Thursday, October 17, 2019

Pintar Pelajaran Pola Macam-Macam, Jenis-Jenis Koloid, Aerosol, Sol, Emulsi, Buih, Gel, Kimia

Contoh Macam-macam, koloid terdiri atas dua fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium dispersi). Sistem koloid sanggup dikelompokkan menurut jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya. Koloid yang mengandung fasa terdispersi padat disebut sol. Jadi, ada tiga jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair), dan sol gas (padat dalam gas). Istilah sol biasa dipakai untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aerosol padat). Koloid yang mengandung fasa terdispersi cair disebut emulsi. Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair dalam gas). Istilah emulsi biasa dipakai untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama aerosol (aerosol cair). Koloid yang mengandung fasa terdispersi gas disebut buih. Hanya ada dua jenis buih, yaitu buih padat dan buih cair. Mengapa tidak ada buih gas? Istilah buih biasa dipakai untuk menyatakan buih cair. Dengan demikian ada 8 jenis koloid, ibarat yang tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis Koloid

Fase
Terdispersi
Fase
Pendispersi
Nama Koloid
Contoh
Padat
Padat
Sol padat
Gelas warna, intan hitam, perunggu
Padat
Cair
Sol
Sol emas, tinta, cat
Padat
Gas
Aerosol padat
Asap, debu
Cair
Padat
Emulsi padat
Mutiara, keju
Cair
Cair
Emulsi
Susu, santan, minyak ikan
Cair
Gas
Aerosol cair
Kabut, awan, semprot rambut
Gas
Padat
Buih padat
Karet busa, kerikil apung
Gas
Cair
Buih (busa)
Busa sabun, krim kocok
Sumber : Petrucci & Suminar III, 1989, hlm. 83 (dengan pengembangan)

1. Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; kalau zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.

• Contoh aerosol padat: asap dan debu dalam udara.
• Contoh aerosol cair: kabut dan awan.

Dewasa ini banyak produk dibentuk dalam bentuk aerosol, ibarat semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol dibutuhkan suatu materi pendorong (propelan aerosol). Contoh materi pendorong yang banyak dipakai yakni senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbondioksida.

2. Sol

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. Contoh sol: air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.

3. Emulsi

Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini yakni dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi sanggup digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.

• Contoh emulsi minyak dalam air (M/A): santan, susu, kosmetik pembersih wajah (milk cleanser) dan lateks.
• Contoh emulsi air dalam minyak (A/M): mentega, mayones, minyak bumi, dan minyak ikan.

Emulsi terbentuk alasannya yakni dampak suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya yakni sabun yang sanggup mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika adonan minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu adonan yang segera memisah kalau didiamkan. Akan tetapi, kalau sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh adonan yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh lainnya yakni kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayones.

4. Buih

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih dibutuhkan zat pembuih, contohnya sabun, deterjen, dan protein. Buih sanggup dibentuk dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih dipakai pada aneka macam proses, contohnya buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang sanggup memecah atau mencegah buih, antara lain eter, isoamil alkohol, dan lain-lain.

5. Gel

Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel sanggup terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.

Anda kini sudah mengetahui Jenis-jenis Koloid. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Utami, B. A. Nugroho C. Saputro, L. Mahardiani, S. Yamtinah, dan B. Mulyani. 2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 274.

No comments:

Post a Comment