Thursday, September 12, 2019

Pintar Pelajaran Antropologi Di Indonesia : Pengertian, Asal Usul, Perkembangan, Dan Ruang Lingkup

Antropologi di Indonesia : Pengertian, Asal Usul, Perkembangan, dan Ruang Lingkup - Antropologi secara sederhana dipahami sebagai ilmu yang mempelajari insan dan kebudayaannya. Antropologi lahir dari pengalaman faktual banyak sekali bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Lebih penting lagi, Antropologi merupakan ilmu yang mengkaji insan dan kebudayaan pada umumnya. Seperti diketahui bersama, budaya yang ada di Indonesia sangat beragam. Anda akan menemukan banyak sekali budaya yang bermacam-macam ini. Bagaimana seharusnya perilaku seseorang terhadap keragaman budaya? Bagaimana kaitan keragaman budaya dengan kebudayaan nasional? Keragaman suku bangsa dan kebudayaan Indonesia masih menunjukkan unsur-unsur persamaan yang besar sebab suku-suku bangsa di Indonesia berasal dari nenek moyang yang sama atau berasal dari satu rumpun bangsa. Kekayaan budaya bangsa Indonesia justru terletak dalam keragaman budaya lokal atau budaya kawasan yang tersebar di seantero Nusantara. Sebelum lebih jauh meninjau wacana aneka ragam budaya di Indonesia, pembahasan akan dimulai dengan mengurai terlebih dahulu wacana asal-usul perkembangan Antropologi.

A. Asal Usul dan Perkembangan Antropologi

Antropologi lahir dari keingintahuan insan terhadap insan lain. Bangsa Eropa memelopori pengiriman ekspedisi ke banyak sekali negara. Perjalanan jauh tersebut didorong oleh tujuan yang beragam, yakni murni didorong oleh rasa ingin tahu akan kawasan sekitarnya, mencari kawasan jajahan, mencari materi mentah dan pasaran hasil industri, dan berbagi agama.

Dari perjalanan tersebut, wawasan masyarakat (Eropa) mengenai kehidupan di luar dirinya semakin luas. Hal tersebut menumbuhkan kesadaran akan adanya perbedaan bentuk fisik manusia, menyerupai ada yang berkulit hitam, kuning, rambut keriting, lurus, dan sebagainya. Selain itu, terdapat pula perbedaan bahasa, tingkat teknologi, cara hidup, dan adat istiadat.

Mengapa insan bermacam-macam fisik dan budaya, padahal terdiri atas satu spesies? Hal-hal apa yang menjadi penyebabnya? Sejak kapan insan ada di permukaan bumi? Mengapa terjadi perubahan fisik insan dan perubahan kebudayaan?

Pertanyaan-pertanyaan itu telah mendorong banyak sekali bangsa untuk mempelajari insan secara lebih khusus melalui penelitian secara ilmiah. Hal inilah yang menjadi cikal bakal ilmu Antropologi.

Secara sederhana, Antropologi ialah ilmu yang mempelajari insan dan kebudayaan.

Secara lebih sistematis, Koentjaraningrat menyusun perkembangan ilmu antropologi menjadi empat fase, sebagai berikut.

1. Fase Pertama: Sebelum 1800-an

Pada 1400-an, orang Eropa Barat mulai menjelajahi banyak sekali penjuru dunia menyerupai Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Selandia Baru. Hasil dari perjalanan-perjalanan tersebut, berupa buku-buku yang menceritakan kehidupan suku bangsa di luar bangsa Eropa. Gambaran wacana ciri-ciri fisik, adat istiadat, bahasa, mata pencaharian, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya itu disebut etnografi. Etnografi berasal dari ethnos, artinya bangsa, dan grafien, artinya citra atau uraian (deskripsi).

Bahan etnografi ini menarik perhatian para pelajar sehingga mereka terdorong untuk mempelajari suku bangsa secara lebih jauh. Secara umum, orang Eropa sendiri menafsirkan goresan pena tersebut bermacam-macam. Ada yang menganggap orang di luar bangsa Eropa ialah insan liar sehingga timbul istilah bangsa primitif. Ada pula yang menganggap insan di luar dirinya itu ialah orang-orang yang masih jujur, belum tahu kejahatan dan keburukan. Ada pula orang Eropa yang tertarik pada benda-benda hasil suku bangsa pribumi itu sehingga didirikanlah museum-museum.

Catatan Antropologi :

Catatan-catatan perjalanan dari tokoh-tokoh, menyerupai Marcopolo, Ibnu Batutah, Columbus, dan banyak sekali misi perdagangan menjadi cikal bakal ilmu antropologi.

2. Fase Kedua: 1800-an

Pada tahap ini, timbul karangan-karangan yang menyusun materi Etnografi menurut cara berpikir evolusi. Mereka menganggap bahwa masyarakat dan kebudayaan berubah secara lambat dalam waktu yang lama. Mulai dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi. Mereka menganggap bangsa yang termasuk tingkat rendah ialah suku-suku pribumi yang mereka temukan, sedangkan bangsa dengan tingkat tinggi ialah orang Eropa dikala itu.

Tujuan mempelajari antropologi dikala itu ialah mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat suatu citra wacana sejarah evolusi dan penyebaran kebudayaan manusia.

3. Fase Ketiga: Awal 1900-an

Negara-negara Eropa telah menjadi bangsa penjajah di banyak sekali penjuru dunia. Ilmu antropologi memiliki kedudukan yang sangat penting, yaitu untuk mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan penduduk pribumi. Dengan pengetahuan itu sanggup disusun taktik untuk menguasai dan memengaruhi penduduk tersebut.

Antropologi menjadi ilmu yang praktis, yaitu mempelajari masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa untuk kepentingan menjajah dan untuk memperoleh suatu pengertian wacana masyarakat masa kini yang kompleks.

4. Fase Keempat: Setelah 1930-an

Pada fase ini, terjadi perubahan besar. Bangsa-bangsa pribumi sudah banyak yang mendapat efek kebudayaan Eropa sehingga kebudayaan aslinya sudah mulai hilang. Selain itu, akhir Perang Dunia II, timbul kebencian terhadap negara yang menjajah. Perhatian ilmu antropologi beralih ke suku-suku yang hidup di pedesaan di dalam wilayah negara Eropa sendiri, menyerupai suku bangsa Soami, Flam, Lapp, dan sebagainya. Demikian pula di negara Amerika Serikat.

Tujuan utama antropologi secara keilmuan ialah memperoleh pengertian wacana insan dengan mempelajari keragaman bentuk fisik dan kebudayaannya. Secara praktis, antropologi bertujuan untuk mempelajari suku bangsa guna meningkatkan kesejahteraan suku bangsa tersebut. Sejak dikala itu, timbullah antropologi yang dikhususkan untuk tujuan pembangunan, menyerupai Antropologi Kependudukan, Antropologi Kesehatan, Antropologi Pendidikan, Antropologi Ekonomi, Antropologi Politik, dan Antropologi Perkotaan.

Contoh Soal 1 :

Berikut ini termasuk antropologi spesialisasi, kecuali ....

a. antropologi sosial budaya
b. antropologi sosial
c. antropologi ekonomi
d. antropologi politik
e. antropologi pendidikan

Kunci Jawaban :

Antropologi sosial budaya tidak termasuk ke dalam antropologi spesialis.

Jawaban: a

B. Antropologi di Indonesia

Di Indonesia, antropologi berkembang seiring dengan kolonisasi bangsa-bangsa Eropa ke Hindia. Watak khas suatu bangsa dan potensi kekayaan alamnya dilaporkan secara tertulis oleh para pejabat kolonial. Berbagai laporan itu disebut etnologi. Berbagai goresan pena etnologi tersebut bermanfaat untuk mempermudah penguasaan kaum pribumi.

Keaslian masyarakat dipertahankan kemurniannya oleh kolonial. Penjagaan kemurnian tersebut merupakan taktik semoga masyarakat setempat tetap lemah dan gampang dikuasai. Hal ini berlangsung terus hingga Belanda angkat kaki dari tanah air. Setelah Indonesia merdeka, antropologi tetap menempati posisi strategis sebagai ilmu yang bermanfaat untuk menjaga ketertiban sosial. Melalui jasa Koentjaraningrat, antropologi menjadi alat penting guna merumuskan kebudayaan nasional.

Dalam rangka merumuskan kebudayaan nasional tersebut, para antropolog diberi kiprah untuk meneliti banyak sekali tabiat khas masyarakat Indonesia yang majemuk. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perilaku mental yang cocok dengan pembangunan dan budaya yang bernilai luhur sebagai identitas bangsa, di antara nya teladan makan, waktu luang, nilai anak, seni, kekerabatan, hingga konsep sehat dan kematian.

Penelitian terlibat sebagai ciri khas antropologi sering dianggap kurang ilmiah. Partisipasi eksklusif dalam masyarakat dan menggali data melalui wawancara eksklusif dengan masyarakat dianggap bias. Hal tersebut masih ditambah perhatian antropologi terhadap kaum yang terpinggirkan akhir kesenjangan sosial budaya. Berbagai ketimpangan tersebut berupa diskriminasi ras, ketimpangan gender, dan kemiskinan. Antropologi sangat erat dengan kehidupan gelandangan, pecandu narkoba, kaum buruh, para penghuni panti jompo, penderita HIV, dan PSK yang semakin menyudutkan posisi ilmu ini.

Belakangan ini, banyak antropolog Indonesia melakukan banyak sekali penelitian yang didanai oleh sektor swasta dan organisasi non pemerintah, menyerupai bank, perusahaan transnasional, jaringan waralaba, industri otomotif, ataupun biro iklan yang ingin mengerti bagaimana memasarkan suatu barang hasil industri kepada masyarakat pedalaman. Antropolog juga terlibat dalam banyak sekali jadwal kampanye politik atau pemasyarakatan banyak sekali jadwal pemerintah, menyerupai jadwal KB, padi unggul, pelestarian lingkungan, dan industri pariwisata.

Contoh Soal 2 :

Antropologi ialah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial, objek yang dikaji antropologi ialah yang berafiliasi dengan manusia. Secara etimologis berarti ....

a. insan dengan kehidupan
b. insan dan ilmu
c. insan dan peradaban
d. insan dan kebudayaan
e. insan dan masyarakat

Kunci Jawaban :

Secara etimologis, antropologi mempelajari insan dan kebudayaannya.

Jawaban: d

C. Ruang Lingkup Antropologi

Antropologi berasal dari bahasa Yunani yaitu anthropos yang artinya manusia, dan logos yang berarti ilmu. Jadi, antropologi ialah ilmu wacana umat insan atau ilmu yang mencoba memahami umat manusia, baik dari segi fisik maupun sosial budayanya. Ahli antropologi berusaha mencari tanggapan dari asal-usul manusia, perbedaan bentuk fisik insan dan perubahan secara lambat (evolusi) dari bentuk fisik manusia. Selain itu, antropologi juga menaruh perhatian terhadap kapan dan di mana insan mulai muncul di permukaan bumi? Mengapa timbul perbedaan kebiasaan, tindakan, dan cara-cara insan dalam memenuhi banyak sekali kebutuhan hidupnya?

Dengan demikian, cakupan antropologi sangat luas. Antropologi meliputi banyak sekali bidang yang dipelajari oleh ilmu-ilmu sosial, menyerupai Sosiologi, Geografi, Psikologi, Politik, Sejarah, Ilmu Kesehatan, dan Ilmu Kemanusiaan lainnya.

Perbedaan bahasan antara Antropologi, Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, dan Psikologi sanggup dilihat pada skema berikut ini.
 Antropologi secara sederhana dipahami sebagai ilmu yang mempelajari insan dan kebudayaa Pintar Pelajaran Antropologi di Indonesia : Pengertian, Asal Usul, Perkembangan, dan Ruang Lingkup
Bagan 1. Bagan Sosiologi
Antropologi


Kebudayaan


Pola Perilaku dalam
Memenuhi Kebutuhan


Sistem Ekonomi, Sistem Sosial,
Sistem Politik, Teknologi,
Kepercayaan, Bahasa
dan Kesenian


Percampuran, Pembudayaan,
dan Adaptasi


Perubahan Kebudayaan

Bagan 2. Bagan Antropologi

 Antropologi secara sederhana dipahami sebagai ilmu yang mempelajari insan dan kebudayaa Pintar Pelajaran Antropologi di Indonesia : Pengertian, Asal Usul, Perkembangan, dan Ruang Lingkup
Bagan 3. Bagan Psikologi
 Antropologi secara sederhana dipahami sebagai ilmu yang mempelajari insan dan kebudayaa Pintar Pelajaran Antropologi di Indonesia : Pengertian, Asal Usul, Perkembangan, dan Ruang Lingkup
Bagan 4. Bagan Ekonomi
Sejarah


Mempelajari peristiwa-peristiwa
manusia di masa lalu


Mencatat dan menghubungkan insiden yang terjadi pada umat insan di masa lalu


Menyusun dan menginterpretasi temuan tentang
peristiwa tertentu


Setiap topik disusun secara sistematis menurut periode waktu dan tempat

Bagan 5. Bagan Sejarah
 Antropologi secara sederhana dipahami sebagai ilmu yang mempelajari insan dan kebudayaa Pintar Pelajaran Antropologi di Indonesia : Pengertian, Asal Usul, Perkembangan, dan Ruang Lingkup
Bagan 6. Bagan Geografi.
Dengan demikian, ruang lingkup atau bidang kajian Antropologi untuk mempelajari hal-hal berikut ini.
  1. Asal permintaan manusia
  2. Evolusi fisik manusia
  3. Keragaman bentuk fisik insan atau ras
  4. Kebudayaan, termasuk unsur-unsur kebudayaan, perkembangan, dan penyebarannya
  5. Berbagai kemampuan insan beradaptasi dengan lingkungannya
Dalam mengkaji manusia, antropologi bekerja sama dengan ilmu-ilmu sosial lainnya terutama Sejarah, Geografi, Geologi, Ekonomi, Bahasa, Sosiologi, Psikologi, Politik, dan Ilmu Hukum, serta Kesehatan Masyarakat.

Anda kini sudah mengetahui Antropologi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Sutardi. 2009. Antropologi, Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Bahasa. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 130.

No comments:

Post a Comment