Friday, October 18, 2019

Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Rujukan Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm Dan Endoderm, Kalor

Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor - Termokimia yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia. Energi merupakan sumber esensial bagi kehidupan insan serta makhluk hidup lainnya. Makanan yang kita makan merupakan sumber energi yang memperlihatkan kekuatan kepada kita untuk sanggup bekerja, belajar, dan beraktivitas lainnya. Setiap materi mengandung energi dalam bentuk energi potensial dan energi kinetik. Kedua energi ini dinamakan energi internal. Jika energi yang terkandung dalam materi berubah maka perubahan energi dinamakan kalor. Perubahan energi (kalor) pada tekanan tetap dinamakan perubahan entalpi (ΔH).

Bagaimanakah perubahan entalpi suatu reaksi? Apakah reaksi eksoterm dan endoterm? Bagaimanakah memilih ΔH reaksi berdasarkan percobaan? Anda sanggup menjawabnya jikalau Anda mempelajari penggalan ini dengan baik.

A. Perubahan Entalpi

Setiap materi mengandung energi yang disebut energi internal (U). Besarnya energi ini tidak sanggup diukur, yang sanggup diukur hanyalah perubahannya. Mengapa energi internal tidak sanggup diukur? Sebab materi harus bergerak dengan kecepatan sebesar kuadrat kecepatan cahaya sesuai persamaan Einstein (E = mc2). Di alam, yang tercepat yakni cahaya. Perubahan energi internal ditentukan oleh keadaan simpulan dan keadaan awal ( ΔU = Uakhir – Uawal).

1.1. Pengertian Entalpi (ΔH)

Perubahan energi internal dalam bentuk panas dinamakan kalor. Kalor yakni energi panas yang ditransfer (mengalir) dari satu materi ke materi lain. Jika tidak ada energi yang ditransfer, tidak sanggup dikatakan bahwa materi mengandung kalor. Jadi, Anda sanggup mengukur kalor jikalau ada aliran energi dari satu materi ke materi lain. Besarnya kalor ini, ditentukan oleh selisih keadaan simpulan dan keadaan awal.

Contoh :

Tinjau air panas dalam termos. Anda tidak sanggup menyampaikan bahwa air dalam termos mengandung banyak kalor alasannya panas yang terkandung dalam air termos bukan kalor, tetapi energi internal. Jika terjadi perpindahan panas dari air dalam termos ke lingkungan sekitarnya atau dicampur dengan air masbodoh maka akan terbentuk kalor.

Besarnya kalor ini diukur berdasarkan perbedaan suhu dan dihitung memakai persamaan berikut.

Q = m c ΔT

Keterangan :

Q = kalor
m = massa zat
c = kalor jenis zat
ΔT = selisih suhu

Jika perubahan energi terjadi pada tekanan tetap, contohnya dalam wadah terbuka (tekanan atmosfer) maka kalor yang terbentuk dinamakan perubahan entalpi (ΔH). Entalpi dilambangkan dengan H (berasal dari kata ‘Heat of Content’). Dengan demikian, perubahan entalpi yakni kalor yang terjadi pada tekanan tetap, atau Δ H = QP (Qp menyatakan kalor yang diukur pada tekanan tetap).

1.2. Sistem dan Lingkungan

Secara umum, sistem didefinisiskan sebagai penggalan dari semesta yang merupakan fokus kajian dan lingkungan yakni segala sesuatu di luar sistem yang bukan kajian.
 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Gambar 1. Diagram proses eksoterm dan endoterm antara sistem dan lingkungan.
Dalam reaksi kimia, Anda sanggup mendefinisikan sistem. Misalnya pereaksi maka selain pereaksi disebut lingkungan, menyerupai pelarut, hasil reaksi, tabung reaksi, udara di sekitarnya, dan segala sesuatu selain pereaksi.

Contoh Soal Sistem dan Lingkungan :

Ke dalam gelas kimia yang berisi air, dilarutkan 10 g gula pasir. Jika gula pasir ditetapkan sebagai sistem, manakah yang termasuk lingkungan?

Jawaban :

Karena gula pasir dipandang sebagai sistem maka selain dari gula pasir termasuk lingkungan, menyerupai air sebagai pelarut, gelas kimia, epilog gelas kimia, dan udara di sekelilingnya.

1.3. Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Jika dalam reaksi kimia terjadi perpindahan panas dari sistem ke lingkungan maka suhu lingkungan meningkat. Jika suhu sistem turun maka dikatakan bahwa reaksi tersebut eksoterm. Reaksi endoterm yakni kebalikan dari reaksi eksoterm (perhatikan Gambar 1). Ungkapkanlah dengan kalimat Anda sendiri.

Contoh :

Jika NaOH dan HCl direaksikan dalam pelarut air, kemudian suhu larutan diukur maka ketinggian raksa pada termometer akan naik yang memperlihatkan suhu larutan meningkat.

Apakah reaksi tersebut eksoterm atau endoterm? Semua literatur menyatakan reaksi NaOH dan HCl melepaskan kalor (eksoterm). Jika melepaskan kalor suhunya harus turun, tetapi faktanya naik. Bagaimana menjelaskan fakta tersebut dihubungkan dengan hasil studi literatur?

NaOH dan HCl yakni sistem yang akan dipelajari (fokus kajian).

Selain kedua zat tersebut dikukuhkan sebagai lingkungan, menyerupai pelarut, gelas kimia, batang termometer, dan udara sekitar. Ketika NaOH dan HCl bereaksi, terbentuk NaCl dan H2O disertai pelepasan kalor. Kalor yang dilepaskan ini diserap oleh lingkungan, balasannya suhu lingkungan naik. Kenaikan suhu lingkungan ditunjukkan oleh naiknya suhu larutan. Jadi, yang Anda ukur bukan suhu sistem (NaOH dan HCl) melainkan suhu lingkungan (larutan NaCl sebagai hasil reaksi). Zat NaOH dan HCl dalam larutan sudah habis bereaksi. Oleh lantaran reaksi NaOH dan HCl melepaskan sejumlah kalor maka dikatakan reaksi tersebut eksoterm. Dengan demikian, antara fakta dan studi literatur cocok. Salah satu teladan reaksi endoterm sanggup diperhatikan pada Gambar 2.
 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Gambar 2. Sistem reaksi: Ba(OH)2(s) + NH4Cl (l) + kalor → BaCl2 (s) + NH3(g) + H2O(l) Akibat kuatnya menyerap kalor, alas melekat besar lengan berkuasa pada labu erlenmeyer. Mengapa?
Bagaimana kekerabatan antara reaksi eksoterm/endoterm dan perubahan entalpi? Dalam reaksi kimia yang melepaskan kalor (eksoterm), energi yang terkandung dalam zat-zat hasil reaksi lebih kecil dari zat-zat pereaksi. Oleh lantaran itu, perubahan entalpi reaksi berharga negatif.

ΔH = Hproduk – Hpereaksi < 0

Pada reaksi endoterm, perubahan entalpi reaksi akan berharga positif.

ΔH= Hproduk – Hpereaksi > 0

Secara umum, perubahan entalpi dalam reaksi kimia sanggup diungkapkan dalam bentuk diagram reaksi berikut.

A + B → C + kalor (reaksi eksoterm)

 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Gambar 3. Diagram entalpi reaksi.
C + kalor → A + B (reaksi endoterm)

Pada Gambar 3. tanda panah memperlihatkan arah reaksi. Pada reaksi eksoterm, selisih entalpi berharga negatif alasannya entalpi hasil reaksi (C) lebih rendah daripada entalpi pereaksi (A+B). Adapun pada reaksi endoterm, perubahan entalpi berharga positif alasannya entalpi produk (A+B) lebih besar daripada entalpi pereaksi (C).

Contoh Soal Reaksi Eksoterm :

Kapur tohor (CaO) digunakan untuk melabur rumah semoga tampak putih bersih. Sebelum kapur dipakai, terlebih dahulu dicampur dengan air dan terjadi reaksi yang disertai panas. Apakah reaksi ini eksoterm atau endoterm? Bagaimana perubahan entalpinya?

Pembahasan :

Reaksi yang terjadi:

CaO(s) + H2O(l)→ Ca(OH)2 (s)

Oleh lantaran timbul panas, artinya reaksi tersebut melepaskan kalor atau reaksinya eksoterm, ini berarti kalor hasil reaksi lebih rendah dari pereaksi. Jika reaksi itu dilakukan pada tekanan tetap (terbuka) maka kalor yang dilepaskan menyatakan perubahan entalpi (ΔH) yang harganya negatif.

Contoh Soal Reaksi Endoterm

Sepotong es dimasukkan ke dalam botol plastik dan ditutup. Dalam jangka waktu tertentu es mencair, tetapi di dinding botol sebelah luar ada tetesan air. Dari mana tetesan air itu?

Penyelesaian :

Perubahan es menjadi cair memerlukan energi dalam bentuk kalor. Persamaan kimianya:

H2O(s) + kalor → H2O(l)

Kalor yang diharapkan untuk mencairkan es diserap dari lingkungan sekitar, yaitu botol dan udara. Ketika es mencair, es menyerap panas dari botol sehingga suhu botol akan turun hingga mendekati suhu es.

Oleh lantaran suhu botol penggalan dalam dan luar mendekati suhu es maka botol akan menyerap panas dari udara sekitar. Akibatnya, uap air yang ada di udara sekitar suhunya juga turun sehingga mendekati titik leleh dan menjadi cair yang kemudian melekat pada dinding botol.

1.4. Persamaan Termokimia

Bukan hanya tata nama yang mempunyai peraturan, penulisan perubahan entalpi reaksi juga dibentuk aturannya, yaitu:
  1. Tuliskan persamaan reaksi lengkap dengan koefisien dan fasanya, kemudian tuliskan ΔH di ruas kanan (hasil reaksi).
  2. Untuk reaksi eksoterm, nilai ΔH negatif, sebaliknya untuk reaksi endoterm, nilai ΔH positif.
Contoh :

Tinjau persamaan reaksi berikut:

2Na(s) + 2H2O( ) → 2NaOH(aq) + H2(g)              ΔH = –367,5 kJ

Persamaan ini menyatakan bahwa dua mol natrium bereaksi dengan dua mol air menghasilkan dua mol natrium hidroksida dan satu mol gas hidrogen. Pada reaksi ini dilepaskan kalor sebesar 367,5 kJ. Pada persamaan termokimia harus dilibatkan fasa zat-zat yang bereaksi alasannya perubahan entalpi bergantung pada fasa zat.

Contoh :

Reaksi gas H2 dan O2 membentuk H2O. Jika air yang dihasilkan berwujud cair, kalor yang dilepaskan sebesar 571,7 kJ. Akan tetapi, jikalau air yang dihasilkan berupa uap, kalor yang dilepaskan sebesar 483,7 kJ.

Persamaan termokimianya:

2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)      ΔH = –571,7 kJ
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g)     ΔH = –483,7 kJ

Gejala ini sanggup dipahami lantaran pada ketika air diuapkan menjadi uap air memerlukan kalor sebesar selisih H kedua reaksi tersebut.

Contoh Soal Menuliskan Persamaan Termokimia :

Larutan NaHCO3 (baking soda) bereaksi dengan asam klorida menghasilkan larutan natrium klorida, air, dan gas karbon dioksida. Reaksi menyerap kalor sebesar 11,8 kJ pada tekanan tetap untuk setiap mol baking soda. Tuliskan persamaan termokimia untuk reaksi tersebut.

Pembahasan :

Persamaan kimia setara untuk reaksi tersebut adalah

NaHCO3(aq) + HCl(aq)→ NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Oleh lantaran reaksi membutuhkan kalor maka entalpi reaksi dituliskan positif.

Persamaan termokimianya:

NaHCO3(aq) + HCl(aq)→ NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)     ΔH= +11,8 kJ

Selain aturan tersebut, ada beberapa aturan tambahan, yaitu:

a. Jika persamaan termokimia dikalikan dengan faktor tertentu, nilai ΔH juga harus dikalikan dengan faktor tersebut.

Contoh :

Persamaan termokimia untuk sintesis amonia:

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)             ΔH = –91,8 kJ.

Jika jumlah pereaksi dinaikkan dua kali lipat, kalor reaksi yang dihasilkan juga dua kali dari semula.

2N2(g) + 6H2(g) → 4NH3(g)           ΔH = –184 kJ.

b. Jika persamaan kimia arahnya dibalikkan, nilai ΔH akan berubah tanda.

Contoh :

Sintesis amonia pada teladan di atas dibalikkan menjadi reaksi penguraian amonia. Persamaan termokimianya yakni :

2NH3(g) → N2(g) + 3H2(g)             ΔH = + 91,8 kJ

Contoh Soal Memanipulasi Persamaan Termokimia :

Sebanyak 2 mol H2(g) dan 1 mol O2(g) bereaksi membentuk air disertai pelepasan kalor sebesar 572 kJ.

2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) ΔH = –572 kJ

Tuliskan persamaan termokimia untuk pembentukan satu mol air. Tuliskan juga reaksi untuk kebalikannya.

Jawaban :

Pembentukan satu mol air, berarti mengalikan persamaan termokimia dengan faktor 1/2.

H2(g) + ½ O2(g)→ H2O(l) ΔH = – 286 kJ

Untuk reaksi kebalikannya:

H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g) ΔH = + 286 kJ

B. Penentuan ΔH Reaksi secara Empirik

Penentuan perubahan entalpi suatu reaksi sanggup dilakukan secara empirik maupun secara semiempirik. Secara empirik, artinya melaksanakan pengukuran secara pribadi di laboratorium, sedangkan semiempirik yakni memakai data termodinamika yang sudah ada di handbook. Perubahan entalpi reaksi sanggup ditentukan melalui pengukuran secara pribadi di laboratorium berdasarkan perubahan suhu reaksi lantaran suhu merupakan ukuran panas (kalor). Jika reaksi dilakukan pada tekanan tetap maka kalor yang terlibat dalam reaksi dinamakan perubahan entalpi reaksi (ΔH reaksi).

2.1. Pengukuran Kalor

Anda niscaya pernah memasak air, bagaimana memilih kalor yang diharapkan untuk mendidihkan air sebanyak 2 liter? Untuk mengetahui ini, Anda perlu mengukur suhu air sebelum dan sehabis pemanasan. Dari selisih suhu, Anda sanggup menghitung kalor yang diserap oleh air, berdasarkan persamaan:

Q = m c ΔT

Keterangan :

m = massa air (dalam gram)
c = kalor jenis zat, yaitu jumlah kalor yang diharapkan untuk
menaikkan suhu satu gram zat sebesar 1°C
ΔT = perubahan suhu

Contoh Soal  Menghitung Kalor

Berapa kalor yang diharapkan untuk menaikkan suhu 50 g air dari 25°C menjadi 60°C? Diketahui kalor jenis air, c = 4,18 J g–1°C–1.

Penyelesaian :

Kalor yang diharapkan untuk menaikkan suhu 50 g air yakni sebesar 50 kali 1 g air.
Kalor yang diharapkan untuk menaikkan suhu sebesar 35°C yakni sebanyak 35 kali
kalor yang diharapkan untuk menaikkan suhu 1°C.
Jadi, kalor yang diharapkan untuk menaikkan suhu 50 g air dari 25°C menjadi 60°C (ΔT = 35°C) yakni :

Q = m c ΔT
= 50 g × 4,18 J g–1°C–1 × 35°C
= 7,315 kJ

Metode lain memilih kalor yakni didasarkan pada aturan kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi semesta tetap. Artinya, kalor yang dilepaskan oleh zat X sama dengan kalor yang diterima oleh zat Y.

Anda sering mencampurkan air panas dan air dingin, bagaimana suhu air setelah dicampurkan? Pada proses pencampuran, kalor yang dilepaskan oleh air panas diserap oleh air masbodoh hingga suhu adonan menjadi sama. Secara matematika dirumuskan sebagai berikut.

QAir panas = QAir dingin

Jadi, pertukaran kalor di antara zat-zat yang berantaraksi, energi totalnya sama dengan nol.

QAir panas + QAir dingin = 0

Contoh Soal Menghitung Kalor Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi :

Sebanyak 75 mL air dipanaskan dengan LPG. Jika tidak ada kalor yang terbuang, berapa kalor yang dilepaskan oleh LPG jikalau suhu air naik dari 25°C menjadi 90°C? Kalor jenis air, c = 4,18 J g –1°C–1, massa jenis air 1 g mL–1

Jawaban :

• Ubah satuan volume air (mL) ke dalam berat (g) memakai massa jenis air.
• Hitung kalor yang diserap oleh air
• Hitung kalor yang dilepaskan dari hasil pembakaran gas LPG

ρ air = 1 g mL–1 atau mair = ρ air × volume air
mair = 1 g mL–1 × 75 mL= 75 g

Kalor yang diserap air:

Qair = 75 g × 4,18 J g–1°C–1 × (90–25) °C = 20,377 kJ

Kalor yang diserap air sama dengan kalor yang dilepaskan oleh pembakaran gas LPG.

Qair = QLPG atau QLPG = 20,377 kJ

Jadi, kalor yang dilepaskan oleh hasil pembakaran gas LPG sebesar 20,377 kJ.

2.2. Pengukuran Tetapan Kalorimeter

Kalorimeter yakni alat untuk mengukur kalor. Skema alatnya ditunjukkan pada Gambar 4.
 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Gambar 4. Skema kalorimeter volume tetap.
Kalorimeter ini terdiri atas baskom yang dilengkapi dengan pengaduk dan termometer. Bejana diselimuti penyekat panas untuk mengurangi radiasi panas, menyerupai pada termos. Kalorimeter sederhana sanggup dibentuk memakai wadah styrofoam, Gambar 5.
 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Gambar 5. Kalorimeter sederhana bertekanan tetap.
Untuk mengukur kalor reaksi dalam kalorimeter, perlu diketahui terlebih dahulu kalor yang dipertukarkan dengan kalorimeter alasannya pada ketika terjadi reaksi, sejumlah kalor dipertukarkan antara sistem reaksi dan lingkungan (kalorimeter dan media reaksi). Besarnya kalor yang diserap atau dilepaskan oleh kalorimeter dihitung dengan persamaan:

Qkalorimeter = Ck. ΔT

dengan Ck adalah kapasitas kalor kalorimeter.

Contoh Soal Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter :

Ke dalam kalorimeter dituangkan 50 g air masbodoh (25°C), kemudian ditambahkan 75g air panas (60°C) sehingga suhu adonan menjadi 35°C. Jika suhu kalorimeter naik sebesar 7°, tentukan kapasitas kalor kalorimeter? Diketahui kalor jenis air = 4,18 J g–1 °C–1.

Jawaban :

Kalor yang dilepaskan air panas sama dengan kalor yang diserap air masbodoh dan kalorimeter.

QAir panas = QAir dingin + QKalorimeter
QAir panas = 75 g × 4,18 J g–1 °C–1× (35 – 60)°C = – 7.837,5 J
QAir dingin = 50 g × 4,18 J g–1 °C–1 × (35 – 25)°C = + 2.090 J
Qkalorimeter = Ck × ΔT

Oleh lantaran energi bersifat kekal maka :

QAir panas + QAir masbodoh + QKalorimeter = 0

–7.837,5 J + 2.090 J + (Ck . 7°C) = 0


Jadi, kapasitas kalor kalorimeter 821 J °C–1.

Dalam reaksi eksoterm, kalor yang dilepaskan oleh sistem reaksi akan diserap oleh lingkungan (kalorimeter dan media reaksi). Jumlah kalor yang diserap oleh lingkungan sanggup dihitung berdasarkan aturan kekekalan energi. Secara matematika dirumuskan sebagai berikut.

Qreaksi + Qlarutan + Qkalorimeter = 0

Contoh Soal Menentukan Kalor Reaksi :

Dalam kalorimeter yang telah dikalibrasi dan terbuka direaksikan 50g alkohol dan 3g logam natrium. Jika suhu awal adonan 30 °C dan setelah reaksi suhunya 75 °C, tentukan ΔHreaksi. Diketahui kalor jenis larutan 3,65 J g–1 °C–1, kapasitas kalor kalorimeter 150 J °C–1, dan suhu kalorimeter naik sebesar 10°C.

Pembahasan :

Kalor yang terlibat dalam reaksi:

Qreaksi + Qlarutan + Qkalorimeter = 0
Qreaksi = – (Qlarutan + Qkalorimeter)
Qlarutan = (mlarutan) (clarutan) (ΔT)
= (53g) (3,65 J g–1 °C–1) (45°C)
= 8.705,25 J

Qkalorimeter = (Ck) (ΔT) = (150 J °C–1) (10°C) = 1.500 J
Qreaksi = – (8.705,25 + 1.500) J = –10.205,25 J

Jadi, reaksi alkohol dan logam natrium dilepaskan kalor sebesar 10.205 kJ. Oleh lantaran pada percobaan dilakukan pada tekanan tetap maka

Qreaksi = ΔHreaksi = –10.205 kJ.

Kalorimetri dalam Biologi

Setiap makhluk hidup yakni suatu sistem pemrosesan energi (menyerap dan melepas kalor). Analisis terhadap aliran energi dalam sistem biologi sanggup memperlihatkan gosip perihal bagaimana organisme memakai energi untuk tumbuh, berkembang, bereproduksi, dan proses biologis lainnya. Kalorimetri sanggup digunakan untuk mempelajari banyak sekali proses penyerapan/ pelepasan energi dalam makhluk hidup, menyerupai laju metabolisme pada jaringan tanaman, kegiatan otot manusia, keseimbangan energi dalam ekosistem, dan kandungan energi dalam materi makanan. Dengan memakai data hasil kalorimetri terhadap banyak sekali materi makanan, para hebat gizi sanggup menyusun acara diet yang sehat. (Sumber: Chemistry The Central Science, 2000)

Praktikum Kimia 1 :

Penentuan Kalor Reaksi Menggunakan Kalorimeter Sederhana Bertekanan Tetap

Tujuan :

Menentukan kalor reaksi penetralan HCl dan NaOH.

Alat :
  1. Gelas kimia
  2. Kalorimeter sederhana
  3. termometer
 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Bahan :
  1. Larutan HCl 10%
  2. Larutan NaOH 10%
Langkah Kerja :
  1. Ukur kapasitas kalor kalorimeter dengan cara mencampurkan air panas dan air dingin, menyerupai pada Contoh penentuan kapasitas kalor kalorimeter, atau asumsikan bahwa kalorimeter tidak menyerap kalor hasil reaksi (Ck = 0).
  2. Masukkan 50 mL HCl 10% ke dalam gelas kimia dan 50 mL NaOH 5% ke dalam gelas kimia yang lain. Samakan suhu awal pereaksi dan ukur (T1).
  3. Campurkan kedua pereaksi itu dalam kalorimeter, kemudian aduk.
  4. Catat suhu adonan setiap 30 detik hingga dengan suhu reaksi turun kembali. Buat grafik suhu terhadap waktu (grafik berbentuk parabola), kemudian diinterpolasi mulai dari waktu simpulan (ta) hingga waktu 0 detik (t0).
  5. Suhu simpulan reaksi (T2) yakni suhu pada waktu mendekati 0 detik (hasil interpolasi).
Waktu
Suhu
30 detik

1 menit

1,5 menit


Pertanyaan
  1. Jika kalor jenis larutan (CLarutan)= 3,89 J g-1 oC-1, hitunglah kalor reaksi. Asumsikan larutan ρ = 1 g/mL.
  2. Bagaimana caranya menyamakan suhu pereaksi?
  3. Berapa selisih suhu simpulan dan suhu awal?
  4. Berapa kalor yang diserap oleh larutan?
  5. Berapa kalor yang dilepaskan oleh sistem reaksi?
  6. Apakah percobaan yang Anda lakukan pada tekanan tetap atau bukan?
  7. Jika pada tekanan tetap, berapa perubahan entalpi reaksinya, ΔHreaksi ?
Pada percobaan kalorimeter tersebut, mengapa suhu simpulan reaksi harus diperoleh melalui interpolasi grafik? Ketika pereaksi dicampurkan, pada ketika itu terjadi reaksi dan seketika itu pula kalor reaksi dibebaskan (T2 ≈ 0,00…1 detik).

Kalor reaksi yang dibebaskan diserap oleh larutan NaCl (hasil reaksi). Termometer tidak sanggup mengukur kalor yang diserap oleh larutan NaCl seketika (misal dari 30 °C tiba-tiba menjadi 77 °C) lantaran raksa pada termometer naik secara perlahan. Oleh lantaran kenaikan derajat suhu pada termometer lambat, dalam kurun waktu sekitar 5 menit sudah banyak kalor hasil reaksi terbuang (diserap oleh udara di sekitarnya) sehingga termometer hanya bisa mengukur suhu optimum di bawah suhu hasil reaksi (pada teladan grafik = 60 °C), perhatikan Gambar 6.
 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Gambar 6. Pada percobaan memakai kalorimeter suhu simpulan reaksi diperoleh dari hasil interpolasi grafik (garis lurus). Pada grafik tersebut suhu simpulan reaksi T2 = 77°C.
Dengan demikian, yang sanggup Anda lakukan yakni menginterpolasi grafik suhu setelah optimum. Dasar pemikirannya yakni ketika reaksi terjadi, kalor dibebaskan dan diserap oleh lingkungan. Serapan kalor reaksi oleh lingkungan menyebabkan panasnya berkurang (turun secara linear) hingga pada ketika suhu reaksi terukur oleh termometer (suhu optimum). Akhirnya, panas reaksi dan suhu termometer turun bersama dan terukur oleh termometer.

C. Penentuan ΔH secara Semi Empirik

Penentuan ΔH suatu reaksi, selain sanggup diukur secara pribadi di laboratorium juga sanggup ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi standar suatu zat yang terdapat dalam handbook.

3.1. Perubahan Entalpi Standar (ΔH)

Harga perubahan entalpi ditentukan oleh keadaan awal dan keadaan simpulan sehingga perlu memutuskan kondisi pada ketika entalpi diukur lantaran harga entalpi bergantung pada keadaan. Para hebat kimia telah memutuskan perubahan entalpi pada keadaan standar yakni kalor yang diukur pada tekanan tetap 1 atm dan suhu 298K. Perubahan entalpi standar dilambangkan dengan ΔH°. Satuan entalpi berdasarkan Sistem Internasional (SI) yakni joule (disingkat J).

Perubahan entalpi standar untuk satu mol zat dinamakan ΔH° molar.

Satuan untuk ΔH° molar yakni J mol–1. Jenis perubahan entalpi standar bergantung pada macam reaksi sehingga dikenal perubahan entalpi pembentukan standar (  ), perubahan entalpi penguraian standar (  ), dan perubahan entalpi pembakaran standar (  ).

a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar

Perubahan entalpi pembentukan standar () yakni kalor yang terlibat dalam reaksi pembentukan satu mol senyawa dari unsur-unsurnya, diukur pada keadaan standar. Contohnya, pembentukan satu mol air dari unsur-unsurnya.

H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l) ΔH° = –286 kJ mol–1

Berdasarkan perjanjian, ΔH° untuk unsur-unsur stabil yakni 0 kJ mol–1.

Keadaan stabil untuk karbon yakni grafit ( Cgrafit = 0 kJ), keadaan stabil untuk gas diatom, seperti O2, N2, H2, Cl2, dan lainnya sama dengan nol ( O2, H2, N2, Cl2 = 0 kJ).

b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar

Reaksi penguraian merupakan kebalikan dari reaksi pembentukan, yaitu penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya. Harga perubahan entalpi penguraian standar suatu zat sama besar dengan perubahan entalpi pembentukan standar, tetapi berlawanan tanda.

Contoh :

Pembentukan standar satu mol CO2 dari unsur-unsurnya:

C(s) + O2(g) → CO2(g) = –393,5 kJ mol–1

Penguraian standar satu mol CO2(g) menjadi unsur-unsurnya:

CO2(g) → C(s) + O2(g) = +393,5 kJ mol–1

Pada dasarnya, semua jenis perubahan entalpi standar sanggup dinyatakan ke dalam satu istilah, yaitu perubahan entalpi reaksi (ΔH°reaksi) alasannya semua perubahan tersebut sanggup digolongkan sebagai reaksi kimia.

Contoh Soal (UNAS 2005)

Diketahui diagram reaksi sebagai berikut :
 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Berdasarkan diagram tersebut, harga ΔH2 adalah ...

A. ΔH1 – ΔH2 – ΔH3
B. ΔH1 + ΔH2 – ΔH4
C. ΔH1 – ΔH3 – ΔH4
D. ΔH1 – ΔH3 + ΔH4
E. ΔH1 + ΔH3 + ΔH4

Pembahasan :

Dari diagram diketahui :

ΔH1 = ΔH2 + ΔH3 + ΔH4

maka

ΔH2 = ΔH1 – ΔH3 – ΔH4.

Jadi, jawabannya (C)

2.2. Hukum Hess

Hukum Hess muncul berdasarkan fakta bahwa banyak pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya tidak sanggup diukur perubahan entalpinya secara laboratorium.

Contoh :

Reaksi pembentukan asam sulfat dari unsur-unsurnya.

S(s) + H2(g) + 2O2(g) → H2SO4(l)

Pembentukan asam sulfat dari unsur-unsurnya tidak terjadi sehingga tidak sanggup diukur perubahan entalpinya. Oleh lantaran itu, hebat kimia berusaha menemukan alternatif pemecahannya. Pada 1840, pakar kimia dari Swiss Germain H. Hess bisa menjawab tantangan tersebut.

Berdasarkan hasil pengukuran dan sifat-sifat entalpi, Hess menyatakan bahwa entalpi hanya bergantung pada keadaan awal dan simpulan reaksi maka perubahan entalpi tidak bergantung pada jalannya reaksi (proses).

Pernyataan ini dikenal dengan aturan Hess. Dengan kata lain, perubahan entalpi reaksi hanya ditentukan oleh kalor pereaksi dan kalor hasil reaksi. 

Tinjau reaksi pembentukan CO2 (perhatikan Gambar 7).
 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Gambar 7. Bagan tahapan reaksi pembakaran karbon. ΔH1 = ΔH2 + ΔH3.
Reaksi keseluruhan sanggup ditulis dalam satu tahap reaksi dan perubahan entalpi pembentukan standarnya dinyatakan oleh ΔH°1. Persamaan termokimianya :

C(s) + O2(g) → CO2(g)    ΔH°= –394 kJ

Reaksi ini sanggup dikembangkan menjadi 2 tahap reaksi dengan perubahan entalpi standar adalah ΔH°2 dan Δ3 :

C(s) + ½ O2(g) → CO(g)
ΔH°2 = –111 kJ
CO(g) + ½ O2(g) → CO2(g)
ΔH°3 = –283 kJ
Reaksi total: C(g) + O2(g) → CO2(g)
ΔH°2 + ΔH°3 = –394 kJ

Pembentukan asam sulfat sanggup dilakukan melalui 4 tahap reaksi:

S(s) + O2(g) → SO2(g)
ΔH°1= –296,8 kJ
SO2(g) + ½ O2(g) → SO3(g)
ΔH°2= –395,7 kJ
H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l)
Δ3= –285,8 kJ
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(l)
ΔH°4= +164,3 kJ
S(s) + 2O2(g) + H2(g) → H2SO4(l)
ΔH° = –814,0 kJ

Contoh Soal Hukum Hess :

Pembentukan gas NO2 dari unsur-unsurnya sanggup dilakukan dalam satu tahap atau dua tahap reaksi. Jika diketahui:

½ N2(g) + ½ O2(g) → NO(g)
ΔH° = +90,4 kJ
NO(g) + ½ O2(g) → NO2(g)
ΔH° = +33,8 kJ

Berapakah ΔH°pembentukan gas NO2 ?

Jawab:

Reaksi pembentukan gas NO2 dari unsur-unsurnya:

½ N2(g) + O2(g) → NO2(g)         ΔH° = ? kJ

Menurut aturan Hess, ΔH° hanya bergantung pada keadaan awal dan simpulan reaksi.

Dengan demikian, ΔH° pembentukan gas NO2 dapat ditentukan dari dua tahap reaksi tersebut.

½ N2(g) + ½ O2(g) → NO(g)
ΔH°1 = +90,4 kJ
NO(g) + ½ O2(g) → NO2(g)
ΔH°2 = +33,8 kJ
½ N2(g) + O2(g) → NO2(g)
ΔH°1 + ΔH°2 = +124,2 kJ

Hukum Hess sanggup diterapkan untuk memilih perubahan entalpi reaksi zat-zat kimia, dengan catatan bahwa setiap tahap reaksi diketahui perubahan entalpinya.

Contoh Soal Aplikasi Hukum Hess :

Asetilen (C2H2) tidak sanggup diproduksi pribadi dari unsur-unsurnya:

2C(s) + H2(g) → C2H2(g)

Hitung ΔH° untuk reaksi tersebut berdasarkan persamaan termokimia berikut.

(a) C(s) + O2(g) → CO2(g)    ΔH°1 = –393,5 kJ mol–1
(b) H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l)     ΔH°2 = –285,8 kJ mol–1

(c) C2H2(g) + 5/2 O2(g) → 2CO2(g) + H2O(l)    ΔH°3 = –1.299,8 kJ mol–1

Jawaban :

Aturan yang harus diperhatikan adalah
  1. Posisi pereaksi dan hasil reaksi yang diketahui harus sama dengan posisi yang ditanyakan. Jika tidak sama maka posisi yang diketahui harus diubah.
  2. Koefisien reaksi (mol zat) yang diketahui harus sama dengan yang ditanyakan.
Jika tidak sama maka harus disamakan terlebih dahulu dengan cara dibagi atau dikalikan, demikian juga dengan nilai entalpinya.
  1. Persamaan (a) harus dikalikan 2 alasannya reaksi pembentukan asetilen memerlukan 2 mol C.
  2. Persamaan (b) tidak perlu diubah dikarenakan telah sesuai dengan persamaan reaksi pembentukan asetilen ( 1 mol H2)
  3. Persamaan (c) perlu dibalikkan arahnya, sebab C2H2 berada sebagai pereaksi.
Persamaan termokimianya menjadi :

2C(s) + 2O2(g) → 2CO2(g)
ΔH°1 = 2(–393,5) kJ mol–1
H2(s) + ½ O2(g) → H2O(l)
ΔH°2 = –285,8 kJ mol–1
2CO2(g) + H2O(l) → 2C2H2(g) + 5/2 O(g)
ΔH°3 = +1.299,8 kJ mol–1
2C(s) + H2(g) → C2H2(g)
ΔH°1 + ΔH°2 + ΔH°3 = + 227,0 kJ mol–1

Jadi, perubahan entalpi pembentukan standar asetilen dari unsur-unsurnya yakni 227 kJ mol–1.

Persamaan termokimianya :

2C(s) + H2(g) → C2H2(g)      ΔH°f = 227,0 kJ mol–1.

Contoh Soal (UNAS 2004) :

Pernyataan yang benar untuk reaksi :

2CO(g) + O2(g)→ 2CO2(g)       ΔH= x kJ

adalah...

A. Kalor pembentukan CO = 2x kJ mol–1
B. Kalor penguraian CO = x kJ mol–1
C. Kalor pembakaran CO = 2x kJ mol–1
D. Kalor pembakaran CO = ½ x kJ mol–1
E. Kalor pembentukan CO = ½ x kJ mol–1

Pembahasan

Reaksi dengan oksigen merupakan reaksi pembakaran. Jadi, reaksi tersebut merupakan reaksi pembakaran 2 mol CO dan melepas x kJ energi. Untuk satu mol CO dilepas energi sebesar ½ x KJ. (D)

3.3. Penentuan ΔH° Reaksi dari Data ΔH°f

Salah satu data perubahan entalpi yang penting yakni perubahan entalpi pembentukan standar, ΔH°f. Dengan memanfaatkan data ΔH°f, Anda sanggup menghitung ΔH° reaksi-reaksi kimia. ΔH tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya ditentukan oleh ΔH pereaksi dan ΔH hasil reaksi. Oleh lantaran itu, ΔH° reaksi sanggup dihitung dari selisih ΔH°f zat-zat yang bereaksi. Secara matematika dirumuskan sebagai berikut:

ΔH°reaksi = ΣΔH°f (produk) – ΣΔH°f (pereaksi)

dengan Σ menyatakan jumlah macam zat yang terlibat dalam reaksi.

Contoh Soal Menghitung ΔHreaksi dari data ΔH°f :

Gunakan data ΔH°f untuk memilih ΔH° reaksi amonia dan oksigen berlebih.
 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Gambar 8. Diagram tahap-tahap reaksi perubahan amonia.
Persamaan reaksinya:

NH3(g) + O2(g) → NO2(g) + H2O(g)

Jawaban :

1. Cari data ΔH°f masing-masing zat
2. Setarakan persamaan reaksi
3. Kalikan harga ΔH°f dengan koefisien reaksinya
4. Tentukan ΔH° reaksi dengan rumus di atas

Data ΔH°f untuk masing-masing zat yakni :

ΔH°f (NH3) = –46,1 kJ; ΔH°f (O2) = 0 kJ;

ΔH°f (NO2) = –33,2 kJ; ΔH°f (H2O) = 214,8 kJ

Persamaan reaksi setara:

4NH3(g) + 7O2(g) → 4NO2(g) + 6H2O(g)
ΔH°reaksi = ΣΔH°(produk) – ΣΔH°(pereaksi)
= (1.288,8 kJ + 132,8 kJ) – (–184 kJ + 0)
= 1.340 kJ

Jadi, pembakaran 4 mol amonia dilepaskan kalor sebesar 1.340 kJ. (tahapan reaksi sanggup dilihat pada Gambar 8)

3.4. Penentuan ΔH Reaksi dari Data Energi Ikatan

Anda sudah tahu apa yang dimaksud dengan ikatan? Kekuatan ikatan antara atom-atom dalam molekul sanggup diketahui dari energinya. Semakin besar energi yang diharapkan untuk memutuskan ikatan, semakin besar lengan berkuasa ikatan tersebut. Pada topik berikut, Anda akan mempelajari cara menghitung energi ikatan dan hubungannya dengan perubahan entalpi.

Untuk memutuskan ikatan pada molekul diharapkan energi yang lebih besar lengan berkuasa dari energi ikatan antara atom-atomnya.

a. Energi Ikatan Rata-Rata

Pada molekul diatom, energi ikatan disebut juga energi disosiasi, dilambangkan dengan D (dissociation). Energi ikatan didefinisikan sebagai jumlah energi yang diharapkan untuk memutuskan ikatan 1 mol suatu molekul dalam wujud gas.

Contoh :

H2(g) → 2 H(g) DH–H = 436 kJ mol–1

Pada molekul beratom banyak, energi untuk memutuskan semua ikatan dalam molekul berwujud gas menjadi atom-atom netral berwujud gas dinamakan energi atomisasi. Besarnya energi atomisasi sama dengan jumlah semua energi ikatan dalam molekul.

Contoh :

Dalam metana, energi atomisasi yakni energi yang diharapkan untuk memutuskan semua ikatan antara atom C dan H.

CH4(g) → C(g) + 4H(g)

Dalam molekul beratom banyak, energi yang diharapkan untuk memutuskan satu per satu ikatan tidak sama. Simak tabel berikut.

Tabel 1. Energi Ikatan Rata-Rata untuk Metana (kJ mol–1)

Tahap Pemutusan Ikatan pada CH4
Energi Disosiasi (kJ mol–1)
CH4(g) → CH3(g) + H(g)
DC–H = 435
CH3(g) → CH2(g) + H(g)
DC–H = 453
CH2(g) → CH(g) + H(g)
DC–H = 425
CH(g) → C(g) + H(g)
DC–H = 339
Sumber: Chemistry with Inorganic Qualitative Analysis, 1989

Berdasarkan data pada Tabel 1, apakah yang sanggup Anda simpulkan?

Kekuatan setiap ikatan C–H dalam metana tidak sama, padahal ikatan yang diputuskan sama, yaitu ikatan antara karbon dan hidrogen. Mengapa? Ikatan yang diputuskan berasal dari molekul yang sama dan juga atom yang sama, tetapi lantaran lingkungan kimianya tidak sama, besarnya energi yang diharapkan menjadi berbeda. Oleh lantaran ikatan yang diputuskan dari atom-atom yang sama dan nilai energi ikatan tidak berbeda jauh maka nilai energi ikatan dirata-ratakan sehingga disebut energi ikatan rata-rata. Berdasarkan pertimbangan tersebut, energi disosiasi ikatan rata-rata untuk C–H yakni 413 kJ mol–1. Nilai ini berlaku untuk semua jenis ikatan C–H dalam molekul. Beberapa harga energi ikatan rata-rata ditunjukkan pada Tabel 2. berikut.

Tabel 2. Energi Ikatan Rata-Rata (kJ mol–1)

Jenis Ikatan
Atom-Atom yang Berikatan

H
C
N
O
S
F
Cl
Br
I
Tunggal
H
432








C
413
346







N
386
305
167






O
459
358
201
142





S
363
272
226




F
465
485
283
190
284
155



Cl
428
327
313
218
255
249
240


Br
362
285
201
217
249
216
190

I
295
213
201
278
208
175
149
Rangkap dua
C

602







N

615
418






O

799
607
494
532




S









Rangkap tiga
C

835







N

887
942






Sumber: General Chemistry (Ebbing), 1990

b. Menggunakan Data Energi Ikatan

Nilai energi ikatan rata-rata sanggup digunakan untuk menghitung perubahan entalpi suatu reaksi. Bagaimana caranya? Menurut Dalton, reaksi kimia tiada lain berupa penataan ulang atom-atom. Artinya, dalam reaksi kimia terjadi pemutusan ikatan (pada pereaksi) dan pembentukan kembali ikatan (pada hasil reaksi).

Untuk memutuskan ikatan diharapkan energi. Sebaliknya, untuk membentuk ikatan dilepaskan energi. Selisih energi pemutusan dan pembentukan ikatan menyatakan perubahan entalpi reaksi tersebut, yang dirumuskan sebagai berikut.

ΔHreaksi =ΣD(pemutusan ikatan) – ΣD(pembentukan ikatan)

Dengan Σ menyatakan jumlah ikatan yang terlibat, D menyatakan energi ikatan rata-rata per mol ikatan.

Contoh Soal Menghitung ΔH dari Energi Ikatan Rata-Rata :

Gunakan data energi ikatan rata-rata pada Tabel 2. untuk menghitung ΔH reaksi pembentukan amonia dari unsur-unsurnya.

Pembahasan :

1. Tuliskan persamaan reaksi dan setarakan.
2. Tentukan ikatan apa yang putus pada pereaksi, dan hitung jumlah energi ikatan rata-rata yang diperlukan.
3. Tentukan ikatan apa yang terbentuk pada hasil reaksi, dan hitung jumlah energi ikatan rata-rata yang dilepaskan.
4. Hitung selisih energi yang terlibat dalam reaksi.

Persamaan reaksinya:

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

Ikatan yang putus pada pereaksi:

N º N
1 mol × 418 kJ mol–1 = 418 kJ
H–H
3 mol × 432 kJ mol–1= 1.296 kJ

Total energi yang diharapkan = 1714 kJ

Ikatan yang terbentuk pada hasil reaksi:

N – H
2 mol × 386 kJ mol–1 = 1.158 kJ

Total energi yang dilepaskan = 1158 kJ

Perubahan entalpi reaksi pembentukan amonia:

ΔHreaksi =ΣD(pemutusan ikatan) – ΣD(pembentukan ikatan) = 1.714 kJ – 1.158 kJ = 556 kJ

Oleh lantaran ΔH positif maka pembentukan 2 mol amonia menyerap energi sebesar 556 kJ atau sebesar 278 kJ mol–1.

Contoh (UNAS 2004) :

Diketahui reaksi :

2C2H6 + 7O2 → 4CO2 + 6H2O    ΔH=-3130 kJ
H2 + O2 → H2O                           ΔH= -286 kJ

C2H2 + 2H2→ C2H6                    ΔH= -312 kJ

Tentukan ΔH yang dibebaskan jikalau 11,2 liter gas C2H2 dibakar tepat pada keadaan standar.

A. -652,5 kJ 
B. 652,5 kJ 
C. -1864 kJ
D. 1864 kJ
E. -2449 kJ

Pembahasan :

Berdasarkan aturan Hess

C2H6 + 5/2 O2 → 2CO2 + H2O
ΔH=-1565 kJ

2H2O → 2H2 + O2
ΔH= 572 kJ

C2H2 + 2H2 → C2H6
ΔH= -312 kJ
+
C2H2 + 5/2 O2 → 2CO2 + H2O
ΔH= -1305 kJ

11,2 L C2H2 (STP) = 11,2 / 22,4 = 0,5 mol

Jadi, ΔH untuk pembakaran 11,2 LC2H2 = 0,5 x (-1305) = -652,5 kJ. (C)

D. Kalor Bahan Bakar dan Sumber Energi

4.1. Nilai Kalor Bahan Bakar

Batubara, minyak bumi, dan gas alam merupakan sumber utama energi materi bakar. Minyak tanah dan gas LPG biasa digunakan untuk memasak di rumah-rumah. Gasolin (terutama bensin) digunakan sebagai materi bakar kendaraan bermotor. Bahan bakar untuk industri selain solar, juga digunakan batubara.

Dengan pengetahuan termokimia, Anda sanggup membandingkan materi bakar apa yang paling efektif dan efisien untuk digunakan sebagai alternatif sumber energi. Untuk mengetahui jenis materi bakar yang efektif dan efisien sesuai kebutuhan, sanggup dilakukan pengujian dengan cara aben materi bakar. Kalor yang dilepaskan digunakan memanaskan air dan kalor yang diserap oleh air dihitung.

Praktikum Kimia 2

Penentuan Kalor Reaksi Menggunakan Kalorimeter Sederhana

Tujuan :

Menentukan kalor yang dilepaskan BBM

Alat :
  1. Kaleng bekas
  2. Lembaran seng/aluminium
  3. Pembakar
  4. kaki tiga dan kasa
 yakni ilmu yang mempelajari perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia Pintar Pelajaran Termokimia, Rumus Perubahan Entalpi, Pengertian, Penentuan, Contoh Soal, Pembahasan, Empirik, Semi Empirik, Reaksi Eksoterm dan Endoderm, Kalor
Bahan :
  1. Air (H2O) 
  2. Alkohol 
  3. Minyak tanah 
  4. Bensin
  5. Solar
  6. Spiritus
Langkah Kerja :
  1. Sediakan kaleng bekas obat nyamuk dan potong penggalan atasnya.
  2. Sediakan lembaran seng atau aluminium dan dilipat menyerupai pipa atau kotak untuk menutupi pembakaran (berguna untuk mengurangi panas yang hilang akhir radiasi).
  3. Susun alat-alat menyerupai gambar.
  4. Masukkan 100 g air ke dalam kaleng bekas.
  5. Masukkan 20 g materi bakar yang akan diukur kalornya ke dalam pembakar.
  6. Nyalakan pembakar dan tutup dengan kotak seng, semoga panas yang terjadi tidak hilang.
BBM
H (J g–1)
Volume BBM terbakar (mL)
Harga per Liter/ (Rupiah)
Alkohol



Minyak Tanah



Bensin



Solar



Spiritus



LPG




Pertanyaan :
  1. Hitung kalor yang diserap kaleng dan kalor yang diserap oleh air, kemudian hitung kalor yang dilepaskan oleh BBM.
  2. Manakah yang lebih efektif dan efisien untuk keperluan di rumah?
  3. Manakah yang lebih efektif dan efisien untuk keperluan kendaran bermotor?
Efektivitas materi bakar sanggup dibandingkan berdasarkan jumlah kalor dengan volume yang sama. Pada volume yang sama, semakin besar jumlah kalor yang dilepaskan, semakin efektif materi bakar tersebut untuk digunakan sesuai kebutuhan. Efisiensi materi bakar sanggup dibandingkan berdasarkan jumlah volume dan harga. Untuk volume yang sama, semakin murah harga BBM, semakin efisien BBM tersebut untuk digunakan sesuai kebutuhan. Namun, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penggunaan BBM. Aspek tersebut di antaranya keamanan dan kebersihan lingkungan.

Bensin tidak sanggup digunakan untuk kebutuhan di rumah alasannya bensin gampang menguap sehingga gampang terbakar, yang berdampak pada risiko keamanan. Minyak tanah tidak sanggup digunakan untuk kendaraan bermotor alasannya sukar terbakar dan bersifat korosif. Akibatnya, jikalau minyak tanah digunakan untuk kendaraan, mesin sukar dihidupkan dan cepat rusak. Di samping itu, akhir dari sukar terbakar sanggup menyebabkan asap yang tebal dan berdampak pada pencemaran lingkungan.

4.2. Sumber Energi Baru

Bahan bakar minyak bumi, dan gas alam, masih merupakan sumber energi utama dalam kehidupan sekarang. Akan tetapi, hasil pembakarannya menjadi duduk kasus besar bagi lingkungan. Di samping itu, sumber energi tersebut tidak terbarukan dan dalam beberapa puluh tahun ke depan akan habis. Berdasarkan permasalahan lingkungan dan tidak sanggup diperbaruinya sumber energi, para ilmuwan berupaya memperoleh sumber energi masa depan dengan pertimbangan aspek lingkungan, ekonomi, dan materi dasar. Terdapat beberapa sumber energi potensial yang sanggup dimanfaatkan di antaranya sinar matahari, reaksi nuklir (fusi dan fisi), biomassa tanaman, biodiesel, dan materi bakar sintetis.

Batubara, minyak bumi, dan gas alam yang merupakan sumber energi utama, dikenal sebagai materi bakar fosil.

a. Energi Matahari

Pemanfaatan pribadi sinar matahari sebagai sumber energi bagi rumah tangga, industri, dan transportasi sepertinya menjadi pilihan utama untuk jangka waktu panjang, dan hingga ketika ini masih terus dikembangkan. Dengan memakai teknologi sel surya, energi matahari diubah menjadi energi listrik. Selanjutnya, energi listrik ini sanggup dimanfaatkan untuk banyak sekali aplikasi, baik kendaraan bertenaga surya maupun untuk peralatan rumah tangga.

b. Pemanfaatan Batubara

Deposit batubara di Indonesia masih cukup melimpah. Deposit terbesar berada di Pulau Kalimantan. Pada dasarnya, kandungan utama batubara yakni karbon dalam bentuk karbon bebas maupun hidrokarbon. Batubara banyak dimanfaatkan sebagai sumber materi bakar, baik dirumah tangga maupun industri. PLTU memakai batubara untuk menggerakkan turbin sebagai sumber energi arus listrik. Selain itu, batubara juga dimanfaatkan untuk pembuatan kosmetik dan compac disk (CD).

Kelemahan dari pembakaran batubara yakni dihasilkannya gas SO2. Untuk menghilangkan gas SO2 dapat diterapkan proses desulfurisasi. Proses ini memakai serbuk kapur (CaCO3) atau spray air kapur [Ca(OH)2] dalam alat scrubers. Reaksi yang terjadi:

CaCO3(s) + SO2(g) → CaSO3(s) + CO2(g)
Ca(OH)2(aq) + SO2(g) → CaSO3(s) + H2O(l)

Namun, biaya operasional desulfurisasi dan pembuangan deposit padatan kembali menjadi duduk kasus baru.

Untuk meningkatkan nilai dari batubara dan menghilangkan pencemar SO2, dilakukan rekayasa batubara, menyerupai gasifikasi dan reaksi karbon-uap. Pada gasifikasi, molekul-molekul besar dalam batubara dipecah melalui pemanasan pada suhu tinggi (600°C – 800°C) sehingga dihasilkan materi bakar berupa gas.

Reaksinya yakni sebagai berikut.

Batubara(s) → batubara cair (mudah menguap) → CH4(g) + C(s)

Arang yang terbentuk direaksikan dengan uap air menghasilkan adonan gas CO dan H2, yang disebut gas sintetik. Reaksinya:

C(s) + H2O(l) → CO(g) + H2(g)        ΔH = 175 kJ mol–1

Untuk meningkatkan nilai gas sintetik, gas CO diubah menjadi materi bakar lain. Misalnya, gas CO direaksikan dengan uap air menjadi CO2 dan H2. Reaksinya:

CO(g) + H2O(g) → CO2(g) + H2(g)      ΔH = –41 kJ mol–1

Gas CO2 yang dihasilkan selanjutnya dipisahkan. Campuran gas CO dan H2 yang telah diperkaya akan bereaksi membentuk metana dan uap air. Reaksinya:

CO(g) + 3H2(g) → CH4(g) + H2O(g)        ΔH = –206 kJ mol–1

Setelah H2O diuapkan, akan diperoleh CH4 yang disebut gas alam sintetik. Dengan demikian, batubara sanggup diubah menjadi metana melalui proses pemisahan batubara cair.

c. Bahan Bakar Hidrogen

Salah satu sumber energi gres yakni hasil reaksi dari gas H2 dan O2. Di laboratorium, reaksi ini sanggup dilakukan dalam tabung eudiometer, yang dipicu oleh bunga api listrik memakai piezoelectric. Ketika tombol piezoelectric ditekan akan terjadi loncatan bunga api listrik dan memicu terjadinya reaksi H2 dan O2.
Persamaan termokimianya:

H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l)             ΔH° = –286 kJ

Untuk jumlah mol yang sama, kalor pembakaran gas H2 sekitar 2,5 kali lebih besar dari kalor pembakaran gas alam. Di samping itu, pembakaran gas H2 menghasilkan produk ramah lingkungan (air). Masalah yang mengemuka dari sumber energi ini yakni aspek ekonomi, terutama dalam biaya produksi dan penyimpanan gas H2 serta transportasi gas H2. Walaupun gas hidrogen melimpah di alam, tetapi jarang terdapat sebagai gas H2 bebas, melainkan bersenyawa dengan banyak sekali unsur. Untuk memperoleh sumber utama gas hidrogen, salah satunya yakni pengolahan gas metana dengan uap air:

CH4(g) + H2O(g) → 3H2(g) + CO(g)             ΔH° = 206 kJ mol–1

Reaksi tersebut sangat endotermik sehingga pengolahan metana dengan uap air tidak efisien untuk memperoleh gas H2 sebagai materi bakar. Dengan kata lain, lebih hemat memakai metana pribadi sebagai materi bakar.

4.3. Sumber Energi Terbarukan

Apakah yang dimaksud sumber energi terbarukan? Sumber energi terbarukan yakni sumber energi yang sanggup diperbarui kembali, contohnya minyak kelapa sawit. Minyak kelapa ini sanggup dijadikan sumber energi dan sanggup diperbarui dengan cara menanam kembali pohon kelapa sawitnya. Sumber energi terbarukan yang berasal dari tumbuhan atau makhluk hidup dinamakan bioenergi. Biodiesel yakni materi bakar diesel (fraksi diesel) yang diproduksi dari tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber energi terbarukan yakni alkohol, yakni etanol (C2H6O). Alkohol sanggup diproduksi secara masal melalui fermentasi pati, yaitu pengubahan karbohidrat menjadi alkohol dengan derma ragi (enzim). Sumber karbohidrat sanggup diperoleh dari buah-buahan, biji-bijian, dan tebu.

(C6H10O5)x
+
xH2O
C6H12O6
2C2H5OH
+
2CO2
Pati



Glukosa

Etanol



Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mesin kendaraan beroda empat yang memakai materi bakar gasohol (campuran bensin dan etanol 10%) sangat baik, apalagi jikalau alkohol yang digunakan kemurniannya tinggi. Akan tetapi, alkohol sebagai materi bakar kendaraan juga mempunyai kendala, yaitu alkohol sukar menguap (Td = 79°C) sehingga pembakaran alkohol harus dilakukan pada suhu relatif tinggi atau sanggup terbakar jikalau mesin kendaraan sudah panas.

Rangkuman :
  1. Entalpi merupakan fungsi keadaan, yakni hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir, tidak bergantung proses reaksi.
  2. Sistem yakni sesuatu yang didefinisikan sebagai sentra kajian, sedangkan lingkungan yakni segala sesuatu selain sistem. Sistem dan lingkungan dinamakan semesta.
  3. Jika reaksi kimia melepaskan kalor dinamakan reaksi eksoterm, sedangkan jikalau reaksi yang menyerap kalor dikatakan reaksi endoterm.
  4. Entalpi pembentukan standar yakni perubahan entalpi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada 298K dan 1 atm.
  5. Pengukuran ΔH reaksi sanggup dilakukan secara percobaan memakai kalorimeter, dengan cara mengukur suhu sebelum dan sehabis reaksi.
  6. Senyawa yang tidak sanggup ditentukan ΔH°-nya secara percobaan sanggup dihitung memakai aturan Hess dan data ΔH° pembentukan.
  7. Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi hanya ditentukan oleh keadaan awal dan akhir, dan tidak bergantung pada proses reaksi.
  8. Perhitungan perubahan entalpi reaksi sanggup ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar.
  9. Perubahan entalpi sanggup ditentukan dari perubahan entalpi standar yang terdapat dalam handbook memakai rumus: ΔHo Reaksi =ΣΔHof Produk−ΣΔHof Pereaksi
  10. Perubahan entalpi reaksi sanggup juga ditentukan dari data energi ikatan rata-rata, melalui persamaan: ΔH=ΣD(pemutusan ikatan) − ΣD(pembentukan ikatan)
Anda kini sudah mengetahui Termokimia dan Entalpi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Sunarya, Y. dan A. Setiabudi. 2009. Praktis dan Aktif Belajar Kimia 2 : Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 250.

No comments:

Post a Comment