Thursday, October 17, 2019

Pintar Pelajaran Cara Memilih Pereaksi Pembatas Dalam Stoikiometri, Persamaan Reaksi, Referensi Soal, Pembahasan, Kimia

Cara Menentukan Pereaksi Pembatas dalam Stoikiometri, Persamaan Reaksi, Contoh Soal, Pembahasan, Kimia - Dari rujukan soal pada materi cara menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi telah diketahui bahwa perbandingan jumlah molnya ekuivalen sehingga zat tersebut akan habis bereaksi semua. Namun, ada reaksi yang perbandingan jumlah molnya tidak ekuivalen sehingga ada zat yang habis lebih dulu. Zat yang akan habis terlebih dahulu disebut pereaksi pembatas. Bagaimana memilih pereaksi pembatas dan menghitung zat selesai reaksi? Untuk mengetahui caranya, perhatikan langkah-langkah berikut.
  1. Menuliskan persamaan reaksinya
  2. Menyetarakan persamaan reaksi
  3. Menghitung jumlah mol yang diketahui
  4. Membandingkan jumlah mol dengan koefisien reaksinya
  5. Menentukan pereaksi pembatas, yaitu zat yang hasil bagi antara jumlah mol dengan koefisien reaksi paling kecil
  6. Menghitung senyawa yang ditanyakan dengan memilih jumlah molnya menurut perbandingan koefisien reaksi dengan pereaksi pembatas.
Suatu reaktan disebut sebagai pereaksi pembatas (limiting reaction) alasannya ialah bila habis tidak ada reaksi lebih lanjut yang sanggup terjadi dan tidak ada lagi produk yang terbentuk. (Oxtoby, 2001, hlm. 46)

Agar kalian lebih paham dengan langkah-langkah sederhana di atas, berikut diberikan rujukan soal dan klarifikasi dari masing-masing langkah tersebut.

Contoh Soal :

Berapa gram endapan AgBr yang terbentuk kalau 50 mL AgNO3 0,16 M direaksikan dengan 50 mL CaBr0,1 M? (Mr AgBr = 187,8)

Jawaban :

Langkah 1 : Menuliskan persamaan reaksinya.

Reaksi yang terjadi dituliskan dalam bentuk persamaan molekuler sebagai berikut.

AgNO3(aq) + CaBr2(aq) → AgBr(s) + Ca(NO3)2(aq)

Langkah 2 : Menyetarakan persamaan reaksinya.

Dari perhitungan jumlah atom pada persamaan reaksi molekuler antara ruas kanan dengan ruas kiri, maka jumlah atom Br di ruas kanan dan ruas kiri belum sama sehingga ditambahkan koefisien 2 di depan molekul AgBr. Sebagai akibatnya, atom Ag di sebelah kiri juga harus dikalikan 2 dengan menambahkan koefisien 2 di depan molekul AgNO3.

2AgNO3(aq) + CaBr2(aq) → 2AgBr(s) + Ca(NO3)2(aq)

Sekarang jumlah semua atom pada ruas kanan dan kiri telah sama, artinya persamaan telah setara dan dilanjutkan langkah ketiga.

Langkah 3 : Menghitung jumlah mol yang diketahui.

mol AgNO3 = volume AgNO3 x molaritas AgNO3 = 50 mL x 0,16 M = 8 mmol
mol CaBr2 = volume CaBr2 x molaritas CaBr2 = 50 mL x 0,1 M = 5 mmol

Langkah 4 : Membandingkan jumlah mol dengan koefisien reaksinya.

Perbandingan mol AgNO3 dengan koefisien = 8 mmol : 2 = 4 mmol
Perbandingan mol CaBr2 dengan koefisien = 5 mmol : 1 = 5 mmol

Langkah 5 : Menentukan pereaksi pembatas, yaitu zat yang hasil bagi antara jumlah mol dengan koefisien reaksinya paling kecil.

Karena perbandingan hasil bagi antara jumlah mol dengan koefisien reaksi AgNO3 < CaBr2, maka pereaksi pembatas adalah AgNO3 sebesar 4 mmol.

Langkah 6 : Menghitung senyawa yang ditanyakan dengan memilih jumlah molnya menurut perbandingan koefisien reaksi dengan pereaksi pembatas. Banyaknya mol AgBr ialah perkalian koefisien dengan pereaksi pembatas, sehingga jumlahnya ialah 2 x 4 mmol = 8 mmol.

Massa AgBr = mol x Mr = 8 mmol x 187,8 = 1,5024 gram.

Untuk lebih singkatnya, langkah-langkah di atas sanggup juga dituliskan sebagai berikut.


AgNO3(aq)
+
CaBr2(aq)
AgBr(s)
+
Ca(NO3)2(aq)
Mula-Mula
8 mmol

5 mmol

-

-
Mol : koefisien
8 mmol : 2
= 4 mmol

5 mmol : 1
= 5 mmol




Pereaksi
Pembatas
4 mmol
(4 < 5)






Bereaksi
(koefisien x
mol pembatas)
2 x 4 = 8
mmol

1 x 4 mmol
= 4 mmol

2 x 4 mmol
= 8 mmol


Sisa
-

5 - 4 = 1
mmol

8 mmol
= 8 x 187,8
= 1,5024 g



Nah, dengan mengetahui pereaksi pembatas dan dengan mempelajari perhitungan di atas, kalian sanggup menghitung jumlah mol suatu molekul untuk bereaksi.

AgBr (Perak bromida) merupakan garam perak yang berwujud padatan kristal, berwarna kuning muda, dan menghitam bila dipanaskan, sehingga dipakai sebagai materi peka cahaya dalam bidang fotografi. (Mulyono, 1997, hlm. 327)

Pada reaksi-reaksi di atas, masing-masing pereaksi telah diketahui jumlah konsentrasi ataupun jumlah molnya. Bagaimana dengan senyawa yang tidak diketahui konsentrasinya padahal kita harus mengetahuinya? Dengan apa kita mengukurnya? Pelajari uraian berikut ini.

(Baca : Metode Titrasi)

Anda kini sudah mengetahui Cara Menentukan Pereaksi Pembatas dalam Stoikiometri. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Premono, S. A. Wardani, dan N. Hidayati. 2009. Kimia : SMA/ MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

No comments:

Post a Comment