Wednesday, September 18, 2019

Pintar Pelajaran Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis, Klasik, Dan Neoklasik

Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis, Klasik, dan Neoklasik - Teori pertumbuhan ekonomi yaitu teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara ditinjau dari dua sudut. Pertama, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahap-tahap tertentu (secara historis). Kedua, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan penyebab-penyebabnya (secara analitis). Kita akan membahas pertumbuhan ekonomi dengan struktur sebagai berikut:
 Teori pertumbuhan ekonomi yaitu teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami ole Pintar Pelajaran Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis, Klasik, dan Neoklasik

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis

Tokoh dari teori pertumbuhan ekonomi historis yaitu Frederich List, Karl Bucher, Werner Sombart dan WW. Rostow.

a. Frederich List (1789 - 1846)

Frederich List menguraikan pertumbuhan ekonomi yang dialami suatu negara berdasarkan cara produksi (teknik produksi) dan mata pencaharian masyarakat. Frederich List membagi pertumbuhan ekonomi ke dalam tahapan yang bertingkat-tingkat menyerupai sebuah tangga sehingga disebut “Stuffen Theorien” (teori tangga).

1) Masa berburu dan mengembara

Pada masa ini insan memenuhi kebutuhannya dengan berburu dan mengembara. Berburu dilakukan oleh laki-laki, sedang wanita bertugas mencari umbi-umbian, buah dan sayuran. Jika binatang dan tumbuhan sebagai kuliner telah habis di suatu tempat, mereka akan berpindah (mengembara) ke daerah lain, demikian seterusnya. Pada masa ini belum ada pertukaran, alasannya yaitu insan hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
 Teori pertumbuhan ekonomi yaitu teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami ole Pintar Pelajaran Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis, Klasik, dan Neoklasik
Gambar 2. Skema Stuffen Theorien (Teori Tangga).
2) Masa beternak dan bertani

Pada masa ini insan sudah mulai menetap di suatu tempat, mereka memenuhi kebutuhan hidup dengan cara beternak dan bertani. Binatang buruan yang diperoleh sebagian dipelihara untuk diambil daging atau telurnya. Umbi-umbian, buah, sayuran dan tumbuhan lain yang disukai ditanam semoga suatu ketika bisa dipanen dan dijadikan materi makanan. Karena tinggal menetap maka pada masa ini mulai timbul perkampungan atau desa-desa.

3) Masa bertani dan kerajinan

Pada masa ini, selain bertani insan sudah mulai membuatkan kerajinan yang ada hubungannya dengan pertanian, menyerupai bakir besi dan pertukangan. Kerajinan dikerjakan untuk memanfaatkan waktu luang sesudah mengerjakan pekerjaan bertani.

4) Masa kerajinan, industri dan perniagaan

Pada masa ini, selain kerajinan insan juga telah melaksanakan aktivitas industri (mendirikan pabrik-pabrik) dan perniagaan (perdagangan). Sehingga muncul kota-kota sebagai sentra industri dan perdagangan. Pada masa ini ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang cepat dan perdagangan tidak hanya bersifat nasional tetapi sudah bersifat internasional, alasannya yaitu didukung oleh alat-alat transportasi.

b. Karl Bucher (1847-1930)

Karl Bucher menguraikan pertumbuhan ekonomi suatu negara berdasarkan kekerabatan produsen dengan konsumen. Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi dibagi berdasarkan tahap-tahap berikut:

1) Masa rumah tangga tertutup

Masyarakat berproduksi hanya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sendiri. Pada masa ini keluarga mereka masih sangat sederhana. Oleh alasannya yaitu itu, kehidupan masih bersifat tertutup dan belum ada pertukaran antar desa atau antar kelompok.

2) Masa rumah tangga kota

Pertumbuhan jumlah penduduk menimbulkan kelompok atau desa tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhannya sendiri. Sehingga, timbul pertukaran antar desa yang disebut dengan perdagangan. Pada masa ini, sebagian kelompok masyarakat membangun daerah khusus sebagai sentra perdagangan dan industri yang disebut kota. Selanjutnya, timbul kekerabatan dagang antara desa dengan kota.

3) Masa rumah tangga bangsa (kemasyarakatan)

Sesuai perkembangan zaman, pertukaran yang terjadi di satu kota sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan penduduknya. Kadang-kadang suatu kota tidak sanggup menghasilkan satu jenis barang dan barang tersebut harus didatangkan dari kota lain, sehingga terjadilah aktivitas perdagangan antar kota. Perdagangan ini meluas ke seluruh kota sehingga terbentuk satu kesatuan masyarakat yang melaksanakan pertukaran perdagangan antar kota dalam satu negara atau dalam satu bangsa.

4) Masa rumah tangga dunia

Pada masa ini, pertukaran atau perdagangan sudah melewati batas-batas negara alasannya yaitu antar negara ternyata saling membutuhkan. Perdagangan antar negara juga didukung dengan kemajuan IPTEK yang memudahkan insan berafiliasi dengan negara lain.

c. Werner Sombart (1863 - 1947)

Sombart menguraikan pertumbuhan ekonomi menjadi empat tahap. Tahap-tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Prakapitalisme (Vorkapitalismus)

Pada masa ini belum dikenal adanya kaum kapitalis atau paham kapitalis. Masyarakat bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam suasana kekeluargaan. Di masa ini umumnya masyarakat hidup dari sektor pertanian dan kehidupan masih bersifat statis.

2) Kapitalis Madya (Fruh Kapitalismus)

Pada masa ini kehidupan sudah mulai dinamis. Manusia sudah mengenal uang dan mulai menumpuk laba dan kekayaan. Suasana kekeluargaan mulai memudar, gaya hidup individualis perlahan-lahan merasuki masyarakat.

3) Kapitalis Raya (Hoch Kapitalismus)

Pada masa ini kehidupan hanya diarahkan untuk mencari laba sebanyak-banyaknya. Maka, muncul para kaum kapitalis (kaum yang bermodal besar). Kaum ini menguasai alat-alat produksi untuk melaksanakan produksi secara besar-besaran. Sebagai akhir munculnya kaum kapitalis, muncul pula kaum buruh (pekerja).

4) Kapitalis Akhir (Spot Kapitalismus)

Akibat adanya kesenjangan kesejahteraan antara kaum kapitalis dan kaum buruh, pada masa ini muncul kaum sosialis yang ingin mewujudkan kesejahteraan bersama. Untuk itu, campur tangan pemerintah mutlak diharapkan untuk mengendalikan perekonomian. Akibatnya, kiprah kaum kapitalis terdesak oleh kaum sosialis.

d. Walt Whiteman Rostow (1916 - 1979)

Dalam bukunya yang berjudul “The Stages of Economic Growth”, WW. Rostow menguraikan pertumbuhan ekonomi ke dalam beberapa tahap (masa), yaitu:

1) Masyarakat tradisional (The traditional society)

Pada masa ini kehidupan masih sangat tradisional, sopan santun istiadat masih berperan kuat. Produksi masih memakai alat yang sederhana dan hanya bisa memproduksi dengan hasil yang terbatas.

2) Prasyarat untuk lepas landas (Precondition for take off)

Pada masa ini masyarakat mulai menyadari pentingnya dilakukan pembaharuan atau perubahan hidup. Mereka sudah tidak terpaku pada sopan santun dan mulai mendapatkan pemikiran-pemikiran baru, mendapatkan inovasi-inovasi gres dan mendapatkan perubahan cara-cara berproduksi. Akibat selanjutnya terjadilah perubahan struktur sosial, sistem politik dan struktur aktivitas ekonomi. Kegiatan ekonomi mengalami perubahan dari agraris menjadi industri dan perdagangan. Sehingga, proses pertumbuhan ekonomi sudah mulai berlangsung dengan mantap dan negara dikatakan sudah siap menuju tahap lepas landas.

3) Lepas landas (Take off)

Pada masa ini pertumbuhan ekonomi terus berlangsung. Pada permulaan masa lepas landas, bisa terjadi revolusi politik, timbulnya pasar gres yang sangat luas dan muncul penemuan gres yang sangat banyak. Selanjutnya, terjadi aktivitas penanaman modal yang pesat dan mencapai 10% dari Produk Nasional Neto, terjadi kemajuan yang tinggi dalam sektor industri serta terwujudnya suatu kerangka dasar yang berpengaruh untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi ke tahap berikutnya.

4) Perekonomian yang matang (Maturity of Economic)

Pada masa ini masyarakat sudah bisa memakai teknologi modern secara selektif sehingga faktor-faktor produksi sanggup dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Sektor dan industri pada masa ini merupakan sektor yang semakin penting, sedangkan sektor pertanian semakin menurun perannya. Kemudian, muncul tenaga-tenaga profesional di bidang industri. Perekonomian yang matang (dewasa) ditandai juga dengan kemampuan negara dalam menuntaskan sendiri kesulitan ekonomi tanpa meminta dukungan dari negara lain.

5) Konsumsi tinggi (High mass consumption)

Masa konsumsi tinggi merupakan tahap pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi. Pada masa ini masyarakat telah mencapai kemakmuran. Masyarakat lebih memikirkan cara berkonsumsi untuk mengalokasikan penghasilannya yang melimpah, pendapatan per kapita riil yang sangat tinggi dipakai untuk konsumsi semua barang termasuk barang-barang mewah. Pada masa ini negara dan masyarakat tinggal berusaha untuk mempertahankan kemakmuran.


Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo dan TR. Malthus. Berikut ini akan diuraikan satu per satu.

a. Adam Smith

Adam Smith yaitu andal ekonomi yang menulis buku “The Wealth of Nation” (kemakmuran suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya sistem ekonomi liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan pemerintah yang diperkuat dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith percaya bahwa dengan memakai sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi sanggup dicapai secara maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua unsur, yaitu:

1) Pertumbuhan penduduk.
2) Pertumbuhan output total.

Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.

Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja dengan memakai barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk memilih pertumbuhan ekonomi, alasannya yaitu sumber-sumber alam merupakan batas maksimum output kalau sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum apabila telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal dengan memakai barang modal yang cukup.

b. David Ricardo dan TR Malthus

Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak sama dengan Adam Smith. Mereka mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith beropini bahwa pertumbuhan penduduk sanggup meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka David Ricardo beropini bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa menimbulkan melimpahnya tenaga kerja. Tenaga kerja yang melimpah menimbulkan upah yang diterima menurun, di mana upah tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level). Pada taraf ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.

TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan bahwa materi kuliner bertambah berdasarkan deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah berdasarkan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, materi kuliner tidak cukup untuk menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan perekonomian mengalami kemandegan.


Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni Robert Slow, Harrod Domar serta Joseph Schumpeter.

a. Robert Solow

Robert Solow yaitu andal ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow beropini bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai kalau ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi kalau dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang tergolong sebagai modal yaitu materi baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bisa dikombinasikan dalam banyak sekali model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

Q = f (C.L)

Keterangan:

Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)

Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengkombinasikan modal dan tenaga kerja.

b. Harrod dan Domar

Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal sebagai syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth). Menurut mereka, bila pembentukan modal telah dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya perekonomian akan sanggup memproduksi barang-barang dalam jumlah lebih besar. Keinginan masyarakat dalam pembentukan modal (berinvestasi) ditentukan oleh ajakan agregat (keseluruhan) dari masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni perbandingan antara pertambahan modal terhadap pertambahan output.

c. Joseph Schumpeter

Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada penemuan dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, penemuan merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi yang gres di dunia usaha. Inovasi mempunyai efek sebagai berikut:
  1. Diperkenalkannya teknologi baru.
  2. Menimbulkan laba yang lebih tinggi.
  3. Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi gres oleh pengusaha-pengusaha lain yang sanggup meningkatkan hasil produksi.
Anda kini sudah mengetahui Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis, Klasik, dan Neoklasik. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Sa’diyah, C. dan D. A. Purnomo. 2009. Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 351.

No comments:

Post a Comment