No comments:
Post a Comment